Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

Identifikasi Isolat Klinik Methicillin-resistant Staphylococcus aureus dan Extended-Spectrum Beta-Lactamase Menggunakan Teknik Polimerase Chain Reaction linosefa linosefa
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 9, No 1 (2020): Online March 2020
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v9i1.1260

Abstract

Bakteri patogen yang resisten terhadap banyak obat  seperti Staphylococcus aureus yang kebal terhadap Methicillin (Methicillin-resistant Staphylococcus aureus/MRSA) telah menjadi agen penyebab infeksi baik di lingkungan pelayanan kesehatan maupun di masyarakat. Extended-Spectrum Beta-Lactamase (ESBL) yang berasal dari mutasi β-laktamase juga menjadi masalah utama dalam infeksi terkait pelayanan kesehatan. Tujuan: Menentukan proporsi bakteri penghasil MRSA dan ESBL dari isolat klinis di Rumah Sakit Dr. M. Djamil Padang menggunakan teknik Polimerase Chain Reaction (PCR). Metode: Penelitian ini merupakan studi prospektif dengan mengumpulkan isolat Staphylococcus aureus dan Enterobacteriaceae dari Juli hingga September 2017. Penelitian dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Andalas untuk mengkonfirmasi bakteri penghasil MRSA dan ESBL. Hasil: Sebanyak 15 dari 27 isolat Staphylococcus aureus (56%) merupakan  MRSA dan 21 dari 41 isolat Enterobacteriaceae (51%) adalah penghasil ESBL. Klebsiella sp. paling banyak ditemukan di antara isolat Enterobacteriaceae (59%). Lima puluh persen Klebsiella sp menghasilkan  ESBL. Simpulan: Studi ini menunjukkan bahwa setengah isolat klinis dari RSUP Dr. M. Djamil merupakan MRSA dan penghasil ESBL. Deteksi dini MRSA dan Enterobacteriaceae penghasil ESBL perlu dilakukan, untuk mencegah dan mengurangi transmisi bakteri MDR di lingkungan rumah sakit.Kata kunci: Enterobacteriaceae, Klebsiella sp, MDR, Staphylococcus aureus
Pengaruh Ekstrak Daun Sirsak (Annona muricata lin) Terhadap Viabilitas Cell Line Kanker Payudara T47D Secara In Vitro Wiwi Pertiwi; Dessy Arisanty; Linosefa Linosefa
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 9, No 1S (2020): Online January 2020
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v9i1S.1173

Abstract

Kanker payudara merupakan kanker terbanyak di Indonesia dengan angka mortalitas yang tinggi. Kandungan acetogenin, alkaloid, tannin, dan flavonoid pada daun sirsak dipercaya dapat menghambat pertumbuhan sel kanker. Tujuan: Mengetahui pengaruh ekstrak daun sirsak terhadap viabilitas cell line kanker payudara T47D secara in vitro. Metode: Ini merupakan penelitian eksperimental dengan metode MTT menggunakan cell line T47D yang dibagi menjadi 8 kelompok perlakuan konsentrasi ekstrak daun sirsak dan tiga variasi masa inkubasi serta pengulangan sebanyak empat kali. Pemeriksaan dibaca menggunakan xMark microplate reader dan selanjutnya ditentukan konsentrasi ekstrak yang dapat menghambat 50% viabilitas sel. Hasil: Ada penurunan viabilitas sel seiring dengan peningkatan konsentrasi yang diberikan pada ketiga masa inkubasi. Konsentrasi ekstrak yang dapat menghambat 50% viabilitas sel pada masa inkubasi 24 jam 569,8μg/ml, 48 jam 431,6 μg/ml, dan 72 jam 94,26 μg/ml. Simpulan: Ekstrak daun sirsak berpengaruh terhadap viabilitas cell line kanker payudara T47D dan dapat menghambat 50% viabilitas sel pada konsentrasi 94,26 μg/ml pada masa inkubasi 72 jam yang berpotensi sebagai antikanker.
Gambaran Polimorfisme Gen SLC22A1 rs683369 pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 yang Mendapatkan Terapi Metformin Rahmatul Firdaushty; Elly Usman; Linosefa Linosefa
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 9, No 1S (2020): Online January 2020
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v9i1S.1160

