Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Syntax Idea

PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK 12-24 BULAN DI POSYANDU DESA CIASEM BARU KECAMATAN CIASEM KABUPATEN SUBANG PROVINSI JAWA BARAT Rita Rosita; Retno Widowati; Dewi Kurniati
Syntax Idea Vol 2 No 8` (2020): Syntax Idea
Publisher : Ridwan Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46799/syntax-idea.v2i8`.501

Abstract

Kemampuan gerak (fisik motorik) individu dipengaruhi oleh status gizi individu itu sendiri. Dimana jika pertumbuhan dan perkembangan itu tidak dibarengi oleh asupan gizi yang cukup, maka akan berpengaruh juga pada kemampuan gerak individu. Prevalensi Balita menurut status gizi di Kabupaten Subang memiliki persentase gizi buruk dan gizi kurang yang masih sangat tinggi yaitu sebesar 5,1% dan 11%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan motorik kasar pada anak usia 12-24 bulan di Posyandu Desa Ciasem Baru Kecamatan Ciasem Kabupaten Subang Provinsi Jawa Barat. Desain penelitian ini menggunakan desain observasi cross sectional. Populasi pada penelitian ini balita umur 12-24 bulan di posyandu Desa Ciasem Baru. Perhitungan besar sampel penelitian menggunakan rumus slovin. Teknik sampling menggunakan accidental sampling. Adapun analisis data menggunakan analisis bivariat chi square. Anak usia 12-24 bulan di Posyandu Desa Ciasem baru sebanyak 23 anak mengalami keterlambatan perkembangan motorik kasar. Hasil uji statistik didapatkan nilai status gizi (p=0,000), riwayat BBLR (p=0,000), stimulasi orang tua (p=0,000) dan Tingkat Pendidikan Ibu (p=0,000) maka dapat dikatakan bahwa variabel status gizi, riwayat BBLR, stimulasi orang tua dan tingkat pendidikan ibu memberi dampak terhadap perkembangan motorik kasar anak usia 12-24 bulan. Sedangkan pada variabel umur (p=0,512) dan jenis kelamin (p=0935) sehingga tidak ada hubungan yang signifikan antara perkembngan motorik kasar anak usia 12-24 bulan dengan variabel tersebut.
HUBUNGAN POLA ASUH, PENYAKIT PENYERTA, DAN PENGETAHUAN IBU DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK USIA 12-24 BULAN DI POSYANDU TERATAI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIASEM KABUPATEN SUBANG TAHUN 2020 Lina Rosliana; Retno Widowati; Dewi Kurniati
Syntax Idea Vol 2 No 8` (2020): Syntax Idea
Publisher : Ridwan Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46799/syntax-idea.v2i8`.499

Abstract

Kekurangan gizi merupakan akibat dari kebiasaan hidup yang kurang memikirkan nilai-nilai gizi karena daya beli yang kurang atau ketidaktahuan mengenai soal gizi. Prevalensi Balita menurut status gizi di Kabupaten Subang memiliki masalah gizi buruk dan gizi kurang yang masih sangat tinggi sebesar 15,1% dan 11, 1%. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Hubungan Pola Asuh, Penyakit Penyerta, dan Pengetahuan Ibu dengan Status Gizi pada Anak Usia 12-24 Bulan di Posyandu Teratai Wilayah Kerja Puskesmas Ciasem Kabupaten Subang Tahun 2020. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian observasi cross sectional. Populasi pada penelitian ini balita umur 12-24 bulan di posyandu Teratai Wilayah Kerja Puskesmas Ciasem. Perhitungan besar sampel penelitian menggunakan rumus slovin. Teknik sampling menggunakan accidental sampling. Adapun analisis data menggunakan analisis chi square. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini yaitu dari 43 anak usia 12-24 bulan di Posyandu Teratai sebanyak 25,6% anak berstatus gizi kurang, hasil penelitian menunjukkan ada hubungan bermakna antara adalah pola asuh ibu (p=0,000) dan pengetahuan ibu (p=0,001) terhadap status gizi. Sedangkan penyakit penyerta tidak ada hubungan bermakna (p=1,000). Pola asuh dan pengetahuan ibu merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi. Ibu hendaknya lebih aktif dalam mengikuti kegiatan posyandu setiap bulannya untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan anak balita dan lebih aktif dalam mencari informasi tentang gizi balita melalui penyuluhan oleh tenaga kesehatan, konseling gizi dan melalui sumber informasi lainnya, bagi Puskesmas Ciasem hendaknya meningkatkan pemantauan status gizi dan perkembangan balita di setiap posyandu serta Pemberian Makanan Tambahan yang tepat sasaran.
PENGARUH PEMBERIAN IKAN GABUS TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA SECTIO CAESAREA PADA IBU POSPARTUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIASEM SUBANG TAHUN 2020 Ade Nurhikmah; Retno Widowati; Dewi Kurniati
Syntax Idea Vol 2 No 8` (2020): Syntax Idea
Publisher : Ridwan Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46799/syntax-idea.v2i8`.492

Abstract

Infeksi pada masa nifas bisa terjadi karena kurangnya gizi pada ibu nifas yang tidak terpenuhi sehingga dapat menghambat proses penyembuhan luka sectio caesarea (SC). Permasalahan ibu nifas dengan luka SC karena kurangnya protein yang bisa menghambat proses penyembuhan luka SC, di wilayah Kerja Puskesmas Ciasem terutama ibu melahirkan sangat percaya bahwa pasca tindakan SC, luka bekas melahirkan tersebut akan cepat mengering dengan banyaknya mengkonsumsi ikan gabus terutama yang direbus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ikan gabus terhadap kecepatan luka SC pada ibu postpartum di wilayah kerja Puskesmas Ciasem Subang Tahun 2020. Penelitian ini menggunakan desain penelitian Quasy Experiment design yang bersifat Post test With Control Group. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 32 ibu melahirkan dengan SC, yang terdiri dari 16 kelompok perlakuan dan 16 kelompok kontrol, Pemberian ikan gabus rebus pada kelompok perlakuan minimal 1 kali sehari dalam waktu 7 hari dengan berat ikan gabus lebih kurang 250 gr, pengukuran tingkat kecepatan kesembuhan luka SC menggunakan skala REEDA dengan statistik uji U-Mann Whitney.Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan (p<0,05) pemberian ikan gabus rebus terhadap penyembuhan luka sectio caesarea antara kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol di Wilayah Kerja Puskesmas Ciasem Tahun 2020. Hasil uji statistik di dapatkan skor percepatan luka SC kelompok perlakuan hari ke 7 rata-rata adalah 2,25; sedangkan pada kelompok kontrol rata-rata adalah 3,69; maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan lama proses percepatan luka pada kelompok yang diberi perlakuan ikan gabus dengan kelompok kontrol. Penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan terhadap penyembuhan luka pada kelompok yang diberi perlakuan ikan gabus dan tidak, sehingga dapat digunakan sebagai masukan untuk menambah wawasan terhadap penyembuhan luka operasi sectio caesarea pada ibu nifas dan dapat dilestarikan sebagai kearifan lokal yang bermanfaat bagi tenaga kesehatan terutama dalam rencana asuhan kebidanan pada ibu nifas dalam hal penyembuhan luka operasi SC dengan pemberian ikan gabus.