Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Relasi Makna dalam Bahasa Serawai Dialek ‘AU’ (Sinonim, Antonim, Dan Homonim) di Desa Pasar Pino Kecamatan Pino Raya Kabupaten Bengkulu Selatan Anggraini, Zelvia; Akbarjono, Ali; Heriadi, Meddyan
Jurnal Kajian Ilmu Pendidikan (JKIP) Vol. 5 No. 3 (2024): Jurnal Kajian Ilmu Pendidikan (JKIP)
Publisher : Lembaga Riset dan Inovasi Almatani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55583/jkip.v5i3.1075

Abstract

Serawai language is an important cultural heritage for the Serawai tribe, but its use has declined among the younger generation due to the influence of globalization. This study aims to explore and describe the form of synonym, antonym, and homonym meaning relations in the Serawai language dialect "AU" spoken in Pasar Pino Village, Pino Raya District, South Bengkulu Regency. The method used is a descriptive qualitative approach, with data collection through direct observation and interviews with members of the local indigenous community. The results of the study showed that there were 40 synonym relations, 33 antonym relations, and 30 homonym relations that provided an in-depth picture of the richness of the Serawai language vocabulary. To support language preservation, it is recommended that the community and government hold educational programs and cultural activities, such as language festivals and workshops, to raise awareness of the importance of using Serawai language among the younger generation. These findings are expected to make a significant contribution to the linguistic understanding of the Serawai language and support efforts to preserve regional languages ​​in South Bengkulu Regency.
Analisis Rima dalam Tembang di Bengkulu Selatan Rahmadani, Septi; Zasrianita, Fera; Heriadi, Meddyan
Jurnal Kajian Ilmu Pendidikan (JKIP) Vol. 5 No. 3 (2024): Jurnal Kajian Ilmu Pendidikan (JKIP)
Publisher : Lembaga Riset dan Inovasi Almatani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55583/jkip.v5i3.1086

Abstract

Local culture such as tembang is starting to disappear where the younger generation tends to prefer foreign culture, thereby making local culture marginalized, tembang is generally better understood by the older generation than the younger generation. The aim to be achieved in this research is to describe, analyze and conclude the rhymes contained in songs in South Bengkulu. This research uses qualitative research. The data source was obtained from primary data. The primary data source came from observations via five YouTube videos on the Wengki Studio channel and secondary data was obtained from document studies which included various sources such as books, journals and theses related to songs in South Bengkulu. The results of this research are that from the first song video there are two perfect rhymes, three front rhymes, two end rhymes, two chain rhymes and sixteen paired rhymes or twin rhymes. From the second song video there are four end rhymes and six broken rhymes from the third song video. There are five cross rhymes from the fourth song video, there are four cross rhymes and from the fifth song video there are two twin rhymes, two end rhymes, two continuous rhymes or chain rhymes and four paired or twin rhymes. Of the five song videos there are five Twenty-four rhymes in the song video in South Bengkulu on the YouTube video channel Wengki Studio. The rhymes that are most often found in this song are twenty-two rhymes in pairs or twin rhymes, while the rhymes that are least found are chain rhymes of two rhymes.
Analisis Unsur Ekstinsik Nilai Budaya Dalam Film “Onde Mande” Karyapaul Fauzan Agusta Tahun 2023 Putri, Meta Deslia; Satria, Irwan; Heriadi, Meddyan
Jurnal Kajian Ilmu Pendidikan (JKIP) Vol. 5 No. 3 (2024): Jurnal Kajian Ilmu Pendidikan (JKIP)
Publisher : Lembaga Riset dan Inovasi Almatani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55583/jkip.v5i3.1094

