Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

ANALISIS KEBUTUHAN: PEMBELAJARAN BERBASIS WEB PADA MAHASISWA VOKASIONAL Ina Yulianti; Ida Hamidah; Mumu Komaro; Ahmad Mudzakir
Jurnal Teknologi Informasi dan Pendidikan Vol 13 No 1 (2020): Jurnal Teknologi Informasi dan Pendidikan
Publisher : Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/tip.v13i1.257

Abstract

Entering the digital era, communication and information technology continues to experience development. Therefore the development of these technologies must be adopted and utilized for educational purposes. The availability of teaching materials in the sample environment under study is still very limited, existing learning resources are still general in nature and still contain concepts with conventional formats. The purpose of this study was to determine the need for website-based learning for vocational students. The research sample was taken using Purposive Sampling as many as five Chemical Engineering students. Data collection is done by semi-structured interview methods, unstructured observation and field documentation to determine the urgency of the need for web-based teaching materials. The research instrument was the researcher herself with the help of interview guides. The collected data is then analyzed using Miles and Huberman's analysis theory, then triangulated to find out its validity. Based on the triangulation results from the three data, students are very interested in web-based learning. This research is expected to provide recommendations to policy makers to be able to meet the needs of web-based teaching materials for vocational students to improve their learning outcomes.
PESANTREN DAN MEDIASI KONFLIK KEAGAMAAN (STUDI KASUS PONDOK PESANTREN AL MUAYYAD WINDAN SURAKARTA) ida Hamidah; Anas Aijuddin
Jurnal Penelitian Vol 11, No 1 (2017): JURNAL PENELITIAN
Publisher : LP2M IAIN kUDUS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/jupe.v11i1.2045

Abstract

AbstractSurakarta was a city which had high intensity of religious social conflict. Many conflicts potentially that was happened in Surakarta showed that there was great potential of conflict in the religiosities life. Therefore, the conflict that based on religious has to be managed as well as possible, and then transformed it to build up a peace in Surakarta. This research discussed about the roles of Pesantren of Al Muayyad Windan in which its capability to mediation the conflict in Surakarta. The questions that would be answer here were what is the rational background and how does the conflict mediation model that was done by Pesantren of Al Muayyad Windan in Surakarta. This research used the descriptive qualitative. The approach used was religious sociology approach. The technique of data collecting was done by deep interview, observation, and documentation. Furthermore, the technique of analyzing data used the interactive analysis consist of data reduction, data display, and conclusion of data. The trustworthiness in thesis was done by the data triangulation and informant review through discussion. The research finding showed that religious conflict transformation that was done by Pesantren of Al Muayyad Windan was based on the principle of the admission existence and the empowerment existence. Thus the principles were grounded on the theology percept of Aswaja that was become as the motivation to do social changes, sociological background of Surakarta that often appeared religious conflict, and community background of the Pesantren of Al Muayyad Windan that designed as the university student pesantren and pesantren of society empowerment. Conflict mediation conducted by pesantren Al Muayyad Windan Surakarta is based mediation function of an initiative for empowerment in public institutions. Functions of the institution in society was reaffirmed, pushed into the container to socialize, build silodaritas together and become a place of shared awareness.
PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMP MELALUI PENERAPAN LEVELS OF INQUIRY DALAM PEMBELAJARAN IPA TERPADU Sahri Ramdan; Ida Hamidah
EDUSAINS Vol 7, No 2 (2015): Edusains
Publisher : Faculty of Education and Teacher Training, UIN (State Islamic University) Syarif Hidayatul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/es.v7i2.1782

