Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Persoalan Kerawanan Pangan pada Masyarakat Miskin di Wilayah Perbatasan Entikong (Indonesia-Malaysia) Kalimantan Barat Niko, Nikodemus; Atem, Atem
Jurnal Surya Masyarakat Vol 2, No 2 (2020): Mei 2020
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/jsm.2.2.2020.94-104

Abstract

The issue of food security has long since developed, both among the international community and national communities in Indonesia. In some processes and forms of national food security, the Government encourages the development of local food-based communities. In the community in Entikong, the implementation of this program is still not seen as an exact condition in thehandling of food issues at the borders of the country. Border society is still food dependence on Malaysia. The idea of making Indonesian society self-sufficiency in food has long been a crucial sector of individual attention to the Government. Many empowerment programs are found in the community that is the meeting point for overcoming food insecurity, so it is a new way forthe border community out of the inferior zone. The method used is a descriptive exploratory where the source of the data comes from the primary data referring directly to the situation of the border society of Entikong, while the secondary data of the desk review results related to the potential and state of the food community In the Entikong border area. The findings in this paper are that Entikong has economic potential, strategic location, and formal access support that has been qualified to advance. However, this situation is uneven; there are still areas of isolated villages and limited access. Then, the construction of international Terminal Goods (TBI) on the border became a breath of fresh air for the Entikong to multiply and make Entikong as the center of activity and economic development, including the food Center for the region Indonesia and as part of Malaysia.
Comparative Analysis of Halal Certification Mechanisms Between MUI and BPJPH According to the Perspective of Law No. 33 of 2014 Concerning Halal Product Guarantee Alam, Mochamad Doddy Syahirul; Atem, Atem; Yanur, Murniyati; Fauzi, Ernida Alfiani; Anam, M. Syaeful
Asy-Syari'ah Vol. 25 No. 1 (2023): Asy-Syari'ah
Publisher : Faculty of Sharia and Law, Sunan Gunung Djati Islamic State University of Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/as.v25i1.24313

Abstract

Abstract. This article aims to examine the diversity of halal certification in Indonesia. It is known that 2022 Indonesia's Muslim population will be the largest in the world. In line with that, the consumption of halal products in Indonesia is relatively high; therefore, Law Number 33 of 2014 concerning Halal Product Guarantee mandates that products circulating in Indonesia are guaranteed reliability. Currently, Indonesia has a Halal Product Guarantee Agency (BPJPH), which has the task of ensuring those that enter, circulate, and are traded in Indonesia, as evidenced by the ownership of halal certification by business actors (PU) and halal labels on the products produced. This paper uses qualitative research with a literature study approach (literature review), namely conducting a descriptive analysis of secondary data. The results of this paper show a change in the management of halal certification, which was previously issued through the Indonesian Ulema Council (MUI) and is now by BPJPH. In addition, two schemes for applying for halal certification can be pursued by business actors in Indonesia, namely regular and self-declaration. Currently, halal products and the halal industry are growing not only nationally but also globally, and there are at least six halal industry sectors that are of concern halal food commodities, Islamic finance, Muslim-friendly travel (halal tourism), Modest Fashion, Media and recreation and Pharma & Cosmetic.
Eksistensi Horja Mandailing di Era Globalisasi Batubara, Muhammad Zusanri; Atem, Atem; Anam, M. Syaeful
CENDERAWASIH: Jurnal Antropologi Papua Vol 4 No 1 (2023): Juni 2023
Publisher : Universitas Cenderawasih

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31957/jap.v4i1.3330

Abstract

The vulnerability of local culture to global culture is increasingly dangerous due to the massive development of technology. The influence of globalization can change every element of human life. Horja as a Mandailing cultural heritage can be eroded by the influence of globalization. The sacredness of horja can always change towards profane due to the demands and needs in the era of globalization. This research aims to find out how horja in the life of Mandailing people and horja in the era of globalization. The type of research used is qualitative research with descriptive methods. Data collection techniques through observation, interviews, and literature studies. The data analysis technique used is descriptive analysis. The results concluded that horja is divided into three types, namely horja siriaon, horja siluluton or horja mambulungi, and horja siulaon. Dalihan na tolu is the most important part of horja implementation which consists of kahanggi, mora, and anak boru. The existence of horja in the globalization era takes place according to Mandailing customs and traditions. There are shifts and changes in the implementation of horja but not too significant. Shifts and changes that occur follow technological developments according to the demands of the times in the era of globalization.
Sosialisasi Potensi Wisata Berbasis Kearifan Lokal Melalui Standar CHSE (Cleanlines, Health, Safety, Environtment Sustainibility ) Di Desa Bahu Palawa Kaharap, Yorgen; Saragih, Osi Karina; Elia, Andrie; Widen, Kumpiady; Sontoe, Sontoe; Natalia Silalahi, Juli; Atem, Atem; Zusanri Batubara, Muhammad; Lutfi Fauzi, M. Zainuddin
Jurnal Masyarakat Madani Indonesia Vol. 2 No. 3 (2023): Agustus
Publisher : Alesha Media Digital

