Claim Missing Document
Check
Articles

Found 59 Documents
Search
Journal : Bhumidevi : Journal Of Fashion Design

Samsara Manusya: Metafora Patung Brahma Lelare Desa Batuan Kaler Sukawati Dalam Penciptaan Busana Lolita Gothic Dammayanti, Anak Agung Ketut Oka Marta; Sukmadewi, Ida Ayu Kade Sri; Pebryani, Nyoman Dewi
BHUMIDEVI: Journal of Fashion Design Vol. 4 No. 1 (2024): Bhumidevi
Publisher : Pusa Penerbitan LP2MPP Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Samsara Manusya merupakan karya busana dengan konsep tema yang terinspirasi dari Patung Brahma Lelare. Desa Batuan Kaler Sukawati Gianyar semakin dikenal pariwisata Bali, sejak berdiri patung bayi besar dengan sebutan Brahma Lelare menjadi pusat perhatian masyarakat Bali maupun mancanegara. Keunikan akan bentuk dan makna patung yang membedakan patung ini dengan patung lainnya yang memiliki daya magis yang sangat luar biasa dan menjadi ikonik kabupaten Gianyar. Implikasi berdirinya Patung Brahma Lelare, dilakukan melalui penciptaan busana dengan sumber ide Eksistensi Patung Brahma Lelare mahakarya I Ketut Sugata tahun 1990. Pada penciptaan karya busana ini diwujudkan dalam koleksi busana ready to wear, ready to wear deluxe, dan semi couture, yang diimplementasikan dengan gaya ungkap metafora berdasarkan 6 kata kunci terpilih: Bayi, Brahma, Siklus Kehidupan, Blahtanah, Pemujaan, dan Senyuman Kecil yang tercermin dalam siluet, potongan busana, dan aplikasi tekstil yang dihasilkan dari manipulasi kreatif. Keseluruhan proses karya busana “Samsara Manusya” melibatkan tahapan yang sistematis dalam proses desain fashion bertajuk “FRANGIPANI” The Secret steps of Art Fashion (Tahapan-Tahapan Rahasia dari Seni Fashion) oleh Ratna Cora, terdiri dari 10 tahapan untuk mengembangkan ide dari Patung Brahma Lelare dalam penciptaan busana Lolita Gothic. Hasil dari penciptaan busana ini, diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam terhadap keberagaman budaya Indonesia, khususnya mengenai keunikan patung Brahma Lelare.
Istana Baso: Interesting Visual Of The Pagaruyung Palace Architecture Dalam Gaya Busana Feminine Dewi, Made Citra; Sukmadewi, Ida Ayu Kade Sri; Ruspawati, Ida Ayu Wimba
BHUMIDEVI: Journal of Fashion Design Vol. 4 No. 1 (2024): Bhumidevi
Publisher : Pusa Penerbitan LP2MPP Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Istana Pagaruyung merupakan salah satu ikon budaya Indonesia yang memiliki signifikansi sejarah dan arsitektural yang tinggi. Jurnal ini bertujuan untuk menyajikan analisis historis dan arsitektural yang mendalam tentang Istana Pagaruyung sebagai representasi keagungan dan kekuatan Kerajaan Minangkabau di Indonesia. Metode penelitian yang digunakan melibatkan studi literatur, pengamatan lapangan, dan analisis visual. Melalui analisis arsitektural, jurnal ini mendalami struktur bangunan Istana Pagaruyung, termasuk penggunaan material, teknik konstruksi, dan karakteristik arsitektur vernakular yang terdapat di dalamnya. Selain itu, aspek artistik dan simbolis dari ornamen dan dekorasi Istana Pagaruyung juga dieksplorasi secara mendalam. Hasil penelitian ini memberikan pemahaman yang lebih baik tentang sejarah dan nilai arsitektural Istana Pagaruyung. Selain itu, jurnal ini memberikan wawasan tentang kekayaan budaya Minangkabau dan kontribusinya terhadap warisan arsitektural Indonesia. Studi ini diharapkan dapat memberikan inspirasi bagi pemeliharaan, restorasi, dan pengembangan budaya Istana Pagaruyung serta mendorong kesadaran akan pentingnya pelestarian warisan budaya bagi generasi sekarang dan masa depan.
