Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

PEMETAAN POTENSI TINGGALAN ARKEOLOGI MASA KLASIK DI KABUPATEN SAROLANGUN Nainunis Aulia Izza; Ari Mukti Wardoyo Adi; Nugrahadi Mahanani
Jurnal Pendidikan Sejarah Indonesia Vol 4, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um0330v4i2p229-247

Abstract

Penelitian ini membahas potensi tinggalan Arkeologi dari masa klasik (Hindu-Buddha) di wilayah Kabupaten Sarolangun. Pada tahun sebelumnya telah dilakukan penelitian serupa dengan cakupan Kecamatan Sarolangun dan hasilnya mengindikasikan adanya tinggalan Arkeologi klasik yang padat. Penelitian ini menggunakan metode predictive modeling yang dilaksanakan dengan Langkah awal penentuan titik-titik yang menurut toponim berkaitan dengan istilah klasik. Penelitian ini dilandasi oleh fenomena keberadaan kota-kota dan pemukiman di sepanjang aliran DAS Batanghari. Kabupaten Sarolangun dipilih karena sangat potensial menjadi tempat pendirian situs-situs masa klasik, terlebih lagi apabila dihubungkan dengan wilayah Kecamatan Sarolangun yang memiliki sensitivitas temuan masa klasik yang tinggi, indikasi toponim, dan keberadaan situs-situs serupa di wilayah sekitar, wilayah Kabupaten Sarolangun sangat penting untuk diteliti. Hasilnya menunjukkan adanya sebaran wilayah dengan sesitivitas tinggalan Arkeologi klasik yang tinggi pada berbagai wilayah Sarolangun, Selain itu, wilayah dengan sensitivitas tinggi di Kabupaten Sarolangun juga berkaitan erat dengan situs klasik Karangbrahi yang dewasa ini masuk wilayah Kabupaten Merangin yang berbatasan dengan Sarolangun.
Pengembangan Potensi Batik Berbasis Tinggalan Arkeologi di Kelurahan Legok Kota Jambi Nainunis Aulia Izza; Ari Mukti Wardoyo Adi; Nugrahadi Mahanani; Wulan Resiyani; Amor Seta Gilang Pratama
E-Dimas: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 11, No 4 (2020): E-DIMAS
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/e-dimas.v11i4.6626

Abstract

Artikel ini ditulis berdasarkan Program Pengabdian Kepada Masyarakat yang dilaksanakan pada tahun 2020. Kegiatan ini dilaksanakan atas dasar keberadaan salah satu tinggalan arkeologi di Kelurahan Legok, Kota Jambi, yaitu Candi Solok Sipin serta situs-situs lain di sekitarnya. Berdasarkan tinjauan terkini, Candi Solok Sipin berada dalam kondisi yang terancam kelestariannya. Salah satu faktor yang menjadi ancaman terhadap kelestarian Situs Candi Solok Sipin adalah kurangnya kepedulian masyarakat sekitar terhadap keberadaan situs tersebut. Oleh karena itu kegiatan Program Pengabdian Kepada Masyarakat yang dilakukan di Kelurahan Legok Kota Jambi sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan keberadaan Situs Candi Solok Sipin. Potensi yang dimiliki Kelurahan Legok antara lain adalah keberadaan Rumah Batik dan kelompok pembatik. Program Pengabdian Kepada Masyarakat ini bertujuan untuk memberikan pendampingan bagi masyarakat Kelurahan Legok sebagai upaya pelestarian dan pemanfaatan tinggalan arkeologi di kawasan tersebut melalui kegiatan pengembangan motif batik. Di Situs Candi Solok Sipin terdapat tinggalan arkeologi yang memiliki relief dan ornamen yang dapat dikembangkan menjadi motif batik. Target khusus yang ingin dicapai yaitu meningkatnya kesadaran masyarakat di Kelurahan Legok untuk berperan aktif dalam menjaga kelestarian situs Candi Solok Sipin. Metode pendampingan dilaksanakan dalam tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan evaluasi. Kegiatan pengabdian yang telah dilaksanakan menghasilkan 5 motif baru yang terinspirasi dari relief dan motif tinggalan arkeologi Situs Solok Sipin. Diharapkan motif-motif baru ini dapat menjadi kebanggaan dan ciri khas Kelurahan Legok. Untuk jangka panjang diharapkan motif batik yang telah tercipta menjadi produk unggulan Kelurahan Legok Kota Jambi.
PENGEMBANGAN MOTIF BATIK BERBASIS TINGGALAN ARKEOLOGI KELURAHAN LEGOK KOTA JAMBI TAHAP II Nainunis Aulia Izza; Ari Mukti Wardoyo Adi; Nugrahadi Mahanani; Wulan Resiyani; Amor Seta Gilang Pratama
Diseminasi: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 4 No. 1 (2022)
Publisher : Pusat Pengabdian kepada Masyarakat- LPPM Universitas Terbuka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33830/diseminasiabdimas.v4i1.2359

