Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

LANGGA BUWA DANCE AS A SYMBOL OF GENDER EQUALITY MOVEMENT FOR CULVERT WOMEN Nurlia lia Djafar
JURNAL PAKARENA Vol 6, No 2 (2021): Desember
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/p.v6i2.24060

Abstract

The research aims to analyze the symbols and meanings contained in Muraji Bereki's Langga Buwa dance. Langga Buwa is a dance that depicts the women's martial arts activities of Gorontalo originating from Langga (self-defense without weapons) and Longgo (self-defense using weapons) which are only performed by Gorontalo men. This research is useful for interpreting the symbols and meanings present by researchers and choreographers who both have the same cultural background as the people of Gorontalo. The method used in this research is to examine each symbol in dance that is influenced by the social system with the various cultures surrounding it which is carried out qualitatively. The result of the research is that everything that is presented through movement, dancers is related to concepts, general ideas, patterns, and forms, giving rise to symbols involving denotative and connotative meanings. This research as a whole contributes to seeing the analysis of the form of Langga Buwa dance performances reflecting gender equality which wants to show the existence of women in fulfilling their rights to be equal to men. Gender differences are only in gender, while the attitudes and characteristics of each are something that can be exchanged so that men and women should receive equal treatment for both their rights and obligations in social life
Simbol Dan Makna Tari Langga Buwa Karya Muraji Bereki Nurlia Djafar
Kaganga:Jurnal Pendidikan Sejarah dan Riset Sosial Humaniora Vol 4 No 1 (2021): Kaganga:Jurnal Pendidikan Sejarah dan Riset Sosial Humaniora
Publisher : Institut Penelitian Matematika, Komputer, Keperawatan, Pendidikan dan Ekonomi (IPM2KPE)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (634.602 KB) | DOI: 10.31539/kaganga.v4i1.1541

Abstract

ABSTRACT The purpose of this study was to analyze the symbols and meanings contained in Muraji Bereki's Langga Buwa dance. This research method is qualitative by examining every symbol in dance that is influenced by the social system with the various cultures that surround it. The results of the research are the symbols and meanings of the Langga Buwa dance that are displayed through movement, dancers and others that have a relationship with concepts, general ideas, patterns and shapes that give rise to symbols involving denotative and connotative meanings. The conclusion of this research is that the analysis of Langga Buwa dance performances reflects gender equality which wants to show the existence of women in fulfilling their rights so that they are equal to men. Gender differences are only in gender, while the attitudes and characteristics of each are something that can be exchanged, so that men and women should receive equal treatment both their rights and obligations in social life. Keywords: Gender, Langga Buwa, Langga/Longgo.
Pendampingan Masyarakat Melalui Pelatihan Inovasi Berbasis Digitalisasi Di Desa Lamahu, Kecamatan Bilato, Kab. Gorontalo Haris Danial; Elsje Lousie Sambouw; Nurlia Djafar
Jurnal Sibermas (Sinergi Pemberdayaan Masyarakat) Vol 11, No 1 (2022): Jurnal Sibermas (Sinergi Bersama Masyarakat)
Publisher : Univeristas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37905/sibermas.v11i1.12105

Abstract

Tujuan umum pengabdian KKN ini adalah 1) Mahasiswa memperoleh pengalaman belajar melalui keterlibatan dalam masyarakat yang secara langsung menemukan, merumuskan, memecahkan, dan menanggulangi permasalahan yang terdapat di lapangan; 2) Mahasiswa dapat memberikan pemikiran berdasarkan ilmu, dalam upaya menumbuhkan dan mempercepat gerak dalam menyiapak kader di masa depan; 3) Mahasiswa bisa menjadi lebih kompeten dalam menyikapi permasalahan yang dihadapi masyarakat sehingga kedepannya output yang dihasilak perguruan tinggi secara relatif menjadi siap pakai dan terlatih dalam menanggulangi permasalahan pembangunan. Lokasi sasaran dalam kegiatan KKN Tematik Membangun ini adalah Desa Lamahu, Kecamatan Bilato yang berlokasi di Kabupaten Gorontalo. Mahasiswa yang dijadikan subjek dalam kegiatan KKN Lamahu ini berjumlah 15 orang. Luaran yang dihasilkan dari KKN ini adalah: 1) Pemasaran usaha kecil menengah berupa brosur; Artikel ilmiah hasil pelaksanaan kegiatan akan diterbitkan pada jurnal Pengabdian nasional ber ISSN/Prosiding, berita media massa, dan video berdurasi maksimum 5 menit diunggah di Youtube.
Pemberdayaan Seni Budaya Bagi Masyarakat untuk Menuju Pembangunan SDGs yang Berkualitas La Ode Karlan; Nurlia Djafar; Rahmawati Ohi
Jurnal Sibermas (Sinergi Pemberdayaan Masyarakat) Vol 11, No 4 (2022): Jurnal Sibermas (Sinergi Bersama Masyarakat)
Publisher : Univeristas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37905/sibermas.v11i4.12349

