Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Prioritisasi Pengelolaan DAS Deli Menggunakan Metode AHP-SYI dan Fuzzy AHP-SYI dalam Format GIS Syafaruddin, Syafaruddin; Mulia, Ahmad Perwira; Nasution, Zaid Perdana
Syntax Literate Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : CV. Ridwan Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4837.512 KB) | DOI: 10.36418/syntax-literate.v6i8.3768

Abstract

Daerah Aliran Sungai di Indonesia mengalami kerusakan lingkungan dari tahun ke tahun. Kerusakan lingkungan pada Daerah Aliran Sungai (DAS) meliputi kerusakan pada aspek biofisik ataupun kualitas air. Pengelolaan DAS dilakukan untuk menjaga DAS tetap berfungsi, dengan memperhatikan biaya dan mengingat luasnya DAS yang mengalami kerusakan perlu dibuat skala prioritas untuk dapat menyiasati permasalahn tersebut. Penelitian ini bertujuan memprioritaskan mikro DAS dengan pendekatan model SYI yang berbasis AHP dan Fuzzy Analitic Hierarchy Proces (FAHP). Metode penelitian ini pada dasarnya menggunakan informasi Potensi Erosi Indek (PEI) dan Sediment Delivery Rasio (SDR) yang menunjukkan kapasitas angkut sedimen. Faktor pengiriman sedimen yaitu topografi, tutupan vegetasi, kedekatan dengan aliran air dan jenis yang terintegrasi dalam domain GIS. Untuk penilaian PEI, parameter yang digunakan yaitu data curah hujan, jenis tanah, kemiringan lahan, vegetasi penutup tanah, jaringan sungai, kerapatan sungai diintegrasikan dalam domain GIS menggunakan metode Weightd Linear Combination (WLC) dengan memberikan bobot dan peringkat untuk kreteria utama dan sub kreteria. Lokasi Studi DAS Deli terletak di Sumatera Utara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peta prioritas FAHP-SYI dioverlay dengan peta lahan kritis menunjukkan kesesuain lahan kritis dengan metode medium menghasilkan prosentase 38.00 % untuk prioritas tinggi dan sangat tinggi atau 81.30 % terhadap keseluruhan peta lahan kritis. Dengan jumlah mikro DAS 21 dari 53 mikro DAS masuk sangat tinggi dan tinggi menandakan diperlukan pengelolaan DAS
Pemetaan Banjir Rob Wilayah Medan Utara Menggunakan Regresi Logistik dan GIS Pyanto, Farino; Mulia, Ahmad Perwira; Surbakti, Medis S
Syntax Literate Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : CV. Ridwan Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (259.893 KB) | DOI: 10.36418/syntax-literate.v6i9.1579

Abstract

Perlunya memetakan zona terancam banjir rob berdasarkan faktor-faktor penyebab banjir rob di wilayah Medan Utara sebagai dasar bagi stakeholder dalam rangka penanganan banjir rob. Indikator kerawanan terhadap banjir rob mencakup curah hujan, kerapatan drainase, tata guna lahan, jarak ke sungai, jenis tanah, elevasi, kemiringan, aspek, jarak ke muara. Analisis data menggunakan GIS dan regresi logistik. Lokasi penelitian adalah kecamatan Belawan, Marelan dan Labuhan. Hasil analisis yang didapat, yaitu faktor curah hujan, drainage density, elevasi, jarak ke muara, aspek berpengaruh terhadap kerawanan banjir rob. Sedangkan indikator land use, jenis tanah, jarak ke sungai, kemiringan tidak berpengaruh terhadap kerawanan banjir rob. Hasil analisis menunjukkan peringkat indikator yang mempengaruhi terhadap kerawanan banjir rob dari pertama sampai sembilan adalah jarak ke muara, elevasi, aspek, jarak ke sungai, jenis tanah, land use, kemiringan, curah hujan dan drainage density. Jumlah sampel 126 dengan 9 faktor didapat ketepatan model penelitian sebesar 93,7%. Sementara, sampel 209 dengan 9 faktor didapat ketepatan model penelitian sebesar 86,1%. Jumlah sampel 126 dengan 2 faktor didapat ketepatan model penelitian sebesar 92,1%. Sementara, sampel 209 dengan 7 faktor didapat ketepatan model penelitian sebesar 86,1%.
Pemanfaatan Minyak Jelantah Menjadi Krayon Ramah Lingkungan melalui teknologi CRAY-OON di Yayasan Al Kahfi Medan Amplas Hasibuan, Gina Cynthia Raphita; Fath, Muhammad Thoriq Al; Mulia, Ahmad Perwira; Nasution, Dea Amanda Sari; Kwek, Philip; Angel, Angel; Michael, Michael
ABDI SABHA (Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat) Vol. 6 No. 1 (2025): Februari
Publisher : CERED Indonesia Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53695/jas.v6i1.1140

