Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Manuju : Malahayati Nursing Journal

Skrining Fitokimia dan Uji Antibakteri Ekstrak Rimpang Lengkuas Putih (Alpinia Galanga L.) terhadap Bakteri Klebsiella Pneumoniae di Laboratorium Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Santa Elisabeth Medan Bohalima, Nela; Bangun, Seri Rayani; Tarigan, Rica Vera Br; Napitupulu, David Sumanto
Malahayati Nursing Journal Vol 7, No 11 (2025): Volume 7 Nomor 11 (2025)
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mnj.v7i11.22889

Abstract

ABSTRACT White galangal rhizome (Alpinia galanga L.) is a plant known to contain secondary metabolite compounds with potential antibacterial properties. Klebsiella pneumoniae is a Gram-negative bacterium that causes pneumonia, a serious lung infection that remains one of the most common infectious diseases despite a decline in its incidence rate. This study aimed to identify the secondary metabolite compounds present in white galangal rhizome extract and evaluate its antibacterial activity against the growth of Klebsiella pneumoniae. The research was conducted using an experimental method with a post-test only control group design. Phytochemical screening revealed that the extract contains flavonoids, alkaloids, saponins, phenols, and terpenoids. The antibacterial test was carried out using the Kirby-Bauer disk diffusion method. The inhibition zones observed at concentrations of 20%, 40%, and 60% were 2 mm (weak), 11.8 mm (moderate), and 14.7 mm (strong), respectively. Statistical analysis using One Way ANOVA yielded significant results (p < 0.05), indicating that the extract had an inhibitory effect on bacterial growth. The findings demonstrate that the white galangal rhizome extract is effective in inhibiting the growth of Klebsiella pneumoniae, particularly at higher concentrations. The presence of active secondary metabolites supports its potential use as a natural antibacterial agent. This study suggests that white galangal rhizome could be developed further as an alternative treatment for bacterial infections caused by Klebsiella pneumoniae. Keywords: White Galangal, Klebsiella Pneumoniae, Antibacterial Test, Hytochemical Screening.  ABSTRAK  Rimpang lengkuas putih (Alpinia galanga L.) merupakan tanaman yang mengandung senyawa metabolit sekunder dan berpotensi sebagai antibakteri. Klebsiella pneumoniae adalah bakteri Gram negatif penyebab pneumonia, yaitu infeksi paru-paru yang masih memiliki angka kejadian tinggi meskipun menurun setiap tahunnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan senyawa metabolit sekunder serta aktivitas antibakteri ekstrak rimpang lengkuas putih terhadap pertumbuhan Klebsiella pneumoniae. Uji dilakukan menggunakan metode Eksperimen dengan desain post test only control group. Hasil skrining fitokimia menunjukkan bahwa ekstrak mengandung flavonoid, alkaloid, saponin, fenol, dan terpenoid. Daya hambat yang dihasilkan terhadap Klebsiella pneumoniae menunjukkan peningkatan seiring peningkatan konsentrasi: 20% sebesar 2 mm (daya hambat lemah), 40% sebesar 11,8 mm (sedang), dan 60% sebesar 14,7 mm (kuat). Hasil uji statistik menggunakan One Way ANOVA menunjukkan nilai signifikan (p < 0,05), yang berarti terdapat daya hambat ekstrak terhadap pertumbuhan bakteri. Dengan demikian, ekstrak rimpang lengkuas putih terbukti memiliki senyawa aktif yang berperan dalam aktivitas antibakteri dan mampu menghambat pertumbuhan Klebsiella pneumoniae secara signifikan, terutama pada konsentrasi tinggi. Penelitian ini mendukung potensi rimpang lengkuas putih sebagai agen antibakteri alami. Kata Kunci: Rimpang Lengkuas Putih, Klebsiella Pneumoniae, Uji Antibakteri, Skrining Fitokimia
Perbedaan Hasil Pemeriksaan AGD Antara Arteri dengan Vena Pada Pasien Gagal Nafas di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Lase, Marina Friska Serlina; Situmorang, Paska Ramawati; Sihombing, Ruth Agree K.; Napitupulu, David Sumanto
Malahayati Nursing Journal Vol 7, No 11 (2025): Volume 7 Nomor 11 (2025)
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mnj.v7i11.22866

Abstract

ABSTRACT Respiratory failure is a medical emergency characterized by the inability of the respiratory system to meet the body's oxygen needs. Blood gas analysis (ABG) is an important method for assessing a patient's oxygenation, ventilation, and acid-base balance. Objective to determine differences in ABG results between arterial and venous samples in patients with respiratory failure. This is a comparative quantitative study with total sampling. The sample consisted of 10 patients with respiratory failure in the ICU at Santa Elisabeth Hospital, Medan. ABG examinations were performed using the Autometic Nova Phox device. Data were analyzed using the Shapiro-Wilk normality test, homogeneity test, and paired sample t-test. There were significant differences between arterial and venous blood pH (p=0.001), PO₂ (p=0.000), and SO₂ (p=0.000). However, no significant differences were found in PCO₂(p=0.056) and HCO₃ (p=0.087). Arterial blood ABGs are more accurate in reflecting the body's oxygenation, ventilation, and acid-base balance status than venous blood. Therefore, arterial blood is preferred in patients with respiratory failure. Keywords: Blood Gas Analysis, Respiratory Failure, Arteries, Veins  ABSTRAK Gagal napas merupakan kegawatdaruratan medis yang ditandai dengan ketidakmampuan sistem pernapasan untuk memenuhi kebutuhan oksigen tubuh. Analisis gas darah (AGD) merupakan metode penting untuk menilai oksigenasi, ventilasi, dan keseimbangan asam-basa pasien. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan hasil AGD antara sampel arteri dan vena pada pasien dengan gagal napas. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif komparatif dengan total sampling. Sampel terdiri dari 10 pasien gagal napas di ICU RS Santa Elisabeth Medan. Pemeriksaan AGD dilakukan menggunakan alat Autometic Nova Phox. Data dianalisis menggunakan uji normalitas Shapiro-Wilk, uji homogenitas, dan uji-t berpasangan. Terdapat perbedaan yang signifikan antara pH darah arteri dan vena (p=0,001), PO₂ (p=0,000), dan SO₂ (p=0,000). Namun, tidak ditemukan perbedaan signifikan pada PCO₂ (p=0,056) dan HCO₃(p=0,087). AGD darah arteri lebih akurat dalam mencerminkan status oksigenasi, ventilasi, dan keseimbangan asam-basa tubuh dibandingkan darah vena. Oleh karena itu, darah arteri lebih disukai pada pasien dengan gagal napas. Kata kunci: Analisis Gas Darah, Gagal Napas, Arteri, Vena