Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Relationship between Serum Interferon Gamma Level with Sputum Positivity of Acid-Fast Bacillus in New Case Pulmonary Tuberculosis Takdir, Andi Khomeini; Arief, Erwin; Tabri, Nur Ahmad; Seweng, Arifin
Jurnal Penyakit Dalam Indonesia Vol. 5, No. 2
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Karakteristik serta Profil Koagulasi Pasien Covid-19 Anggita, Dwi; Djaharuddin, Irawaty; Iskandar, Harun; Tabri, Nur Ahmad; Madolangan, Jamaluddin; Putrawan, Harry Akza; Wiriansyah, Edward Pandu
UMI Medical Journal Vol 8 No 2 (2023): UMI Medical Journal
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/umj.v8i2.234

Abstract

Latar belakang: Derajat keparahan Covid-19 dikaitkan dengan koagulasi dan kerusakan endotel yang dipicu oleh reaksi inflamasi akibat dari pelepasan sitokin proinflamasi yang berlebihan oleh karena infeksi SARS CoV-2. Metode: Penelitian deskriptif analitik yang dilakukan dengan pendekatan kohor retrospektif dilakukan di Rumah Sakit Umum Pemerintah Wahidin Sudirohusodo Makassar dengan mengumpulkan data rekam medis pasien Covid-19 pada bulan Juni 2020 – Juni 2021 dengan menggunakan total sampling yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Hasil: Pada penelitian ini didapatkan rerata trombosit lebih rendah (265.442) pada kasus berat, sedangkan rerata fibrinogen (405,54) dan D-dimer (9,84) lebih tinggi pada derajat keparahan lebih berat, serta Prothrombin time (PT) lebih panjang (10,92) pada derajat keparahan lebih berat. Kesimpulan: Profil koagulasi penderita Covid-19 didatakan rerata rombosit lebih rendah pada derajat keparahan lebih berat, sedangkan fibrinogen dan D-dimer lebih tinggi serta Prothrombin time (PT) lebih panjang pada derajat keparahan lebih berat.
Association Between PAI-1 4G/5G Genetic Polymorphism and Uncontrolled Allergic Asthma Iskandar, Harun; Ilyas, Muh; Muis, Eliana; Tabri, Nur Ahmad; Setiawati, Dewi
Advance Sustainable Science Engineering and Technology Vol. 7 No. 3 (2025): May - July
Publisher : Science and Technology Research Centre Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/asset.v7i3.1872

Abstract

Airway remodeling is a major challenge in the management of uncontrolled allergic asthma, despite standard therapy with a combination of inhaled corticosteroids (ICS) and long-acting bronchodilators (LABA). Increased levels of Plasminogen Activator Inhibitor-1 (PAI-1) are thought to play a role in this process, and the 4G/5G polymorphism in the PAI-1 gene is one of the genetic factors that affect it. This study aimed to analyze the association between the 4G/5G PAI-1 genetic polymorphism and uncontrolled allergic asthma. A case-control study was conducted at Wahidin Sudirohusodo General Hospital between January-March 2024 on 40 patients with allergic asthma and 40 non-asthmatic subjects. Diagnosis was made through prik test (+), bronchodilator test (+), and asthma control classification according to GINA criteria. All asthmatic patients received Budesonide-Formoterol therapy for 4 weeks. PAI-1 levels were measured and 4G/5G polymorphism was analyzed by RT-PCR. Results showed that PAI-1 levels were significantly higher in uncontrolled asthma patients and in individuals with the 4G/4G genotype compared to non-4G/4G (2.38 ± 0.770 vs 1.65 ± 0.714; p=0.001). The 4G/4G genotype was more common in uncontrolled asthma (OR: 5.8) and was associated with the risk of severe obstruction (OR: 11.6). Thus, it was concluded that the 4G/4G genotype in the PAI-1 gene is associated with increased PAI-1 levels, risk of uncontrolled allergic asthma, and more severe degree of airway obstruction. The implication of the results shows that genetic testing of PAI-1 has the potential to be a predictive biomarker in personalized asthma therapy strategies. This approach can help clinicians identify high-risk patients and tailor interventions early and effectively to prevent remodeling and reduce long-term morbidity.
KARAKTERISTIK PASIEN DENGAN LIMFADENITIS TUBERKULOSIS DI RS IBNU SINA MAKASSAR PERIODE 2018 HINGGA 2022 Hamzah, Firmansyah; Wiriansya, Edward Pandu; Takahasi, Tanty Febriany; Tabri, Nur Ahmad; Abdi, Dian Amalia
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 8 No. 2 (2024): AGUSTUS 2024
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v8i2.29895