Abstract

Kegiatan pengabdian kepada Masyarakat (PKM) CRAY-OON bertujuan untuk memanfaatkan minyak jelantah (Waste Cooking Oil, WCO) sebagai bahan dasar pembuatan krayon ramah lingkungan melalui pendekatan kolaboratif di Yayasan Al Kahfi Medan Amplas. Minyak jelantah yang dikumpulkan dari dapur dan lokasi sekitar yayasan diolah melalui proses penyaringan, pencampuran dengan pewarna makanan, dan pencetakan menjadi krayon dengan alat CRAY-OON. Kegiatan ini tidak hanya memberikan solusi bagi masalah lingkungan akibat pembuangan minyak jelantah secara sembarangan, tetapi juga membekali anak-anak dengan keterampilan daur ulang dan wirausaha. Kegiatan PKM CRAY-OON menekankan pentingnya keterlibatan komunitas lokal dalam menjaga lingkungan dan menjadi contoh penerapan ekonomi sirkular. Tantangan utama dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah kualitas minyak yang tidak seragam dan keterbatasan sistem pengumpulan minyak jelantah. Ke depan, perluasan cakupan pengumpulan dan peningkatan kualitas produksi diharapkan dapat meningkatkan keberlanjutan dan dampak program ini. Model CRAY-OON berpotensi diadopsi oleh komunitas lain sebagai kegiatan yang mengintegrasikan aspek lingkungan, pendidikan, dan ekonomi.
Analisis Faktor Penyebab Pembengkakan Biayakonstruksi (Cost Overrun) Pada Proyek Konstruksi Di Kota Medan Ilhamsyah Siregar, Sutan; Mulia, Ahmad Perwira; Raphita Hasibuan, Gina Cynthia; Bakara, Ricky
COMSERVA : Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 11 (2025): COMSERVA: Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Publisher : Publikasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59141/comserva.v4i11.3005

Abstract

Pelaksanaan proyek konstruksi di Kota Medan tidak terlepas dari risiko terjadinya cost overrun, sehingga penting menganalisis faktor penyebab tersebut untuk mengantisipasi terjadinya cost overrun. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor penyebab cost overrun pada proyek konstruksi; menganalisis nilai bobot faktor penyebab cost overrun; dan menganalisis faktor dominan penyebab cost overrun. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, melibatkan 13 responden secara purposive sampling pakar/ahli konstruksi. Analisis data menggunakan Rater Aiken dan deskriptif. Hasil penelitian berdasarkan kajian pustaka diperoleh 33 faktor lalu direduksi menjadi 27 faktor. Diperoleh 8 faktor dominan penyebab cost overrun berdasarkan Validitas Aiken (V) > 0,8, berurut mulai peringkat tertinggi: X6 (Kesalahan pekerjaan (rework)), X14 (Kesalahan perencanaan biaya), X5 (Kemampuan/produktivitas kerja tim yang buruk) , X3 (project manager tidak kompeten dan kurang berpengalaman), X7 (Waktu pelaksanaan lebih lama dari waktu yang direncanakan), X20 (pengendalian biaya buruk), X8 (kurangnya tenaga kerja terampil (kualitas pekerja buruk)), dan X9 (kurangnya pengalaman kontraktor dan koordinasi yang buruk antara kontraktor dengan pihak lainnya). Sedangkan satu faktor tambahan dari pakar/ahli adalah X32 (Kurangnya peralatan dan alat kerja). Penelitian ini menyarankan agar kontraktor memperhatikan faktor dominan untuk menghindari cost overrun dan menyarankan peneliti selanjutnya fokus pada besarnya nilai cost overrun.
Prioritas Pemilihan Tipe Fondasi Jembatan Gantung Cubancer Menggunakan Metode AHP dan Topsis Tampubolon, Gustav Reynold; Mulia, Ahmad Perwira; Raphita Hasibua, Gina Cynthia; Bakara, Ricky
Syntax Literate Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : Syntax Corporation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36418/syntax-literate.v10i10.62242

