Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Formulasi Dan Evaluasi Gel Hand Sanitizer Dengan Moisturizer Alga Hijau (Spirulina Platensis) Dan Vitamin E Nailufa, Yuyun
Syntax Idea Vol 2 No 6 (2020): Syntax Idea
Publisher : Ridwan Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36418/syntax-idea.v2i6.386

Abstract

Penyebaran virus Covid 19 disaat pandemi Covid 19 dapat dicegah dengan pola hidup bersih. Salah satu cara yang paling efektif untuk memutus mata rantai penyebaran virus Covid 19 adalah dengan sering mencuci tangan menggunakan sabun atau dengan menggunakan hand sanitizer. Hand sanitizer merupakan suatu pembersih tangan yang mengandung antiseptik yang dapat membunuh bakteri dan virus. Antiseptik yang dapat digunakan untuk membunuh bakteri dan virus antara lain alkohol dan isopropanol. Alkohol lebh efektif untuk membunuh virus sedangkan isoproponal lebih efektif untuk membunuh bakteri Alkohol memberikan efektifitas sebagai antibakteri paling optimal pada konsentrasi 60-85%. Penggunaan hand sanitizer dengan bahan aktif alkohol dapat menyebabkan kulit menjadi kering sehingga perlu ditambahkan humektan dan moisturizer untuk mencegah kulit kering. Oleh karena itu perlu dilakukan inovasi produk hand sanitizer yang tetap menjaga kelembaban kulit sekaligus nyaman digunakan sepanjang hari. Pada penelitian ini bertujuan membuat formula hand sanitizer dengan antiseptik alkohol 70% dengan menambahkan alga hijau (spirulina platensis) yang dikenal mengandung fukosantin yang tinggi antioksidan dan dapat melembabkan kulit serta menambahkan vitamin E yang juga memiliki aktivitas antioksidan. Sediaan gel dipengaruhi oleh gelling agent dan konsentrasi gelling agent yang digunakan. Pada penelitian ini digunakan gelling agent carbopol 940 dengan konsentrasi yang berbeda yaitu 0,3%, 0,6% dan 0,9% untuk mengetahui pengaruh konsentrasi carbopol 940 terhadap karakteristik fisik dan stabilitas fisik sediaan gel hand sanitizer dengan moisturizer alga hijau (spirulina platensis) dan vitamin E. Dari penelitian ini didapatkan hasil bahwa formula F1 memiliki karakteristik fisik sediaan gel yang paling optimal dan nyaman digunakan sepanjang hari. Pada formula F1 tampak jernih, tidak lengket, mudah menyebar dan ada rasa sensasi dingin saat digunakan. Pada formula F2 warna jernih, sedikit berkabut, mudah menyebar, lengket, dingin saat digunakan. Timbulnya rasa lengket saat digunakan membuat kurang nyaman. Pada formula F3 warna jernih ada bintik-bintik putih dari carbopol yang kurang homogen, daya sebar rendah yaitu 4,18 ± 0,312, lengket saat diaplikasikan dan terasa dingin. Ketiga formula memiliki pH yang tidak berbeda bermakna yaitu antara 6,11-6,22. Ketiga formula juga stabil setelah dilakukan uji stabilitas dengan metode sentrifugasi.
Formulasi  Krim Epigallocatechin gallate Sebagai Anti Aging Nailufa, Yuyun; Ainun Najih, Yuli
Journal of Pharmacy and Science Vol. 5 No. 2 (2020): Journal of Pharmacy and Science
Publisher : Akademi Farmasi Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53342/pharmasci.v5i2.186