Abstract

AbstractThis research was conducted to get an idea of science process skills improvement among students who learn using model levels of inquiry with students who learn to use conventional learning model-based verification lab. The study was conducted in one of the private SMP-based modern boarding school in Tangerang Regency, using methods quasy experimental research design matching only pretest-posttest design. Data was collected using observation sheet to enforceability of learning model, the initial test and final test for the science process skills related to the concept of refraction of light and sense organ of vision and attitude scale to determine the students' attitudes toward learning model levels of inquiry. The results shows that students who learn to use the levels of inquiry learning model has an average N-gain of 0.57. The score higher than students who learn to use conventional learning model-based verification lab which has an average N-gain 0.45. The result showed that the levels of inquiry learning model can significantly improve the science process skills of students compared to conventional learning modelbased verification lab. Similarly, students' attitudes toward learning model levels of inquiry are generally positive. AbstrakPenelitian ini dilakukan untukmendapatkan gambaran peningkatan keterampilan proses sains antara siswa yang belajar menggunakan model pembelajaran levels of inquiry dengan siswa yang belajar menggunakan model pembelajaran konvensional berbasis praktikum verifikasi. Penelitian dilakukan di salah satu SMP Swasta berbasis pondok pesantren modern di Kabupaten Tangerang, menggunakan metode quasy experiment dengan desain penelitian matching only pretest-posttest design. Pengumpulan data dilakukan menggunakan lembar observasi untuk keterlaksanaan model pembelajaran, tes awal dan tes akhir untuk keterampilan proses sains terkait konsep pembiasan cahaya dan alat indera penglihatan, dan skala sikap untuk mengetahui sikap siswa terhadap model pembelajaran levels of inquiry. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yag belajar menggunakan model pembelajaran levels of inquiry memiliki rata-rata N-gain 0,57. Skor tersebut lebih tinggi dibandingkan siswa yang belajar menggunakan model pembelajaran konvensional berbasis praktikum verifikasi yang memiliki rata-rata N-gain 0,45. Hasil analisis data menunjukkan bahwa model pembelajaran levels of inquiry secara signifikan dapat lebih meningkatkan keterampilan proses sains siswa dibandingkan model pembelajaran konvensional berbasis praktikum verifikasi. Demikian pula sikap siswa terhadap model pembelajaran levels of inquiry pada umumnya positif.Permalink/DOI: http://dx.doi.org/10.15408/es.v7i2.1782
PERBEDAAN KEMAMPUAN MEMAHAMI ISI PUISI MELALUI KEGIATAN MEMBACA DAN MENDENGARKAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 LEBAKWANGI KABUPATEN KUNINGAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Ida Hamidah
Fon : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 2, No 1 (2013)
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/fjpbsi.v2i1.152

