Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

HUMANISM MENTAL DISIPLIN ISLAMI ., Yustizar
Al-Ikhtibar: Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 3 No 2 (2016): Juli-Desember 2016
Publisher : Program Studi Pendidikan Agama Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (316.445 KB)

Abstract

Kebangkitan faham humanisme di mulai pada abad IV dan V M kemudian berkembang pesat pada abad XIV M di zaman kebangkitan Renaissance, hingga saat ini terus berkembang seiring dengan kemajuan pemikiran manusia. Konsep Humanism Mental Discipline adalah paham yang terfokus pada perkembangan mental yang dipelopori oleh filsuf Socrates yang berpandangan bahwa manusia itu bersifat neutral-active, yaitu semenjak lahir manusia telah memiliki pengetahuan yang lengkap berfikir untuk melihat dunia sebagai mana adanya. Dalam perspektif lain faham ini juga merupakan pemujaan terhadap sastra klasik dari Yunani dan Romawi. Dalam dunia pendidikan faham humanisme menegaskan bahwa guru  adalah pemandu pengetahuan atau sebagai pengarah informasi kepada murid sebagai penguat pengetahuan yang telah ada. Di era abad XVII sampai XVIII M berkembang pula humanisme baru atau yang lebih dikenal dengan neo-humanisme. Faham neo-humanisme ini berkembang menjadi dua bentuk yaitu humanisme moderat dan humanisme anti agama. Seiring dengan kebebasan dalam mengemukakan pendapat yang telah berkembang hingga abad XX terbentuk gerakan cendikiawan lain yang menamakan dirinya faham anti humanisme. Dalam penulisan artikel ini penulis membatasi bahwa faham humanisme bukanlah pelajaran tentang agama melainkan ekspresi tertinggi dari nilai-nilai manusia, sarana untuk mengembangkan kebebasan dan membentuk individu yang bertanggung jawab, sebagaimana pendapat yang sama oleh para tokoh pemikir dalam dunia pendidikan Islam.
EKSISTENSI ORMAS ISLAM DALAM MEMBENDUNG FAHAM RADIKALISME DAN INTOLERANSI BERBANGSA DAN BERNEGARA DI KOTA LANGSA Yustizar; Muhajir
Legalite : Jurnal Perundang Undangan dan Hukum Pidana Islam Vol 5 No 2 (2020): Legalite
Publisher : IAIN Langsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32505/legalite.v5i2.2778

