Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Terapi Oksigen High Flow Nasal Cannula (Kanula Hidung Arus Tinggi) pada Pasien Kritis Covid-19 Kurnia, Dedy; Effendi, Rinal; Syahrul, Muhammad Zulfadli
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 6 No. 1 (2022): April 2022
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (546.147 KB)

Abstract

Wabah novel coronavirus (SARS-CoV-2) yang pertama kali ditemukan di China telah menyebar ke seluruh dunia termasuk Indonesia. Manifestasi klinis yang muncul pada pasien dimulai dari asimptomatik sampai simptomatik gejala ringan dan berat. Pasien yang awalnya memiliki gejala ringan dan sedang yang dirawat diruangan biasa dapat berlanjut menjadi berat dan harus dipindakan ke rawatan yang lebih internsif dengan intubasi dan ventilator. Peningkatan kasus Covid-19 yang sangat cepat menyebabkan berkurangnya sarana dan prasarana penunjang seperti alat intubasi dan ventilator sehingga diperlukan terapi non mekanis yang dapat menurunkan penggunaan terapi mekanis sehingga angka morbiditas dan mortalitas dapat ditekan. Salah satu terapi oksigen non mekanis adalah high flow nasal cannula (HFNC). Literature review ini bertujuan untuk mengetahui manfaat dari terapi oksigen HFNC pada pasien kritis Covid-19. Metode yang digunakan pada literature review ini yaitu dengan kata kunci Medical Subject Headings (yaitu acute respiratory distress syndrome, covid-19, critically ill, high flow nasal cannula, hypoxemia). Dari hasil pencarian literasi menggunakan kriteria inklusi dan eksklusi, didapatkan 25 jurnal yang digunakan dalam karya ini. Pada banyak penelitian menunjukkan bahwa penggunaan terapi HFNC direkomendasikan sebagai terapi pasien kritis Covid-19 untuk mengurangi angka kejadian pasien dilakukan intubasi dan lama rawatan ICU. Terapi memiliki keuntungan fisiologis pada tubuh manusia. Keberhasilan penggunaan HFNC dapat diukur dengan indeks ROX. Indeks ROX > 4,88 menjadi ukuran untuk menentukan keberhasilan penggunaan HFNC pada pasien kritis Covid-19.
Tata Laksana Anestesi pada Sectio Caesar Pasien G4P3A0H3 gravid aterm 38-39 minggu dengan Hipertiroid Muhammad Zulfadli Syahrul; Nabila Jasmine
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 8, No 1 (2019): Online Maret 2019
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v8i1.990

Abstract

Hipertiroidisme merupakan peningkatan abnormal konsentrasi serum dari hormon tiroid bebas. Kelainan tiroid merupakan abnormalitas endokrin kedua tersering dalam masa kehamilan dan telah diketahui bahwa disfungsi tiroid dapat mengakibatkan efek yang merugikan baik bagi ibu maupun janin. Pasien hipertiroid memiliki risiko khusus apabila menjalani operasi, yakni badai tiroid, yang dapat dieksaserbasi oleh beberapa kondisi termasuk anestesia, pembedahan, perdarahan, kehamilan dan melahirkan anak (baik kelahiran normal ataupun dengan operasi caesarean). Pada pasien yang diketahui mengidap hipertiroidisme, terdapat beberapa pertimbangan dan tindakan khusus yang harus dilakukan, baik pada fase preoperatif, intraoperatif maupun postoperatif. Laporan kasus ini akan membahas pelaksanaan anestesi dan pembedahan pada seorang pasien wanita (42 tahun) dengan kehamilan cukup bulan dan riwayat hipotiroidisme terkontrol yang menjalani sectio caesarea di RSUP Dr. M. Djamil Padang.
RETRACTED: Perubahan fungsi kognitif dan psikomotor residen anestesiologi dan terapi intensif setelah 32 jam kerja Muhammad Zulfadli Syahrul; Muhammad Ruswan Dachlan; Arif Hari Martono Marsaban; Diatri Nari Lastri
Majalah Kedokteran Andalas Vol 40, No 1 (2017): Published in May 2017
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22338/mka.v40.i1.p19-30.2017

