Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA KELAS X IPS SMA WIJAYA PUTRA SURABAYA PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR TIGA VARIABEL DENGAN TEORI POLYA Subaidah
Ed-Humanistics : Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 5 No 1 (2020): Ed-Humanistics
Publisher : Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas Hasyim Asy'ari (Unhasy) Tebuireng Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (573.563 KB) | DOI: 10.33752/ed-humanistics.v5i1.710

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan memecahkan masalah matematika kelas X IPS SMA Wijaya Putra Surabaya pada materi sistem persamaan linear tiga variabel dengan teori polya. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif digunakan dalam mendeskripsikan bagaimana kemampuan memecahkan masalah matematika siswa kelas X IPS SMA Wijaya Putra Surabaya pada materi Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel dengan menggunakan teori polya. Kemampuan memecahkan masalah adalah suatu tindakan untuk menyelesaikan masalah atau proses yang menggunakan kekuatan dan manfaat matematika dalam menyelesaikan masalah, yang juga merupakan metode penemuan solusi melalui tahap-tahap pemecahan masalah. Subjek dalam penelitian ini adalah 33 Siswa Kelas X IPS Wijaya Putra Surabaya yang terdiri dari 14 laki-laki dan 19 perempuan. Data diperoleh dari hasil Tes yang sudah dikerjakan oleh siswa. Instrumen yang digunakan adalah Soal Tes Pemecahan Masalah (TPM ) yang memuat masalah sistem persamaan linear tiga variabel yaitu dengan membuat soal tes berbentuk soal cerita yang telah divalidasi oleh validator lalu diberikan kepada siswa untuk dikerjakan sehingga hasil tes tersebut dapat dianalisis oleh peneliti.Analisis seluruh data dilakukan dengan langkah-langkah: reduksi data, paparan data dan menarik kesimpulan. Hasil penelitian menujukan bahwa dari 3 butir soal cerita yang dikerjakan oleh siswa dalam menyelesaikan masalah pada materi Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel pada kelas X IPS peneliti memperoleh tiga kategori skor yang dicapai oleh siswa kelas X IPS yaitu kategori mampu, sedang dan kurang. Siswa yang berkategori mampu sebanyak 19, siswa yang berkategori sedang sebanyak 12, dan siswa yang berkategori kurang sebanyak 2. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa kelas X IPS dalam memecahkan masalah matematika yang berbentuk soal cerita tergolong pada kategori mampu. Kata Kunci: Kemampuan, masalah matematika, Sistem persamaan linear tiga variabel, Teori Polya
PENDAMPINGAN MASYARAKAT DUSUN BATU LOTING DALAM KEGIATAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI Parlindungan; Nafisah; Nur Paisah; Rahman Husein; Rahmelia Khoirunnisa; Rika Yanti; Subaidah; Saddam Husein; Nasution, Yuspianni Ansory
Journal of Community Dedication and Development (Pengabdian Kepada Masyarakat) Vol. 3 No. 2 (2023): Juli- Desember 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Mandailing Natal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu bentuk pengabdian kepada masyarakat dilakukan oleh KKN STAIN Mandailing Natal di Dusun Batu Loting, Kecamatan Padang Bolak Julu, Kabupaten Padang Lawas Utara. Perkuliahan kerja nyata berlangsung dari tanggal 4 Juli 2023 hingga 22 Agustus 2023. Mahasiswa mengikuti Kuliah Kerja Nyata sebagai salah satu bentuk pengabdian masyarakat (KKN). Salah satu hal yang wajib dilakukan mahasiswa KKN adalah melakukan kegiatan pendidikan sebagai bagian dari upaya untuk turut terlibat meningkatkan kecerdasan negara. Metode yang dilakukan adalah dengan melalui proses analisis terlebih dahulu sebelum menungkan program kerja. Hasil pengabdian ini menunjukkan bahwa anak usia dini di dusun Batu Loting menjadi aktif dalam belajar dan mempunyai motivasi. Pengabdian ini juga menunjukkan akan perubahan cara pandang masyarakat terkait pembinaan karakter terhadap anak. Para orang tua memahami bahwa karakter dan pendidikan merupakan hal yang harus dimiliki oleh seorang anak menuju masa depannya yang cerah.
WOMEN'S LEADERSHIP BASED ON INTERPERSONAL ABILITY IN BUILDING TEACHER SELF AWARENESS Subaidah; Rizquha , Ach
Managere: Indonesian Journal of Educational Management Vol. 5 No. 1 (2023)
Publisher : Universitas Nurul Jadid

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52627/managere.v5i1.285

Abstract

This research aims to examine the important role of women's leadership in facilitating the development of self-awareness of teachers at the Alas Sumur Lor II PKK Kindergarten. Self-awareness is an essential aspect in individual personal and professional development, especially for teachers who play a role in forming the next generation. This research method uses a qualitative approach by collecting data through in-depth interviews and participant observation, consisting of female teachers at the PKK Alas Kindergarten. Sumur Lor II. The data collected was analyzed using a thematic approach, allowing the identification of patterns related to the role of women's leadership. The results of the research show that women's leadership based on interpersonal skills has a positive impact in building self-awareness in teachers. Through effective communication, empathy, and active listening skills, female leaders are able to create an environment that supports teachers' self-development. This research contributes to the understanding of the vital role of women's leadership based on interpersonal skills in the world of education.
Pengaruh Keteladanan Pendidik Terhadap Pembentukan Karakter Peserta Didik di SMPIT Insan Cendikia Makassar Adawiyah, Radiatul; Subaidah; Setiawati, Nur
JKP: Jurnal Khasanah Pendidikan Vol. 2 No. 2 (2024): JKP: Jurnal Khasanah Pendidikan, Januari 2024
Publisher : ASIAN PUBLISHER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58738/jkp.v2i2.492

