Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Kontruksi Kurikulum Pembelajaran Kewirausahaan Terhadap Kemandirian Santri Pondok Pesantren Nur Hamzah, Yanto; Yusrianto, Edi
Journal of Islamic Education El Madani Vol. 3 No. 2 (2024): Juni
Publisher : Yayasan Marwah Madani Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55438/jiee.v3i2.98

Abstract

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah 1) untuk mengetahui Bagaimana Kontruksi Kurikulum Pembelajaran Kewirausahaan Terhadap Kemandirian Santri Di Pondok Pesantren Kabupaten Pelelawan?; 2) untuk mengetahui Bagaimana Rancangan Pembelajaran Kewirausahaan Terhadap Kemandirian Santri Di Pondok Pesantren Kabupaten Pelelawan?. Penelitian ini adalah penelitian Research And Developement (R&D) mengacu pada model pengembangan ADDIE terdapat lima tahap pengembangan dalam model penelitian ADDIE yaitu: analisis, desain, pengembangan, implementasi dan evaluasi (Analyze, Design, Developement, Implementation, Evaluation). Teknik Pengumpulan dan analisis Data, Observasi, Wawancara. Adapun Hasil penelitian ini dapat disimpulkan Kontruksi Kurikulum Pembelajaran Kewirausahaan Terhadap Kemandirian Santri Di Pondok Pesantren Kabupaten Pelelawan, adalah melakukan serangkaian kontruksi dalm kurikulum yakni menggunakan pendekatan  dengan correlated curriculum, berupa konsep Mandiri, al-qur’an dan kreatif . Pendekatan ini dipilih karena akan dihubungkannya materi al-qur’an; Rancangan Pembelajaran Kewirausahaan Terhadap Kemandirian Santri Di Pondok Pesantren Kabupaten Pelelawan, meliputi; a) rancangan, b) tujuan ; c) materi; d) metode; dan e) evaluasi.
Innovation of a Model of Field Experience Practice-Based Lesson Study (THLS) to Enhance Pre-Service Science Teacher Research Skills Ilhami, Aldeva; susilawati, susilawati; Yusrianto, Edi; Lokollo, Lita; Fadilah, Muhyiatul; Handrianto, Ciptro
Journal of Education Reseach and Evaluation Vol 7 No 1 (2023): February
Publisher : LPPM Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jere.v7i1.51386

Abstract

Teacher Training Institutions (LPTK) have emerged as an area for attention in arranging professional teacher candidates and possess high competitiveness for achieving the Sustainable Development Goals (SDGs) 2030. In this regard, teacher candidates will conduct Field Experience Practice (PPL) to implement theoretical understanding with practical experience to strengthen competences. This study was carried out to analyze the validity, practicality, and effectiveness of the Triple Helix model-Based Lesson Study (THLS) of PPL. Research subjects consisted of lecturers, teachers, students, and PPL managers at the university. This study conducted through the Plomp development model, the research instrument included a questionnaire, test, and observation sheet. Data were analyzed using the miles-huberman analysis model. The results showed that the level of validity and practicality of PPL model is considered very good with the percentage 92%. The model is effective showed there is a difference in the research skills between pre service science teacher who followed the THLS PPL model and the common PPL model. The THLS PPL model is considered suitable for technical use to enhance the research skills of prospective teachers.
Integrasi Islam dan Sains di Universitas Islam Internasional Malaysia dan Islamabad Husin, Malik; Yusrianto, Edi; Yasin, Arbi
Indonesian Journal of Islamic Educational Management Vol 8, No 1 (2025): IJIEM
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/ijiem.v8i1.37036

Abstract

This study aims to analyze the implementation of the integration between Islam and science within the higher education curricula of two prominent institutions: the International Islamic University Malaysia (IIUM) and a higher education institution in Islamabad. Using a qualitative approach with a comparative case study method, data were collected through document analysis, semi-structured interviews with faculty and curriculum developers, and classroom observations. The findings reveal that IIUM adopts a holistic approach through the concept of the Islamization of Knowledge, while the Islamabad institution emphasizes the connection between scientific discoveries and Islamic values by strengthening ethics-based curricula. Although both institutions demonstrate a strong commitment to integration, they face challenges such as secular paradigm resistance, limited resources, and the lack of systematically supportive literature. The implications of this study highlight the importance of collaborative curriculum design involving scientists and Islamic scholars, as well as the development of practical integrative models to ensure Islamic higher education produces both competent and ethically grounded scholars
Pemikiran Pendidikan Islam Ibnu Khaldun Dan Muhammad Abduh Lubis, Abdul Hadi; Yusrianto, Edi; Harun , Idris
Jurnal Penelitian Ilmu Pendidikan Indonesia Vol. 4 No. 2 (2025)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jpion.v4i2.402

