Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Pelatihan Penanggulangan Krisis Kesehatan bagi Petugas Kesehatan di Kota Langsa Abdurrahman, Abdurrahman; Mutiah, Cut; Halimatussakdiah, Halimatussakdiah; Oktabina, Rizky Wan; Helmi, Alfian; Zakirullah, Zakirullah; Alchalidi, Alchalidi
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 7, No 12 (2024): Volume 7 No 12 (2024)
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v7i12.16996

Abstract

ABSTRAK Indonesia sering mengalami bencana alam dan non alam (wabah) yang menimbulkan krisis kesehatan, seperti korban mati, korban luka, sakit, pengungsi, lumpuhnya pelayanan kesehatan, penyakit menular, sanitasi lingkungan, gangguan jiwa dan masalah kesehatan lainnya. Kegiatan Penanggulangan Krisis Kesehatan dilaksanakan mulai pra-krisis kesehatan, tanggap darurat, dan pasca krisis kesehatan dengan menitikberatkan pada Pengurangan Risiko Krisis Kesehatan. Salah satu permasalahan di Kota Langsa adalah banjir yang membuat rumah dan fasilitas publik termasuk Puskesmas terendam air sehingga pelayanan kesehatan kepada masyarakat tidak maksimal serta berpotensi menimbulkan krisis kesehatan serta terbentuknya Emergency Medical Team (EMT) yang mencakup lintas profesi kesehatan Kota Langsa untuk menghadapi ancaman bencana. Meningkatkan pemahaman tenaga kesehatan tentang penanggulangan krisis kesehatan serta meningkatkan kapasitas dan keterampilan tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan dalam kondisi darurat dan mencegah terjadinya penurunan status kesehatan pada daerah yang rawan bencana. Metode atau bentuk kegiatan yang digunakan dalam pengabdian masyarakat ini dimulai dengan pembentukan tim tenaga kesehatan tanggap bencana dan selanjutnya pelatihan mencakup simulasi Penanggulangan Krisis Kesehatan. Peserta belum mendapatkan pelatihan tentang latihan Table Top dengan jumlah 27 orang (90%) peserta, terdapat peningkatan pengetahuan sebelum dan sesudah edukasi. Dengan hasil kategori berpengetahuan baik sebelum edukasi yaitu 12 peserta (40%) menjadi 18 orang (60%) serta peserta mampu melakukan pelatihan penanggulangan bencana di mulai dari pencegan mitigasi dan kesiapsiagaan yang dilakukan pada fase pra bencana, kegiatan tanggap darurat pada saat bencana dan fase pemulihan pasca bencana. Peserta telah memahami tentang penanggulangan krisis kesehatan dan telah terampil dalam memberikan pelayanan kesehatan dalam kondisi darurat dan mencegah terjadinya penurunan status kesehatan pada daerah yang rawan bencana. Kata Kunci: Pelatihan, Penanggulangan Krisis Kesehatan, Rawan Bencana  ABSTRACT Indonesia often experiences natural and non-natural disasters (outbreaks) which cause health crises, such as deaths, injuries, illnesses, refugees, paralyzed health services, infectious diseases, environmental sanitation, mental disorders and other health problems. Health Crisis Management activities are carried out starting from pre-health crisis, emergency response, and post-health crisis with an emphasis on Reducing the Risk of Health Crisis. One of the problems in Langsa City is flooding which causes houses and public facilities including the Community Health Center to be submerged in water so that health services to the community are not optimal and have the potential to cause a health crisis and the formation of an Emergency Medical Team (EMT) which includes a cross-section of health professions in Langsa City to face the threat of disaster. Increase health workers' understanding of how to deal with health crises and increase the capacity and skills of health workers in providing health services in emergency conditions and preventing a decline in health status in disaster-prone areas. The method or form of activity used in this community service begins with the formation of a team of disaster response health workers and then training includes a Health Crisis Management simulation. Participants had not received training on table top exercises with a total of 27 people (90%) participants, there was an increase in knowledge before and after education. With the results of the good knowledge category before education, namely 12 participants (40%) to 18 people (60%) and participants were able to carry out disaster management training starting from prevention, mitigation and preparedness carried out in the pre-disaster phase, emergency response activities during the disaster and the post-disaster recovery. Conclusion: Participants understand how to deal with health crises and are skilled in providing health services in emergency situations and preventing a decline in health status in disaster-prone areas. Keywords: Training, Health Crisis Management, Disaster Prone
The Effect of the Implementation of the Postpartum Care Laboratory Skill Integrated Learning Model on Improving the Competence Abdurrahman, Abdurrahman; Mutiah, Cut; Halimatussakdiah, Halimatussakdiah
Jurnal Penelitian Pendidikan IPA Vol 9 No 10 (2023): October
Publisher : Postgraduate, University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jppipa.v9i10.3911

