Claim Missing Document
Check
Articles

Found 59 Documents
Search
Journal : Bhumidevi : Journal Of Fashion Design

The Warrior Of Petang Dasa : Metafora Dresta Sasolahan Gebug Ende Dalam Busana Military Look Sumaningsih, Ni Kadek Dwi; Sukmadewi, Ida Ayu Kade Sri; Pebryani, Nyoman Dewi
BHUMIDEVI: Journal of Fashion Design Vol. 1 No. 1 (2021): Bhumidevi
Publisher : Pusa Penerbitan LP2MPP Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59997/bhumidevi.v1i1.284

Abstract

Penciptaan busana dilatar belakangi dengan pemilihan konsep Tradisi Gebug Ende yang merupakan pertunjukan adu ketangkasan dibawakan kaum laki-laki dengan membawa rotan dan ende guna memohon turun hujan dan sebagai pertunjukan hiburan. Tradisi Gebug Ende berasal dari Desa Seraya, Karangasem, Bali. Penciptaan ini bertujuan untuk mewujudkan ide Tradisi Gebug Ende ke dalam busana ready to wear, ready to wear deluxe dan semi couture, menyusun strategi promosi, pemasaran, branding, penjualan koleksi busana, menyusun sistem produksi dan bisnis koleksi busana. Koleksi busana ini menggunakan metode penciptaan yaitu Frangipani terdiri dari delapan tahapan: (1) ide pemantik (design brief), (2) riset dan sumber (research and sourching), (3) pengembangan desain (design development), (4) tahap sampel (sample, prototype, construction), (5) koleksi akhir (final collection), (6) tahapan promosi (promotion,sales, and branding), (7) tahapan produksi (production), dan (8) bisnis (the business) disertai dengan teori gaya ungkap metafora, teori bentuk atau wujud, teori strategi pemasaran serta teori produksi. Military look diangkat dalam penciptaan ini agar keseluruhan tampilan dalam berbusana bergaya atau terlihat seperti militer atau prajurit. Strategi pemasaran yang dilakukan dengan cara periklanan di media sosial, membuat logo, label dan pagelaran busana serta sistem bisnis yang dilakukan dengan pembuatan rancangan anggaran biaya produksi dan business model canvas. Penciptaan busana ini ikut berkontribusi terhadap dunia fashion yaitu menambah khazanah fashion atau kekayaan fashion, sedangkan pada masyarakat dapat menambah wawasan tentang fashion dengan mengusung konsep sebuah tradisi.
Badama Cakra: Metafora Sosio Kultural dalam Busana Gaya Exotic Dramatic Sonya, Ni Kadek Gina; Sukmadewi, Ida Ayu Kade Sri
BHUMIDEVI: Journal of Fashion Design Vol. 1 No. 1 (2021): Bhumidevi
Publisher : Pusa Penerbitan LP2MPP Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59997/bhumidevi.v1i1.288

Abstract

Tradisi siat sampian adalah tradisi yang digelar di Pura Samuan Tiga, Desa Bedulu, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar. Tradisi siat sampian adalah ritual upacara sekaligus perang-perangan dalam suasana sakral yang diselenggarakan empat hari setelah pujawali bertepatan dengan Purnama Jiyestha, bulan 11 kalender Bali atau sekitar bulan Mei pada kalender Masehi. Ciri khas dari tradisi ini adalah penggunaan sisa sarana upacara yaitu sampian sebagai sarana peperangan. Penting untuk dapat mengetahui cara mengungkapkan tradisi ini dalam bentuk busana, dengan tujuan mengetahui makna yang terkandung dalam tradisi siat sampian, suasana dan arti perang yang berbeda dari biasanya serta nilai-nilai sosio kultural yang dituangkan kedalam wujud busana. Perancangan dalam koleksi busana “Badama Cakra” menggunakan metode Frangipani yaitu delapan (8) tahapan penciptaan, diantaranya design brief (ide pemantik), research and sourcing (riset dan sumber), design development (pengembangan desain), samples, prototypes, and construction (kontruksi), the final collection (koleksi akhir), promotion-marketing, branding and sales (promosi), production (produksi), the business (bisnis) (Cora, 2016: 203-205) yang disertai dengan teori metafora, estetika, pemasaran serta bisnis. Berdasarkan penciptaan yang telah dilakukan, tradisi siat sampian diwujudkan ke dalam koleksi busana “Badama Cakra”, yaitu ready to wear, ready to wear deluxe, dan semi couture dengan mengusung trend neo medieval. Gaya exotic dramatic diangkat dalam penciptaan ini untuk menambah kesan budaya sehingga menciptakan busana yang ekspresif. Pembuatan busana yang mengandung unsur feminine dan edgy look juga diterapkan dalam koleksi ini untuk menampilkan kesan berani, tampil beda, memiliki karakter yang kuat, dengan kesan feminine.
Teroesir : Metafora Film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck Dalam Penciptaan Busana Dengan Edgy Style Aribaten, Ni Nengah Zinnia; Sukmadewi, Ida Ayu Kade Sri; Ratna Cora S., Tjok Istri
BHUMIDEVI: Journal of Fashion Design Vol. 1 No. 1 (2021): Bhumidevi
Publisher : Pusa Penerbitan LP2MPP Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59997/bhumidevi.v1i1.292

