Harun, Idris
Unknown Affiliation

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Studi Literatur: Penggunaan Strategi Pembelajaran Kontekstual dalam Pendidikan Agama Islam Ayu, Putri Sari; Ritonga, Supardi; Harun, Idris
Kaisa: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Vol. 4 No. 1 (2024): Kaisa: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran
Publisher : STAIN Bengkalis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56633/kaisa.v4i1.823

Abstract

The aim of this research is to provide an overview of contextual learning strategies and how they are used in Islamic religious education. This research is included in literature study research or library research, namely collecting data and information from existing library sources without requiring field work or direct interviews. The data analysis used is descriptive analysis. Research findings show that contextual learning strategies encourage students to be able to connect and apply the material they learn in everyday life by emphasizing their ability to participate fully in discovering the material. If it is related to Islamic Religious Education lessons, one example of its application is congregational prayer material. Teachers can teach children using this strategy because it allows students to better understand the material because the material is related to everyday life. These strategies often involve case studies, simulations, problem-based projects, or the use of real-world situations in learning. This will make it easier for students to understand the subject matter being taught Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran tentang strategi pembelajaran kontekstual dan bagaimana penggunaannya dalam pendidikan agama Islam. Penelitian ini termasuk kedalam penelitian studi literatur atau studi kepustakaan atau library research, yaitu pengumpulan data dan informasi dari sumber kepustakaan yang ada tanpa memerlukan kerja lapangan atau wawancara langsung. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif. Temuan penelitian menunjukkan bahwa strategi pembelajaran kontekstual mendorong siswa untuk mampu menghubungkan dan menerapkan materi yang dipelajarinya dalam kehidupan sehari-hari dengan menekankan pada kemampuannya untuk berpartisipasi penuh dalam menemukan materi tersebut. Jika dikaitkan dengan pelajaran Pendidikan Agama Islam, salah satu contoh penerapannya adalah materi sholat berjamaah. Guru dapat mengajar anak dengan menggunakan strategi ini karena memungkinkan siswa lebih memahami materi karena materi tersebut berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Strategi ini sering kali melibatkan studi kasus, simulasi, proyek berbasis masalah atau penggunaan situasi dunia nyata dalam pembelajaran. Hal ini akan memudahkan siswa dalam memahami materi pelajaran yang diajarkan
IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA BELAJAR PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI UPT SMP NEGERI 1 TAPUNG Rahman, Abdul; Zamsiswaya, Zamsiswaya; Harun, Idris
AL-USWAH: Jurnal Riset dan Kajian Pendidikan Agama Islam Vol 7, No 2 (2024): JULI-DESEMBER 2024
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/au.v7i2.26626

Abstract

Learning freedom could be said as the autonomy in the education field. Educational autonomy policies were revived back in this era. Liberating educational units, teachers, and students could stimulate the emergence of new innovations. Students could learn independently and creatively, so all Indonesian students from various ethnicities and cultures could have their own different ways in learning. This research aimed at knowing the implementation of Mardeka learning curriculum on Islamic Education subject at UPT State Junior High School 1 Tapung. The problems in this research were: 1) how the implementation of Mardeka learning curriculum on Islamic education subject was, 2) what the supporting factors of the implementation of the Mardeka learning curriculum on Islamic education subject were, 3) what the obstructing factors of the implementation of the Mardeka learning curriculum on Islamic Education subject was at UPT State Junior High School 1 Tapung. The data were analyzed by using qualitative analysis, namely analysis and interpretation conducted critically, and using analytical descriptive technique, namely describing and classifying data, followed by interpretation of thoughts. The research findings showed that; first, the implementation of Maedeka learning curriculum on Islamic education subject was in good category based on several items conducted by the teachers, as manager, the school principal of UPT State Junior High School 1 Tapung has been able to improve the teachers competences in the environment and he was able to manage this educational institution, so the goals were achieved. Second, the supporting factors of the implementation of Mardeka learning curriculum on Islamic education subject at UPT State Junior High School 1 Tapung were teachers’ psychology, student intelligence, very good facilities, and infrastructure. Meanwhile, the obstructing factors of implementation of Mardeka learning curriculum were the Ministry of National Education was not regularly disseminating information to schools, and there was a lack of training organized by the government regarding the independent learning curriculum.
Pengembangan Keterampilan Abad 21 dalam Pembelajaran: (Critical Thinking, Creativity, Communication dan Collaboration) Makmuri, Muhammad; Harun, Idris
ALBAHRU Vol 3 No 2 (2024)
Publisher : MGMP PAI KEPRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Keterampilan abad 21 menjadi aspek krusial dalam pendidikan guna mempersiapkan peserta didik menghadapi tantangan global yang semakin kompleks. Pengembangan keterampilan ini mencakup berpikir kritis, kreativitas, komunikasi, dan kolaborasi, serta literasi digital, adaptabilitas, dan pemecahan masalah. Dalam pembelajaran, penerapan strategi inovatif seperti pendekatan berbasis proyek, pembelajaran kolaboratif, dan pemanfaatan teknologi digital menjadi kunci dalam meningkatkan keterampilan tersebut. Artikel ini membahas berbagai metode dan strategi yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran untuk mengembangkan keterampilan abad 21, serta tantangan yang dihadapi dalam implementasinya. Dengan menerapkan metode pembelajaran yang sesuai, diharapkan peserta didik dapat lebih siap menghadapi dunia kerja dan kehidupan di era digital.
Pemikiran Pendidikan Islam Muhammad Iqbal Nuryanti , Nuryanti; Yusrianto, Edi; Harun, Idris
Jurnal Penelitian Ilmu Pendidikan Indonesia Vol. 4 No. 2 (2025)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jpion.v4i2.478