Abstract

Tujuan pembelajaran puisi adalah agar siswa memperoleh pengalaman berapresiasi dan berekspresi puisi. Pengalaman tersebut dilakukan siswa dengan membaca puisi dan mendengarkan pembacaan puisi sehingga siswa mampu berekspresi terhadap puisi. Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan masalah sebagai berikut. (1) Bagaimanakah kemampuan memahami isi puisi melalui kegiatan membaca siswa kelas VII SMP Negeri 2 Lebakwangi tahun pelajaran 2012/2013? (2) Bagaimanakah kemampuan memahami isi puisi melalui kegiatan mendengarkan siswa kelas VII SMP Negeri 2 Lebakwangi tahun pelajaran 2012/2013? (3) Adakah perbedaan kemampuan memahami isi puisi melalui kegiatan membaca dan mendengarkan siswa kelas VII SMP Negeri 2 Lebakwangi tahun pelajaran 2012/2013? Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Kemampuan memahami isi puisi melalui kegiatan membaca siswa kelas VII SMP Negeri 2 Lebakwangi tahun pelajaran 2012/2013, baik. 2) Kemampuan memahami isi puisi melalui kegiatan mendengarkan siswa kelas VII SMP Negeri 2 Lebakwangi tahun pelajaran 2012/2013, cukup. 3) Ada perbedaan yang signifikan antara kemampuan memahami isi puisi melalui kegiatan membaca dan mendengarkan siswa kelas VII SMP Negeri 2 Lebakwangi tahun pelajaran 2012/2013. Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif komparatif, tujuannya adalah untuk mencari perbandingan (perbedaan dan persamaan) dua variabel dengan memberi perlakuan-perlakuan tertentu pada dua kelompok, sehingga dapat diketahui perlakuan cara yang terbaik antara dua kelompok. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 2 Lebakwangi Kabupaten Kuningan tahun pelajaran 2012/2013 sebanyak 120 siswa. Penulis mengambil sampel dengan cara sampling cluster. Dalam sampling cluster ini populasi dibagi-bagi menjadi beberapa kelompok atau cluster. Secara acak sampel cluster yang diperlukan diambil dengan proses pengacakan. Setelah dilakukan pengundian terhadap 4 (empat) kelompok dari kelas VII SMP Negeri 2 Lebakwangi, diperoleh sampel dalam penelitian ini yaitu kelas VII A sebanyak 30 orang dan kelas VII C sebanyak 30 orang. Berdasarkan data dan pengolahan data penelitian, diperoleh hasil berikut. 1) Kemampuan memahami isi puisi melalui kegiatan membaca siswa kelas VII SMP Negeri 2 Lebakwangi tahun pelajaran 2012/2013, berketegori baik, dengan nilai-rata-rata 77,50. Jadi, hipotesis yang penulis ajukan, diterima. 2) Kemampuan memahami isi puisi melalui kegiatan mendengarkan siswa kelas VII SMP Negeri 2 Lebakwangi tahun pelajaran 2012/2013, berkategori cukup, dengan nilai-rata-rata 69,48. Jadi, hipotesis yang penulis ajukan, diterima. 3) Ada perbedaan yang signifikan antara kemampuan memahami isi puisi melalui kegiatan membaca dan mendengarkan siswa kelas VII SMP Negeri 2 Lebakwangi tahun pelajaran 2012/2013. Hal tersebut dibuktikan dari hasil penghitungan dengan uji t yang menghasilkan t hitung lebih besar daripada t tabel, yaitu 4,01 2,660. Artinya, kemampuan memahami isi puisi melalui kegiatan membaca lebih baik daripada kegiatan mendengarkan.Kata kunci : isi puisi, membaca, mendengarkan, SMP
PESANTREN DAN MEDIASI KONFLIK KEAGAMAAN (STUDI KASUS PONDOK PESANTREN AL MUAYYAD WINDAN SURAKARTA) ida Hamidah; Anas Aijuddin
Jurnal Penelitian Vol 11, No 1 (2017): JURNAL PENELITIAN
Publisher : LP2M IAIN kUDUS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/jupe.v11i1.2045

Abstract

AbstractSurakarta was a city which had high intensity of religious social conflict. Many conflicts potentially that was happened in Surakarta showed that there was great potential of conflict in the religiosities life. Therefore, the conflict that based on religious has to be managed as well as possible, and then transformed it to build up a peace in Surakarta. This research discussed about the roles of Pesantren of Al Muayyad Windan in which its capability to mediation the conflict in Surakarta. The questions that would be answer here were what is the rational background and how does the conflict mediation model that was done by Pesantren of Al Muayyad Windan in Surakarta. This research used the descriptive qualitative. The approach used was religious sociology approach. The technique of data collecting was done by deep interview, observation, and documentation. Furthermore, the technique of analyzing data used the interactive analysis consist of data reduction, data display, and conclusion of data. The trustworthiness in thesis was done by the data triangulation and informant review through discussion. The research finding showed that religious conflict transformation that was done by Pesantren of Al Muayyad Windan was based on the principle of the admission existence and the empowerment existence. Thus the principles were grounded on the theology percept of Aswaja that was become as the motivation to do social changes, sociological background of Surakarta that often appeared religious conflict, and community background of the Pesantren of Al Muayyad Windan that designed as the university student pesantren and pesantren of society empowerment. Conflict mediation conducted by pesantren Al Muayyad Windan Surakarta is based mediation function of an initiative for empowerment in public institutions. Functions of the institution in society was reaffirmed, pushed into the container to socialize, build silodaritas together and become a place of shared awareness.
A Analisis Kesalahan Morfologi Pada Karangan Eksposisi Siswa Kelas X DI SMAN 1 Ciawigebang Nadia Rahmatunnisa; Ifah Hanifah; Ida Hamidah
Anafora: Jurnal Penelitian Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 2 No 1 (2022)
Publisher : Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP, UNIKU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/ajpm.v2i1.21