Abstract

Dalam konteks perencanaan jembatan, tantangan yang dihadapi dalam pemilihan fondasi yang tepat menjadi faktor krusial untuk memastikan keselamatan dan keberlanjutan struktur. Dalam prosesnya, umumnya pembangunan jembatan memiliki permasalahan teknis dan nonteknis. Permasalahan nonteknis tersebut dapat jumpai seperti ketersediaan material, aksesibilitas, dan kemudahan pengerjaan. Jembatan gantung Cubancer, sebagai salah satu jenis jembatan yang kompleks, memerlukan pendekatan yang sistematis dalam menentukan fondasi yang sesuai. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bobot kriteria dalam perencanaan jembatan dan menentukan prioritas alternatif desain fondasi jembatan gantung Cubancer menggunakan metode Analytic Hierarchy Process (AHP) dan Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS). Metodologi yang digunakan meliputi pengumpulan data primer melalui kuesioner yang disebarkan kepada responden yang berpengalaman dalam perencanaan dan pelaksanaan jembatan. Hasil analisis menunjukkan bahwa kriteria konstruksi memiliki bobot tertinggi (0,488) dalam metode AHP, sedangkan dalam metode TOPSIS, biaya pelaksanaan dan waktu pelaksanaan memiliki nilai kepentingan tertinggi (4,778). Prioritas alternatif desain fondasi jembatan menunjukkan bahwa fondasi langsung adalah pilihan terbaik dengan skor AHP sebesar 4,204 dan skor TOPSIS sebesar 0,867. Penggunaan metode AHP dan TOPSIS dapat memberikan keputusan yang lebih objektif dan tepat dalam pemilihan fondasi jembatan.
Introduction of GIS software (Geographical information system) as a life Teachers and Students / imedium School for Namira Medan Kadreni, Emilia; Mulia, Ahmad Perwira; Pandia, Indra Jaya; Harahap, Hamidah; Manurung, Renita
ABDIMAS TALENTA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 4 No. 2 (2019): ABDIMAS TALENTA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Talenta Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (211.844 KB) | DOI: 10.32734/abdimastalenta.v4i2.4089

Abstract

Namira High School is one of the favorite schools in the city of Medan, with the number of students graduating and being accepted at the State University increasing from year to year. To further foster and improve the quality and creativity of Namira High School Students and Teachers, a technology-based training program for the Geographical Information System (GIS). Community Service Program is part of the Tri Dharma College, in collaboration with High School partners Namira, is expected to be able to increase learning in the Computer Laboratory to learn the concepts and technology of GIS which is relatively new. By attending this training, students get the opportunity to work more by utilizing geospatial-based information. The use of Geographical Information System (GIS) in various fields is very real, because GIS provides various facilities that are relatively easy to do. With the open source GIS software training, it is hoped that students and teachers at Namira High School will know the importance of geography literacy and its use in various fields.
Analisis Faktor Penyebab Pembengkakan Biayakonstruksi (Cost Overrun) Pada Proyek Konstruksi Di Kota Medan Ilhamsyah Siregar, Sutan; Mulia, Ahmad Perwira; Raphita Hasibuan, Gina Cynthia; Bakara, Ricky
COMSERVA : Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 11 (2025): COMSERVA: Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Publisher : Publikasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59141/comserva.v4i11.3005

