Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

PERAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT DALAM PEMBERANTASAN KASUS KORUPSI DI PROVINSI SUMATERA UTARA Marbun, Mahdin; Zulmawati, Zulmawati; Alsa, Elawijaya
Indonesia of Journal Business Law Vol. 4 No. 1 (2025): Artikel Riset Januari 2025
Publisher : Information Technology and Science (ITScience)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47709/ijbl.v4i1.5008

Abstract

Latar belakang: Penelitian ini membahas tentang bagaimana Peran Lembaga Swadaya Masyarakat MPSU dalam Pemberantasan Kasus Korupsi di Provinsi Sumatera Utara. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana peran LSM dalam mencegah kasus korupsi ditingkat lokal. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang memperoleh data melalui wawancara mendalam dan Penulis juga menganalisis data-data yang dikumpulkan dari hasil wawancara, buku rujukan, jurnal, internet dan sumber-sumber lainnya. Narasumber dalam penelitian ini terdiri dari para pengurus Lembaga Masyarakat Perjuangan Sumatera Utara (MPSU). Metode penelitian: Lembaga Masyarakat mempunyai peran yang sangat besar didalam melakukan kontrol sosial terhadap praktik penyelenggaraan pemerintahan demi tercapainya penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) karena terkuak kenyataan bahwa sulitnya memberantas korupsi di Indonesia adalah diakibatkan juga karena ketidakberdayaan aparat Penegak Hukum dalam menghadapi kasus korupsi tersebut. Didalam melakukan fungsi kontrol Lembaga Masarakat dapat memilih sikap diantaranya yaitu sebagai kekuatan pengimbang, pemberdaya masyarakat dan sebagai lembaga perantara. Hasil penelitian: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Lembaga Masyarakat Perjuangan Sumatera Utara memiliki peran didalam bidang pencegahan, pengendalian dan penanganan korupsi di Suamatera Utara dan peran tersebut telah sesuai dengan teori Lembaga Masyarakat yaitu sebagai kekuatan pengimbang, pemberdaya masyarakat, dan sebagai lembaga perantara. Kesimpulan: Lembaga Masyarakat Perjuangan Sumatera Utara (MPSU) didalam menjalankan kegiatannya telah sesuai dengan visi dan misi yang dikaitkan dengan pencegahan, pengendalian, dan penanganan kasus korupsi di Sumatera Utara telah menjalankan perannya dan peran tersebut juga sesuai dengan teori LSM yaitu sebagai kekuatan, pengimbang, pemberdaya masyarakat, dan sebagai lembaga perantara melalui kegiatan advokasi kebijakan lewat lobi, membuat pernyataan politik, aksi demonstrasi dan aksi pengembangan kapasitas kelembagaan.
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PPKn SISWA KELAS VIII DI SMP SWASTA CITRA HARAPAN PERCUT SEITUAN Zulmawati, Zulmawati
Pendidikan Bahasa Indonesia dan Sastra (PENDISTRA) Vol 4 No. 1 Juni Tahun 2021
Publisher : Universitas Katolik Santo Thomas Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54367/pendistra.v4i1.1337

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui  pengaruh model pembelajaran kooperatif numbered  heads together terhadap hasil  belajar PPKn siswa pada materi Sumpah pemuda dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika di kelas VIII SMP Swasta Citra Harapan Percut Seituan. Jenis penelitian ini adalah penelitian Tindakan Kealas ( PTK ). Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII sebanyak 30 orang . Tujuannya adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan model koperatif numbered heads together .  Dari analisis hasil studi tentang pembelajaran yang diperoleh melalui pengamatan kegiatan guru dan siswa dikategorikan baik, dan hasil pembelajaran siswa telah diselesaikan baik secara individu dan klasikal. Pada siklus I hasil ketuntasan yang dicapai yaitu 63 % , karena belum mencapai hasil ketuntasan yang efektif secara klasikal yaitu ≥ 85 %  maka dilanjutkan ke siklus II dan diperoleh hasil ketuntasan klasikal sebesar 90 % atau meningkat 27 %  Dengan demikian implementasi pembelajaran menggunakan model numbered heads together  untuk materi sumpah pemuda dalam bingkai bhinneka tunggal ika dikelas VIII mempunyai pengaruh sehingga meningkatkan dan mempengaruhi hasil belajar siswa
PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 21 MEDAN Zulmawati, Zulmawati
Pendidikan Bahasa Indonesia dan Sastra (PENDISTRA) Vol 5 No. 2 Tahun 2022
Publisher : Universitas Katolik Santo Thomas Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54367/pendistra.v5i2.2362