Abstract

ABSTRAK : Permasalahan dalam penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penguasaan bahasa pada anak yang masih berusia 2-3 tahun; kajian fonologi. Penelitian ini adalah penelitian studi kasus yang menghasilkan data deskriptif. Data penelitian ini berupa kata-kata yang diucapkan oleh anak usia 2-3 tahun dalam berkomunikasi. Data diperoleh melalui wawancara, simak, rekam, dan catat. Analisis dilakukan selama pengumpulan data dan sesudah data terkumpul, menggunakan analisis deskriptif. Peneliti mengkaji hasil rekaman dengan seksama dengan langkah memutar hasil rekaman secara berulang-ulang sebelum menentukan bunyi apa saja yang dihasilkan oleh anak. Biasanya setelah anak usia 2-3 tahun, umumnya anak sudah menguasai semua jenis fonem vokal. Kaidah urutan pemerolehan bunyi bahasa pada anak yaitu dari bunyi yang mudah ke bunyi yang sukar. Sedangkan pada fonem konsonan terjadi kesulitan dalam melafalkannya. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan beberapa fonem konsonan yang masih sulit diucapkan oleh anak-anak yakni belum mampu mengucapkan fonem apikoalveolar (r). Dalam penelitian ini ditemukan adanya penggantian bunyi, penambahan bunyi, dan penghilangan bunyi. Penguasaan bahasa tidak hanya terikat pada kemampuan mengucapkan atau melafalkan suatu kata akan tetapi kemampuan mengucapkan atau melafalkan suatu kata akan tetapi kemampuan anak untuk mengaitkan jenis dan makna kata tersebut. Kriteria yang dipertimbangkan adalah anak telah dapat memproduksi bentuk yang dekat bunyinya dengan bentuk orang dewasa dan dapat mengaitkan bentuk dengan makna secara konsisten. KATA KUNCI : Kemampuan Pelafalan Konsonan, Fonologi. Analysis Of Consonant Pronunciation Ability in Children Ages 2-3 Years in Bandorasa Wetan Village Cilimus District Kunningan ABSTRACT : The problem in this study aims to describe the mastery of language in children aged 2-3 yers; phonological studies. This research is a case study research that produces descriptive data. The data of this research is in the from of words spoken by children aged 2-3 years in communicating. Data were obtained througt interviews, listening, recording, and taking notes. The analysis was carried out during data collection and after the data was collected, using descriptive analysis. Researchers examined the recordings carefully by playing the recordings repeatedly before determining what sounds were produced by the child. Usually after children aged 2-3 years, generally children have mastered all types of vowel phonemes. The rules four acquiring language sound in children are from easy sounds to difficult sounds. Meanwhile, consonant phonemes have difficulty in pronouncing them. Based on the results of the study, it was found that some consonant                        phonemes are still difficult to pronounce by children, namely they have not been able to pronounce apicoalveolar (r) phonemes. Language mastery is not only tied to the ability to pronounce or recite a word but the child’s ability to relate the type and meaning of the word. The criteria considered are that the chiold has been able to produce a from that is close in sound to the form of an adult and can associate form with meaning consistently. KEYWORD : Consonant, Pronunciation, Phonology.
ANALISIS MAKNA KIAS DALAM LIRIK LAGU IWAN FALS Riki Indra; Ifah Hanifah; IDA HAMIDAH
Anafora: Jurnal Penelitian Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 2 No 1 (2022)
Publisher : Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP, UNIKU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/ajpm.v2i1.26

