Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

FAKTOR- FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ASMA PADA ANAK DI RUANG ANAK RSUD BOB BAZAR KALIANDA Fadila, Arfina; Patria, Armen; Haryanti, Richta Puspita
Jurnal Medika Malahayati Vol 8, No 2 (2024): Volume 8 Nomor 2
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jmm.v8i2.15008

Abstract

Bernapas merupakan kebutuhan fisiologis dasar yang sangat penting dalam kehidupan manusia untuk menjalankan aktivitasnya, salah satu penyakit kronis yang mengganggu sistem pernapasan adalah asma, asma dapat menyerang siapa saja namun paling banyak diderita oleh anak-anak. Tingginya prevalensi asma anak di Indonesia menimbulkan kekhawatiran akan menjadi beban kesehatan dimasa depan. Asma dapat menurunkan kualitas hidup anak dan menyebabkan komplikasi serius apabila tidak ditangani, asma termasuk kedalam 10 besar penyakit terbanyak di ruang anak RSUD Bob Bazar Kalianda. Tujuan penelitian ini diketahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian asma pada anak di Ruang Anak RSUD Bob Bazar Kalianda. Jenis penelitian adalah analitik korelasi dengan pendekatan kuantitatif dan rancangan cross sectional. Subjek dalam penelitian ini adalah pasien yang terdiagnosis asma dan yang tidak terdiagnosis asma pada 2 Januari 2024 – 1 Februari 2024. Populasi dan sampel dalam penelitian ini sebanyak 36 responden dengan teknik sampling jenuh. Pengumpulan data menggunakan lembar checklist. Analisis data secara univariat dan bivariat (chi square). Hasil penelitian diperoleh responden jenis kelamin laki-laki sebanyak 19 (52.8%), responden yang memiliki riwayat penyakit asma dalam keluarga sebanyak 28 orang (77.8%), responden yang memiliki infeksi saluran pernafasan sebanyak 26 orang (72.2%). Terdapat hubungan bermakna antara kejadian asma pada anak di Ruang anak RSUD Bob Bazar Kalianda dengan jenis kelamin (p value = 0,000), riwayat penyakit keluarga (p value = 0,000), dan infeksi saluran pernafasan (p value = 0,000). Disarankan masyarakat perlu memahami faktor pemicu serta pencegahan asma, dan rumah sakit meningkatkan pelayanan yang berkualitas dan penyuluhan kepada orang tua tentang gejala awal asma pada anak.
Perbandingan Efektivitas Metode Self Help Group dan Jalan Kaki Terstruktur terhadap Tekanan Darah pada Lansia Penderita Hipertensi Maryuni, Sri; Oktalina, Riska; Antoro, Budi; Haryanti, Richta Puspita; Sujiah, Sujiah
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Vol 15 No 3 (2025): Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal: Juli 2025
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32583/pskm.v15i3.3716

Abstract

Hipertensi merupakan tekanan darah berada diatas normal, tekanan darah hipertensi berada diangka 140/90 mmHg. Penurunan tekanan darah pada lansia dapat dilakukan menggunakan metode self help group dan jalan kaki. Tujuan peneilitian ini yaitu untuk melihat perbandingan efektivitas metode self help group dan jalan kaki terstruktur terhadap tekanan darah pada lansia penderita hipertensi. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif, rancangan analisis menggunakan pendekatan quasy eksperimen dengan desain two group pretest posttest. Penelitian ini dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok SHG dan jalan kaki terstruktur .sebelum dilakukan metode self help group & jalan kaki terstruktur responden dilakukan pemerikasaan tekanan darah, dan setelah diberikan intervensi responden dilakukan pemeriksaan kembali. Hasil penelitian menggunakan Uji T didapatkan bahwa tekanan darah sistol dan diastol sebelum diberikan metode self help group yaitu 178,00/100,00 mmHg dan setelah dilakukan metode self help group didapatkan penurunan tekanan darah sistol dan diastol yaitu 168,00/92,00 mmHg dengan nilai p-value 0,000 (<0,05). rata-rata tekanan darah sistol dan diastol sebelum diberikan intervensi jalan kaki yaitu 176,00/100,67 mmHg dan setelah dilakukan metode self help group didapatkan penurunan tekanan darah sistol dan diastol yaitu 156,67/86,00 mmHg dengan nilai p-value 0,000 (<0,05). Terdapat perbandingan penurunan tekanan darah sistol dan diastol setelah diberikan intervensi pada self help group dan jalan kaki pada lansia yang mengalami hipertensi dengan nilai p-value <0,05.
UPAYA PENGENDALIAN HIPERTENSI MELALUI PENDIDIKAN DAN PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA WARGA DESA PUJO BASUKI KABUPATEN LAMPUNG TENGAH Aziza, Nurul; Oktavia, Santi; Arisandi, William; Haryanti, Richta Puspita; Andora, Novika
AS-SYIFA : Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat Vol. 6 No. 1 (2025): As-Syifa: Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/assyifa.6.1.9-16