Abstract

Pendidikan Islam telah berkembang sejak awal kemunculannya pada masa Nabi Muhammad SAW, dan terus mengalami perkembangan sepanjang sejarah Islam. Perkembangan pemikiran pendidikan Islam pada masa kekhalifahan Umayyah dan Abbasiyah memiliki peranan yang sangat penting dalam membentuk sistem pendidikan Islam yang ada hingga saat ini. Meskipun kedua dinasti ini memiliki perbedaan dalam pola pemerintahan dan kebijakan, keduanya sama-sama memberikan kontribusi yang besar terhadap dunia pendidikan Islam. Metode analisis yang dipergunakan adalah analisis deskriptif. Metode analisis yang dipergunakan adalah analisis deskriptif. Hasil Penelitian adalah pemikiran pendidikan Islam pada masa Umayyah dan Abbasiyah menunjukkan perkembangan yang sangat signifikan dalam sejarah pendidikan Islam. Pada masa Umayyah, pendidikan lebih bersifat informal dan terbatas pada ilmu agama, sementara pada masa Abbasiyah, sistem pendidikan berkembang dengan adanya madrasah yang mengajarkan berbagai disiplin ilmu, baik agama maupun sains. Kedua periode ini memiliki kontribusi besar terhadap pemikiran dan sistem pendidikan Islam yang berkembang hingga saat ini, dengan masa Abbasiyah memberikan fondasi yang lebih terstruktur dan sistematis dalam dunia pendidikan Islam. Masa Umayyah: Pendidikan lebih informal dan berbasis pada pengajaran agama, meskipun ada upaya untuk mengembangkan pusat-pusat pendidikan. Masa Abbasiyah: Pendidikan berkembang menjadi lebih formal dengan pendirian madrasah dan kemajuan dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan. Keduanya berkontribusi pada sejarah pendidikan Islam, dengan masa Abbasiyah lebih menonjol dalam hal sistem pendidikan yang lebih terstruktur dan pengembangan ilmu pengetahuan.
Pemikiran Pendidikan Islam Masa Awal (Tinjauan Masa Rasul Dan Khulafaurrasyidin) Nst, Anjar Mahmudin; Harun, Idris; Yusrianto, Edi
Jurnal Penelitian Ilmu Pendidikan Indonesia Vol. 4 No. 2 (2025)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jpion.v4i2.500