Perjuangan Cinta Di Jembatan Titi Banda Dalam Busana Gaya Glamour Dan Elegant Ni Kadek Pradnyawati; Priatmaka, I Gusti Bagus; Sukmadewi, Ida Ayu Kade Sri
BHUMIDEVI: Journal of Fashion Design Vol. 4 No. 1 (2024): Bhumidevi
Publisher : Pusa Penerbitan LP2MPP Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Patung Titi Banda merupakan patung ikon baru bagi kota Denpasar, patung ini menceritakan Rama bersama dengan para kera yang akan menyelamatkan istrinya yaitu Dewi Sita. Karya ini termasuk ke dalam seni rupa, seni patung merupakan salah satu cabang seni rupa yang menghasilkan karya seni berwujud tiga dimensional. Proses perwujudannya memerlukan beberapa tahap yang sangat penting agar karya patung tersebut bisa hadir dengan wujud serta performa yang indah dan menarik. Proses tersebut diawali dengan munculnya gagasan/ide hingga sentuhan akhir untuk kepentingan kualitas karya. Penciptaan karya busana ready to wear, ready to wear deluxe dan semi couture ini, dibuat untuk mewujudkan busana yang glamour dan elegant, dengan Patung Titi Banda sebagai ide pemantik, diimplementasikan dengan teori analogi dan kata kunci yang terpilih yaitu hitam putih/poleng, lautan, segitiga, panah, emas, bulu, batu. Metode penciptaan yang digunakan yaitu terdiri dari sepuluh tahapan penciptaan “Frangipani” meliputi : menemukan ide pemantik berdasarkan identitas budaya; melakukan riset dan sumber seni fashion; analisa estetika elemen seni fesyen; narasi ide ke dalam desain; memberikan “jiwa” atau taksu; interpretasi keunikan seni fashion; promosi koleksi final; afirmasi merek; mengarahkan produksi seni fashion; dan memperkenalkan bisnis seni fashion.
Rong Ratri: Patung Komposisi Makhluk Mitologi Sebagai Inspirasi Penciptaan Karya Busana Berkolaborasi Dengan Tudisign Febrianti, Ni Luh Nila; Sukmadewi, Ida Ayu Kade Sri; I Wayan Karja
BHUMIDEVI: Journal of Fashion Design Vol. 4 No. 1 (2024): Bhumidevi
Publisher : Pusa Penerbitan LP2MPP Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Karya patung I Nyoman Tjokot yang berjudul “Komposisi Makhluk Mitologi” merupakan patung konfigurasi imajinatif tentang makhluk – makhluk dari dunia mistis. Bentuk – bentuknya cenderung mengarah pada idiom visual yang bersifat demonis dengan ekspresi yang menakutkan. Sosok – sosok totem dalam tekstur kasar, saling bertumpuk dengan bentuk dan gerak tubuh yang bebas. Rongga-rongga selain memberi batas bentuk juga menjadi aksentuasi suasana primitif. Dalam karya-karyanya, Nyoman Tjokot cenderung tidak mengukir dengan rumit, apalagi menghaluskan figur-figurnya. Patung Komposisi Makhluk Mitologi diwujudkan dalam bentuk analogi dalam sebuah karya dengan kata kunci yang terpilih. Metode penciptaan karya yang digunakan yaitu terdiri dari delapan tahapan penciptaan “Frangipani” Desain Fashion dari Dr. Tjok Istri Ratna Cora Sudharsana, tahun 2016 meliputi design brief, research and sourching, analizing art fashion, narrating art fashion, giving a soul, interpreting art fashion, promoting branding, affirmation branding, navigating art fashion, production business. Penciptaan karya busana ready to wear, ready to wear deluxe, dan semi couture ini diwujudkan dengan ide pemantik Patung Komposisi Makhluk Mitologi dengan style exotic dramatic. Diharapkan hasil penciptaan ini dapat memperkenalkan dan mengenang karya dari salah satu masterpiece ternama di Bali.
