Claim Missing Document
Check
Articles

Found 27 Documents
Search

PENGARUH MODERNISASI SPLINTER TERHADAP ISLAM DI KELURAHAN IV DESA MEDAN TIMUR, KECAMATAN MEDAN DENAI amanda putri, Astri; Harahap, Indra
Algebra : Jurnal Pendidikan, Sosial dan Sains Vol 5 No 2 (2025): ALGEBRA : JURNAL PENDIDIKAN, SOSIAL DAN SAINS
Publisher : Yayasan Amanah Nur Aman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58432/algebra.v5i2.1343

Abstract

This study examines the impact of modernization on the flow of splinters in Islam, especially in Menteng Village, Medan Denai District. The modernization process resulted in major changes in the religious context in Indonesia, which is known for its diversity of religions and beliefs. The school of deviation, which usually emerged in response to traditional understandings, is faced with new challenges and opportunities in this modern age, with modernization affecting the practices and values accepted by its adherents. However, modernization can also create tensions between traditional norms and the ever-changing needs of the times, creating complex dynamics in which fringe currents must adapt to social and cultural progress. This research aims to understand how social, economic, and technological changes affect the religious practices and understanding of splinters, with the hope of harmonizing traditional values and modernity, so that splinters can contribute positively to a more inclusive and adaptive Islamic society.
KEBEBASAN BERAGAMA DI RUMAH TAHANAN NEGARA tama, Pirda pria; Harahap, Indra; naldo, Jufri
Al-Muaddib : Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial & Keislaman Vol 10, No 1 (2025): Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial & Keislaman
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/muaddib.v10i1.23-38

Abstract

Lembaga pemasyarakatan ( LAPAS) sebagai wadah yang menangani permasalahan ini merupakan fasilitas negara yang digunakan untuk tempat narapidana diberikan bimbingan dan dapat pembinaan untuk tujuan mendapatkan pembelajaran baru mengenai perilaku, nilai, norma dan sikap. Di LAPAS napi harus kehilangan haknya, seperti hak bebas, kemudian harta benda yang dimiliki sebelumnya serta hilang keamanannya. LAPAS memiliki dua fungsi, yaitu sebagai lembaga reosialisasi dan lembaga priosinasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana kebebasan beragama di rumah tahanan negara. Penelitian ini bersifat penelitian lapangan dengan metode kualitatif dan pendekatan yang digunakan adalah fenomenologi agama digunakan untuk melihat gejala tampak yang di tunjukan oleh para penghuni lapas negara. Temuan dari penelitian ini adalah bahwa kebebasan beragaman di rumah tahanan negara sangat terjamin tanpa ada intemidasi pada agama manapun. Serta terdapat narapida yang memdapat hidayah karena kegiatan rutin keagamaan.
KEBEBASAN BERAGAMA DI RUMAH TAHANAN NEGARA tama, Pirda pria; Harahap, Indra; naldo, Jufri
Al-Muaddib : Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial & Keislaman Vol 10, No 1 (2025): Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial & Keislaman
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/muaddib.v10i1.23-38

Abstract

Lembaga pemasyarakatan ( LAPAS) sebagai wadah yang menangani permasalahan ini merupakan fasilitas negara yang digunakan untuk tempat narapidana diberikan bimbingan dan dapat pembinaan untuk tujuan mendapatkan pembelajaran baru mengenai perilaku, nilai, norma dan sikap. Di LAPAS napi harus kehilangan haknya, seperti hak bebas, kemudian harta benda yang dimiliki sebelumnya serta hilang keamanannya. LAPAS memiliki dua fungsi, yaitu sebagai lembaga reosialisasi dan lembaga priosinasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana kebebasan beragama di rumah tahanan negara. Penelitian ini bersifat penelitian lapangan dengan metode kualitatif dan pendekatan yang digunakan adalah fenomenologi agama digunakan untuk melihat gejala tampak yang di tunjukan oleh para penghuni lapas negara. Temuan dari penelitian ini adalah bahwa kebebasan beragaman di rumah tahanan negara sangat terjamin tanpa ada intemidasi pada agama manapun. Serta terdapat narapida yang memdapat hidayah karena kegiatan rutin keagamaan.
Konsep Makanan Halalan Thayyibah Dalam Perspektif Tafsir Al-Misbah: QS. Al-Baqarah 168 Siregar, Fauziah Hanum; Harahap, Indra; Ashani, Sholahuddin
Nizamiyah: Jurnal Sains, Sosial dan Multidisiplin Vol. 1 No. 3 (2025): Nizamiyah: Jurnal Sains, Sosial dan Multidisiplin
Publisher : Yayasan Albahriah Jamiah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.64691/nizamiyah.v1i3.93