Abstract

Tujuan penelitian ini, untuk mencari data dan membuktikan ada dan tidaknya signifikansi pengaruh yang diberikan keteladanan pendidik terhadap pembentukan karakter peserta didik di SMPIT Insan Cendikia Makassar. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan analisis ex-post facto. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 115 orang, dan sampel ditetapkan sebanyak 33 responden dengan metode pengambilan sampel menggunakan simple random sampling untuk kepentingan angket. Pengambilan data dilakukan menggunakan instrument berupa angket keteladanan pendidik dan karakter peserta didik. Dengan nilai koefisien korelasi (R) yaitu sebesar 0,164. Dari output tersebut diperoleh koefisien determinasi (R Square) sebesar 0,027 yang mengandung pengertian bahwa besar kontribusi pengaruh variabel bebas (keteladanan pendidik) terhadap variabel terikat (karakter peserta didik), berada pada kategori yang sangat lemah ialah sebesar 0,27 (3%). Hasil analisa data yang dihasilkan= 0,221 <= 0,404. Karena berada pada kategori yang sangat lemah berdasarkan pedoman derajat hubungan nilai pearson corelasi, korelasi tersebut diabaikan. Dimana kesimpulan yang dihasilkan dari penelitian ini ialah tidak terdapat pengaruh antara ariable keteladanan pendidik terhadap ariable karakter peserta didik
Developing teaching professionalism through nearpod.com integration: TPACK framework Efendi, Tri Achmad; Silwana, Amalia; Subaidah; Nurhidayah, Sri; Putri, Nur Aini Saura; Prihantini, Apsari Fajar; Soenarmi, Fransisca R.; Sulistiyani; Widayanti, Evi; Indah, Dewi Rosaria; Julianingsih, Denok; Sari, Dian Purnama
Jurnal Inovasi Hasil Pengabdian Masyarakat (JIPEMAS) Vol 8 No 1 (2025): Jurnal Inovasi Hasil Pengabdian Masyarakat (JIPEMAS)
Publisher : University of Islam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33474/jipemas.v8i1.22442

Abstract

This act of community service in the form of a workshop for senior high school teachers was to enhance the participants’ professionalism in teaching in the 21st century. The integration of technology is unavoidable. Therefore, this workshop is aimed at introducing one of the Learning Management Systems (LMS) named Nearpod that can help teachers teach effectively. The method used in this community service activity is Service Learning (SL) which consists of planning and preparation stage, implementation stage, and evaluation stage. In the planning and preparation stage, there are problem identification activities, distributing questionnaires about teacher’s teaching habits and pretest. The implementation stage consists of material delivery session, demonstration, practice, discussion, and assignments. Then, the evaluation stage through committee discussions that consider the results of the pretest and posttest as well as the satisfaction questionnaire that has been distributed to participants. 96 workshop participants, who are senior high school teachers in various regions of East Java Province, gave a positive response to the implementation of this workshop. There was an increase in the percentage score for the pretest (57,6%) and posttest (85,4%), which shows that there was an increase in teacher understanding and skills after attending the workshop, namely 27,8%. To conclude, this workshop activity is considered very useful for teachers in improving the quality of learning and developing teaching professionalism, especially in designing teaching and learning activities for Gen Z.
Enhance Teacher Competency Through Training in Compiling Mathematical Problems to Improve Students’ Critical Thinking Skills Silwana, Amalia; Subaidah
Society : Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Vol. 5 No. 2 (2025): Vol.5 No.2, April 2025
Publisher : Universitas Dinamika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37802/society.v5i2.902

Abstract

Critical thinking skill is one of the important skills that students must have in the 21st century learning. However, in reality, students’ critical thinking skills tend to be low because current learning does not involve it. Hence, teachers are expected to be able to compile mathematical problems that can improve students’ critical thinking skills. This community service project aims to provide teacher training in Roudlotul Mu’allimin Laban Menganti Gresik elementary school to compile mathematical problems that can improve students’ critical thinking skills as an effort to enhance teachers’ pedagogical competence. The method used in this community service project is Service Learning (SL) with three stages, such as planning, implementation, and evaluation. The results that have been achieved in the training implementation are that the teacher knowledge about how to compile mathematical problems to improve students’ critical thinking skills is increasing as evidenced by the difference between pre-test and post-test results. Before the training, there were no training participants who were able to compile mathematical problems that can improve students’ critical thinking skills. However, after the training, 77,78% of the training participants were able to compile it well.
Tradisi Tradisi Lamaran Setara saat Alèngkaè sè Tua'an Perspektif ‘urf dan Sosiokultural Lev Vygotsky di Desa Beringin Subaidah; Ulya, Zakiyatul
Al-Qanun: Jurnal Pemikiran dan Pembaharuan Hukum Islam Vol 27 No 2 (2024): Al-Qanun, Vol. 27, No. 2, Desember 2024
Publisher : Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Ampel Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15642/alqanun.2024.27.2.199-210

Abstract

Beringin Village, Tambelangan District, Sampang Regency, Madura, has a unique proposal tradition called alèngkaè sè tua'an. This tradition requires the younger husband-to-be to propose to the older wife-to-be who is not yet married. From the perspective of 'urf, this practice becomes sahih ‘urf if it is done voluntarily, without burdening the prospective groom, and does not become an absolute requirement for marriage. However, it becomes a fasid ‘urf if it is considered obligatory to prevent the older sister from being labeled as an old maid, burdening the groom, or causing social sanctions such as ridicule. From Lev Vygotsky's sociocultural perspective, alèngkaè sè tua'an is more than a ritual, but a social learning process that shapes identity, strengthens family ties and reflects cultural values. This tradition highlights how social and cultural contexts influence the marriage process and its implications for community norms and family harmony.