GELAP RUANG JIWA: TRADISI BONEKA NINI THOWONG PADA PENCIPTAAN KARYA BUSANA BERGAYA ANDROGINI Patrow, Corlyne Janselia Marcelly; Sukmadewi, Ida Ayu Kade Sri; Sudharsana, Tjok Istri Ratna Cora
BHUMIDEVI: Journal of Fashion Design Vol. 4 No. 2 (2024): Bhumidevi
Publisher : Pusa Penerbitan LP2MPP Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kesenian Nini Thowong adalah seni tradisi masyarakat Dusun Grudo, Bantul yang dimainkan sejak tahun 1938. Tradisi Boneka Nini Thowong merupakan karya seni peninggalan Jawa kuno dengan unsur ritual yang tinggi dengan memasukan roh ke dalam media boneka. Dalam ritual tradisi ini, Nini Thowong biasanya diberikan beberapa pertanyaan, ia akan menjawab dengan mengangguk atau menggelengkan kepalanya, terkadang juga dengan gerakan tidak terkontrol diiringi dengan alunan gamelan, dolanan, dan juga mantra yang dibacakan oleh sang pawang boneka Nini Thowong. Pada dahulu kala sebenarnya Nini Thowong bukan sekedar permainan biasa, tetapi adalah upacara untuk memanggil hujan, pengobatan, pesugihan, atau juga mencari barang yang hilang. Dari waktu ke waktu seni tradisi ini menyedot perhatian berbagai pihak dan menjadikan tradisi ini beralih fungsi menjadi aset wisata mistik. Penciptaan karya busana ready to wear, ready to wear deluxe, dan couture ini diwujudkan ke dalam karya dengan ide pemantik Tradisi Boneka Nini Thowong dengan style androgini. Tradisi Boneka Nini Thowong diwujudkan dengan menggunakan gaya ungkap analogi. Metode penciptaan yang digunakan terdiri dari delapan tahapan penciptaan “Frangipani” Desain Fashion dari Dr. Tjok Istri Ratna Cora Sudharsana, pada tahun 2016 yaitu meliputi design brief, research and sourcing, analizing art fashion, narrating art fashion, production business. Diharapkan ide dari penciptaan busana ini dapat menambah refrensi kepustakaan tentang Tradisi Boneka Nini Thowong, juga diharapkan hasil busana ini dapat menjadi sumber pengetahuan bagi masyarakat luas tentang keberadaan Tradisi Boneka Nini Thowong dengan keunikannya yang sudah mulai terancam punah.
NGARUWAT MARCAPADA: ANALOGI TRADISI APITAN SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN BUSANA MODEST BERKOLABORASI DENGAN LUH JAUM FASHION DESIGN AND TAILOR Amanda, Dea Anggun; Priatmaka, I Gusti Bagus; Sukmadewi, Ida Ayu Kade Sri
BHUMIDEVI: Journal of Fashion Design Vol. 4 No. 2 (2024): Bhumidevi
Publisher : Pusa Penerbitan LP2MPP Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Asal muasal acara ritual sedekah bumi (tradisi Apitan) dilaksanakan oleh penduduk Desa Juwangi di awali dengan peristiwa tidak amannya orang-orang setelah bepergian ataupun pulang dari berbelanja karena selalu kehilangan barang bawaan, kemudian menimbulkan keresahan bagi masyarakat Desa Juwangi. Ki Margopati selaku sesepuh Desa Juwangi melakukan semedi memohon petunjuk, Ki Margopati dalam semedinya dijumpai oleh Nyai dan Kyai Danyang dan mendapat petuah, setiap selesai panen, masyarakat harus mengadakan sesaji. Masyarakat Desa Juwangi selalu menyelenggarakan upacara ritual Apitan sampai sekarang sebagai bentuk ucapan syukur atas panen dan terbebasnya dari gangguan keamanan. Dalam melakukan upacara ritual Apitan selalu disertakan pertunjukkan tayub, ancakan, menyebarkan uang logam dan sesaji upacara ritual Apitan. Oleh karena itu penulis ingin memperkenalkan tradisi Apitan kepada masyarakat luas melalui penciptaan busana modest dan dipadukan dengan edgy style. Penciptaan busana ini mempergunakan teori Frangipani, The Secret Steps of Art Fashion (Frangipani, Tahapan-Tahapan Rahasia dari Seni Fesyen) oleh Ratna Cora merupakan tahapan penciptaan busana. Penciptaan karya busana ready to wear busana pria, ready to wear deluxe busana wanita, dan semi couture busana wanita dengan gaya ungkap analogi. Hasil dari penciptaan karya busana ini diharapkan dapat memberikan manfaat pengetahuan dalam bidang fashion.