Abstract

Mekanisme kerja metformin dipengaruhi oleh Organic Cation Transporter 1 (OCT1) yang dikode oleh gen SLC22A1. Variasi atau polimorfisme pada gen SLC22A1 mempengaruhi uptake metformin ke hati sehingga berhubungan dengan efek metformin dalam menurunkan glukosa darah. Rs683369 merupakan salah satu polimorfisme dari gen SLC22A1. Tujuan: Melihat gambaran polimorfisme gen SLC22A1 rs683369 pada pasien diabetes melitus tipe 2 yang mendapatkan terapi metfomin. Metode: Penelitian ini merupakan studi deskriptif dengan teknik consequtive sampling. Sampel berasal dari 44 pasien DM tipe 2 yang mendapatkan terapi tunggal metformin yang diambil darahnya melalui pembuluh vena untuk dilakukan pemeriksaan genotip dengan cara isolasi DNA, PCR dan sekuensing. Hasil: Didapatkan pasien DM tipe 2 yang mendapatkan terapi tunggal metformin sebagian besar adalah perempuan 63,6%, dan rerata umur 55,77±7,77 tahun. Pemerikaan genotip didapatkan hasil wild type (GG) 4,5%, mutan heterozigot (GC) 22,%, dan mutan homozigot (CC) 72,7%. Simpulan: Ditemukan polimorfisme gen SLC22A1 rs683369 pada pasien DM tipe 2 yang mendapatkan terapi metformin. Perlu penelitian lebih lanjut mengenai variasi lain pada gen SLC22A1 dan efeknya terhadap gula darah pasien.
Penyuluhan dan Pemeriksaan Leptospirosis terhadap Petani di Nagari Alahan Panjang Kabupaten Solok Elizabeth Bahar; Netti Suharti; Roslaili Rasyid; Andani Eka Putra; Linosefa Linosefa; Muhammad Reza; Arni Amir
Warta Pengabdian Andalas Vol 26 No 2 (2019)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jwa.26.2.88-96.2019

Abstract

Leptospirosis is an infectious disease caused by Leptospira interogans (L interogans). The urine of rats is a carrier of L interrogans bacteria that pollutes stagnant water such as flooding both in rice fields and fields. Bacteria enter through the mucosa and sores or blisters when in contact with the polluted water. The mortality rate due to leptospirosis in Indonesia is reported to reach 2.5 - 16.45%, because it is a tropical country with quite high rainfall followed by flooding. Nagari Alahan Panjang Solok Regency is located at an altitude of 1400 - 1600 meters above sea level (masl) with rainfall of 2600 mm which is a vast agricultural area and the community is 90% farmers. Based on the problem above, the Department of Microbiology and Biology, Faculty of Medicine, Andalas University has held community service in Nagari Alahan Panjang, Solok Regency, for farmers, because farmers are at risk of being infected by Leptospira. The counseling method uses a power point slide and poster about leptospira followed by blood tests using the Standard Q rapid test for Leptospira IGM / IgG. About 48 farmers carried alcohol swabs at the tips of their fingers to take blood samples with fingersticks. As much as 10 ul of blood add 1 drop of standard buffer solution Q rapid test Leptospira IgM / IgG put in the rapid test tool well while stirring and wait 5 minutes. Positive results appear in the red line in the IgM / IgG area according to the control indicated on the rapid test tool. The conclusion that counseling can increase the knowledge of farmers to prevent leptospirosis with the discovery of 6.25% of farmers suspected of leptospirosis.
Peningkatan Komitmen Penanggulangan Covid-19 Mahasiswa melalui Webinar dan Deklarasi SIAGA SAKATO Liganda Endo Mahata; Fitrisia Amelin; Fathiyyatul Khaira; Denada Florencia Leona; Andani Eka Putra; Rizanda Machmud; Irvan Medison; Hardisman Hardisman; Yefri Zulfiqar; Fenty Anggraini; Linosefa Linosefa; Desy Nofita Sari; Rahmat Syawqi
Warta Pengabdian Andalas Vol 28 No 3 (2021)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jwa.28.3.225-231.2021