Abstract

Tuberkulosis ekstraparu masih merupakan masalah kesehatan global dengan gejala klinis yang bervariasi, tergantung dari sistem organ yang terlibat. Penderita TB di Indonesia menempati peringkat ke-3 terbanyak di dunia setelah India dan Cina, dengan jumlah total 10% dari total jumlah penderita TB di dunia.. Limfadenitis tuberkulosis adalah proses inflamasi pada kelenjar getah bening akibat aktivitas MTB. Beberapa faktor penyebab tuberkulosis ekstra paru antara lain faktor sosiodemografi, riwayat kontak dengan penderita tuberkulosis, riwayat imunisasi Bacillus Calmette imunisasi Guérin (BCG), dan riwayat TB paru atau ekstra paru sebelumnyaTujuan penelitian ini untuk mengetahui karakteristik pasien dengan limfadenitis tuberculosis di RS Ibnu Sina Makassar Periode 2018-2022. Penelitian ini dilakukan dengan cara deskriptif observasional dengan pendekatan retrospektif menggunakan data sekunder berupa rekam medik. Pada penelitian ini diperoleh 30 sampel pasien limfadenitis TB. Usia terbanyak pada 26-35 tahun, jenis kelamin terbanyak perempuan sebanyak 19 kasus (63%), tingkat pendidikan terbanyak terjadi pada tingkat SMA 23 kasus (77%), pasien yang memiliki riwayat TB sebanyak 17 kasus (57%), tidak ada riwayat penyakit penyerta sebanyak 22 kasus (73%), pekerjaan yang paling banyak mengalami limfadenitis TB yakni pada pasien yang sedang bekerja 21 (70%). IMT yang paling banyak mengalami limfadenitis TB adalah underweight 15 kasus (50%). Lama Pengobatan <6 bulan memberikan presentase 73% lebih banyak mengalami limfadenitis TB. Pemeriksaan Thorax sebanyak 16 kasus tidak ada kelainan dan pemeriksaan PA sebanyak 30 kasus (100%).
EFEK MEROKOK TERHADAP KEJADIAN HIPERTENSI : SYSTEMATIC REVIEW Mamile, Rahmawati; Hidayati, Prema Hapsari; Tabri, Nur Ahmad
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 5 No. 4 (2024): DESEMBER 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v5i4.39255

Abstract

Hipertensi merupakan suatu kondisi ketika tekanan darah di pembuluh darah meningkat secara kronis, dan seringkali tidak menimbulkan gejala. Hipertensi diakibatkan dari gaya hidup yang tidak sehat salah satunya adalah merokok. Merokok dan hipertensi adalah dua faktor risiko yang terpenting dalam penyakit aterosklerosis, penyakit jantung koroner, infark miokard akut, dan kematian mendadak. Merokok mengakibatkan terjadinya hipertensi akibat dari zat-zat kimia yang terkandung dalam tembakau terutama nikotin yang dapat menimbulkan perasaan tergantung atau disebut nicotine dependence. Selain itu, nikotin dalam rokok merangsang pelepasan ketokolamin, dari peningkatan ketokolamin ini menyebabkan iritabilitas miokardial. Peningkatan denyut jantung dan vasokonstriksi, menyebabkan meningkatnya tekanan darah. Tekanan darah yang terus meningkat dalam jangka waktu lama dapat menimbulkan komplikasi, sehingga hipertensi perlu dideteksi dini yaitu dengan melakukan pemeriksaan tekanan darah secara berkala, agar mendapatkan terapi yang sesuai. Terapi kombinasi obat dan modifikasi gaya hidup dapat mengontrol tekanan darah, serta mencegah kerusakan organ vital didalam tubuh. Ulasan ini bertujuan untuk merangkum informasi terkini mengenai efek merokok terhadap kejadian hipertensi. Beberapa penelitian menunjukkan terdapat zat-zat kimia beracun dalam rokok yang mengakibatkan terjadinya hipertensi, salah satunya adalah nikotin yang merangsang pelepasan ketokolamin, dari peningkatan ketokolamin akan mengalami iritabilitas miokardial. Peningkatan denyut jantung dan vasokonstriksi, menyebabkan meningkatnya tekanan darah. Berdasarkan hal tersebut disimpulkan bahwa efek merokok salah satu penyebab mengakibatkan terjadinya hipertensi.
Systematic Review : Efek Ekstrak Tanaman Tin Terhadap Bakteri Penyebab Acne (Propinibacterium Acnes) Salsabila, Lu’lu Luqyana Amirah; Syamsu , Rachmat Faisal; Tabri, Nur Ahmad
Borneo Journal of Medical Laboratory Technology Vol. 8 No. 1 (2025): Borneo Journal of Medical Laboratory Technology
Publisher : Institute for Research and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33084/bjmlt.v8i1.10423

Abstract

Acne vulgaris merupakan masalah kulit yang umum, terutama pada remaja, dengan prevalensi tinggi dan cenderung meningkat setiap tahun. Terapi konvensional sering dikaitkan dengan efek samping dan resistensi bakteri, sehingga diperlukan alternatif alami. Buah tin (Ficus carica L.) diketahui memiliki aktivitas antibakteri dan antiinflamasi yang menjanjikan, didukung oleh kandungan senyawa bioaktif seperti flavonoid dan polifenol yang mampu menghambat pertumbuhan berbagai bakteri penyebab infeksi kulit. Tujuan dari tinjauan ini adalah untuk mengetahui sifat antibakteri buah tin terhadap bakteri penyebab acne (Propinibacterium acnes). Pencarian dilakukan menggunakan basis data elektronik seperti Scopus, Sinta, dan Google Scholar. Basis data elektronik ini dinilai dari tahun 2019 hingga 2025. Penelitian tambahan juga diidentifikasi dengan mengambil dari daftar referensi berdasarkan judul jurnal dan kata kunci individual yang terkait dengan F. Carica dan antibakteri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak buah tin (Ficus carica L.) memiliki aktivitas antibakteri terhadap Propionibacterium acnes melalui mekanisme penghambatan pertumbuhan bakteri. Kandungan flavonoid, polifenol, dan vitamin berkontribusi pada efek antiinflamasi dan antioksidan yang mendukung perbaikan jaringan kulit. Efektivitas ekstrak ini, disertai minimnya efek samping, menunjukkan potensi buah tin sebagai agen terapi alami yang aman dan berkelanjutan untuk pengobatan Acne vulgaris.