BEKTI AMERTHA : TRADISI NGALANGI DI DESA JEMPITU SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN KARYA BUSANA BERKOLABORASI DENGAN YUA SIGNATURE Suari, Luh Dian; Sukmadewi, Ida Ayu Kade Sri; I Wayan Sujana
BHUMIDEVI: Journal of Fashion Design Vol. 4 No. 2 (2024): Bhumidevi
Publisher : Pusa Penerbitan LP2MPP Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tradisi Ngalangi merupakan tradisi tahunan yang sudah dilakukan secara turun menurun semacam sedekah laut oleh masyarakat Jepitu sebagai ungkapan rasa syukur pada Tuhan atas anugerah yang diberikan dan memohon rejeki untuk masa datang. Anugerah yang dimaksud terutama adalah hasil tangkapan ikan yang jumlahnya lumayan banyak, hingga bisa mencukupi kebutuhan masyarakat setempat. Dari tradisi tersebut, dituangkan menjadi ide pemantik untuk mewujudkan desain busana ready to wear, ready to wear deluxe dan haute couture yang kemudian dikemas dengan konsep busana edgy romantic. Penerapan busana menggunakan 5 keyword dalam wujud metafora yaitu: laut, kemakmuran, cinta, jaring, dan sesaji dengan menggunakan metode penciptaan frangipani oleh Dr. Tjok Istri Ratna Cora Sudharsana. Ide dari busana ini nantinya diharapkan dapat menambah refrensi kepustakaan mengenai Tradisi Ngalangi. Serta nantinya busana ini dapat memperkenalkan tradisi nusantara kepada masyarakat Indonesia sehingga tradisi nusantara Indonesia tetap lestari.
IRENG ING PURWA: ANALOGI TRADISI NYEPEG SAMPI SEBAGAI IDE PEMANTIK DALAM RANCANGAN BUSANA EDGY STYLE Rahayu, Ni Wayan Essya Putri; Sukmadewi, Ida Ayu Kade Sri; Pradnya Paramita, Ni Putu Darmara
BHUMIDEVI: Journal of Fashion Design Vol. 4 No. 2 (2024): Bhumidevi
Publisher : Pusa Penerbitan LP2MPP Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Rancangan busana ready to wear, ready to wear deluxe, dan semi couture dengan ide pemantik Tradisi Nyepeg Sampi menggunakan metodelogi Tjok Istri Ratna C.S. FRANGIPANI, The Secret Steps of Art Fashion (FRANGIPANI, Tahapan Rahasia dari Seni Mode). Filosofi, prosesi, sarana dan prasarana pelaksanaan tradisi nyepeg sampi akan dianalogikan kedalam bahasa fashion pada penciptaan karya busana edgy style. Tradisi nyepeg sampi merupakan serangkaian upacara usaba kaulu di Desa Adat Asak, Karangasem tradisi nyepeg sampi yang tergolong dalam Upacara Butha Yadnya. Pelaksanaan tradisi nyepeg sampi dilakukan dengan menjadikan sapi sebagai korban suci, dan ditebas oleh sekaa teruna. Tradisi nyepeg sampi dilaksanakan pada sasih kaulu yaitu bulan Januari atau Februari. Pelaksanaan tradisi nyepeg sampi pada saat Usaba Kaulu umumnya dilaksanakan sepenuhnya oleh Sekaa Teruna Deha, mulai dari persiapan sarana upacara, susunan acara, hingga pendanaan ditanggungjawabi sepenuhnya oleh Sekaa Teruna Deha Desa Adat Asak, khususnya sekaa teruna-nya. Tujuan pelaksanaan Tradisi nyepeg sampi yaitu agar tercapai kehidupan yang dianugrahi keseimbangan, kemakmuran, keselamatan, dan kebahagiaan lahir-batin bagi masyarakat Desa Asak.