Abstract

Pendidikan Islam merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam sejarah perkembangan Islam. Pendidikan pada masa awal Islam, terutama pada masa Rasulullah SAW dan khulafaurrasyidin, memiliki dasar yang kuat dan menjadi fondasi bagi perkembangan pendidikan Islam selanjutnya. Pemikiran pendidikan Islam pada masa tersebut tidak hanya mencakup pengajaran ilmu agama, tetapi juga pembentukan akhlak dan karakter yang baik dalam masyarakat. Metode penelitian dalam penelitian kali ini yakni studi kepustakaan (library research) melalui pengumpulan data-data yang berasal dari buku dan artikel-artikel yang berkaitan dengan Pemikiran Pendidikan Islam Masa Awal (Tinjauan Masa Rasul dan Khulafaurrasyidin). Metode analisis yang dipergunakan adalah analisis deskriptif. Hasil Penelitian adalah pemikiran pendidikan Islam pada masa awal, baik pada masa Rasulullah SAW maupun khulafaurrasyidin, memberikan fondasi yang kokoh bagi perkembangan pendidikan Islam selanjutnya. Pendidikan pada masa tersebut menekankan pentingnya pengajaran al-Qur'an, hadis, dan ilmu pengetahuan secara keseluruhan, dengan memperhatikan juga pembentukan akhlak dan karakter umat Islam. Selain itu, pendidikan pada masa awal ini juga mengutamakan keadilan sosial, kesetaraan, dan inklusivitas dalam memberikan kesempatan kepada semua umat Islam untuk menuntut ilmu. Dengan demikian, pemikiran pendidikan Islam pada masa awal memberikan model pendidikan yang seimbang antara ilmu pengetahuan dan moralitas, yang terus berlanjut hingga sekarang. Dakwah Rasulullah SAW di Mekkah dilakukan dalam tiga tahapan yang sangat penting: tahapan sembunyi-sembunyi, tahapan terang-terangan  dan tahapan seruan umum. Pendidikan Islam pada masa khulafaurrasyidin memiliki ciri khas yang sangat menekankan pada pentingnya ilmu agama, pengajaran al-Qur'an dan Sunnah, serta pembentukan karakter umat Islam. 
Pengaruh Intensitas Mengikuti Suluk dan Kualitas Pelaksanaan Shalat Berjamaah Terhadap Akhlak Santri Hani, Yesy Afrida; Yeli, Salmaini; Harun, Idris
Jurnal Inovatif Manajemen Pendidikan Islam Vol. 3 No. 2 (2024): July
Publisher : UII Darullughah Waddawah Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38073/jimpi.v3i2.1645

Abstract

Morals play an important role in Islam, reflected in the Koran and Hadith. Islamic boarding schools, such as the Babussalam Pekanbaru Islamic Boarding School, play a crucial role in shaping the morals of students through suluk, a spiritual journey to get closer to Allah SWT by cleansing oneself of negative traits and filling oneself with praiseworthy traits. Congregational prayer is also significant in strengthening the relationship with God and fostering good behavior. This research uses a quantitative approach to explore the correlation between the intensity of following suluk, the quality of congregational prayer, and the morals of the students. Data from 139 santri students showed that the intensity of suluk and the quality of congregational prayers had a significant positive effect on the morals of the students, with a percentage of 58.3% and the remaining 41.7% was influenced by other variables not discussed in this research. Despite this, some unethical behavior is still found among Islamic boarding school students, indicating the need to evaluate and improve religious education programs to ensure effectiveness in forming good morals.
Pengaruh Model Problem Based Learning terhadap Higher Order Thingking Skill dan Hasil Belajar Hadits Tarbawi Mahasiswa Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Riau Siregar, Rahmayani; Zein, Mas’ud; Harun, Idris
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 9 No. 2 (2025): Agustus
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jptam.v9i2.27184

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh masalah masih kurangnya keterampilan berpikir tingkat tinggi dan hasil belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Riau. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh model problem based learning terhadap keterampilan berpikir tingkat tinggi dan hasil belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Riau. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan kolerasi. Sampel penelitian berjumlah 84 Orang. Teknik pengumpulan data menggunakan angket, observasi dan dokumentasi, sedangkan teknik analisis data menggunakan uji regersi linier sederhana dan uji regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertama, adanya pengaruh model problem based learning terhadap keterampilan berpikir tingkat tinggi dengan nilai F hitung 24,547 dengan tingkat signifikan sebesar 0,000 < 0,05 dengan nilai hubungan/ kolerasi R yaitu sebesar 0,480. Koefisien diterminasi R Square sebesar 0,230 yang mengandung pengertian bahwa pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat sebesar 23%. Kedua terdapat pengaruh model problem based learning terhadap hasil belajar hadits tarbawi dengan nilai F nilai 57,782 dengan tingkat signifikan sebesar 0,000 < 0,05 dengan nilai kolerasi/hubungan R yaitu sebesar 0,643. Koefisien diterminasi R Square sebesar 0,413 yang mengandung pengertian bahwa pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat sebesar 41,3%.