Abstract

Metafora umumnya digambarkan melalui simbol-simbol ataupun perumpamaan dari film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, yang tergolong dalam perfilman Nusantara, dimana film ini mengandung budaya Minangkabau dan Makassar. Penciptaan ini merupakan salah satu upaya apresiasi terhadap perfilman Indonesia melalui perwujudan busana ready to wear, ready to wear deluxe, dan haute couture, sehingga dapat menjadi bentuk kekayaan baru berbasis pada kearifan lokal.Proses kreatif menggunakan metodelogi desain Tjok Ratna Cora, yaitu “FRANGIPANI, The Secret Steps of Art Fashion” yang terdiri atas sepuluh tahapan dalam proses perancangan desain fashion berdasarkan identitas budaya Bali. Berdasarkan uraian metafora pada kisah cinta Zainuddin dan Hayati, maka tercipta busana dengan style edgy. Edgy merupakan busana yang tergolong tidak biasa atau out of the box dengan ciri warna hitam yang mendominasi. Dalam karya ini didasari oleh pemeran utama yaitu Zainuddin, terlahir dari orang tua yang berbeda suku. Warna hitam sebagai sisi ayahnya, yaitu ciri warna pada baju adat pria Minangkabau, sedangkan warna ungu sebagai sisi ibunya, yaitu warna baju adat Makassar pada wanita janda. Warna hitam mendominasi dikarenakan Minangkabau (tanah kelahiran ayah Zainuddin) sebagai latar tempat pada film ini. Ketiga busana ini menggunakan print fabric yang mengilustrasikan kisah film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck. Pada busana ready to wear terdiri tiga pieces, yaitu dress, outer, dan mini skirt. Pada busana ready to wear deluxe terdiri atas tiga pieces, yaitu shirt, outer, dan pants. Dan pada busana haute couture terdiri atas dua pieces, yaitu gown dan balloon sleeves.
NGETER BOBOK : METAFORA TRADISI TER-TERAN DALAM BUSANA EDGY A.A. Sagung , Ratu Paranaswari; Sukmadewi, Ida Ayu Kade Sri; Mayun KT, A.A Ngurah Anom
BHUMIDEVI: Journal of Fashion Design Vol. 1 No. 2 (2021): Bhumidevi
Publisher : Pusa Penerbitan LP2MPP Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59997/bhumidevi.v1i2.726

Abstract

“Ngeter Bobok” adalah judul koleksi busana Tugas Akhir bertemakan Diversity of Indonesia yang terinspirasi dari tradisi Ter-teran di desa Jasri, Karangasem dengan memadukan style edgy. Koleksi ini merupakan jenis busana ready to wear, ready to wear deluxe dan semi couture. Penciptaan koleksi Ngeter Bobok menggunakan delapan tahapan yang bertajuk “Frangipani”, Tahapan – tahapan Rahasia dari Seni Fashion Art. Ide pemantik ini diimplementasikan melalui gaya ungkap metafora yang akan diuraikan pada teori semiotika dan keyword berupa perang, semangat, daun kelapa kering, gelap, gotong royong, edgy. Keyword tersebut kemudian diolah sedemikian rupa dan diaplikasikan pada koleksi busana dengan teori estetika mencakup prinsip desain dan elemen desain yang tampak dari desain busana, detail dan pemilihan bahan sehingga terbentuk nilai keindahan dalam koleksi busana ini. Adapun warna yang dipilih merupakan warna – warna yang berkaitan dengan konsep tradisi Ter-teran yaitu hitam, coklat, merah, orange dan kuning. Melalui perpaduan material utama, yaitu katun twill, linen, kanvas, vilore dan duchess. Proses pengerjaan koleksi Tugas Akhir Ngeter Bobok terdapat gradasi warna api yang nantinya akan diwarna menggunakan teknik airbrush, pemasangan eyelet (mata ayam) serta teknik payet yang membentuk sesuai dengan desain. Selain itu terdapat teknik aplikasi dibeberapa bagian – bagian pada busana.
SA’O RIA TENDA BEWA: PENCIPTAAN KARYA BERKONSEP RUMAH ADAT SUKU LIO-ENDE DENGAN KAIN TENUN DAN TEKNIK ECO PRINT Lori, Florentina Yuniati; Radiawan, I Made; Sukmadewi, Ida Ayu Kade Sri
BHUMIDEVI: Journal of Fashion Design Vol. 1 No. 2 (2021): Bhumidevi
Publisher : Pusa Penerbitan LP2MPP Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59997/bhumidevi.v1i2.729