Abstract

ABSTRAK: emantik dipakai sebagai istilah yang digunakan untuk bidang linguistik yang mempelajari hubungan antara tanda-tanda linguistik dengan hal-hal yang di tandainya. Dengan kata lain, bidang studi dalam linguistik yang mempelajari makna atau arti dalam bahasa. Makna kias tidak menggunakan bahasa pada umumnya atau merupakan cara lain untuk mengatakan suatu yang lain dari cara yang biasanya atau dalam hal ini bahasa yang digunakan. Dengan kata lain, bahasa kiasan merupakan bahasa yang mengekspresi sebuah makna secara tidak langsung. Lirik lagu Iwan Fals sebagai objek penelitian, dengan tujuan untuk mendeskripsikan makna kias alegori, metafora, perbandingan dan personifikasi yang terkandung dalam lirik lagu Iwan Fals tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif, dengan teknik pemerolehan data berupa dokumentasi, yaitu lirik lagu Iwan Fals. Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini, yaitu membaca lirik lagu dengan teliti, menandai dan mencatat kata yang mengandung makna kias, kemudian menyimpulkan hasil analisis tersebut. Analisis yang dilakukan, dapat dipahami simpulan bahwa makna kias dalam lirik lagu Iwan Fals, dapat diketahui bahwa terdapat makna kias alegori atau majas yang menyatakan dengan ungkapan kiasan atau penggambaran, makna perbandingan atau majas yang membandingkan atau menyandingkan antara satu objek dengan objek lainnya, makna metafora atau majas yang memakai analogi atau perumpamaan terhadap dua hal yang berbeda,dan makna personifikasi atau majas yang membandingkan antara manusia dengan benda mati seolah-olah benda tersebut memiliki sifat layaknya manusia. KATA KUNCI: semantik, makna kias, sastra, lirik lagu Iwan Fals   FIGURATIVE MEANING ANALYSIS IN THE LYRICK AGAIN IWAN FALS   ABSTRACT: Semantics is used as a term used for the field of linguistics which studies the relationship between linguistic signs and the things they signify. In other words, the field of study in linguistics that studies meaning or meaning in language. The figurative meaning does not use language in general or is another way of saying something different from the usual way or in this case the language used. In other words, figurative language is a language that expresses a meaning indirectly. Iwan Fals song lyrics as the object of research, with the aim of describing the figurative meaning of allegory, metaphor, comparison and personification contained in the lyrics of the Iwan Fals song. The method used in this research is descriptive qualitative, with data acquisition techniques in the form of documentation, namely the lyrics of the song Iwan Fals. The steps taken in this study, namely reading the lyrics carefully, and noting words that contain meaning, then conclude the results of the analysis. The analysis carried out, it can be found that the figurative meaning in the lyrics of Iwan Fals' song, it can be seen that there is a figurative meaning of allegory or figure of speech which states a figurative expression or figure of speech, the meaning of comparison or figure of speech that compares or juxtaposes one object with another object, the meaning of metaphor or figure of speech. which uses an analogy or parable of two different things, and the meaning of personification or figure of speech that compares humans with inanimate objects as if these objects have human-like characteristics. KEYWORDS: semantics, figurative meaning, literature, Iwan Fals song lyrics
PERBEDAAN KESANTUNAN BERBAHASA SISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DI KELAS VIII SMP ISLAM TERPADU (IT) CIHIRUP TAHUN AJARAN 2020/2021 CEP ANDRY PRATAMA; IDA HAMIDAH; Aan Anjasmara
Anafora: Jurnal Penelitian Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 2 No 1 (2022)
Publisher : Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP, UNIKU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/ajpm.v2i1.33