Abstract

The conventional laboratory learning model has proven to be inadequate in improving competencies. Therefore, there is a need to develop a learning model that integrates the knowledge gained with the skills and attitudes required when providing care, namely an integrated laboratory skills learning model. The purpose of this study was to analyze the effect of the implementation of an integrated postpartum care laboratory skill learning model on improving the competencies of Diploma-3 midwifery students. This study adopted a quasi-experimental pretest-posttest nonequivalent control group design with 79 students divided into two groups: the intervention group consisting of 39 students from STIKes Indramayu and the control group consisting of 40 students from Poltekkes BPH Cirebon. The intervention group was given the integrated learning model, while the control group was given the conventional learning model. Data analysis was conducted using t-tests, Mann-Whitney tests, and chi-square tests with a significance level of p<0.05. The results showed that the pretest competencies of the intervention group were 33 (84.6%) who were not competent, while in the control group, 35 (87.5%) were not competent. There was an increase in competencies in the intervention group by 49% (0-887) and in the control group by 19.4% (0-50.9). Further analysis indicated a significant difference in competency improvement between the group given the integrated laboratory skills learning model and the group given the conventional laboratory skills learning model (p<0.05). The conventional laboratory skills learning model was a risk factor causing students to be incompetent with a relative risk of 1.64 (95% CI 1.15-2.35) and NNT 3.2. The Integrated model of laboratory skills has a positive impact on students’ skill elevation.
ANALISIS PENERAPAN TEKNOLOGI AUGMENTED REALITY (AR) DALAM PEMBELAJARAN DI PERGURUAN TINGGI Rahayu, Diah Afrianti; Junaidin, Junaidin; Fakhrudin, Ali; Mutiah, Cut; Mardikawati, Budi; Rachman, Reza Saeful
Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran Vol. 7 No. 3 (2024): Vol. 7 No. 3 (2024): Volume 7 No 3 Tahun 2024 (Special Issue)
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jrpp.v7i3.33261

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penerapan teknologi Augmented Reality (AR) dalam pembelajaran di perguruan tinggi, dengan fokus pada manfaat, tantangan, serta dampaknya terhadap mahasiswa. Studi literatur dilakukan dengan mengumpulkan dan menganalisis penelitian sebelumnya yang relevan dengan penggunaan AR dalam lingkungan pendidikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa teknologi AR mampu meningkatkan keterlibatan mahasiswa, mempermudah pemahaman konsep abstrak, dan menciptakan pengalaman belajar yang lebih interaktif. Manfaat yang paling signifikan terlihat dalam mata pelajaran yang melibatkan visualisasi kompleks, seperti teknik dan kedokteran. Namun, tantangan utama dalam implementasi AR termasuk biaya pengembangan konten yang tinggi, kurangnya infrastruktur yang memadai, serta terbatasnya keterampilan dosen dalam mengintegrasikan teknologi ini ke dalam kurikulum. Meskipun begitu, dampak positif AR terhadap prestasi akademik mahasiswa, terutama dalam mata pelajaran yang berbasis praktik, memberikan bukti kuat bahwa teknologi ini memiliki potensi besar untuk meningkatkan kualitas pendidikan di perguruan tinggi. Oleh karena itu, diperlukan strategi yang tepat untuk mengatasi tantangan yang ada agar AR dapat diimplementasikan secara efektif di lingkungan pendidikan.