Abstract

Masyarakat Kota Langsa lazimnya masyarakat sebagai makhluk sosial dalam berwarga negara di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang hidup berdampingan antara manusia satu dengan manusia lain, merupakan kehidupan yang sering diwarnai perbedaan termotivasi untuk menuntut saling dihargai dan dihormati. Sebagai salah satu wilayah yang mayoritas berpenduduk muslim seyogyanya kerukunan berbangsa dan bernegara menjadi tonggak utama dalam berinteraksi sesama manusia, tanpa ada perbedaan. Menjadi faktor penting dalam sebuah kajian interaksi kebangsaan dan kenegaraan dimana munculnya perbedaan disebabkan oleh kesalahan fahaman dalam menafsirkan rujukan yang digunakan sebagai referensi hidup. Radikalisme dan intoleransi menjadi akar pemikiran yang menganggap diri benar dan lainnya dianggap salah. Jika ditilik dari sudut pandang keagamaan, Islam merupakan agama yang sangat toleran yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan kekeluargaan. Oleh sebab itu, menjadi sebuah simbul yang memaknai bahwa radikalisme dan intoleransi merupakan sifat fanatisme yang dapat membuat perpecahan ditengah-tengah masyarakat. Pemerintah Indonesia melalui peraturan-peraturannya menjadikan Ormas sebagaimana mitra untuk menjaga keseimbangan agar tidak terjadi perpecahan serta menjaga perdamaian dalam berbangsa dan bernegara. Penting untuk dirumuskan dalam penulisan karya tulis ini, bahwa yang menjadi masalah adalah: Bagaimana eksistensi ormas Islam Kota Langsa dalam membendung faham radikalisme dan intoleransi serta faktor apa saja yang menjadi penyebab munculnya paham radikalisme dan intoleransi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Untuk memperoleh jawaban tersebut penulis melakukan penelitian yang bersifat lapangan dan memadukan pengetahuan teoritis yang bersumber kepustakaan sebagai teori pendukung untuk memperoleh jawaban-jawaban yang dikehendaki, berdasarkan hasil opservasi dan wawancara yang penulis laksanakan dengan pimpinan ormas Islam. Maka diperoleh hasil, bahwa eksistensi Ormas Islam Kota Langsa dalam membendung faham radikalisme dan intoleransi adalah dengan memberikan bimbingan atau arahan pada umat Islam khususnya dan semua lapisan masyarakat pada umumnya. serta Peran lain yang dilaksanakan adalah bekerjasama dengan Pemerintah Kota Langsa, Ulama dan para Penegak Hukum dalam mengawasi agar tidak terjadi tindakan radikalisme dan intoleransi yang dapat memecah belahkan keutuhan persatuan dan kesatuan bangsa.
HUMANISM MENTAL DISIPLIN ISLAMI Yustizar .
Al-Ikhtibar: Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 3 No 2 (2016): Juli-Desember 2016
Publisher : Program Studi Pendidikan Agama Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kebangkitan faham humanisme di mulai pada abad IV dan V M kemudian berkembang pesat pada abad XIV M di zaman kebangkitan Renaissance, hingga saat ini terus berkembang seiring dengan kemajuan pemikiran manusia. Konsep Humanism Mental Discipline adalah paham yang terfokus pada perkembangan mental yang dipelopori oleh filsuf Socrates yang berpandangan bahwa manusia itu bersifat neutral-active, yaitu semenjak lahir manusia telah memiliki pengetahuan yang lengkap berfikir untuk melihat dunia sebagai mana adanya. Dalam perspektif lain faham ini juga merupakan pemujaan terhadap sastra klasik dari Yunani dan Romawi. Dalam dunia pendidikan faham humanisme menegaskan bahwa guru adalah pemandu pengetahuan atau sebagai pengarah informasi kepada murid sebagai penguat pengetahuan yang telah ada. Di era abad XVII sampai XVIII M berkembang pula humanisme baru atau yang lebih dikenal dengan neo-humanisme. Faham neo-humanisme ini berkembang menjadi dua bentuk yaitu humanisme moderat dan humanisme anti agama. Seiring dengan kebebasan dalam mengemukakan pendapat yang telah berkembang hingga abad XX terbentuk gerakan cendikiawan lain yang menamakan dirinya faham anti humanisme. Dalam penulisan artikel ini penulis membatasi bahwa faham humanisme bukanlah pelajaran tentang agama melainkan ekspresi tertinggi dari nilai-nilai manusia, sarana untuk mengembangkan kebebasan dan membentuk individu yang bertanggung jawab, sebagaimana pendapat yang sama oleh para tokoh pemikir dalam dunia pendidikan Islam.
EFEKTIVITAS PENDAMPINGAN ORANG TUA DALAM MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSIONAL ANAK DI MASA PANDEMI COVID-19 DI DESA LAWE SEMPILANG ACEH TENGGARA Ibnu Malik; Zainal Abidin; Yustizar
Al-Ikhtibar: Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 4 No 1 (2017): Januari-Juni 2017
Publisher : Program Studi Pendidikan Agama Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kecerdasan emosional merupakan himpunan bagian dari kecerdasan sosial yang melibatkan kemampuan memantau perasaan dan emosi baik pada diri sendiri maupun pada orang lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pendampingan orang tua dalam meningkatkan kecerdasan emosional anak di masa pandemi covid-19 di Desa Lawe Sempilang Kabupaten Aceh Tenggara. Adapun jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Tempat penelitian yang dilakukan oleh peneliti di Desa Lawe Sempilang Kecamatan Lawe Alas, Kabupaten Aceh Tenggara. Waktu penelitian dilakukan pada bulan September 2020. Instrumen penelitian ini adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian yang telah peneliti lakukan menyatakan bahwa pendampingan orang tua dalam meningkatkan kecerdasan emosional dapat dikatakan baik. Hal ini didukung dari hasil wawancara yaitu orang tua selalu memberi arahan agar anak memiliki kepribadian yang baik, karena kepribadian merupakan salah satu bentuk keberhasilan dari kecerdasan emosional. Kemudian selanjutnya langkah-langkah yang diberikan orang tua yaitu memberi perhatian kepada anak dan selanjutnya memberi nasihat serta memberi dorongan kepada anak agar selalu berbuat baik dalam satu keluarga dan masyarakat.
Membangun Moderasi Beragama di Kalangan Santri Melalui Peran Pengelolaan Lembaga Pendidikan Dayah di Aceh Razali Mahmud; Yustizar Yustizar; Yusaini Yusaini; Adelina Nasution
Turast: Jurnal Penelitian dan Pengabdian Vol 11, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15548/turast.v11i1.5928