Abstract

The study of the concept of halal thayyibah has become increasingly urgent in the modern era, when consumer lifestyles and food globalization pose challenges to the integrity of the ethical values ​​of Muslim consumption. The phenomenon of shifting meanings of halal, which are often reduced only to the legal aspects of fiqhiyah, encourages the need to re-examine the moral and spiritual dimensions of the teachings of the Quran. This study aims to analyze M. Quraish Shihab’s interpretation of QS. Al-Baqarah: 168 as stated in the Tafsir Al-Mishbah, to reveal the conceptual construction of halal thayyibah food that is complete between legal, ethical, and spiritual aspects. This study uses a qualitative approach with a thematic interpretation method (mauḍūʻī) based on textual analysis, which traces the network of lexical meanings, the context of the revelation of the verses, and the interpretive reasoning used by Quraish Shihab. The results show that linguistically, the terms halal and thayyib contain complementary dimensions between legal validity and substantial goodness that include aspects of health, hygiene, and social welfare. Contextually, Quraish Shihab interprets the verse as a universal call for humans to maintain the sanctity of consumption sources and consumer behavior that aligns with the values ​​of piety. The ethical and spiritual dimensions in this interpretation emphasize the balance between fulfilling physical needs and moral responsibility towards the environment and social justice. The implication is that the concept of halalan thayyibah functions not only as a legal norm but also as a principle of contemporary consumption ethics that guides Muslims to internalize ecological, social, and spiritual awareness in consumption activities. Thus, this research contributes to strengthening the paradigm of modern thematic interpretation that places the value of halalan thayyibah as an integral foundation for a comprehensive Islamic consumption ethic.
Makam-Makam Kuno Barus, Eksplorasi Peradaban Titik Nol Islam di Kota Tua yang Terlupakan Siregar, Muklis; Harahap, Indra; Winaldi, Ahmad; Indah, Fasrah; Syawal, Rakhmat
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 8 No. 1 (2024): April 2024
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jptam.v8i1.13070