Abstract

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan pada mata pelajaran PKN tepatnya pada kelas VII SMP Negeri 21 Medan. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar observasi dan tes objektif. Hasil yang diperoleh pada siklus I adalah sebesar 65% pada lembar observasi yang dinyatakan pada kategori cukup, sedangkan nilai rata-rata secara individu yang diperoleh sebesar 63 kategori cukup. Hasil pada siklus II mengalami peningkatan pada lembar observasi guru sebesar 85% dan begitu juga pada lembar siswa diperoleh nilai 85 kategori baik sedangkan rata-rata hasil secara individu 78,63. Kesimpulan akhir ditemukan peningkatan secara signifikan dari siklus I ke siklus II dari lembar observasi guru dan siswa serta hasil belajar pada siswa kelas VII dengan menggunakan model pembelajran make a match pada mata pelajaran PKN.
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PPKn SISWA KELAS VIII DI SMP SWASTA CITRA HARAPAN PERCUT SEITUAN Zulmawati, Zulmawati
Pendidikan Bahasa Indonesia dan Sastra (PENDISTRA) Vol 4 No. 1 Juni Tahun 2021
Publisher : Universitas Katolik Santo Thomas Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54367/pendistra.v4i1.1337

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui  pengaruh model pembelajaran kooperatif numbered  heads together terhadap hasil  belajar PPKn siswa pada materi Sumpah pemuda dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika di kelas VIII SMP Swasta Citra Harapan Percut Seituan. Jenis penelitian ini adalah penelitian Tindakan Kealas ( PTK ). Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII sebanyak 30 orang . Tujuannya adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan model koperatif numbered heads together .  Dari analisis hasil studi tentang pembelajaran yang diperoleh melalui pengamatan kegiatan guru dan siswa dikategorikan baik, dan hasil pembelajaran siswa telah diselesaikan baik secara individu dan klasikal. Pada siklus I hasil ketuntasan yang dicapai yaitu 63 % , karena belum mencapai hasil ketuntasan yang efektif secara klasikal yaitu ≥ 85 %  maka dilanjutkan ke siklus II dan diperoleh hasil ketuntasan klasikal sebesar 90 % atau meningkat 27 %  Dengan demikian implementasi pembelajaran menggunakan model numbered heads together  untuk materi sumpah pemuda dalam bingkai bhinneka tunggal ika dikelas VIII mempunyai pengaruh sehingga meningkatkan dan mempengaruhi hasil belajar siswa
PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 21 MEDAN Zulmawati, Zulmawati
Pendidikan Bahasa Indonesia dan Sastra (PENDISTRA) Vol 5 No. 2 Tahun 2022
Publisher : Universitas Katolik Santo Thomas Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54367/pendistra.v5i2.2362

Abstract

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan pada mata pelajaran PKN tepatnya pada kelas VII SMP Negeri 21 Medan. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar observasi dan tes objektif. Hasil yang diperoleh pada siklus I adalah sebesar 65% pada lembar observasi yang dinyatakan pada kategori cukup, sedangkan nilai rata-rata secara individu yang diperoleh sebesar 63 kategori cukup. Hasil pada siklus II mengalami peningkatan pada lembar observasi guru sebesar 85% dan begitu juga pada lembar siswa diperoleh nilai 85 kategori baik sedangkan rata-rata hasil secara individu 78,63. Kesimpulan akhir ditemukan peningkatan secara signifikan dari siklus I ke siklus II dari lembar observasi guru dan siswa serta hasil belajar pada siswa kelas VII dengan menggunakan model pembelajran make a match pada mata pelajaran PKN.
Literasi Digital dan Hoaks: Tantangan Pembelajaran Kewarganegaraan Modern Zulmawati, Zulmawati
Jurnal Hukum Bisnis Vol. 14 No. 03 (2025): Artikel Riset Edisi Mei 2025
Publisher : Information Technology and Science (ITScience)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47709/jhb.v14i03.6430