Abstract

This article aims to describe the role of Ulama as Dayah managers in building an attitude of moderation and providing an ideal concept of religious moderation among students at Dayah Education institutions in Aceh. The service is carried out by mentoring which is carried out jointly with the Dayah manager. In mentoring the servant observes the application and understanding of the concept of moderation that occurs among the santri, and ends by providing material and the concept of religious moderation to the santri through presentation of the material and through group communication in the activities of the santri at the Dayah Education Institute. Prior to the introduction of the concept of religious moderation at Daya, it was found that the students had errors in understanding or interpreting the teachings of the sciences given and this had a serious impact on their practice in social and state life, such as giving birth to students who were anti-tolerant, radical so that they fell into religious organizations. terrorism organization. The results of the dedication obtained a belief that Dayah in Aceh as an Islamic education has a great responsibility in equipping his students to be moderate. Thus teachers, administrators to the head of the Islamic boarding school are expected to first have the character of religious moderation. Not a few students who are at the Aceh Dayah educational institution have been contaminated with radical mindsets because there are still many teachers or religious teachers who guide these students to instill anti-tolerant concepts due to certain interests. So that the role of Islamic education institutions is appropriate in collaborating on curriculum or SOPs for students to form the character of religious moderation. This service uses the Participation Action Research (PAR) method, namely acting as a facilitator or companion. So that the Management of the Dayah educational institution can echo and invite its students and alumni to have a moderate Muslim mindset. Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran ulama sebagai pengelola Dayah dalam membangun sikap moderasi dan memberikan konsep moderasi beragama secara ideal di kalangan santri pada lembaga Pendidikan Dayah di Aceh. Pengabdian dilakukan dengan cara pendampingan yang dilakukan secara bersama dengan pengeloala Dayah. Dalam pendampingan pengabdi mengobservasi penerapan dan pemahaman konsep moderasi yang terjadi di kalangan santri, dan akhiri dengan pemberian materi dan konsep moderasi beragama kepada para santri melalaui pemaparan materi dan melalui komunikasi kelompok dalam aktivitas santri di Lembaga Pendidikan dayah. Sebelum pemberian konsep moderasi beragama dilaksanakan di Daya, para santri ditemukan adanya kesalahan dalam memahami atau memaknai ajaran ilmu yang diberikan dan hal ini berdampak serius pada pengamalanya dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, seperti melahirkan santri-santri yang anti toleran, Radikal hingga terjerumus kedalam organisasi-organisasi terorisme. Hasil pengabdian diperoleh satu keyakinan bahwa Dayah di Aceh sebagai pendidikan islam memiliki tanggung jawab besar dalam membekali satri-santrinya agar bersikap moderat. Dengan demikian pengajar, pengelola hingga kepala dayah diharapkan terlebih dahulu memiliki karakter moderasi beragama. Tidak sedikit santri-santri yang berada di Lembaga pendidikan Dayah Aceh sudah terkontaminasi dengan pola pikir radikal dikarenakan masih banyak pengajar atau ustad-ustad yang membimbing santri-santri tersebut menanamkan konsep-konsep anti toleran dikarenakan kepentingan tertentu. Sehingga dengan demikian sudah sepantasnya peran Lembaga pendidikan dayah mengkolaborasikan kurikulum atau SOP pembelajarnya pembentukan karakter moderasi beragama. Pengabdian ini Menggunakan metode dalam Partisipation Action Reasearch (PAR) yaitu berperan sebagai fasilitator atau pendamping. Sehingga Pengelolaan Lembaga pendidikan Dayah ini dapat menggaungkan dan mengajak santri-santri dan alumninya memiliki pola pikir muslim yang moderat.
Kompleksitas Approach dan Eksistensi Pendidik Yustizar; Rasyid, Muhammad Nuh
Al-Ikhtibar: Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 9 No 2 (2022): Al-Ikhtibar: Jurnal Ilmu Pendidikan
Publisher : Program Studi Pendidikan Agama Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32505/ikhtibar.v9i2.5347