Abstract

This program is a continuation of the activities in the previous year. The newest batik motifs were inspired by ornaments and archaeological remains from the Situs Candi Solok Sipin. In 2020, batik tulis, the Makara Ekikarana motif has been produced. In 2021, the team try to make batik cap inspired by the Yaksa figure on the Makara and Stupa from the Situs Candi Solok Sipin. The batik cap is related to the purpose of preparing products at affordable prices, it's hoping that the batik is marketed more broadly. In addition, this new motif can also enrich the batik repertoire at the Rumah Batik Kelurahan Legok. The method is held in stages; the first stage is the preparation. During the preparation stage, we make motif design and make coordination with the Kelurahan Legok dan Rumah Batik. After the batik cap motif is ready, the next step is to make a stamp. After the preparation stage was completed, the next step is to produce a batik cap in 3 (three) days. On the last day, we make a product launch, the products are ready to be marketed. The results achieved include the creation of the Yaksa Stupa motif which is applied to cloth and masks.
IDENTIFIKASI POTENSI TINGGALAN ARKEOLOGI KLASIK DI KECAMATAN SAROLANGUN, JAMBI: PENDEKATAN PREDICTIVE MODELLING Nainunis Aulia Izza; Ari Mukti Wardoyo Adi; Nugrahadi Mahanani
Naditira Widya Vol 15 No 1 (2021): NADITIRA WIDYA VOLUME 15 NOMOR 1 APRIL 2021
Publisher : Balai Arkeologi Kalimantan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24832/nw.v15i1.445

Abstract

Penelitian ini dilakukan atas dasar hipotesis tentang keberadaan tinggalan-tinggalan masa klasik yang berada di Daerah Aliran Sungai Batanghari. Kecamatan Sarolangun dipilih karena hingga kini belum pernah diteliti potensinya tentang tinggalan pemukiman arkeologi klasik. Tinggalan arkeologi klasik yang pernah dilaporkan hanyalah arca Ganesha yang saat ini disimpan di Museum Sultan Mahmud Badaruddin II, Palembang. Penelitian ini dilakukan dengan metode predictive modelling dengan menggunakan perangkat Sistem Informasi Geografis untuk dapat membantu memperkirakan titik-titik yang mengandung potensi tinggalan arkeologi. Variabel prediksi yang digunakan adalah laporan temuan, model lokasi situs, informasi masyarakat, serta potensi temuan permukaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat beberapa lokasi di Kecamatan Sarolangun yang memiliki sensitivitas tinggi terhadap tinggalan arkeologi klasik. Sensitivitas tinggalan arkeologi ini kemudian diturunkan dalam bentuk peta potensi. Tujuan utama dari pembuatan peta tersebut adalah agar dapat menentukan strategi riset lanjutan.
Tradisi Pemilikan Keramik di dataran tinggi Jambi: Asal-usul dan pemanfaatannya Nainunis Aulia Izza; Nugrahadi Mahanani; Ari Mukti Wardoyo Adi
Satwika : Kajian Ilmu Budaya dan Perubahan Sosial Vol. 6 No. 2 (2022): Oktober
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/satwika.v6i2.18908