Abstract

Pencemaran lingkungan karena limbah telah memberikan dampak buruk bagi bumi , yang akan berdampak pula bagi Kesehatan dan kenyamanan bersama. Misalnya saja lingkungan tempat tinggal menjadi tidak nyaman karena air tercemar oleh limbah pewarnaan garment, banyak ikan mati karena racun limbah tersebut, hingga lapisan ozon yang menipis akibat dari kegiatan produksi di pabrik.Maka dari itu, solusi untuk mengantisipasi masalah tersebut salah satunya yakni menerapkan sistem mode yang berkelanjutan. Disisi lain industri mode dunia bergerak cepat, berbagai kalangan dengan latar kebudayaan yang beragam berlomba mencuri perhatian penikmat mode dunia. Menyikapi kenyataan tersebut, sebuah ide penciptaan busana berkonsep kebudayaan mengangkat kearifan local merupakan salah satu pergerakan yang mempunyai nilai lebih, didukung dengan penggunaan bahan alami seperti tenuntradisional dan kain eco print . Simbol-simbol, sejarah, serta makna filosofi yang terkandung dalam rumah adat suku Lio-Ende direpresentasikan secara metafora, sehingga perwujudan busana ready to wear, ready to wear deluxe, dan haute couture menjadi bentuk hasil karya yang autentik.Perwujudan karya ini dilakukan dengan metode penciptaan yang dituangkan dalam 8 tahapan desain frangipani, terdiri dari : (1) ide pemantik, (2) riset dan sumber, (3) pengembangan desain, (4) tahap sampel, (5) koleksi akhir, (6) tahapan promosi, (7) tahapan produksi, (8) bisnis.Dengan menggunakan beberapa tambahan teori seperti teori bentuk/wujud, teori kebudayaan, teori terkait strategi pemasaran, branding, dan penjualan, serta teori terkait produksi dan bisnis, koleksi busana “Sa’o Ria Tenda Bewa” dengan style exotic dramatic bercampur dengan etnik tercipta suatu karya yang autentik yang diharapkan dapat menambah warna dalam industry mode dunia.
Laksmi Labdawara: Analogi Upacara Ngerasakin Dalam Busana Bergaya Etnik Glamour Widia, Made Ayu; Sukmadewi, Ida Ayu Kade Sri; Diantari, Ni Kadek Yuni
BHUMIDEVI: Journal of Fashion Design Vol. 1 No. 2 (2021): Bhumidevi
Publisher : Pusa Penerbitan LP2MPP Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59997/bhumidevi.v1i2.738

Abstract

Upacara Ngerasakin adalah salah satu tradisi yang berada di Desa Kalisada, Kabupaten Buleleng yang dilakukan 1 hingga 2 kali setahun. Upacara Ngerasakin merupakan tradisi secara turun-temurun dari nenek moyang masyarakat setempat dalam rangka mengungkapkan rasa syukur atas hasil panen lahan pertanian mereka. Filosofi upacara Ngerasakin ini menjadi inspirasi penulis untuk menciptakan karya busana. Penciptaan karya busana ini menggunakan gaya ungkap analogi. Ada sepuluh tahapan dalam proses penciptaan yang diadaptasi dari penciptaan frangipani pada “Wacana Fesyen Global dan Pakaian di Kosmopolitan Kuta”, yaitu (1) finding the brief idea based on culture identity of Bali, (2) research and sourching of art fashion, (3) analizing of fashion element taken from the richness of balinese culture, (4) narrating of art fashion idea by 2d or 3d visualitation, (5) giving a soul-taksu to art fashion idea by making sample,dummy and construktion, (6) interpreting of singularity art fashion will be showed in the final collection, (7) promoting and making a unique art fashion, (8) afirmation branding, (9) navigating art fashion producting by humanist capitalism method, dan (10) introducing the art fashion business.Upacara ngerasakin ini divisualisasikan dengan beberapa kata kunci sasih kapat, poleng, sawah, tamas, etnik dan glam. Penerapan kata kunci sasih kapat divisualisasikan dengan daun yang berguguran di musim kering. Warna poleng terinspirasi dari bagian busana sanggah jro gede. Sawah divisualisasikan ke dalam padi. Tamas menginspirasi corak dan warna cokelat. Payet dan make up yang tegas digunakan untuk memberi kesan glamor.
LEOPARDY SUNDANICA DE TERRA : PENCIPTAAN BUSANA VINTAGE STYLE DENGAN MACAN TUTUL JAWA SEBAGAI SUMBER INSPIRASI Paramita, Ni Gusti Ayu; Pebryani, Nyoman Dewi; Sukmadewi, Ida Ayu Kade Sri
BHUMIDEVI: Journal of Fashion Design Vol. 1 No. 2 (2021): Bhumidevi
Publisher : Pusa Penerbitan LP2MPP Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59997/bhumidevi.v1i2.739