Abstract

Artikel ini membahas pemikiran pendidikan Islam dari dua tokoh besar, Ibnu Khaldun dan Muhammad Abduh, serta relevansi gagasan mereka terhadap sistem pendidikan modern, khususnya di Indonesia. Ibnu Khaldun membagi ilmu menjadi dua kategori utama—ilmu naqliyah (bersumber dari wahyu) dan ilmu aqliyah (berbasis rasional)—dan menekankan metode pembelajaran bertahap, dialog, dan pengalaman langsung. Muhammad Abduh, sebagai tokoh reformis, mengkritik dualisme pendidikan Islam di Mesir dan mendorong integrasi ilmu agama dan ilmu modern. Keduanya berpendapat bahwa pendidikan tidak hanya bertujuan mentransfer pengetahuan, tetapi juga membentuk akhlak mulia dan kemampuan berpikir kritis. Persamaan pemikiran mereka terletak pada pentingnya peran akal dan perlunya reformasi pendidikan, sedangkan perbedaannya terdapat pada pendekatan mereka—Ibnu Khaldun lebih bersifat teoritis, sementara Muhammad Abduh aktif dalam implementasi reformasi di Al-Azhar. Relevansi pemikiran mereka terhadap pendidikan Islam di Indonesia tercermin dalam integrasi ilmu agama dan umum, pembelajaran berbasis pengalaman, dan pengembangan akal kritis. Artikel ini memberikan pemahaman komprehensif mengenai bagaimana gagasan mereka dapat dijadikan landasan dalam membangun sistem pendidikan Islam yang holistik dan adaptif terhadap tantangan zaman.
Pemikiran Pendidikan Islam Muhammad Iqbal Nuryanti , Nuryanti; Yusrianto, Edi; Harun, Idris
Jurnal Penelitian Ilmu Pendidikan Indonesia Vol. 4 No. 2 (2025)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jpion.v4i2.478

Abstract

Pendidikan Islam telah berkembang sejak awal kemunculannya pada masa Nabi Muhammad SAW, dan terus mengalami perkembangan sepanjang sejarah Islam. Perkembangan pemikiran pendidikan Islam pada masa kekhalifahan Umayyah dan Abbasiyah memiliki peranan yang sangat penting dalam membentuk sistem pendidikan Islam yang ada hingga saat ini. Meskipun kedua dinasti ini memiliki perbedaan dalam pola pemerintahan dan kebijakan, keduanya sama-sama memberikan kontribusi yang besar terhadap dunia pendidikan Islam. Metode analisis yang dipergunakan adalah analisis deskriptif. Metode analisis yang dipergunakan adalah analisis deskriptif. Hasil Penelitian adalah pemikiran pendidikan Islam pada masa Umayyah dan Abbasiyah menunjukkan perkembangan yang sangat signifikan dalam sejarah pendidikan Islam. Pada masa Umayyah, pendidikan lebih bersifat informal dan terbatas pada ilmu agama, sementara pada masa Abbasiyah, sistem pendidikan berkembang dengan adanya madrasah yang mengajarkan berbagai disiplin ilmu, baik agama maupun sains. Kedua periode ini memiliki kontribusi besar terhadap pemikiran dan sistem pendidikan Islam yang berkembang hingga saat ini, dengan masa Abbasiyah memberikan fondasi yang lebih terstruktur dan sistematis dalam dunia pendidikan Islam. Masa Umayyah: Pendidikan lebih informal dan berbasis pada pengajaran agama, meskipun ada upaya untuk mengembangkan pusat-pusat pendidikan. Masa Abbasiyah: Pendidikan berkembang menjadi lebih formal dengan pendirian madrasah dan kemajuan dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan. Keduanya berkontribusi pada sejarah pendidikan Islam, dengan masa Abbasiyah lebih menonjol dalam hal sistem pendidikan yang lebih terstruktur dan pengembangan ilmu pengetahuan.
Pemikiran Pendidikan Islam Masa Awal (Tinjauan Masa Rasul Dan Khulafaurrasyidin) Nst, Anjar Mahmudin; Harun, Idris; Yusrianto, Edi
Jurnal Penelitian Ilmu Pendidikan Indonesia Vol. 4 No. 2 (2025)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jpion.v4i2.500