Abstract

Dataran Tinggi Jambi dalam perspektif arkeologi memiliki kedudukan penting. Jejak peradaban periode neolitik hingga masuknya Islam ditemukan di berbagai sudut wilayah Bukit Barisan. Masyarakat yang terbentuk saat ini diduga kuat merupakan kelanjutan dari komunitas yang telah ada ribuan tahun. Bukti tersebut tampak dari adanya berbagai pusaka adat Masyarakat Kerinci berupa benda-benda perunggu dari kebudayaan Dong-Son. Secara etnografi, masyarakat yang tinggal di dataran tinggi Jambi, seperti Kerinci dan Merangin juga dianggap memiliki kebudayaan yang khas serta unik. Salah satu keunikan tersebut dapat dilihat dari adanya tradisi pemilikan keramik. Tradisi pemilikan keramik kuno oleh masyarakat tersebut disinyalir memiliki hubungan erat dengan tradisi pemanfaatan benda-benda kuno sebagai pusaka adat. Fungsi, peranan, serta asal usul keramik yang dimiliki masyarakat tersebut tentunya perlu dikaji lebih mendalam untuk menguatkan asumsi dasar ini. Oleh karena itu, penelitian yang akan dilakukan ini berupaya untuk mengungkapkan aspek-aspek tersebut. Penelitian mengenai ini akan dilakukan dengan pendekatan etnoarkeologi. Metode yang akan digunakan adalah observasi dan wawancara terbuka. Hasil penelitian menunjukkan keramik yang dikoleksi mayoritas berasal dari Eropa, khususnya Belanda dan beberapa lainnya berasal dari China. Keramik di Dataran Tinggi Jambi merupakan salah satu objek yang diwariskan dan beberapa diantaranya menjadi salah satu sarana ritual. Tradisi pemilikan keramik berlangsung antar generasi, yaitu pewarisan dari ibu kepada anak-anak perempuannya.           Jambi Highlands has a significant role from an Archaeological perspective. Archaeological remains from the neolithic period to the Islamic period are traceable in various corners of the Bukit Barisan area. The current society is born to be generations of a community that has existed for thousands of years. One of the pieces of evidence is the existence of various traditional heirlooms of the Kerinci people in the form of bronze objects from the Dong-Son culture. Based on the Ethnographical perspective, people in the Jambi Highlands, such as Kerinci and Merangin have a unique and exclusive culture. The uniqueness can be proven in the tradition of ceramic ownership. The tradition of ownership of old ceramics by the community is indicate to have a close relationship with the tradition of using ancient objects as traditional heirlooms. The function, role, and origin of ceramics owned by the community is an important topic for research. This research uses an ethnoarchaeological approach. The researcher will do observation and open interviews. The results show that most of the ceramics collected are European ceramics, especially from the Netherlands and several ceramics from China. Jambi Highlands ceramics are one of the objects that are inherited and some of them become a ritual objects. The tradition of owning ceramics is inter-generations, from mothers to their daughters.
Penciptaan Tari Kreasi Berbasis Tinggalan Arkeologis Di Kelurahan Legok Provinsi Jambi Amor Seta Gilang Pratama; Kurniadi Ilham; Radius Nopiansyah; Nugrahadi Mahanani; Dwi Rahariyoso
GERVASI: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 7, No 1 (2023): GERVASI: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : LPPM IKIP PGRI Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31571/gervasi.v7i1.4526

Abstract

Kecamatan Legok Kota Jambi memiliki potensi tinggalan arkeologi yang dapat dieksplorasi menjadi produk kreatif. Masyarakat Legok, sejauh ini masih belum banyak melakukan eksplorasi terhadap potensi tersebut. Tim Pengabdian Masyarakat FKIP Universitas Jambi, berinisiatif untuk mengeksplorasi salah satu tinggalan arkeologi yaitu makara, untuk dijadikan sumber penciptaan tari kreasi. Tujuannya adalah agar masyarakat Legok mempunyai karya tari kreasi, dan mampu menjadi identitas serta mendongkrak pariwisata. Metode yang digunakan adalah dengan melakukan mikro riset terhadap makara, eksplorasi pencarian gerak, penggarapan oleh koreografer, dan penggabungan antara gerak tari dan musik. Hasil dari pengabdian ini adalah terciptanya tari kreasi Arkhadwipa, yang ditarikan oleh 5 remaja putri, yang berasal dari Kelurahan Legok.
Penciptaan Tari Kreasi Berbasis Tinggalan Arkeologis Di Kelurahan Legok Provinsi Jambi Amor Seta Gilang Pratama; Kurniadi Ilham; Radius Nopiansyah; Nugrahadi Mahanani; Dwi Rahariyoso
GERVASI: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 7 No. 1 (2023): GERVASI: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : LPPM IKIP PGRI Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31571/gervasi.v7i1.4526