Abstract

“Leopardy Sundanica De Terra” adalah judul koleksi busana Tugas Akhir bertemakan Diversity of Indonesia yang terinspirasi dari Macan Tutul Jawa dengan memadukan style Vintage dan Glamour look. Koleksi ini merupakan jenis busana ready to wear, ready to wear deluxe dan houte couture. Penciptaan koleksi “Leopardy Sundanica De Terra” menggunakan sepuluh tahapan yang bertajuk “Frangipani”, Tahapan – tahapan Rahasia dari Seni FashionArt. Ide pemantik ini diimplementasikan melalui gaya ungkap analogi yang akan diuraikan pada keyword berupa Sangar, Kuning Tutul, Putih Tutul, Bulu Putih Polos, Hidung Cokelat, Tutul Kecil Pada Wajah, Putih, Hitam, Vintage, Glamour. Keyword tersebut kemudian diolah sedemikian rupa dan diaplikasikan pada koleksi busana dengan teori estetika mencakup prinsip desain dan elemen desain yang tampak dari desain busana, detail dan pemilihan bahan sehingga terbentuk nilai keindahan dalam koleksi busana ini. Melalui perpaduan material utama, yaitu satin maxmara, satin print, velvet, satin polos, microfiber satin dan kain bulu. Proses pengerjaan koleksi Tugas Akhir “Leopardy Sundanica De Terra” menggunakan Teknik print pada kain utama, teknik melekatkan hotfix, dan teknik beading Pada pengerjaan busana ini menggunakan teknik jahit mesin Teknik jahit tangan dan penggunaan teknik press agar memudahkan Ketika di jahit. Penciptaan koleksi busana ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan referensi akademis khususnya pada bidang fashion mengenai macan tutul jawa yang diimplementasikan ke dalam karya busana.
MANUR BHAVA” ANALOGI ARSITEKTUR PURI AGUNG KERAMBITAN DALAM BUSANA ART OF BEAT Kirana Putri, Ni Made Saraswati; Sukmadewi, Ida Ayu Kade Sri; Pradnya Paramita, Ni Putu Darmara
BHUMIDEVI: Journal of Fashion Design Vol. 1 No. 2 (2021): Bhumidevi
Publisher : Pusa Penerbitan LP2MPP Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59997/bhumidevi.v1i2.743