Abstract

The Covid-19 virus is transmitted from human to human through close contact with infected people through their respiratory droplets. A person can also be infected by touching an object contaminated with SARS-CoV-2 and then followed by reaching the eyes, nose, or mouth. Implementing the health protocol is necessary to reduce the number of virus transmissions. In addition, to increase the community's immune against Covid-19, WHO and the government have been developing a vaccination program. However, the recommendation from the latest research stated that people still have to obey the health protocol even after being vaccinated. The purpose of this community service was to help the government to increase people's understanding of the importance of implying health protocols, even after vaccination, to suppress Covid-19 cases. The method used is by holding an online event called a Webinar. It followed by a statement with audiences to commit to implementing the health protocol led by the Rector of Andalas University, then called a SIAGA SAKATO declaration. The activity began with a pre-test questionnaire for initial information collection, followed by education about Covid-19 prevention from the experts to the 512 students. The activity ended with the final data collection using a posttest questionnaire to test the student knowledge after the education. Paired t-test analysis showed a significant increase in student commitment after attending the Webinar (P≤0.05). Based on these results, the Webinar increases students' understanding of the importance of the health protocol in reducing the Covid-19 cases.
PREVALENSI ISOLAT MRSA PENGHASIL PANTON-VALENTINE LEUKOCIDIN PADA PASIEN ICU RUMAH SAKIT TERSIER Linosefa Linosefa; Delly Chipta Lestari; Ardiana Kusumaningrum; Anis Karuniawati; Andi Yasmon
Majalah Kedokteran Andalas Vol 39, No 1 (2016): Published in April 2016
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (529.517 KB) | DOI: 10.22338/mka.v39.i1.p1-10.2016

Abstract

Penilitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi MRSA penghasil Panton-Valentine leukocidin (PVL) dan pola kepekaannya. Sampel penelitian adalah isolat MRSA dari 315 pasien Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Cipto Mangunkusumo (RSUPNCM) selama tahun 2011 dan 2014, dengan melakukan identifikasi, uji kepekaan dan uji molekuler terhadap isolat tersebut. Penelitian ini menunjukkan sebanyak 59% dari koloni MRSA yang ditemukan masih sensitif terhadap antibiotik golongan selain β-laktam, sehingga masih dapat diduga sebagai community-associated MRSA (CA-MRSA). CA-MRSA sepertinya mulai ditransmisikan di fasilitas kesehatan. Uji molekuler terhadap isolat MRSA memberikan hasil 8,3% isolat MRSA menghasilkan PVL. Berdasarkan tipe pola kepekaannya isolat MRSA penghasil PVL tersebut masih dapat digolongkan sebagai CA-MRSA. MRSA penghasil PVL ditemukan di RSUPNCM sebagai kolonisasi. Surveilan perlu dilakukan untuk memahami interaksi antara MRSA di komunitas dan rumah sakit, terutama untuk mengurangi transmisi di fasilitas kesehatan.
Perbedaan Efektivitas Media Promosi Kesehatan Leaflet dengan Video TOSS TB Terhadap Tingkat Pengetahuan dan Sikap Masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas Andalas Karynina Danti Putri; Rima Semiarty; Linosefa Linosefa
Jurnal Ilmu Kesehatan Indonesia Vol 1 No 3 (2020): November 2020
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1420.12 KB) | DOI: 10.25077/jikesi.v1i3.85