Abstract

Kecamatan Legok Kota Jambi memiliki potensi tinggalan arkeologi yang dapat dieksplorasi menjadi produk kreatif. Masyarakat Legok, sejauh ini masih belum banyak melakukan eksplorasi terhadap potensi tersebut. Tim Pengabdian Masyarakat FKIP Universitas Jambi, berinisiatif untuk mengeksplorasi salah satu tinggalan arkeologi yaitu makara, untuk dijadikan sumber penciptaan tari kreasi. Tujuannya adalah agar masyarakat Legok mempunyai karya tari kreasi, dan mampu menjadi identitas serta mendongkrak pariwisata. Metode yang digunakan adalah dengan melakukan mikro riset terhadap makara, eksplorasi pencarian gerak, penggarapan oleh koreografer, dan penggabungan antara gerak tari dan musik. Hasil dari pengabdian ini adalah terciptanya tari kreasi Arkhadwipa, yang ditarikan oleh 5 remaja putri, yang berasal dari Kelurahan Legok.
IDENTIFIKASI POTENSI TINGGALAN ARKEOLOGI KLASIK DI KECAMATAN SAROLANGUN, JAMBI: PENDEKATAN PREDICTIVE MODELLING Nainunis Aulia Izza; Ari Mukti Wardoyo Adi; Nugrahadi Mahanani
Naditira Widya Vol. 15 No. 1 (2021): Naditira Widya Volume 15 Nomor 1 April Tahun 2021
Publisher : National Research and Innovation Agency (BRIN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilakukan atas dasar hipotesis tentang keberadaan tinggalan-tinggalan masa klasik yang berada di Daerah Aliran Sungai Batanghari. Kecamatan Sarolangun dipilih karena hingga kini belum pernah diteliti potensinya tentang tinggalan pemukiman arkeologi klasik. Tinggalan arkeologi klasik yang pernah dilaporkan hanyalah arca Ganesha yang saat ini disimpan di Museum Sultan Mahmud Badaruddin II, Palembang. Penelitian ini dilakukan dengan metode predictive modelling dengan menggunakan perangkat Sistem Informasi Geografis untuk dapat membantu memperkirakan titik-titik yang mengandung potensi tinggalan arkeologi. Variabel prediksi yang digunakan adalah laporan temuan, model lokasi situs, informasi masyarakat, serta potensi temuan permukaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat beberapa lokasi di Kecamatan Sarolangun yang memiliki sensitivitas tinggi terhadap tinggalan arkeologi klasik. Sensitivitas tinggalan arkeologi ini kemudian diturunkan dalam bentuk peta potensi. Tujuan utama dari pembuatan peta tersebut adalah agar dapat menentukan strategi riset lanjutan.This research was conducted on the basis of a hypothesis about the existence of the remains of the classical period in the Batanghari River Basin. Sarolangun District was chosen because until today there has not been any investigation on classical archaeological settlements. The only classical archeological remains that have been reported are the Ganesha statue which is currently stored in the Sultan Mahmud Badaruddin II Museum, in Palembang. This research was conducted using a predictive modelling method by employing a Geographic Information System to be able to help estimate points containing potential archaeological remains. Predictive variables used are report findings, site location models, community information, and potential surface findings. The results showed that there are several locations in Sarolangun District that have high sensitivity to classical archeological remains. The sensitivity of the archaeological remains is then derived in the form of a potential map. The main purpose of making the map is to be able to determine further research strategies.
Pendampingan Digitalisasi Ingatan Tentang Sejarah, Kesenian Dan Tradisi Warga Sungai Bahar Pradita, Dennys; Mustafa, Hanif Risa; Pratama, Amor Gilang Seta; Lestari, Inda; Mahanani, Nugrahadi
Beujroh : Jurnal Pemberdayaan dan Pengabdian pada Masyarakat Vol. 2 No. 3 (2024): Beujroh : Jurnal Pemberdayaan dan Pengabdian pada Masyarakat
Publisher : Yayasan Sagita Akademia Maju

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61579/beujroh.v2i3.205

Abstract

Community memory is a legacy that has a very high value for a community or region. Community memories can be dangerous because they fade and even disappear. This paper will describe a program to document the memories of transmigrant communities in Sungai Bahar. This service program uses data collection modalities by collecting memories through interviews and then documenting them. The community that inhabits the Sungai Bahar area has been around since the 1980s. With the development of time, these speakers are getting older and decreasing in number. The existence of this documentation is a step to document memories so that future generations can know the origin and development of the region which can be accessed through gadgets so that the history and culture of the region does not fade with time.
From Oral to Archive: Documentation of the Transmigrant Experience of Sungai Bahar, Jambi Province Mustafa, Hanif Risa; Pradita, Dennys; Lestari, Inda; Pratama, Amor Seta Gilang; Mahanani, Nugrahadi
Proceeding International Conference on Malay Identity The 2nd International Seminar on Language, Literature, Education, Arts and Culture
Publisher : Jurusan Sejarah, Seni, dan Arkeologi, FKIP, Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This paper examines the process of documenting the experiences and memories of transmigrants in Sungai Bahar. The memories and experiences of the early transmigrants of Sungai Bahar need to be documented as they age and the number of actors decreases. The results of the documentation can be used as historical sources. The documentation is done digitally which can be accessed by all groups. The documentation results show that the transmigrants have their own experiences starting from the registration process, departure to placement in Sungai Bahar. Furthermore, placement in the Bahar River with forest conditions and partly in the form of oil palm plantations is a challenge for migrants in the Bahar River forest. The existence of documentation that can be accessed by all groups can facilitate documentation and disseminate historical sources for academics or history owners or residents.