Abstract

RETRACTEDFollowing a rigorous, carefully concerns and considered review of the article published in Majalah Kedokteran Andalas to article entitled "Perubahan fungsi kognitif dan psikomotor residen anestesiologi dan terapi intensif setelah 32 jam kerja" Vol 40, No 1, pp. 19-30, May 2017, DOI: http://dx.doi.org/10.22338/mka.v40.i1.p19-30.2017.This paper has been found to be in violation of the Majalah Kedokteran's Publication Ethics and has been retracted.The reason: Not all authors approve journal submission for publication based on the report from one of co-author.The document and its content has been removed from Majalah Kedokteran Andalas, and reasonable effort should be made to remove all references to this article.
Terapi Oksigen High Flow Nasal Cannula (Kanula Hidung Arus Tinggi) pada Pasien Kritis Covid-19 Kurnia, Dedy; Effendi, Rinal; Syahrul, Muhammad Zulfadli
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 6 No. 1 (2022): 2022
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jptam.v6i1.2829

Abstract

Wabah novel coronavirus (SARS-CoV-2) yang pertama kali ditemukan di China telah menyebar ke seluruh dunia termasuk Indonesia. Manifestasi klinis yang muncul pada pasien dimulai dari asimptomatik sampai simptomatik gejala ringan dan berat. Pasien yang awalnya memiliki gejala ringan dan sedang yang dirawat diruangan biasa dapat berlanjut menjadi berat dan harus dipindakan ke rawatan yang lebih internsif dengan intubasi dan ventilator. Peningkatan kasus Covid-19 yang sangat cepat menyebabkan berkurangnya sarana dan prasarana penunjang seperti alat intubasi dan ventilator sehingga diperlukan terapi non mekanis yang dapat menurunkan penggunaan terapi mekanis sehingga angka morbiditas dan mortalitas dapat ditekan. Salah satu terapi oksigen non mekanis adalah high flow nasal cannula (HFNC). Literature review ini bertujuan untuk mengetahui manfaat dari terapi oksigen HFNC pada pasien kritis Covid-19. Metode yang digunakan pada literature review ini yaitu dengan kata kunci Medical Subject Headings (yaitu acute respiratory distress syndrome, covid-19, critically ill, high flow nasal cannula, hypoxemia). Dari hasil pencarian literasi menggunakan kriteria inklusi dan eksklusi, didapatkan 25 jurnal yang digunakan dalam karya ini. Pada banyak penelitian menunjukkan bahwa penggunaan terapi HFNC direkomendasikan sebagai terapi pasien kritis Covid-19 untuk mengurangi angka kejadian pasien dilakukan intubasi dan lama rawatan ICU. Terapi memiliki keuntungan fisiologis pada tubuh manusia. Keberhasilan penggunaan HFNC dapat diukur dengan indeks ROX. Indeks ROX > 4,88 menjadi ukuran untuk menentukan keberhasilan penggunaan HFNC pada pasien kritis Covid-19.
Gambaran Gejala Depresi pada Penderita Parkinson Disease di RSI Ibnu Sina Padang Mubarak, M. Dzaky; Syafrita, Yuliarni; Nurhayati, Nurhayati; Liza, Rini Gusya; Syahrul, Muhammad Zulfadli
Jurnal Ilmu Kesehatan Indonesia Vol. 5 No. 2 (2024): Juni 2024
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jikesi.v5i2.1153