Abstract

Pelaksanaan proyek konstruksi di Kota Medan tidak terlepas dari risiko terjadinya cost overrun, sehingga penting menganalisis faktor penyebab tersebut untuk mengantisipasi terjadinya cost overrun. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor penyebab cost overrun pada proyek konstruksi; menganalisis nilai bobot faktor penyebab cost overrun; dan menganalisis faktor dominan penyebab cost overrun. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, melibatkan 13 responden secara purposive sampling pakar/ahli konstruksi. Analisis data menggunakan Rater Aiken dan deskriptif. Hasil penelitian berdasarkan kajian pustaka diperoleh 33 faktor lalu direduksi menjadi 27 faktor. Diperoleh 8 faktor dominan penyebab cost overrun berdasarkan Validitas Aiken (V) > 0,8, berurut mulai peringkat tertinggi: X6 (Kesalahan pekerjaan (rework)), X14 (Kesalahan perencanaan biaya), X5 (Kemampuan/produktivitas kerja tim yang buruk) , X3 (project manager tidak kompeten dan kurang berpengalaman), X7 (Waktu pelaksanaan lebih lama dari waktu yang direncanakan), X20 (pengendalian biaya buruk), X8 (kurangnya tenaga kerja terampil (kualitas pekerja buruk)), dan X9 (kurangnya pengalaman kontraktor dan koordinasi yang buruk antara kontraktor dengan pihak lainnya). Sedangkan satu faktor tambahan dari pakar/ahli adalah X32 (Kurangnya peralatan dan alat kerja). Penelitian ini menyarankan agar kontraktor memperhatikan faktor dominan untuk menghindari cost overrun dan menyarankan peneliti selanjutnya fokus pada besarnya nilai cost overrun.
Analisis Keberlanjutan Program Pamsimas Menggunakan Metode AHP: Studi Kasus Di Desa Binjai Baru, Kabupaten Batu Bara Hasbi, Muhammad Taufik; Bangun, Emma Patricia; Mulia, Ahmad Perwira
Syntax Literate Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : Syntax Corporation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36418/syntax-literate.v10i8.61143

Abstract

Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS) merupakan inisiatif pemerintah untuk meningkatkan akses air bersih di wilayah perdesaan. Namun, keberlanjutan program ini sering menghadapi kendala teknis, kelembagaan, sosial, ekonomi, dan lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi faktor-faktor yang memengaruhi keberlanjutan program PAMSIMAS di Desa Binjai Baru, Kabupaten Batu Bara, serta menetapkan prioritas kriteria keberlanjutan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Data diperoleh melalui penyebaran kuesioner kepada masyarakat dan wawancara terhadap 10 responden ahli. Hasil menunjukkan bahwa sebagian besar sub-kriteria berada pada kategori "Baik", dengan skor tertinggi pada keandalan operasional sistem dan kualitas lingkungan air. Aspek sosial menjadi kriteria paling dominan (prioritas 0,2401), diikuti oleh ekonomi (0,2185), lingkungan (0,2058), teknologi (0,1844), dan kelembagaan (0,1512). Sub-kriteria terpenting adalah partisipasi masyarakat (0,1460), sistem iuran (0,1231), dan perlindungan lingkungan (0,1125). Hasil ini menunjukkan bahwa metode AHP efektif untuk menetapkan prioritas strategi keberlanjutan program air minum perdesaan. Rekomendasi diarahkan pada penguatan aspek sosial, sistem keuangan, serta peran kelembagaan yang berkelanjutan.
PREDICTION OF LAND COVER CHANGES ON THE AVAILABILITY OF IRRIGATION WATER IN THE BOLON RIVER BASIN: PREDIKSI PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN TERHADAP KETERSEDIAAN AIR IRIGASI PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI BOLON El Hadidhy, Habibi; Mardianta, Anthoni Veery; Mulia, Ahmad Perwira
SOSIOEDUKASI Vol 14 No 4 (2025): SOSIOEDUKASI : JURNAL ILMIAH ILMU PENDIDIKAN DAN SOSIAL
Publisher : Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universaitas PGRI Banyuwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36526/sosioedukasi.v14i4.6470