Abstract

Latar Belakang. Promosi kesehatan merupakan proses memandirikan masyarakat untuk merubah perilaku kesehatannya. Leaflet dan video dipilih sebagai media promosi kesehatan karena bernilai praktis dalam penyaluran informasi. Objektif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan efektivitas media promosi kesehatan leaflet dengan video TOSS TB terhadap tingkat pengetahuan dan sikap masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Andalas. Metode. Penelitian ini merupakan penelitian quasy experimental dengan non-equivalen control group design. Terdiri dari tiga kelompok penelitian (kelompok leaflet, video, dan kontrol) dengan jumlah sampel 144. Analisis data dengan analisis univariat dan uji Mann Whitney serta uji Kruskal Wallis untuk analisis bivariat dengan kemaknaan statistik p < 0,05. Hasil. Hasil analisis univariat menunjukkan masyarakat sebelum diberi intervensi memiliki tingkat pengetahuan baik dan sikap positif sebesar 85,42% dan 68,75%. Setelah diberikan intervensi menjadi 92,36% dan 74,30%. Hasil analisis bivariat menunjukkan terdapat perubahan signifikan sebelum dengan sesudah diberikan intervensi dengan perubahan rata-rata pengetahuan pada kelompok leaflet, video, dan kontrol adalah 0,588, 0,710, 0,114, dengan p value = 0,000. Serta pada sikap adalah 0,289, 0,477, 0,102, dengan p value = 0,000. Kesimpulan. Media leaflet dan video berpengaruh dalam meningkatkan pengetahuan dan sikap TOSS TB masyarakat dimana media video merupakan media yang paling efektif. Kata Kunci: Promosi Kesehatan, Leaflet, Video, TOSS TB
Perbedaan Daya Hambat Kefir Susu Kambing dengan Kefir Susu Sapi Terhadap Escherichia coli secara In Vitro Qonita Syafrina; Roslaili Rasyid; Linosefa Linosefa
Jurnal Ilmu Kesehatan Indonesia Vol 1 No 3 (2020): November 2020
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1377.466 KB) | DOI: 10.25077/jikesi.v1i3.91

Abstract

Latar Belakang. Kefir merupakan produk susu fermentasi dari Kaukasus. Komposisinya didominasi oleh bakteri asam laktat (BAL) dan zat metabolit sekunder yang dihasilkannya seperti bakteriosin yang bersifat antibakteri terhadap bakteri patogen seperti Escherichia coli. Objektif. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan daya hambat dari kefir susu kambing dan kefir susu sapi terhadap Escherichia coli dengan menilai Kadar Hambat Minimal (KHM) dan Kadar Bunuh Minimal (KBM). Metode. Penelitian dilakukan dengan teknik dilusi desain Rancangan Acak Lengkap. Kefir diencerkan menjadi Tanpa Pengenceran, Pengenceran 1/2, Pengenceran 1/4, Pengenceran 1/8, Pengenceran 1/16, dan kontrol. Daya hambat berupa nilai KHM dan KBM ditentukan dengan menghitung manual jumlah koloni bakteri yang tumbuh. Analisis data menggunakan uji Kruskal-Wallis dan post hoc dengan uji Mann-whitney. Hasil. Kefir susu kambing dan kefir susu sapi dapat menghambat pertumbuhan Escherichia coli. Jumlah koloni baru E.coli dengan pemberian kefir susu kambing pada pengenceran 1/16, 1/8, 1/4, dan tanpa pengenceran yaitu secara berurut 114; 50; 60; 0,03 CFU/ml, dibandingkan dengan kontrol yang berjumlah 470.000 CFU/ml. Hasil pada pemberian kefir susu sapi yaitu secara berurut, 139,5; 5; 7,5; 0 CFU/ml, dibandingkan dengan kontrol yaitu 1.670.000 CFU/ml. Terdapat KHM dan KBM pada kefir susu kambing dan kefir susu sapi dengan persentase penurunan jumlah bakteri >99,9% di tiap kelompok. Nilai minimal KHM dan KBM pada Pengenceran 1/16 kefir susu kambing yaitu 99,97% dan pada Pengenceran 1/16 kefir susu sapi sebesar 99,99%. Kesimpulan. Tidak terdapatnya perbedaan daya hambat berupa KHM dan KBM antara kefir susu kambing dan kefir susu sapi, namun secara rerata kefir susu sapi lebih baik dalam menghambat pertumbuhan Escherichia coli. Kata kunci: kefir, Escherichia coli, susu kambing, susu sapi, antibakteri
Prevalensi Gen OXA-23 pada Isolat Klinis Bakter Acinetobacter baumanii di RSUP Dr. M. Djamil Padang Mhd. Alzaref; Linosefa Linosefa; Gestina Aliska
Jurnal Ilmu Kesehatan Indonesia Vol 1 No 3 (2020): November 2020
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1402.379 KB) | DOI: 10.25077/jikesi.v1i3.113