Abstract

Berdasarkan data WHO tahun 2019, prevalensi hipertensi global mencapai 22%, namun hanya kurang dari seperlima yang melakukan pengendalian tekanan darah. Pada 2018, kasus hipertensi tercatat sebanyak 972 juta jiwa (26,4%). Di Kabupaten Lampung Tengah, tahun 2016, dilakukan pengukuran tekanan darah pada 1.560 penduduk. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan oleh dosen dan mahasiswa Fakultas Kesehatan Universitas Mitra Indonesia pada 19 Januari 2024 di Balai Desa Pujo Basuki, Lampung Tengah. Sasaran kegiatan adalah penderita hipertensi, dengan tahapan berupa persiapan alat, penyuluhan melalui video dan leaflet, serta pemeriksaan tekanan darah. Hasil kegiatan menunjukkan peningkatan pemahaman masyarakat mengenai hipertensi, pencegahannya, komplikasi, serta penerapan pola hidup sehat. Kegiatan ini berdampak positif dalam mendukung upaya pengendalian hipertensi di masyarakat. --- According to WHO data, the global prevalence of hypertension in 2019 was 22%, with less than one-fifth making efforts to control it. In 2018, cases reached 972 million or 26.4% globally. In Central Lampung Regency, 2016 data recorded blood pressure measurements on 1,560 individuals. A community service activity was conducted by lecturers and students from the Faculty of Health, Mitra Indonesia University on January 19, 2024, at Pujo Basuki Village Hall. The activity targeted hypertensive residents of Pujo Rahayu Village and included preparation of health tools, educational materials (video and leaflet), blood pressure checks, counseling, and distribution of souvenirs. The program titled “Efforts to Control Hypertension Through Education and Health Checks” resulted in improved public understanding of hypertension, its prevention, complications, and healthy lifestyles. This activity had a positive impact on all participants.
Hubungan peran keluarga tentang penanganan ispa dengan kejadian ispa berulang pada balita Oktavia, Santi; Haryanti, Richta Puspita; Sulastri, Diah
THE JOURNAL OF Mother and Child Health  Concerns Vol. 4 No. 7 (2025): October Edition
Publisher : Indonesian Public Health-Observer Information Forum (IPHORR) Kerjasama dengan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56922/mchc.v4i7.1591

Abstract

Background: Acute respiratory infections (ARI) are the leading cause of death in children under five worldwide, with a prevalence in Indonesia reaching 4.0% in 2023. This disease is often linked to environmental factors and a lack of family attention in its treatment. Purpose: To investigate the relationship between the role of the family in the treatment of ARI and the recurrence of ARI in children under five. Method: A correlational descriptive design with a cross-sectional approach was used. This study was conducted at Advent Hospital in Bandar Lampung. The study population consisted of children under five years of age who were treated for ARI. A total of 43 samples were taken using purposive sampling. The instrument used in this study was a family role questionnaire. Research subjects were selected based on specific criteria. Data analysis techniques used the Chi-square test. Results: The study found that most subjects were female, most were in the early adult age category, most had a high school education level, most were unemployed, and most had a poor family role in handling ARI. Most toddlers who had experienced recurrent ARI numbered 25 toddlers. Conclusion: Based on statistical analysis, it was found that there is a relationship between the role of the family in handling ARI and the incidence of recurrent ARI with a p-value <0.05. The positive role of the family is very important in the incidence of recurrent ARI in toddlers. Therefore, an education program is needed to increase knowledge and family involvement in handling ARI in toddlers.