Abstract

Era digital telah mengubah lanskap informasi secara fundamental, menciptakan tantangan baru dalam dunia pendidikan khususnya mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis literasi digital dan fenomena hoaks dalam pembelajaran kewarganegaraan di perguruan tinggi. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis studi literatur sistematis yang menganalisis 25 artikel dari jurnal nasional dan internasional yang dipublikasikan pada periode 2019-2024. Penelitian ini menggunakan pendekatan sosiologi pendidikan dan pendekatan konseptual untuk menganalisis reaksi dan interaksi dalam sistem pembelajaran literasi digital serta memahami konsep-konsep yang mendasari fenomena hoaks dalam pembelajaran kewarganegaraan. Hasil penelitian mengidentifikasi empat tema utama: (1) konseptualisasi literasi digital dalam pendidikan kewarganegaraan yang menunjukkan kesenjangan antara kemampuan teknis dan kemampuan analitis mahasiswa; (2) karakteristik hoaks yang bersifat emosional dan mengandung unsur konflik dengan platform media sosial sebagai medium utama penyebaran; (3) peran strategis mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan dalam mengembangkan karakter kewarganegaraan digital; dan (4) strategi pembelajaran berbasis praktik kewarganegaraan yang terbukti efektif melalui simulasi kasus hoaks dan pembelajaran interaktif. Temuan menunjukkan bahwa mahasiswa generasi Z memiliki kemampuan teknis yang baik namun lemah dalam aspek evaluasi dan verifikasi informasi, dengan kesenjangan hingga 45% pada kemampuan verifikasi informasi. Penelitian ini menyimpulkan bahwa literasi digital dalam pembelajaran kewarganegaraan merupakan fenomena multidimensional yang memerlukan pendekatan holistik dengan mengintegrasikan pengembangan kemampuan teknis, kemampuan berpikir kritis, dan pembentukan karakter kewarganegaraan digital. Transformasi pembelajaran kewarganegaraan dari pendekatan tradisional ke pendekatan berbasis literasi digital bukan hanya kebutuhan adaptasi terhadap perkembangan teknologi, tetapi juga peluang untuk meningkatkan relevansi dan efektivitas pendidikan kewarganegaraan dalam membentuk generasi yang mampu menghadapi tantangan kompleks di era digital.
PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI PELATIHAN MODEL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI KEARIFAN LOKAL SUMATERA UTARA Simarmata, Gayus; Pasaribu, Sunggul; Priyanti, Dwi; Siahaan, Anton Luvi; Simamora, Benjamin A; Hartati, Risma; Arisetya, Dian; Zulmawati, Zulmawati; Hutagalung, Insenalia Sampe Roly; Siahaan, Rina Devi Romauli; Lumbangaol, Sudirman TP.; Purba, Yoel Octobe; Siregar, Junifer; Silitonga, Immanuel Doclas Belmondo
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 5 No. 4 (2024): Volume 5 No. 4 Tahun 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v5i4.32361

Abstract

Pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi guru melalui pelatihan model pembelajaran yang terintegrasi dengan kearifan lokal Sumatera Utara. Pelatihan ini diikuti oleh 20 guru SMA HKBP Nommensen Pematangsiantar dan berlangsung selama lima hari di Pematangsianatr. Metode pelatihan meliputi workshop, diskusi kelompok, dan simulasi kelas yang menekankan pada penggunaan elemen budaya lokal seperti ulos, cerita rakyat, dan sejarah lokal dalam pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata kompetensi guru meningkat dari 60% pada pre-test menjadi 90% pada post-test, mencerminkan peningkatan sebesar 30%. Selain itu, 90% guru mulai mengimplementasikan kearifan lokal dalam pembelajaran sehari-hari setelah mengikuti pelatihan. Meskipun demikian, beberapa kendala seperti kesulitan dalam memahami dan mengadaptasi kearifan lokal ke dalam kurikulum, serta keterbatasan waktu dan sumber daya masih dihadapi oleh para guru. Untuk memastikan keberlanjutan peningkatan kompetensi, direkomendasikan adanya pelatihan lanjutan, workshop berkala, dan pendampingan berkelanjutan. Hasil penelitian ini juga mengindikasikan bahwa pelatihan berbasis kearifan lokal sangat efektif dan harus dipertimbangkan dalam kebijakan pendidikan untuk meningkatkan kualitas pendidikan serta melestarikan budaya lokal.