Abstract

Perkembangan teknologi yang semakin maju memungkinkan banyak pihak untuk memperkenalkan dan mempromosikan budaya Indonesia lewat berbagai macam cara. Film adalah contoh bentuk media komunikasi massa. Indonesia memiliki keanekaragaman nilai budaya yang dapat diangkat menjadi sebuah tema. Adapun film yang menonjolkan nilai budaya Indonesia, khususnya budaya masyarakat Minangkabau.Tujuan penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan unsur ekstrinsik nilai budaya yang terdapat dalam film Onde Mande dengan adanya penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai pembelajaran sastra khususnya tentang jenis nilai budaya yang terdapat dalam film Onde Mande. Penelitian ini menggunakan kualitatif. Sumber data yang diperoleh dari data primer sumber data primer berasal dari observasi dan dokumentasi dengan menonton film "Onde Mande" karya Paul Fauzan Agusta. Data skunder merupakan data tambahan sebagai penguat data yang peneliti dapatkan yaitu seperti buku dan jurnal. Hasil penelitian ini diperoleh usnur ekstrinsik nilai budaya yang terdapat dalam film Onde Mande yaitu, Naishat, kekerabatan, tolong menolong, ketakwaan, ramah, sopan santun, rendah hati dan kepedulian.
Analisis Konflik Batin Tokoh Dalam Film Air Mata Di Ujung Sajadah Karya Titien Wattimena Utami, Wezzy Putri; Adisel; Heriadi, Meddyan
Tsaqila | Jurnal Pendidikan dan Teknologi Vol. 4 No. 2 (2024)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30596/tjpt.v4i2.528

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan konflik batin, faktor-faktor penyebab batin, dan respon atau tindakan tokoh dalam film Air Mata di Ujung Sajadah karya Titien Wattimena. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif, metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah deskriftif. Sumber data berupa dalam film Air Mata di Ujung Sajadah karya Titien Wattimena. Data yang didapatkan berupa konflik batin dan buktinya. Teknik pengumpulan data berupa teknik observasi yaitu menggunakan sumber-sumber dari informasi, fakta dan deskrispi. Dilakukan dengan cara pengumpulan data, redukasi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian mengenai konflik batin, faktor-faktor penyebab konflik batin dan respon atau tindakan tokoh dalam film Air Mata di Ujung Sajadah karya Titien Wattimena di dapatkan 9 konflik batin diantaranya konflik batin Aqila memilih ibu kandung atau kekasih, Aqila bertemu Baskara atau tidak bertemu Baskara, bingung ingin merebut Baskara atau tidak merebut Baskara, membiarkan Aqila mengurus anaknya atau membiarkan Arif dan Yumna mengadopsi Baskara, mengizinkan Baskara bertemu Aqila atau tidak mengizinkan Baskara bertemu Aqila, mengikhlaskan Baskara untuk ikut Aqila atau tidak mengizinkan Baskara, tidak memberitahu ibu Baskara bukan cucu kandungnya atau memberitahu Baskara cucu kandungnya, eyang Murni melarang bertemu Baskara atau membiarkan bertemu Baskara dan pilih ibu kandung atau orang tua asuh.Kata Kunci: Film, Konflik Batin, Film Air Mata di Ujung Sajadah.
EVALUASI EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TEMATIK DI SMP N 21 BENGKULU: PERSPEKTIF GURU DAN SISWA heriadi, Meddyan; dusti tatri, Ema; Rini merliana, Setia; musfika rahayu, Malinda; rotul mukasafah, Dhaq
Jurnal Ilmu Pendidikan Islam Vol 23 No No.1 (2025): JIPI: Jurnal Ilmu Pendidikan Islam, Maret 2025
Publisher : FAKULTAS TARBIYAH UNIVERSITAS QOMARUDDIN GRESIK - JAWA TIMUR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36835/jipi.v23iNo.1.4452

Abstract

The thematic learning method is an approach that integrates various subjects in one particular theme to improve students' overall understanding. This research aims to evaluate the effectiveness of thematic learning methods at SMP N 21 Bengkulu from the perspective of teachers and students. The research method used is a qualitative descriptive method with data collection techniques in the form of interviews, observations and questionnaires. The research results show that the thematic learning method has advantages in increasing student involvement, but there are still obstacles in implementation, such as limited resources and teacher readiness in adapting this method. Therefore, strategies are needed to increase teacher competency and provide more adequate resources to increase the effectiveness of thematic learning in this school.
Makna Festival Budaya Umbung Kuteui Masyarakat Suku Rejang Kabupaten Kepahiang : (Kajian Semiotika) Putri, Suci Dwi; Satria, Irwan; Heriadi, Meddyan
Jurnal Penelitian Ilmu Pendidikan Indonesia Vol. 4 No. 1 (2025)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jpion.v4i1.371