Jwala Ranadhiraja: Metafora Film Kadet 1947 Dalam Busana Gaya Romantic Dramatic Widyawati, Ni Putu Ariftia; Sukmadewi, Ida Ayu Kade Sri; Utami, Ni Luh Ayu Pradnyani
BHUMIDEVI: Journal of Fashion Design Vol. 5 No. 1 (2025): Bhumidevi
Publisher : Pusa Penerbitan LP2MPP Institut Seni Indonesia Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59997/bhumidevi.v5i1.5894

Abstract

Film Kadet 1947 menjadi landasan menciptakan karya busana dengan judul “Jwala Ranadhiraja Metafora Film Kadet 1947 dalam koleksi busana gaya romantic dramatic”. Film Kadet 1947 merupakan film bergendre drama aksi dengan latar peristiwa sejarah Agresi Militer Belanda I pada 29 Juli 1974. Kejadian tersebut menjadi persitiwa misi serangan udara awal Angkatan Udara RI terhadap markas pertahanan Belanda. Berbeda dari film indonesia yang bertema kemiliteran lainnya, Kadet 1947 memiliki keunikan yaitu plot yang diadaptasi dari peristiwa menegangkan di tengah situasi perang namun sanggup dikemas dengan ringan oleh sutradara. Kondisi tersebut sukses berkat unsur komedi tipis, konflik persahabatan dan sisi drama romantis. Pembedahan Film Kadet 1947 pada bentuk mind mapping memperoleh 5 kata kunci yang selanjutnya bisa diterapkan melalui gaya ungkap metafora. Tujuan penciptaan melalui ide pemantik film Kadet 1947 yakni dapat memperkenalkan lebih luas keunikan dari sebuah film karya sinema Indonesia yang tidak hanya menjadi hiburan tetapi juga sumber inspirasi yang kaya untuk berbagai bidang kreatif. Metode penciptaan yang akan dipakai ialah metode FRANGIPANI yang tersusun atas sepuluh tahapan penciptaan desain fashion. Hasil dari penciptaan adalah Konsep desain busana menggunakan gaya romantic dramatic yang akan direalisasikan pada busana ready to wear, ready to wear deluxe, dan haute couture.
The Warrior Of Petang Dasa : Metafora Dresta Sasolahan Gebug Ende Dalam Busana Military Look Sumaningsih, Ni Kadek Dwi; Sukmadewi, Ida Ayu Kade Sri; Pebryani, Nyoman Dewi
BHUMIDEVI: Journal of Fashion Design Vol. 1 No. 1 (2021): Bhumidevi
Publisher : Pusa Penerbitan LP2MPP Institut Seni Indonesia Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (709.484 KB) | DOI: 10.59997/bhumidevi.v1i1.284

Abstract

Penciptaan busana dilatar belakangi dengan pemilihan konsep Tradisi Gebug Ende yang merupakan pertunjukan adu ketangkasan dibawakan kaum laki-laki dengan membawa rotan dan ende guna memohon turun hujan dan sebagai pertunjukan hiburan. Tradisi Gebug Ende berasal dari Desa Seraya, Karangasem, Bali. Penciptaan ini bertujuan untuk mewujudkan ide Tradisi Gebug Ende ke dalam busana ready to wear, ready to wear deluxe dan semi couture, menyusun strategi promosi, pemasaran, branding, penjualan koleksi busana, menyusun sistem produksi dan bisnis koleksi busana. Koleksi busana ini menggunakan metode penciptaan yaitu Frangipani terdiri dari delapan tahapan: (1) ide pemantik (design brief), (2) riset dan sumber (research and sourching), (3) pengembangan desain (design development), (4) tahap sampel (sample, prototype, construction), (5) koleksi akhir (final collection), (6) tahapan promosi (promotion,sales, and branding), (7) tahapan produksi (production), dan (8) bisnis (the business) disertai dengan teori gaya ungkap metafora, teori bentuk atau wujud, teori strategi pemasaran serta teori produksi. Military look diangkat dalam penciptaan ini agar keseluruhan tampilan dalam berbusana bergaya atau terlihat seperti militer atau prajurit. Strategi pemasaran yang dilakukan dengan cara periklanan di media sosial, membuat logo, label dan pagelaran busana serta sistem bisnis yang dilakukan dengan pembuatan rancangan anggaran biaya produksi dan business model canvas. Penciptaan busana ini ikut berkontribusi terhadap dunia fashion yaitu menambah khazanah fashion atau kekayaan fashion, sedangkan pada masyarakat dapat menambah wawasan tentang fashion dengan mengusung konsep sebuah tradisi.