Abstract

Abstrak Latar Belakang: Penyakit Parkinson merupakan penyakit neurodegeneratif kronik progresif yang ditandai dengan hilangnya sel saraf (neuron) dopaminergik pada bagian substansia nigra. Pada Penyakit Parkinson dapat ditemukan gejala non motorik seperti gejala psikiatri terutama depresi. Depresi pada penderita parkinson memiliki dampak yang sangat besar pada kualitas hidup karena mengakibatkan penurunan kualitas hidup. Objektif: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik penderita Penyakit Parkinson, distribusi terjadinya depresi pada parkinson, dan tingkatan depresi yang dialami pada penderita parkinson di RSI Ibnu Sina Padang. Metode: Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif metode Cross Sectional dengan kuesioner Beck Depression Inventory. Pengambilan data penelitian berupa data primer dari semua penderita Parkinson yang berobat jalan pada bulan Maret 2023 hingga Mei 2023 di Poli Saraf RSI Ibnu Sina yang memenuhi kriteria dengan jumlah sampel 29 orang. Hasil: Hasil analisis data disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Hasil penelitian penderita Penyakit Parkinson lebih banyak ditemukan pada kelompok umur lansia dengan jenis kelamin perempuan dan paling banyak sudah tidak bekerja. Sebagian besar masih berstatus kawin dengan lama menderita sakit parkinson mayoritas selama ≥ 5 tahun dan terbanyak didapatkan pada stadium 3 Penyakit Parkinson. Kasimpulan: Mayoritas sebanyak 65,5% mengalami depresi dan paling banyak pada tingkat depresi sedang. Kata kunci: penyakit parkinson; depresi. Abstract Background: Parkinson's Disease is a progressive chronic neurodegenerative disease characterized by the loss of dopaminergic neurons in the substantia nigra. In Parkinson's Disease, non-motor symptoms such as psychiatric symptoms, especially depression, can be found. Depression in people with Parkinson's has a very large impact on quality of life because it results in a decrease in quality of life. Objective: This study aims to determine the characteristics of patients with Parkinson's Disease, the distribution of depression in Parkinson's, and the level of depression experienced in patients with Parkinson's at RSI Ibnu Sina Padang. Methods: This research is a descriptive study with a qualitative approach with a cross sectional method using the Beck Depression Inventory questionnaire. Retrieval of research data in the form of primary data from all Parkinson's patients who were on outpatient treatment from March 2023 to May 2023 at the Ibnu Sina Hospital who met the criteria with a sample size of 29 people. Result: The results of this study found that people with Parkinson's Disease were mostly elderly age group, female, and most were not working. Most were still married, had suffered from Parkinson's disease for 5 years and more, and most found in stage 3 Parkinson's Disease. Conclusion: The majority as much as 65.5% experienced depression and most were at moderate levels of depression) Keywords: parkinson's disease; depression
Peranan Skor SOFA dan Prokalsitonin dalam Memprediksi Luaran Mortalitas Sepsis di ICU: Sebuah Tinjauan Naratif Catherina, Felicia; Syahrul, Muhammad Zulfadli; Rustam, Erlina
Jurnal Ilmu Kesehatan Indonesia Vol. 6 No. 3 (2025): September 2025
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jikesi.v6i3.1326

Abstract

Background: Sepsis is a dysregulated host response to infection that leads to life-threatening organ dysfunction. SOFA score is used to assess the degree of organ dysfunction and is currently used in the latest sepsis definition. PCT is a biomarker which increases in inflammation and sepsis. Objective: to analyze the role of SOFA score and procalcitonin in predicting sepsis mortality outcome in ICU. Methods: Literature review discusses primary literature searched through PubMed and ScienceDirect databases, selected based on predetermined inclusion and exclusion criteria. Results: A total of 15 articles were included in this review. In studies evaluated a single SOFA score were found that the mean/median SOFA score in non-survivors were significantly higher than in survivors. In studies evaluated SOFA score data serially also showed the ability of SOFA score to predict mortality outcomes. One-time PCT measurements were performed in 93% studies in this review. The results obtained were that the mean/median initial PCT levels measured at admission or after sepsis diagnosis in non-survivors were higher than in survivors in 13 studies, but statistically significant differences were only found in 5 studies. Serial PCT measurements were only measured in 1 study, it found changes in PCT values on ICU admission and fifth day are significantly related to mortality. Conclusion: SOFA score is a good parameter for predicting sepsis mortality outcome in ICU, and in general, one-time PCT measurements do not play a significant role in predicting sepsis mortality outcome in ICU.
Hubungan Pemakaian Obat Antiinflamasi Nonsteroid (OAINS) dengan Derajat Keparahan Dispepsia pada Pasien Osteoartritis di Wilayah Kerja Puskesmas Kuranji Kota Padang Muhammad Fadli; Rustam, Erlina; Syahrul, Muhammad Zulfadli; Usman, Elly; Miro, Saptino; Kadri, Husnil
Majalah Kedokteran Andalas Vol. 48 No. 4 (2025): MKA October 2025
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/mka.v48.i4.p373-382.2025