Abstract

A child is born in a state of "sacred" nature and has the potential to be intelligent and successful in the future, just like an animal that is continuously trained, it becomes intelligent, different from its community. Likewise with humans who are bestowed with perfection in the creation of the creator. Educated humans will certainly influence the success of life, meaning that success or not in life can be influenced by the pattern of students who originate either in the family environment, home environment or school environment. Parents are teachers for children, while educational institution teachers serve as a counterbalance to the curriculum as a structure of knowledge in the child. There are often social complaints about "failure". The excuse for failure of educators or approaches in educating. This is what has the complexity of being studied in scientific discussions which then becomes criticism of the world of education itself. The compulsion towards education began to be packaged again with the term trend approach (approach).
Studi Kasus Tentang Penggunaan Bahasa Daerah Terhadap Hasil Belajar IPA di SDN Pulo Latong Kota Cane -, Sukmawati Br Sembiring; Julinda, Chery; Yustizar, Yustizar
azkiya Vol 8 No 2 (2023): Al-Azkiya: Jurnal Pendidikan MI/SD
Publisher : the Study Program of Education for Islamic Elementary School Teachers (Undergraduate)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32505/azkiya.v8i2.6866

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan bahasa daerah berdampak terhadap hasil belajar IPA dan untuk mengetahui respon guru dan siswa menggunakan bahasa daerah selama proses pembelajaran IPA berlangsung di kelas III SD Negeri Pulo Latong. Metode penelitian yaitu deskriptif kualitatif. Subjek penelitian dalam penelitian ini yaitu kepada siswa kelas III di SD Negeri Pulo Latong berjumlah 25 siswa dan 2 Guru IPA di SD Negeri Pulo Latong. Instrumen penelitian yang digunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa 1) penggunaan bahasa daerah sedikit memberikan dampak pada hasil belajar IPA karena selama proses pembelajaran guru terus menyajikan materi menggunakan bahasa Indonesia kepada siswa di kelas III. 2) Guru dan siswa memberikan penilaian positif saat menggunakan bahasa daerah selama proses pembelajaran IPA di kelas III SD Negeri Pulo Latong.
Utilization of Youtube Media in Improving Students' Language Skills Warzukni, Nyak mauliza; Rahayu, Nina; Yustizar, Yustizar
At-Tarbawi: Jurnal Pendidikan, Sosial dan Kebudayaan Vol 10 No 1 (2023): At-Tarbawi: Jurnal Pendidikan, Sosial dan Kebudayaan
Publisher : the Faculty of Education and Teacher Training of the Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Langsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32505/tarbawi.v10i1.6502

Abstract

This study aims to describe the improvement of students' speaking activities and skills through the use of YouTube media. On the material of fiction stories. The type of research used is class action research. Conducted in two cycles, the stages are: planning, action implementation, observation and reflection. The subjects of this study were fourth grade students of MIN 2 Langsa. Data collection techniques through: tests, observation sheets of student activity, and teacher activity. The results of the first cycle research obtained teacher performance scores reached (75.00%) and the second cycle increased to (100%). The results of the student speaking skills test in cycle I who reached the KKM score were 14 students and those who did not reach the KKM were 5 students with an average class score of (73.69%). And in the implementation of the second cycle test, 18 students completed and only one student did not complete with the class average value increasing to (94.73%). From this discussion it can be concluded that there is an increase in the speaking skills of fourth grade students of MIN 2 Langsa with the utilization of YouTube media
Studi Kasus Tentang Penggunaan Bahasa Daerah Terhadap Hasil Belajar IPA di SDN Pulo Latong Kota Cane -, Sukmawati Br Sembiring; Julinda, Chery; Yustizar, Yustizar
Al-Azkiya: Jurnal Pendidikan MI/SD Vol 8 No 2 (2023): Al-Azkiya: Jurnal Pendidikan MI/SD
Publisher : the Study Program of Education for Islamic Elementary School Teachers (Undergraduate)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32505/azkiya.v8i2.6866

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan bahasa daerah berdampak terhadap hasil belajar IPA dan untuk mengetahui respon guru dan siswa menggunakan bahasa daerah selama proses pembelajaran IPA berlangsung di kelas III SD Negeri Pulo Latong. Metode penelitian yaitu deskriptif kualitatif. Subjek penelitian dalam penelitian ini yaitu kepada siswa kelas III di SD Negeri Pulo Latong berjumlah 25 siswa dan 2 Guru IPA di SD Negeri Pulo Latong. Instrumen penelitian yang digunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa 1) penggunaan bahasa daerah sedikit memberikan dampak pada hasil belajar IPA karena selama proses pembelajaran guru terus menyajikan materi menggunakan bahasa Indonesia kepada siswa di kelas III. 2) Guru dan siswa memberikan penilaian positif saat menggunakan bahasa daerah selama proses pembelajaran IPA di kelas III SD Negeri Pulo Latong.