Abstract

ABSTRAK: Penelitian ini merupakan sebuah analisis perbedaan maksim kesantunan berbahasa pada siswa laki-laki dan perempuan di kelas VIII SMP IT Cihirup Tahun Ajaran 2020/2021. Rumusan Masalah pada penelitian ini adalah 1) Bagaimanakah kesantunan berbahasa siswa laki-laki di kelas VIII SMP IT Cihirup? 2) Bagaimanakah kesantunan berbahasa siswa perempuan di kelas VIII SMPT IT Cihirup? 3) Bagaimanakah perbedaan kesantunan berbahasa siswa laki-laki dan perempuan di kelas VIII SMP IT Cihirup? Tujuan penelitian ini adalah memaparkan kesantunan berbahasa siswa laki-laki dan perempuan kemudian membandingkan kesantunan berbahasa yang digunakan oleh siswa kelas VIII ketika berdiskusi di dalam kelas. Teori yang digunakan tentang maksim kesantunan ini diambil berdasarkan teori maksim kesantunan dari Geoffrey Leech yakni maksim kebijaksanaan, maksim kedermawanan, maksim pujian, maksim kerendahan hati, maksim kesepakatan, dan maksim kesimpatian. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif adapun metode deskiptif kualitatif ini dilakukan dengan cara menghasilkan data deskriptif melalui kata-kata lisan maupun tulisan dengan tahapan pengumpulan data, pengolahan data, dan analisis data yang dapat dilakukan secara bersamaan mengenai keadaan suatu objek. Dari hasil penelitian berupa analisis dapat peneliti simpulkan, bahwa maksim kesantunan berbahasa yang digunakan oleh siswa laki-laki di kelas VIII SMP IT Cihirup yakni maksim kebijaksanaan, maksim kedermawanan, dan maksim kesepakatan. Dan maksim yang jarang digunakan yaitu maksim pujian, maksim kerendahan hati, dan maksim kesimpatian. Sedangkan maksim yang digunakan oleh siswa perempuan di kelas VIII SMP IT Cihirup yakni maksim kedermawanan, maksim kebijaksanaan, maksim kesepakatan, maksim pujian, dan maksim kesimpatian. Dan maksim yang jarang digunakan yaitu maksim keredahan hati. Maka dari hasil data penelitian tersebut siswa perempuanlah yang lebih banyak menggunakan kesantunan berbahasa dibandingkan dengan siswa laki-laki ketika pembelajaran diskusi di dalam kelas. KATA KUNCI: Kesantunan berbahasa;Maksim kebijaksanaan;Maksim kedermawanan;maksim pujian;Maksim kerendahan hati;Maksim kesepakatan;Maksim Kesimpatian >  DIFFERENCES IN LANGUAGE POLITENESS OF MALE AND FEMALE STUDENTS IN CLASS VIII SMP IT CIHIRUP FOR THE 2020/2021 ACADEMIC YEAR   ABSTRACT: This study is an analysis of the differences in language politeness maxims for male and female students in class VIII SMP IT Cihirup for the 2020/2021 Academic Year. The formulation of the problem in this study is 1) How is the language politeness of male students in class VIII of SMP IT Cihirup? 2) How is the language politeness of female students in class VIII SMPT IT Cihirup? 3) What are the differences in language politeness of male and female students in class VIII SMP IT Cihirup? The purpose of this study is to describe the language politeness of male and female students and then compare the language politeness used by class VIII students when discussing in class. The theory used about the maxim of politeness is based on the theory of the maxim of politeness from Geoffrey Leech, namely the maxim of wisdom, the maxim of generosity, the maxim of praise, the maxim of humility, the maxim of agreement, and the maxim of sympathy. This study uses a qualitative descriptive analysis method while this qualitative descriptive method is carried out by producing descriptive data through spoken and written words with the stages of data collection, data processing, and data analysis that can be carried out simultaneously regarding the state of an object. From the results of the research in the form of analysis, the researcher can conclude that the maxims of politeness in language used by male students in class VIII SMP IT Cihirup are the maxim of wisdom, the maxim of generosity, and the maxim of agreement. And the maxims that are rarely used are the maxim of praise, the maxim of humility, and the maxim of sympathy. Meanwhile, the maxims used by female students in class VIII of SMP IT Cihirup are the maxim of generosity, maxim of wisdom, maxim of agreement, maxim of praise, and maxim of sympathy. And the maxim that is rarely used is the maxim of humility. So from theof resultsthe research data, it is female students who use language politeness more than male students when learning discussions in class.   KEYWORDS: Politeness maxim of wisdom;Maxim of generosity;Maxim of praise;Maxim of humility;Maxim of agreement;Maxim of sympathy
KETERBACAAN WACANA DALAM SOAL UJIAN SEKOLAH TINGKAT SMA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KABUPATEN KUNINGAN DENGAN MENGGUNAKAN GRAFIK FRY Paryati; Sun Suntini; IDA HAMIDAH
Anafora: Jurnal Penelitian Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 2 No 2 (2022)
Publisher : Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP, UNIKU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/ajpm.v2i2.35