Abstract

Latar Belakang: Di layanan primer, OA sering ditangani dengan OAINS, namun efek samping gastrointestinal seperti dispepsia kerap menurunkan kualitas hidup. Objektif: Menilai hubungan pemakaian OAINS dan durasinya dengan derajat keparahan dispepsia pada pasien OA di wilayah kerja Puskesmas Kuranji, Kota Padang. Metode: Studi potong lintang menggunakan data primer melalui wawancara terstruktur terhadap 101 pasien OA yang sedang menjalani terapi OAINS. Analisis menggunakan uji chi square. Hasil: Mayoritas responden berusia >60 tahun 54,5 persen, perempuan 79,2 persen. Natrium Diklofenak merupakan OAINS tersering 84,2 persen, dengan durasi penggunaan >3 bulan 56,4 persen. Terdapat hubungan pemakaian OAINS dengan dispepsia p=0,000, dan hubungan durasi penggunaan OAINS dengan derajat keparahan dispepsia p=0,001. Kesimpulan: Pada pasien OA di layanan primer, pemakaian dan durasi OAINS berkaitan dengan dispepsia dan tingkat keparahannya. Temuan ini menegaskan pentingnya skrining gejala cerna, edukasi pasien, serta peninjauan regimen analgesik yang lebih aman. Pertimbangkan gastroproteksi dan pemantauan berkala pada kelompok berisiko tinggi secara klinis.
Profile of Trichoepithelioma Patients at Hospital for the Period of 2016-2021 Hannum, Fauziah; Asri, Ennesta; Syahrul, Muhammad Zulfadli
Indonesian Journal of Global Health Research Vol 6 No 6 (2024): Indonesian Journal of Global Health Research
Publisher : GLOBAL HEALTH SCIENCE GROUP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/ijghr.v6i6.3802

Abstract

Trichoepithelioma is a rare benign tumor of the skin adnexa, of the pilosebaceous unit, especially of the hair follicle. This tumor is characterized by the appearance of lesions in the form of papules or nodules that are the color of the skin, with a size of 2-8 mm which can have solitary or multiple distribution. Trichoepithelioma has a psychosocial impact for sufferers, because trichoepithelioma lesions are often found on the face so that many sufferers feel embarrassed. This study is a retrospective descriptive study with a cross-sectional design that aims to determine the profile of trichoepithelioma based on age, gender, clinical picture, predilection site, duration before therapy, histopathological examination, treatment modality, and recurrence after therapy. From the 15 samples studied, it was found that the age group 11-19 years was the age group with the most trichoepithelioma patients (66.7%) with the highest gender being female (66.7%). All patients had clinical features of multiple trichoepithelioma (100%) with the greatest predilection for the nose (34.1%). Most of the patients had the same family history as the patient (66.7%). The duration of most patients 6 years (53.3%). Most of the patients did not perform histopathological examination (53.3%). The modality of therapy given to all patients was electrocautery with curettage (100%). Most of the patients did not follow up again regarding their recurrence (60%). Meanwhile, the most patients who did follow-up related to recurrence were <1 year (33.3%).
Original Research The Effect of Yoga or Nonpharmacotherapy on Dysmenorrhore in Medical Students of Andalas University, Indonesia Wardah Astarini, Rifqah; Syahrul, Muhammad Zulfadli; Nour, Mustafa; Indra, Beni; Aladin, Aladin; Irramah, Miftah
Jurnal sosial dan sains Vol. 4 No. 9 (2024): Jurnal Sosial dan Sains
Publisher : Green Publisher Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59188/jurnalsosains.v4i9.1522

Abstract

Background: Dysmenorrhea is a menstrual pain that is often experienced by young women, with a global prevalence of 16.8-81%. In Indonesia, the prevalence reaches 54.89%, with adolescent girls being the largest group. Treatment generally uses analgesics, but it has side effects. Yoga as a non-pharmacological therapy can reduce pain through muscle relaxation. Purpose: Analyzing the effect of yoga therapy on the intensity of the degree of dysmenorrhea in female students of the Class of 2018 Undergraduate Medical Education Study Program, Faculty of Medicine, Andalas University. Methods: This research uses a pure experimental design with a pre-test, post-test, and only group design, with a sample size of 32 people. The research instrument used in the study was a pre-test and post-test questionnaire, which contained VAS scores and guidelines regarding yoga movements. The questionnaire contains a Visual Analog Scale (VAS), which consists of a vertical scale from 0 to 10 cm. Results:  The results showed there were no differences related to age. As many as 18% of respondents usually took analgesics, while 81.3% did not take analgesics to treat dysmenorrhea before yoga therapy. Meanwhile, after yoga therapy, 5 out of 6 respondents who usually consumed analgesics in previous menstrual cycles no longer consumed analgesics, and one respondent still consumed analgesics. Bivariate analysis showed a value of p=0.00 (p<0.05), which means there is a relationship between the provision of yoga therapy and the degree of dysmenorrhea. Where providing yoga therapy can reduce the intensity of pain in respondents who experience dysmenorrhea. Conclusion: This research concludes that there is a significant relationship between the provision of yoga therapy and the degree of dysmenorrhea.