Abstract

Increasing food demand and urban development have driven rapid land cover change and affected water supply. Globally, irrigated agriculture is the largest consumer of water. This study aimed to assess the prediction of land cover change on water supply in the Bolon watershed. Land cover change was analyzed using CA-MC method with QGIS plug in Molusce model and prediction of future land cover change. SWAT integration model with GIS was used to evaluate water supply. The results of image analysis during the 2017-2024 period revealed an increase in urban areas (4.8%), shrublands (1.0%) and water bodies (0.6%) and a decrease in forests (0.5%), irrigated agriculture (1.5%) and vegetations (4.5%) of the total area of the Bolon watershed. While in the period 2024-2033 showed an increase in urban areas (5.2%), vegetations (1.5%) irrigated agriculture (4.5%) and a decrease in forests (5.9%), shrublands (4.8%) and water bodies (0.5%) of the total area of the Bolon watershed. Modeling with SWAT+ resulted in monthly Q80 supply discharge with average discharge in 2017 (50.70 m3/s), 2024 (49.99 m3/s), 2029 (47,85 m3/s) and 2033 (47,27 m3/s). This study retrived that the impact of LULC changes on irrigation water supply at the sub-watershed scale during the 2017-2024 and 2024-2033 periods using SWAT+ is different from the result at the watershed scale. Land cover change of irrigated agriculture into urban areas, specifically in the downstream of the Bolon watershed during 2017-2033 period, caused a decrease in irrigation water demand so that the downstream watershed changes from low supply to medium supply and changes in vegetations land cover, and shrublands into urban areas in sub-watersheds during 2017-2033 period have caused a decrease in water supply in the river so that sub-watershed changes from high supply to medium supply.
ANALYSIS OF THE PRIORITY ZONE OF SPAM IN THE EAST AND NORTH BINJAI REGIONS: ANALISA ZONA PRIORITAS SPAM MEBIDANG DI WILAYAH BINJAI TIMUR DAN BINJAI UTARA Rizki, Rahmad; Anas, M. Ridwan; Mulia, Ahmad Perwira
SOSIOEDUKASI Vol 14 No 4 (2025): SOSIOEDUKASI : JURNAL ILMIAH ILMU PENDIDIKAN DAN SOSIAL
Publisher : Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universaitas PGRI Banyuwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36526/sosioedukasi.v14i4.6552

Abstract

Currently, PDAM Tiratasari is facing significant challenges in providing optimal drinking water services to the residents of Binjai City. The main issues stem from the low level of service caused by limited production capacity and an inadequate distribution pipeline network. This situation arises because PDAM Tiratasari relies solely on a single Water Treatment Plant (IPA), namely IPA Marcapada, which is insufficient to meet the growing demand for clean water in line with population growth and regional development. As a strategic effort to increase production capacity and expand the distribution network, the Regional Drinking Water Supply System (SPAM) Program for the Mebidang area—covering Medan, Binjai, and Deli Serdang—has become an essential solution. The Mebidang SPAM, sourced from the Bingei River in Binjai City, has been inaugurated and is designed to serve up to 88,000 household connections or approximately 440,000 people, with a production capacity of 1,100 liters per second. This program is the result of synergy between the central, provincial, and local governments, and is expected to significantly improve access to safe drinking water, particularly in the priority development areas of Binjai Utara and Binjai Timur subdistricts. This study aims to determine the priority areas for the development of the Main Distribution Network (JDU) of the Mebidang SPAM in Binjai City, in order to support improved water service delivery amidst the government’s policy of budget efficiency as stipulated in Presidential Instruction Number 1 of 2025. The analysis employed includes a technical hydraulic scheme analysis using the EPAnet application to model water distribution, as well as the SMART (Simple Multi Attribute Rating Technique) method to determine area priorities based on technical criteria, community needs, and budget efficiency. Through this approach, it is expected that the JDU development can be implemented effectively, efficiently, and accurately, in accordance with community needs and government policies.