Abstract

ABSTRAK: Keterbacaan yaitu terbaca atau tidaknya suatu bacaan oleh pembaca. Dalam ujian sekolah terdapat soal yang menjadi tolak ukur kemampuan siswa siswinya salah satunya mata pelajaran bahasa Indonesia, banyak sekolah kurang memperhatikan antara soal dengan wacana apakah sudah sesuai dengan tingkatan sekolah atau tidak. Ada kalanya wacana yang terdapat pada soal tidak sesuai dengan tingkatan, contoh: Untuk tingkat sekolah menengah atas terdapat beberapa wacana yang seharusnya di peruntukan sekolah dasar..Penelitian ini mendeskripsikan wacana dalam soal ujian sekolah tingkat SMA mata pelajaran Bahasa Indonesia di Kabupaten Kuningan, penelitian ini menentukan tingkat keterbacaan setiap wacana dalam soal ujian sekolah. Soal ujian sekolah yang dijadikan sampel yaitu: SMAN 1 Kuningan, SMAN 1 Garawangi, dan SMAN 1 Cilimus yang berada di Kabupaten Kuningan; Bagaimana keterbacaan wacana dalam soal ujian sekolah tingkat SMA mata pelajaran Bahasa Indonesia di Kabupaten Kuningan dengan menggunakan grafik fry?; Tujuan penelitian: Untuk mendeskripsikan keterbacaan wacana dalam soal ujian sekolah tingkat SMA mata pelajaran Bahasa Indonesia di Kabupaten Kuningan dengan menggunakan grafik fry; dengan metode: Deskriptif kualitatif; teknik pemerolehan data (studi pustaka, dokumentasi) dan teknik pengolahan data (analisis); Objek penelitian: Soal wacana (pilihan ganda) ujian sekolah tingkat SMA di Kabupaten Kuningan Tahun 2020. Hasil dari penelitian ini keterbacaan wacana dalam soal ujian sekolah di Kabupaten Kuningan  keterbacaan wacana dalam soal ujian sekolah tingkat SMA mata pelajaran bahasa Indonesia di kabupaten Kuningan dengan  menggunakan grafik fry ialah wacana dalam soal tersebut yakni total dari keseluruhan soal wacana yang dianalisis terdapat 90 soal dan untuk soal ujian sekolah tingkat SMA mata pelajaran bahasa Indonesia di kabupaten Kuningan layak digunakan pada tingkat SMP dan SD dengan demikian wacana yang sesuai untk tingkat SMA hanya 13 wacana dari keseluruhan wacana yang sudah di analisis.   KATA KUNCI: Keterbacaan; Wacana; Soal Ujian sekolah tingkat SMA >  ABSTRACT: Readability is whether or not a reading is read by the reader. In school exams, there are questions that become a benchmark for students' abilities, one of which is Indonesian language subjects, many schools pay less attention to whether the questions and the discourse are in accordance with the school level or not. There are times when the discourse contained in the questions does not match the level, for example: For the high school level there are several discourses that should be designated for elementary schools. determine the level of readability of each discourse in school exam questions. The school exam questions that were sampled were: SMAN 1 Kuningan, SMAN 1 Garawangi, and SMAN 1 Cilimus in Kuningan Regency; How is the readability of discourse in high school exam questions for Indonesian subjects in Kuningan Regency using the fry chart?; Research objectives: To describe the readability of discourse in high school exam questions for Indonesian language subjects in Kuningan Regency using the fry chart; with the method: qualitative descriptive; data acquisition techniques (literature study, documentation) and data processing techniques (analysis); Object of research: Discourse questions (multiple choice) for high school exams in Kuningan Regency in 2020. The results of this research are readability of discourse in school exam questions in Kuningan Regency, discourse readability in high school exam questions for Indonesian language subjects in Kuningan Regency by using graphs fry is the discourse in the matter, namely the total of all the discourse questions analyzed there are 90 questions and for the high school level exam questions the Indonesian language subject in Kuningan district is suitable for use at the junior high and elementary levels, thus the appropriate discourse for the high school level is only 13 discourses from the whole discourse that has been analyzed KEYWORDS: Readability, Discourse, High School Exam QuestionssQuestions
UJARAN KEBENCIAN SUGI NUR RAHARJA (GUS NUR) TERHADAP PRESIDEN JOKOWI DI MEDIA SOSIAL YOUTUBE Indah Maharani; IDA HAMIDAH; Arip Hidayat
Anafora: Jurnal Penelitian Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 3 No 2 (2023)
Publisher : Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP, UNIKU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/ajpm.v3i2.48