Abstract

Acinetobacter baumannii is such a big challenge in this modern era because of their multi-drug resistance (MDR) through their resistance mechanism, namely the production of beta lactamase enzymes, one of them is oxacillinases. Several studies have revealed that the OXA-23 gene has an important role in the production of the beta lactamase enzyme so that these bacteria are resistant to antibiotics, especially carbapenem. This study was conducted to determine the description of the resistance of the Acinetobacter baumannii by looking at the prevalence of the OXA-23 gene in clinical isolates of these bacteria at RSUP Dr. M. Djamil Padang. This study was a descriptive observational study and used a cross-sectional design using polymerase chain reactions (PCR) and electrophoresis techniques. The samples were clinical isolates of Acinetobacter baumannii bacteria stored in the Microbiology Laboratory of the Faculty of Medicine, Andalas University with inclusion and exclusion criteria. Of the 150 clinical isolates of Acinetobacter baumannii studied, most of the bacteria were still sensitive to the antibiotics of Amikacin (84%), Tigecycline (78.76%), and Trimethoprim / Sulfamethoxazole (76.77%). Meanwhile, all of the Acinetobacter baumannii isolates were resistant to cefazolin. In PCR and electrophoresis tests, 50 clinical isolates were positive for the OXA-23 gene. 46 of them were carbapenem resistant, while the other 4 isolates were sensitive to carbapenem. From these results it can be concluded that the prevalence of the OXA-23 gene in Acinetobacter baumannii isolates in RSUP Dr. M. Djamil Padang was 85.18% for carbapenem resistant isolates and 4.30% for carbapenem sensitive isolates. Keywords : Acinetobacter baumannii, carbapenem, OXA-23 gene
Infeksi Citrobacter koseri pada Abses Serebri dengan Otitis Media Supuratif Kronis: Suatu Kasus Jarang Nanda Saripa Putri; Permana H; Munilson J; Linosefa Linosefa
Health and Medical Journal Vol 4, No 3 (2022): HEME September 2022
Publisher : Universitas Baiturrahmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (215.498 KB) | DOI: 10.33854/heme.v4i3.1002

Abstract

Pendahuluan: Abses serebri yang disebabkan oleh infeksi Citrobacter koseri pada orang dewasa sangat jarang ditemukan. Citrobacter koseri merupakan basil gram negatif yang menyebabkan sebagian besar meningitis dan abses serebri pada neonatus dan bayi. Laporan Kasus: Laporan ini membahas seorang laki-laki berumur 51 tahun dengan keluhan penurunan kesadaran yang dialami sejak 5 hari sebelum masuk rumah sakit, didahului dengan demam, nyeri kepala yang semakin memberat, dan muntah. Keluhan disertai dengan kelemahan anggota gerak kiri dan mulut mencong. Pasien juga memiliki riwayat infeksi telinga kanan yang sering kambuh. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran pasien sopor dengan defisit neurologis berupa hemiparesis sinistra, paresis nervus fasialis, dan papil edema. Hasil pemeriksaan brain CT-scan tanpa kontras menggambarkan lesi abses pada lobus temporal dextra. Pasien diberikan antibiotik dan dilakukan evakuasi abses serta timpanomastoidektomi. Dari hasil kultur pus abses serebri ditemukan adanya Citrobacter koseri yang sensitif dengan sefalosporin. Kesimpulan: Terdapat perbaikan klinis setelah terapi dan tindakan bedah.