Abstract

Penuaan dini merupakan masalah besar bagi seorang wanita. Penuaan dini dapat menimbulkan rasa kurang percaya diri. Tanda – tanda penuaan dini diantaranya adalah munculnya bintik-bintik hitam, muncul garis halus, pori-pori terlihat mulai membesar, kusam, wajah terasa kasar, mata berubah bentuk, kulit wajah mengendur bahakan bisa terjadi perubahan warna kulit. Banyak faktor yang dapat memicu terjadinya penuaan dini yaitu paparan sinar matahari yang berlebih, posisi tidur, konsumsi makanan dan minuman yang tidak sehat, kulit kurang istirahat karena selalu memakai make up, stres, kurang tidur dan genetik. Penuaan dini dapat dicegah dengan menggunakan kosmetik anti aging. Salah satu zat yang dapat digunakan sebagai anti aging adalah epigallocatechin gallate. Epigallocatechin gallate merupakan senyawa dari bahan alam yang memiliki aktivitas sebagai antioksidan. Aktivitas antioksidan epigallocatechin gallate lebih tinggi daripada vitamin C dan vitamin E. Epigallocatechin gallate merupakan antioksidan yang tinggi (100 kali vitamin C atau 25 kali vitamin E). Penelitian ini bertujuan untuk memformulasi krim anti aging dengan bahan aktif epigallocatechin gallate dengan konsentrasi basis krim yang berbeda sehingga didapatkan krim anti aging dengan karakteristik fisik yang optimal. Basis krim merupakan bahan eksipien utama dalam membentuk konsistensi sediaan krim. Pada penelitian ini basis krim yang digunakan adalah lexemul CS-20 dimana basis krim ini mengandung kombinasi 2 basis krim yaitu cetearyl alcohol dan ceteareth-20). Peneliti berharap dengan hanya menggunakan satu bahan saja mampu memberikan hasil yang optimal. Pada penelitian ini ingin mengetahui pengaruh konsentrasi basis krim terhadap karakteristik fisik krim epigallocatechin gallate. Konsentrasi basis krim yang digunakan adalah 10%, 15% dan 20%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa formula F1, F2 dan F3 secara organoleptis sama yatu berwarna putih dan homogen, hanya pada formula F1 sedikit encer . Berdasarkan hasil uji pH pada formula F1, F2 dan F3 memberikan hasil yang tidak berbeda bermakna. Semua formula adalah krim dengan tipe emulsi minyak dalam air. Semakin tinggi konsentrasi basis krim memberikan nilai viskositas yang lebih tinggi, sebaliknya semakin tinggi konsentrasi basis krim daya sebar krim semakin kecil. Berdasarkan uji stabilitas dengan metode sentrifugasi terlihat formula F1 tidak stabil karena sediaan memisah menjadi 2 fase, sedangkan pada formula F2 dan F3 sediaan tidak memisah (stabil).
Optimization of Skin Moisturizer Formula Based on Fixed Oil (VCO, Olive Oil, and Jojoba Oil): Optimasi Formula Pelembab Kulit Berbasis Minyak Nabati (VCO, Minyak Zaitun dan Minyak Jojoba) Rakhma, Dita Nurlita; Nailufa, Yuyun; Ainun Najih, Yuli; Wahjudi, Hery
Journal of Pharmacy and Science Vol. 6 No. 2 (2021): Journal of Pharmacy and Science
Publisher : Akademi Farmasi Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53342/pharmasci.v6i2.221

Abstract

Currently, formulations of skin moisturizers are derived from natural compounds. Fixed oils are known to have compounds that potential to be developed as skin moisturizers based on emollient mechanism. Therefore, this study aims to determine the effect of oil type on the physical characteristics of skin moisturizer creams. In this study, a skin moisturizer cream was formulated using three types of fixed oils: VCO (F1), Olive Oil (F2), and Jojoba Oil (F3). All formulas were tested for physical characteristics of pH, cream type, viscosity, spreadability, and homogeneity. The test results show that all formulas appropriate to the skin pH range, have o/w type creams and homogeneous texture. In the results of the viscosity test, there was a significant difference (p<0.05) with the highest value of viscosity for F2 (16750 ± 250 cP) > F3 (14200 ± 346cP) > F1 (5833 ± 58 cP), while for spreadability test there were also significant differences (p<0.05) with the highest diameter for F1 (5.8 ± 0.1 cm) = F3 (5.7 ± 0.2 cm) > F2 (4.3 ± 0.2 cm). Based on the results, it can be concluded that the type of oil can affect the physical characteristics of the moisturizer formula. F1 and F3 have better physical characteristics than F2.
Karakterisasi Sistem Dispersi Padat Meloksikam Dengan Matriks PEG 6000 Dan Poloxamer 188 Dibuat Dengan Menggunakan Metode Peleburan Najih, Yuli Ainun; Nailufa, Yuyun; Rakhma, Dita Nurlita; Widjaja, Bambang; Silviyah, Lailatul; Mujahida, Choirun
Journal of Islamic Pharmacy Vol 6, No 1 (2021): J. Islamic Pharm.
Publisher : Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/jip.v6i1.11284

Abstract

Meloxicam is included in the class II Biopharmaceutical Classification System (BCS). This drug has low solubility and high permeability. The solubility is one of the factors that affect in the dissolution rate of drug. One of the effort to increase dissolution of meloxicam is by forming a solid dispersion system made using melting method. The addition of PEG 6000 and poloxamer 188 carriers determine in the solid dispersion system aims to increase the dissolution rate of meloxicam. The purpose of this study is to characterize the meloxicam solid dispersion system with PEG 6000 and poloxamer 188 matrices at a ratio of 99:1 and 98:2 made by the melting method when compared with the physical mixture and its pure compound using Powder X-Ray Diffaction, DSC and FTIR. The results of meloxicam solid dispersion with a ratio 99:1 and 98:2 showed the disappearance of the typical peak of meloxicam at an angel of 2θ 6.5° and 11.2°. The thermogram data using DSC shows a decrease in melting point of solid dispersion system with a ratio of 99:1 and 98:2 namely 64.33°C and 64.21°C. The result of the characterization of meloxicam solid dispersion with FTIR showed that the identified spectrum were in the spectrum range of meloxicam, PEG 6000, poloxamer 188 indicating there was no incteraction in the meloxicam solid dispersion system.Keywords: Meloxicam, PEG 6000, Poloxamer 188, Solid Dispersion, Melting Method, Characterization
Edukasi Bahan Kimia Berbahaya untuk Pengawetan Ikan serta Pelatihan Pembuatan Ikan Asin Menggunakan Bahan yang Aman Putri, Astrid Kusuma; Kresnamurti, Angelica; Nailufa, Yuyun; Rakhma, Dita Nurlita; Izazi, Farizah
PARAHITA : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 4, No 1 (2023): Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : Indonesian Scientific Journal (Jurnal Ilmiah Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25008/parahita.v4i1.97