Abstract

Penelitian ini bertujuan mendalami kota tua Barus sebagai Titik Nol Persebaran Islam di Nusantara, sebuah kota yang kini terlupakan. Fokus penelitian adalah pada revitalisasi makam-makam kuno di Barus sebagai eksplorasi mendalam terhadap peradaban Islam di Sumatera Utara. Penelitian dimulai dengan memaparkan kekayaan sejarah dan budaya yang melekat pada kota tua Barus. Masalah utama yang diangkat adalah bagaimana memahami dan mempertahankan warisan peradaban Islam di Barus yang telah tenggelam dalam keterlupakan modernitas, dengan mengidentifikasi potensi dan kekayaan sejarah dalam makam-makam kuno, penelitian ini berkontribusi pada pelestarian dan apresiasi terhadap warisan budaya dan agama. Metode penelitian menggunakan pendekatan historis dalam penelitian kepustakaan. Analisis konten digunakan untuk merinci temuan data sejarah, terutama terkait makam-makam kuno yang menjadi saksi bisu masa lalu. Temuan penelitian mengungkap bahwa warisan peradaban Islam di Barus, terutama melalui makam-makam kuno seperti Makam Mahligai dan Papan Tinggi, memiliki nilai signifikan. Selain sebagai tempat peristirahatan para ulama terkemuka, situs-situs ini membawa pesan sejarah dan nilai-nilai keIslaman di masa lalu. Dalam konteks modern, pemahaman dan pelestarian peradaban ini menjadi lebih jelas. Warisan sejarah di Barus bukan hanya milik warganya, tetapi juga bagian tak terpisahkan dari warisan sejarah Islam di Nusantara. Penelitian ini memberikan dasar untuk pelestarian, pengembangan pariwisata, dan membangun kesadaran masyarakat terhadap nilai-nilai budaya dan agama dalam peradaban kota tua Barus.
Eskatologis Menurut Pandangan Islam dan Kristen Adinda, Chairani Biru; Harahap, Indra; Siregar, Husna Sari
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 8 No. 2 (2024)
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan dilaksanakannya penelitian ini karena permalasahan yang sering terjadi dalam kehidupan yaitu manusia percaya akan adanya akhir zaman atau hari akhir namun pada realitanya, lupa dan lalai akan kewajibannya dan melupakan Tuhannya. Terlena dengan kehidupan yang sementara, bahwa kehidupan didunia hanya sebatas titipan yang akan dipertanggungjawabkan di akhirat kelak. Maka penulis menarik tema ini untuk di teliti dengan maksud agar memberikan dorongan untuk mempersiapkan diri terlebih dahulu dan melakukan perbuatan baik agar bisa mendapatkan cukup banyak pahala untuk bisa dipertanggungjawabkan kelak di akhir zaman. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kepustakaan (Library Research) yang bertujuan untuk mengkaji dan menelaah berbagai dokumen baik berupa buku atau tulisan yang berkaitan tentang bahasan tentang Eskatologis menurut Pandangan Islam dan Kristen. Penelitian ini menggunakan metode komparatit, yang bertujuan memberikan gambaran mengenai fenomena yang diteliti dengan membandingkan fakta-fakta dari dua objek maupun sampel yang berbeda. Hasil penelitian ini adalah bahwa setiap umat beragama yang ada di dunia mempercayai kedatangan akhir zaman. Keyakinan pada akhir zaman atau hari akhir memberikan ketentraman dan ketenangan hati. Saat menghadapi kesulitan, cobaan atau penderitaan dalam hidup, dan memberikan harapan bahwa keadilan akhir akan datang dan setiap penderitaan akan mendapatkan balasan yang adil di akhirat.
A Comparative Study of the Teachings of Panca Sradha in Hinduism and the Concept of Faith in Islam Juita, Juita; Harahap, Indra
Urwatul Wutsqo: Jurnal Studi Kependidikan dan Keislaman Vol. 14 No. 2 (2025): Sociocultural Islamic Education
Publisher : Lembaga Penelitian, Penerbitan dan Pengabdian Masyarakat (LP3M) STIT Al Urwatul Wutsqo - Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54437/urwatulwutsqo.v14i2.2195

Abstract

This study aims to provide a comparative analysis of the belief system of Panca Sraddha in Hinduism and the pillars of faith (rukn al-iman) in Islam through a text-based comparative theological approach. The research is motivated by the growing need to understand the theological foundations of two major religions that are often simplistically juxtaposed in interfaith discourse. Employing library research as its method, this study applies philosophical hermeneutics and reflective engagement with sacred texts, including the Bhagavad Gita, Upanishads, Vedas, and the Qur’an. The findings reveal that while Panca sraddha and the Islamic pillars of faith serve similar normative functions as the foundations of belief, they differ significantly in terms of epistemological, ontological, and soteriological structures. These differences are particularly evident in concepts such as Brahman–Allah, atman–ruh, karma–deeds, punarbhava–punarbhava-the Day of Judgment, and moksa–heaven. The study contributes to the development of interreligious discourse in Indonesia by offering a theologically grounded and context-sensitive analytical framework. Nonetheless, the research has limitations, including restricted access to traditional Hindu commentaries and limited direct engagement with religious authorities from both traditions. These challenges underscore the need for further studies employing interdisciplinary and collaborative approaches to deepen interreligious understanding.