Abstract

Tradisi Umbung Kuteui merupakan warisan budaya masyarakat suku Rejang di Kabupaten Kepahiang, Provinsi Bengkulu, yang terus dilestarikan melalui festival budaya tahunan yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan setempat. Penelitian ini dilakukan untuk menggali makna yang terkandung dalam festival budaya Umbung Kuteui dengan menggunakan teori semiotika Ferdinand de Saussure yang menganalisis hubungan antara penanda (bentuk) dan petanda (konsep). Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara dengan pelaku budaya dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tradisi ini mengandung berbagai tanda, seperti benda adat, pakaian upacara, makanan simbolik, dan ritual yang memiliki bentuk fisik dan makna mendalam. Misalnya, benda-benda yang melambangkan rasa syukur dan solidaritas; tarian tradisional mencerminkan kebersamaan dan penghormatan kepada leluhur. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa tradisi Umbung Kuteui bukan sekadar pertunjukan budaya, melainkan media untuk mengekspresikan nilai-nilai syukur, keharmonisan, identitas budaya, dan pelestarian kearifan lokal. Tanda-tanda tersebut memperkuat ikatan sosial dan menjamin kesinambungan budaya lintas generasi.
Analisis Dialog Berasan Bekule dengan Metode Speaking pada Etnik Pasemah di Kedurang Bengkulu Selatan Ayu, Wulan Sartika; Satria, Irwan; Heriadi, Meddyan
Jurnal Penelitian Ilmu Pendidikan Indonesia Vol. 4 No. 2 (2025)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jpion.v4i2.506

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan memahami percakapan dialog yang terkandung dalam tradisi Berasan Bekule Pada Masyarakat Pasemah di Kedurang Bengkulu Selatan. Dalam adat masyarakat Pasemah berasan merupakan suatu proses perundingan antara pihak calon mempelai laki-laki dan calon mempelai perempuan sebelum melaksanakan pernikahan. Bahasa berasan bekule pada dasarnya berbentuk percakapan antara pihak bujang dan pihak gadis yang dilaksanakan menjelang dilaksanakannya acara pernikahan. Percakapan tersebut tentunya diwakilkan antara salah seorang yang diutus atau dipercaya baik dari pihak bujang maupun pihak gadis. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, mengumpulkan data melalui obsevasi, wawancara dengan tokoh adat serta Masyarakat setempat dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berasan bekule memiliki dialog serta prosesi pelaksanaan nya. Penelitian ini menyimpulkan bahwa berasan bekule bukan hanya sekedar adat atau tradisi biasa, tetapi juga sebagai media komunikasi musyawarah dalam mempertahankan kearifan lokal Masyarakat pasemah.
Intrinsic and Extrinsic Elements in Pekal Songs: A Literary ‎Analysis of Man Pekal’s Salam Sakapoh Iban Album Friandy, Friandy; Kasmantoni, Kasmantoni; Heriadi, Meddyan
JPI : Jurnal Pustaka Indonesia Vol. 3 No. 3 (2023): Desember
Publisher : Yayasan Darussalam Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62159/jpi.v3i2.775

Abstract

This study analyzes the intrinsic and extrinsic elements of the Pekal songs in Salam Sakapoh Iban, an album by Man Pekal, to explore how these songs convey both literary aesthetics and socio-cultural meanings. Song lyrics, often considered poetic, serve as artistic expressions while simultaneously reflecting cultural values. Despite their significance, Pekal songs remain underexplored in Indonesian literary studies. This qualitative descriptive research examines ten selected songs through transcription, translation, classification, and thematic interpretation. Data were collected via textual analysis and interviews, distinguishing intrinsic elements (such as diction, imagery, concrete words, figurative language, rhyme; theme, emotion, tone, and message) and extrinsic elements (biographical, social, and value-based contexts). The findings reveal that Pekal songs merge aesthetic and cultural functions. Intrinsically, the songs utilize vivid diction, repetition, figurative imagery, and rhyme to express themes of love, longing, migration, solidarity, and cultural identity. Extrinsically, they reflect the composer’s biography, socio-cultural environment, and values such as care, obedience, religiosity, and historical memory. Songs like Maratau emphasize migration struggles, while Salam Sakapoh Iban foregrounds unity and tradition. The interplay between intrinsic and extrinsic elements demonstrates how Pekal songs function as both artistic and cultural texts, preserving identity and imparting moral teachings. These songs contribute to understanding local identity in a globalized world while maintaining ethnic values. This study concludes that analyzing Pekal songs enriches Indonesian literature and sustains regional identity amidst cultural transformation.