Abstract

Pendidikan Islam merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam sejarah perkembangan Islam. Pendidikan pada masa awal Islam, terutama pada masa Rasulullah SAW dan khulafaurrasyidin, memiliki dasar yang kuat dan menjadi fondasi bagi perkembangan pendidikan Islam selanjutnya. Pemikiran pendidikan Islam pada masa tersebut tidak hanya mencakup pengajaran ilmu agama, tetapi juga pembentukan akhlak dan karakter yang baik dalam masyarakat. Metode penelitian dalam penelitian kali ini yakni studi kepustakaan (library research) melalui pengumpulan data-data yang berasal dari buku dan artikel-artikel yang berkaitan dengan Pemikiran Pendidikan Islam Masa Awal (Tinjauan Masa Rasul dan Khulafaurrasyidin). Metode analisis yang dipergunakan adalah analisis deskriptif. Hasil Penelitian adalah pemikiran pendidikan Islam pada masa awal, baik pada masa Rasulullah SAW maupun khulafaurrasyidin, memberikan fondasi yang kokoh bagi perkembangan pendidikan Islam selanjutnya. Pendidikan pada masa tersebut menekankan pentingnya pengajaran al-Qur'an, hadis, dan ilmu pengetahuan secara keseluruhan, dengan memperhatikan juga pembentukan akhlak dan karakter umat Islam. Selain itu, pendidikan pada masa awal ini juga mengutamakan keadilan sosial, kesetaraan, dan inklusivitas dalam memberikan kesempatan kepada semua umat Islam untuk menuntut ilmu. Dengan demikian, pemikiran pendidikan Islam pada masa awal memberikan model pendidikan yang seimbang antara ilmu pengetahuan dan moralitas, yang terus berlanjut hingga sekarang. Dakwah Rasulullah SAW di Mekkah dilakukan dalam tiga tahapan yang sangat penting: tahapan sembunyi-sembunyi, tahapan terang-terangan  dan tahapan seruan umum. Pendidikan Islam pada masa khulafaurrasyidin memiliki ciri khas yang sangat menekankan pada pentingnya ilmu agama, pengajaran al-Qur'an dan Sunnah, serta pembentukan karakter umat Islam. 
Dinamika Paradigma Integrasi di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Riviana, Natta; Yusrianto, Edi; Yasin, Arbi
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 9 No. 2 (2025): Agustus
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk membahas dinamika paradigma integrasi keilmuan pada 2 lembaga PTKIN yaitu di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta dan Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Kedua UIN ini memiliki konsep integrasi keilmuan yang berbeda dalam merespons tantangan akademik dan sosial di era modern. Fokus dari penelitian ini pada analisis mendalam mengenai bagaimana Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta mengintegrasikan prinsip-prinsip Islam dengan ilmu pengetahuan modern. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif, dengan mengandalkan tinjauan literatur dari berbagai sumber seperti buku dan karya ilmiah. Hasil utama dari riset ini memperlihatkan bahwa Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga menerapkan model integrasi interkonektif, sebuah konsep yang dicetuskan oleh Amin Abdullah, yang dikenal dengan istilah "jaring laba-laba" dalam kerangka integrasi ilmu. Sementara itu, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang menerapkan esensi paradigma ilmu dengan menggunakan konsep 'pohon ilmu'. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang mengadopsi model 'pohon ilmu' untuk mengintegrasikan ilmu pengetahuan, yang mana model ini sangat kuat di bagian dasar dari ilmu pengetahuan.Namun model integrasi ini masih ada kekurangan dari segi filosofis. Dan juga metode integrasi ilmu yang di pakai masih tergolong islamisasi ilmu pengetahuan.
Penerapan Integrasi Ilmu dalam Perspektif Paradigma Re-Integrasi Keilmuan di UIN Syahid Jakarta dan Sel-Cemara Keilmuan Uin Alauddin Makasar Rizal, Syamsul; Yusrianto, Edi; Yasin, Arbi
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 9 No. 2 (2025): Agustus