Abstract

Sejarah kerajaan di Bali merupakan situs yang harus dijaga dan dilestarikan sepanjang zaman. Bali mempunyai beragam jenis arsitektur bangunan tradisional yang tata tempatnya memiliki nilai tradisi dan budaya. Arsitektur Puri Agung Kerambitan yang bertempat di Desa Kerambitan Tababan memiliki keunikan disetiap bangunannya, yaitu terdapat piring cina. Tidak hanya keunikan arsitekturnya di Puri Agung Kerambitan juga terdapat kesenian Tektekan. Berdasarkan pemaparan diatas timbulan sebuah inspirasi penciptakaan karya tugas akhir yang berjudul Manur Bhava : Analogi Arsitektur Puri Agung Kerambitan dalam penciptaan busana Art Of Beat. Metode yang digunakan dalam penciptaan karya busana mengacu pada metode penciptaan desain fesyen yaitu Frangipani, The Secret Steps of Art Fashion oleh Tjok Istri Ratna Cora Sudharsana yang berisi sepuluh tahapan dalam proses perancangan desain fesyen berdasarkan identitas budaya Bali. Sepuluh tahapan metode penciptaan tersebut dijadikan sebagai landasan dalam penciptaan koleksi busana Manur Bhava kedalam tiga busana yang memiliki tingkat kesulitan yang berbeda, baik itu dari segi pemotongan dan teknik penciptaan busana Ready To Wear, Ready To Wear Deluxe, Semi Couture. Konsep Arsitektur Puri Agung Kerambitan dievaluasikan dengan kata kunci yaitu piring cina, patung naga emas, bale loji, art of beat, dan elegant look yang dituangkan dengan gaya ungkap analogi dalam setiap kata kunci yang digunakan.
SCARLET JADE VINE: ANALOGI FLORA ENDEMIK NUSANTARA ANGGREK KUKU MACAN DALAM BUSANA SEXY ALLURING Wijaya, Ni Putu Ayu Nadia; Sukmadewi, Ida Ayu Kade Sri; Radiawan, I Made
BHUMIDEVI: Journal of Fashion Design Vol. 1 No. 2 (2021): Bhumidevi
Publisher : Pusa Penerbitan LP2MPP Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59997/bhumidevi.v1i2.745

Abstract

Anggrek Kuku Macan merupakan flora endemik Papua. Dapat ditemukan di kawasan cagar alam Pegunungan Arfak, Manokwari, Provinsi Papua Barat. Tumbuhan ini memiliki nama ilmiah Mucuna Novaeguinea, Mucuna Bennetti, New Guinea Creeper, dan memiliki dua persamaan nama yaitu Scarlet Jade Vine dan Red Jade Vine. Selain Kuku Macan, flora ini juga memiliki sebutan lainnya yakni Anggrek Flame of Irian karena tanaman ini memiliki puluhan kuntum bunga yang bergerombol dan bertingkat yang sekilas terlihat seperti api yang membara diantara pepohonan. Memiliki keunikan pada bagian kelopak bunga yang menyerupai kuku macan. Karena keunikan kelopak bunganya inilah yang menjadikan Anggrek Kuku Macan dipilih sebagai ide pemantik dalam menciptakan karya busana ready to wear, ready to wear deluxe, dan semi-couture. Berdasarkan ide pemantik Anggrek Kuku Macan maka akan tercipta busana dengan style sexy alluring. Metode yang digunakan dalam penciptaan karya busana mengacu pada metode analogy dan penciptaan desain fashion FRANGIPANI, The Secret Steps of Art Fashion oleh Tjok Istri Ratna Cora Sudharsana yang berisi sepuluh tahapan dalam proses perancangan desain fashion berdasarkan kekayaan alam yang ada di Indonesia. Delapan dari sepuluh tahapan metode penciptaan tersebut dijadikan sebagai landasan dalam penciptaan koleksi busana dengan ide pemantik Anggrek Kuku Macan kedalam tiga jenis busana meliputi ready to wear busana pria, ready to wear deluxe busana wanita, dan semi-couture busana wanita.
Virtus Nigra Harpyopsis Novaeguinea From Tanah Papua Analogi Burung Rajawali Papua ke dalam Busana Exotic Dramatic Pratiwi, Aldina; Sukmadewi, Ida Ayu Kade Sri; Leliana Sari, Dewa Ayu Putu
BHUMIDEVI: Journal of Fashion Design Vol. 2 No. 1 (2022): Bhumidevi
Publisher : Pusa Penerbitan LP2MPP Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59997/bhumidevi.v2i1.1489

Abstract

Burung rajawali papua adalah salah satu spesies burung rajawali terbesar di dunia yang hidup di Indonesia. Hewan ini adalah spesies endemik di Indonesia yang berada di Papua. Pada umumnya ukuran dan berat tubuh rajawali papua betina lebih besar dari yang jantan. Bagian atas berwarna coklat keabu-abuan, dada bagian atas berwarna coklat pucat, sayap lebar tiga band, paruh kuat, iris besar. Dibagian ekor, rajawali papua memiliki ekor pendek dan memiliki kaki yang panjang dan kuat.Karakteristik Rajawali Papua divisualisasikan ke dalam siluet busana dan pemilihan tone warna dengan menggunakan gaya ungkap analogi. Hasil penciptaan ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan referensi akademis khususnya pada bidang fesyen dan diharapkan supaya masyarakat mengetahui dan lebih mengenal satwa yang dilindungi atau yang biasa disebut fauna endemik yang harus dijaga dan dilestarikan keberadaannya, karena masyarakat umum belum mengerti tentang fauna endemik satu ini.