Abstract

ABSTRAK: Penelitian ini mengkaji ujaran kebencian Gus Nur terhadap Presiden Jokowi di media sosial (YouTube). Dalam penelitian ini diantaranya: 1) Bagaimana bentuk ujaran kebencian Sugi Nur Raharja (Gus Nur) terhadap Presiden Jokowi di media sosial (YouTube)?, 2) Bagaimana konteks ujaran kebencian Sugi Nur Raharja (Gus Nur) terhadap Presiden Jokowi di media sosial (YouTube)?, bertujuan untuk mengetahui bentuk ujaran kebencian dan konteks ujaran Gus Nur terhadap Presiden Jokowi di media sosial (YouTube). Metode Penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif dengan teknik penelitian dokumentasi, menyimak dan mentranskripsikan data yang diperlukan. Berdasarkan hasil penelitian, bentuk ujaran kebencian yang paling dominan yaitu bentuk penghinaan dan pencemaran nama baik, aspek yang dilanggar dalam ujaran kebencian tersebut ialah aspek suku, agama dan etnis sedangkan bentuk pencemaran nama baik yang dilakukan adalah pencemaran nama baik terhadap Presiden Jokowi, tokoh terkemuka, adapun hasil analisis konteks pada ujaran tersebut terdapat dua analisis konteks SPEAKING yang telah memenuhi delapan komponen tutur Setting and scene (tempat dan suasa, Participants (peserta tutur), End (tujuan), Acts (bentuk isi ujaran), Key (nada suara), Instumen (alat untuk menyampaikan pendapat), Norms (aturan dalam berinteraksi) dan Genre (jenis bentuk penyampaian). Dari hasil analisis tersebut maka dapat dikatakan ujaran dalam dialog tersebut telah memenuhi delapan komponen tutur dan merupakan tuturan yang kompleks, dengan menganalisis konteks tuturan SPEAKING milik Dell Hymes dapat mengetahui secara jelas bagaimana latar belakang suatu ujaran yang terjadi dari mitra tutur atau lawan tutur. KATA KUNCI: Bentuk Ujaran Kebencian; Konteks Tuturan SPEAKING >  Hate Speech Of Sugi Nur Raharja (Gus Nur) Againts President Jokowi On Youtube Social Media   ABSTRACT: This research examines Gus Nur's hate speech against President Jokowi on social media (YouTube). In this research include: 1) How is the form of Sugi Nur Raharja's (Gus Nur) hate speech against President Jokowi on social media (YouTube)?, 2) How is the context of Sugi Nur Raharja's (Gus Nur) hate speech against President Jokowi on social media (YouTube)?, aims to find out the form of hate speech and the context of Gus Nur's speech against President Jokowi on social media (YouTube). The research method used is descriptive qualitative method with documentation research techniques, listening and transcribing the necessary data. Based on the results of the study, the most dominant forms of hate speech are insults and defamation, the aspects violated in the hate speech are aspects of ethnicity, religion and ethnicity while the form of defamation committed is defamation of President Jokowi, prominent figures, As for the results of context analysis on the utterance, there are two SPEAKING context analyses that have fulfilled the eight components of speech Setting and scene (place and atmosphere, Participants (speech participants), End (purpose), Acts (form of speech content), Key (tone of voice), Instrument (tool to convey opinions), Norms (rules in interaction) and Genre (type of delivery form). From the results of the analysis, it can be said that the utterance in the dialogue has fulfilled the eight speech components and is a complex speech, by analyzing the context of Dell Hymes' SPEAKING speech, it can clearly know how the background of an utterance that occurs from speech partners or interlocutors. KEYWORDS: Form of Hate Speech; SPEAKING Contex