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji penerapan integrasi ilmu dalam perspektif paradigma re-integrasi keilmuan di dua institusi pendidikan tinggi Islam di Indonesia, yaitu UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan UIN Alauddin Makassar. Penelitian ini menggunakan metode studi pustaka dengan pendekatan kualitatif deskriptif dan analisis isi terhadap berbagai literatur yang relevan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menerapkan integrasi ilmu melalui paradigma terbuka dan dialogis, dengan menggabungkan ilmu agama dan ilmu umum dalam sistem akademik dan kurikulum berbasis nilai-nilai transendental. Sementara itu, UIN Alauddin Makassar mengembangkan konsep Sel-Cemara Keilmuan yang menggambarkan struktur integrasi ilmu secara filosofis melalui metafora pohon cemara, mulai dari akar spiritualitas hingga buah berupa aplikasi ilmu. Keduanya menghadapi tantangan dalam implementasi menyeluruh, seperti keterbatasan literasi integratif di kalangan sivitas akademika dan kurangnya kelembagaan khusus yang mengawal pelaksanaan integrasi keilmuan secara konsisten.
Penguatan Integrasi Ilmu dalam Perspektif Paradigma Wahdatul ‘Ulum Keilmuan UIN Sumatera Utara dan Model Bahtera Ilmu UIN Raden Lampung Yusrah, Yusrah; Yusrianto, Edi; Yasin, Arbi
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 9 No. 2 (2025): Agustus
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu upaya signifikan untuk membangun sistem pendidikan yang komprehensif dan up to date dengan tren masa kini adalah integrasi ilmu pengetahuan dalam kerangka pendidikan tinggi Islam. Dua strategi peningkatan integrasi ilmu pengetahuan yang dipraktikkan di UIN Raden Intan Lampung dan UIN Sumatera Utara dibahas dalam artikel ini. Menurut Paradigma Wahdatul 'Ulum yang diciptakan UIN Sumatera Utara, ilmu agama dan ilmu global harus dipandang sebagai satu kesatuan yang utuh karena semua informasi bersumber dari satu sumber yaitu Tuhan. Sedangkan UIN Raden Intan Lampung memilih Model Bahtera Pengetahuan yang menggunakan metafora bahtera yang mengarungi lautan ilmu berdasarkan prinsip dan etika Islam untuk menjelaskan integrasi ilmu pengetahuan. Wawancara, observasi, dan dokumentasi merupakan metode yang digunakan untuk memperoleh data pada penelitian kualitatif yang menggunakan metodologi studi kasus di kedua kampus tersebut. Temuan penelitian menunjukkan bahwa meskipun metode yang digunakan kedua model berbeda, keduanya bertujuan untuk meningkatkan integrasi pengetahuan dan menghasilkan lulusan yang tidak hanya berbakat secara intelektual tetapi juga bermoral tinggi. Menurut penelitian ini, kedua pendekatan tersebut dapat berjalan beriringan dan lebih sering digunakan untuk menciptakan pendidikan Islam yang lebih aplikatif dan terintegrasi.
HUBUNGAN SAINS DAN AGAMA DALAM PERSPEKTIF PARADIGMA SPIRAL ANDROMEDA UIN SUSKA RIAU DAN RODA WAHYU MEMANDU ILMU UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG Yusrianto, Edi; Arbi, Arbi; Syahrizul, Syahrizul
Inteligensi : Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 8, No 1 (2025)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33366/ilg.v8i1.6984

Abstract

This study aims to examine the relationship between science and religion through two main paradigms, namely the Andromeda Spiral Paradigm from UIN Suska Riau and the Wheel of Revelation Guiding Science Paradigm from UIN Sunan Gunung Djati Bandung. This study was conducted to meet the need for integrative understanding that combines science and spiritual values in facing the challenges of a complex era. The method used is descriptive qualitative with data collection techniques through documentation studies, literature reviews, and analysis of relevant cases related to the application of both paradigms. Data analysis was carried out interpretively and comparatively to understand how these paradigms integrate science and religion within the framework of Islamic science. The results of the study show that both paradigms have succeeded in building a holistic conceptual framework, where science and religion are positioned as two complementary aspects, not contradictory. The Andromeda Spiral Paradigm emphasizes the development of knowledge continuously and dynamically, while the Wheel of Revelation Paradigm emphasizes the importance of revelation as the center of guiding science. Both together form a strong integration model between intellectual and spiritual aspects in Islamic education. In conclusion, the Andromeda Spiral and Wheel of Revelation paradigms can be used as a basis for developing an integrative scientific approach in Islamic universities. Further research is needed to examine the practical implementation of these two paradigms in curriculum development and cross-disciplinary studies to strengthen the synergy between science and religion in the academic environment.