Abstract

Medokan Ayu di Kecamatan Rungkut, Kota Surabaya, Jawa Timur merupakan kelurahan penghasil ikan bandeng yang diperoleh dari tambak warga. Kelurahan tersebut mengelola ikan bandeng dimulai dari penjualan hasil tambak hingga pemasaran hasil olahannya, namun belum memiliki produk olahan ikan asin. Griya Amerta Regency, perumahan di Kelurahan Medokan Ayu, sebagian besar warganya mempunyai usaha mikro kecil dan menengah. Masyarakat ini terbuka dengan informasi dan pendampingan dari perguruan tinggi yang berorientasi kepada pembuatan produk yang baik dan sehat yang dapat meningkatkan pendapatan dalam berjualan. Metode pelaksanaan pengabdian masyarakat dilakukan dengan: (1) Pembuatan power point dan leaflet tentang edukasi bahan kimia berbahaya untuk pengawetan ikan serta cara pembuatan ikan asin yang aman; (2) Penyuluhan kepada warga; dan (3) Pelatihan pembuatan ikan asin menggunakan media video tutorial. Pelatihan ini diharapkan dapat membentuk kemandirian masyarakat dalam mengolah ikan segar menjadi produk ikan asin sehingga dapat memperpanjang umur simpan ikan hasil tangkapan. Kegiatan ini melibatkan warga Griya Amerta Regency berjumlah 36 orang warga dengan persentase terbesar adalah ibu rumah tangga yang memiliki usaha sampingan berjualan. Hasil kegiatan menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan warga tentang bahan kimia berbahaya untuk pengawetan ikan serta cara pembuatan ikan asin menggunakan bahan yang aman.
Pengaruh Cara Pemakaian Produk Tabir Surya terhadap Tingkat Keparahan Hiperpigmentasi pada Pasien di Klinik Kecantikan di Surabaya Nailufa, Yuyun; Soetjipto, Soetjipto; Wahyudi, Lindung
MAHESA : Malahayati Health Student Journal Vol 4, No 4 (2024): Volume 4 Nomor 4 (2024)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mahesa.v4i4.14371

Abstract

ABSTRACT Hyperpigmentation is a skin problem whose main cause is exposure to ultraviolet (UV) sunlight. Regular use of sunscreen with an SPF of at least 30 and a broad spectrum (protects against UVA and UVB) has been proven to be effective in preventing and treating hyperpigmentation. However, many people do not use sunscreen in the correct way, so its effectiveness in protecting the skin from UV rays is reduced. The aim of this study is to determine the effect of using sunscreen products on the severity of hyperpigmentation in patients at beauty clinics in Surabaya. This research is an analytical, cross-sectional observational study. The results of this study show that there is a significant relationship between the behavior of using sunscreen and the severity of hyperpigmentation, a significance value of 0.014 (<0.05) was obtained. There is a significant relationship between how to use sunscreen and the severity of hyperpigmentation. The better you use sunscreen, the lower the severity of hyperpigmentation, and vice versa. Keywords: How to Use, Sunscreen, Severity, Hyperpigmentation, Patients ABSTRAK Hiperpigmentasi merupakan masalah kulit yang penyebab utamanya adalah paparan sinar matahari ultraviolet (UV). Penggunaan tabir surya secara rutin dengan SPF minimal 30 dan spektrum luas (melindungi dari UVA dan UVB) terbukti efektif dalam mencegah dan mengatasi hiperpigmentasi. Namun, banyak orang yang tidak menggunakan tabir surya dengan cara yang benar, sehingga efektivitasnya dalam melindungi kulit dari sinar UV menjadi berkurang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh cara pemakaian produk tabir surya terhadap tingkat keparahan hiperpigmentasi pada pasien di klinik kecantikan di Surabaya. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat observasi analitik dengan cross-sectional. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara perilaku cara pemakaian tabir surya dengan keparahan hiperpigmentasi, diperoleh nilai signifikansi sebesar 0.014 (<0.05). Terdapat hubungan yang bermakna antara cara pemakaian tabir surya dengan derajat keparahan hiperpigmentasi. Semakin baik cara pemakaian tabir surya maka semakin rendah keparahan hiperpigmentasinya, dan sebaliknya. Kata Kunci: Cara Pemakaian, Tabir Surya, Tingkat Keparahan, Hiperpigmentasi, Pasien