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59025/js.v2i3.121

Abstract

Desa Bahu Palawa, Kec.Kahayan Tengah, Kab. Pulang Pisau memiliki daya tarik dan potensi alam yang sangat baik, kekayaan heritage, budaya dan adat masyarakat lokal, yang menarik untuk dikunjungi seperti halnya Sungai Tambak. Namun, potensi ini tidak seimbang dikarenakan sulitnya akomodasi, promosi, kurangnya kelompok sadar wisata, menyebabkan banyak bangunan yang bernilai wisata tidak dikelola dengan baik dan memiliki kekuatan wisata yang lemah, sehingga menyebabkan akses tujuan wisata terhambat. Untuk itu, perlunya sosialisasi yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman, pengetahuan serta keterampilan mengelola potensi desa wisata melalui protokol berbasis cleanliness, health, safety, dan environment (CHSE) sebagai norma baru pola adaptasi pasca pandemi diharapkan mampu mengakomodasi dalam pengelolaan pariwisata. Tujuan dari protokol wisata berbasis CHSE adalah untuk menjamin kenyamanan, keselamatan, dan kesehatan wisatawan dalam berwisata karena berbagai kegiatan dan aktivitas wisata tidak terlepas dari bahaya dan risiko keselamatan seperti terjatuh, terpeleset, dan kecelakaan yang dapat menyebabkan wisatawan cidera. Kegiatan ini dapat menjadi titik mula bagi masyarakat dan pemerintah dalam meningkatkan kesadaran masyarakat untuk peduli terhadap potensi pariwisata di Desa Bahu Palawa, Kec.Kahayan Tengah, Kab. Pulang Pisau
PERJUANGAN KELAS PENGESAHAN RUU PENGHAPUSAN KEKERASAN SEKSUAL Niko, Nikodemus; Atem, Atem; Syahrin, Alif Alfi; Rahmawan, Alfin Dwi; Mardiana, Anggi
Jurnal Ilmiah Dinamika Sosial Vol 4 No 2 (2020)
Publisher : Universitas Pendidikan Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38043/jids.v4i2.2425

Abstract

Tulisan ini ingin menempatkan gejolak perjuangan kelas—pemikiran Karl Marx—sebagai bahan kajian analisis kritis dalam melihat upaya perjuangan pengesahan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual di Indonesia, utamanya dalam aksi mahasiswa bersama dengan rakyat pada gerakan #GejayanMemanggil, #RakyatGugatNegara dan aksi lainnya di berbagai wilayah di Indonesia. Ide utama dari esai ini adalah bahwa teori kelas Marx hadir berdasarkan filosofi pemahaman terhadap fenomena sosial; adanya pembagian kelas pada masyarakat itu sendiri. Pada studi ini dilihat adalah kelas penguasa (pemerintah; negara) dan kelas rakyat biasa. Marx berkeyakinan bahwa inklusivitas dalam masyarakat hanya dapat tercapai melalui perjuangan kelas. Tulisan ini menggunakan jenis metode penelitian kualitatif deskriptif dengan pendekatan kajian pustaka. Eksplorasi data sekunder dalam tulisan ini didapatkan melalui penelusuran tulisan ilmiah dan tulisan populer seperti jurnal, tulisan di koran, media daring dan buku yang terkait dengan tema dalam tulisan ini. Berdasarkan analisis data, temuan dalam kajian ini bahwa pada konteks perjuangan perempuan (secara organisasi dan individu) dan orang-orang yang memiliki kepedulian pada kekerasan seksual di Indonesia, menghadapi tantangan perjuangan kelas perempuan dalam mendesak pengesahan RUU penghapusan kekerasan seksual menjadi Undang-Undang
ANCAMAN CYBER PORNOGRAPHY TERHADAP ANAK-ANAK Atem, Atem
Jurnal Moral Kemasyarakatan Vol 1 No 2 (2016): Desember
Publisher : Universitas PGRI Kanjuruhan Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (339.037 KB) | DOI: 10.21067/jmk.v1i2.1529

Abstract

Perkembangan teknologiyang semakin pesat di Indonesia berpengaruh pada kehidupan sosial dan keamanan masyarakat.Tingginya penetrasi pengguna internet membuka peluang tersendiri munculnya kejahatan-kejahatan berbasis ruang cyber.Anak-anak lebih beresiko menjadi korban kejahatan di ruang cyber, salah satunya ialah kejahatan pornografi.Tulisan ini hendak mengkaji dan mendeskripsikan bagaimana ancaman kejahatan berbasis pornografi di ruang cyber.Anak-anak menjadi rentan mendapatkan kejahatan secara seksual dan pornografi di dalam ruang cyber, hal ini terkait keamanan ruang cyber, kontrol akses pada internet, dan integrasi produk hukum dengan teknologi yang belum baik.Metode yang digunakan dalam tulisan ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dan studi kepustakaan.
Konflik Etnik Madura dan Melayu Sambas: Tinjauan Konflik Kekerasan Johan Galtung Atem, Atem
Journal Ilmu Sosial, Politik dan Pemerintahan Vol. 11 No. 2 (2022): JISPAR
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37304/jispar.v11i2.5304

Abstract

This article aims to discusses Johan Galtung's perspective in analyzing the conflict that occurred between the Madura and Malay ethnic groups in Sambas through the concept of violence. The conflict has been seen as a natural process in community life with the cultural, religious, and ideological elements involved. The conflict in 1999 between Madura and Malay in Sambas regency happened sporadically and formed into violence. The conflict is constructed as negativity and an unwanted event. Theorists see that conflict can be understood as both a positive and a negative thing. Johan Galtung is one of the theorists who see a conflict with multidisciplinary analysis. He introduced the violence concept in three dimensions: structural violence, direct violence, and cultural violence. This article uses the qualitative method with a descriptive approach through textual reality analysis and literature review.
Fenomena Tren #KaburAjaDulu Sebagai Bentuk Ekspresi Keresahan dan Kekecewaan Generasi Muda di Media Sosial Erina, Erina; Rusmanto, Joni; Atem, Atem
EDU SOCIATA ( JURNAL PENDIDIKAN SOSIOLOGI ) Vol 8 No 2 (2025): Edu Sociata : Jurnal Pendidikan Sosiologi
Publisher : EDU SOCIATA ( JURNAL PENDIDIKAN SOSIOLOGI )

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33627/es.v8i2.4046

Abstract

Munculnya tren #KaburAjaDulu ini media sosial ini akibat dari tekanan sosial, ekonomi dan politik, seperti kurangnya lapangan pekerjaan, upah yang minim, bahkan biaya hidup dan pendidikan yang terbilang tinggi menjadi sebuah tempat dan ruang untuk menyampaikan ekspresi keresahan dan kekecewaan dari generasi muda dalam menghadapi tekanan sosial, ekonomi dan politik. Adanya penelitian ini bertujuan untuk menganalisis, serta melihat bagaimana respons masyarakat terutama generasi muda terhadap apa yang mereka rasakan seperti biaya pendidikan dan hidup yang terbilang mahal, peluang kerja yang kurang dan terbatas serta upah yang minim. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode netnografi yang didukung dengan metode analisis konten, dengan mengambil data dari sebuah unggahan konten di media sosial yaitu TikTok, Istagram dan Twitter, serta menggunakan pendekatan studi pustaka. Hasil menunjukan bahwa tren #KaburAjaDulu ini merepresentasikan keinginan dan kehendak generasi muda untuk membebaskan diri dari tekanan hidup yang dihadapi dan dianggap menekan. Tren #KaburAjaDulu dapat kita pahami sebagai bentuk komunikasi sosial lewat media sosial seperti TikTok, Instagram dan Twitter, sehingga membentuk sebuah komunitas sosial yang sama-sama membagikan pengalaman dan keresahan mereka.