Abstract

Pemberdayaan masyarakat merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk memfasilitasi, dan memediasi agar terjadi sebuah perubahan dalam konteks sosial, budaya masyarakat. Terkait pemberdayaan masyarakat dalam konteks kebudayaan tentu bertujuan untuk pelestarian kebudayaan daerah sebagai identitas masyarakat yang merupakan salah satu subjek pembangunan seperti pengembangan seni tradisi. Salah satu strategi pencapaian program KKNT desa membangun yakni pengembangan dan penerapan inovasi dan teknologi yang berguna secara langsung pada masyarakat untuk meningkatkan ekonomi dan penanganan sosial, budaya dan kesehatan sebagai penerapan program desa membangun dalam pencapaian SDGs, dan dari delapan tipologi desa dalam pencapaian SDGs tersebut termasuk diantaranya desa tanggap budaya. Perlu dipahami juga bahwa budaya menjadi salah satu unsur yang penting di dalam membangun desa, sebab kebudayaan menjadi penciri atau identitas suatu bangsa. Partisipasi masyarakat adalah syarat mutlak dalam perumusan rencana dan upaya pemajuan kebudayaan nasional, yang terwujud dalam empat langkah strategis yakni: pelindungan, pengembangan, pemanfaatan, dan pembinaan, sehingga konsep pengembangan yang ditawarkan dalam hal ini adalah membantu upaya pembangunan desa dibidang kebudayaan yang lebih difokuskan pada seni budaya daerah. Berdasarkan hal di atas, maka pemberdayaan seni budaya melalui kelompok dan sanggar-sanggar atau komunitas yang ada di daerah sangatah penting untuk dikembangkan sebagai wujud dari bentuk pelestarian seni budaya. di daerah, sebagai tindakan konkrit dari keberlanjutan program kegiatan pemberdayaan seni budaya di dalam pembangunan SDGs yang berkualitas khususnya dibidang kebudayaan. Pada kegiatan ini dilaksanakan melalui metode pelatihan secara rutin setiap hari diluar jam pelajaran sekolah yakni pelatihan tari Tidi Lo O’Ayabu dan Pelatihan memainkan alat musik Tradisi Gorontalo (Polopalo dan Marwas).Pada kegiatan ini telah dilaksanakan secara terprogram dan telah berhasil dilaksanakan dimana setiap kelompok telah membentuk kelopok baru ditengah masyarakat sehingga keberlanjutan program ini telah terwujud.
Kreativitas dan Kebaruan Tari Dana-Dana Bone Bolango Di Desa Talulobutu Kecamatan Tapa Kabupaten Bone Bolango Provinsi Gorontalo Nurlia lia Djafar
Jurnal Bahasa, Sastra, dan Budaya Vol 11, No 2 (2021): (Mei 2021)
Publisher : Jurusan Pendidikan Bahasa & Sastra Indonesia, Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (230.949 KB) | DOI: 10.37905/jbsb.v11i2.14069

Abstract

Dana-dana adalah tarian tradisional daerah Gorontalo yang terus berkembang di masyarakat Gorontalo. Tarian ini termasuk jenis tarian pergaulan masyarakat yang biasanya ditampilkan oleh penari pria maupun penari wanita. Perkembangan tarian dana-dana dipengaruhi oleh kebudayaan masyarakatnya yang terus mengalami perubahan. Penelitian ini mendeskripsikan hal-hal yang peneliti temui di lapangan terkait perkembangan tari dana-dana Bone Bolango di Desa Talubutu. Menjabarkan kreativitas dan kebaruan yang mempengaruhi masyarakat pendukung tarian. Segala sesuatu yang dihadirkan dalam penyajian tariannya baik konsep, ide umum, pola dan bentuk dilihat peneliti dari segi pandang proses kreatif yang tercipta dari seniman atau koreografer daerah. Tidak lupa peneliti membandingkan dengan pakem gerak dana-dana sebelumnya, Sehingga peneliti bisa mendeskripsikan hasil cipta karya tari dana-dana. Cipta karya tari baru dengan menganalisis proses eksplorasi, improvisasi dan pembentukan yang dilalui oleh seniman daerah Bone Bolango. Perubahan yang terjadi dapat dilihat dari segi penari, iringan tari, make up dan kostum penari. Pada perkembangannya Dana-Dana menemukan sebuah wadah kebaruan dan kekinian disesuaikan dengan perkembangan zaman
Pemberdayaan Masyarakat melalui Gerakan Edu-Preneurship Berbasis Potensi Lokal di Desa Luwohu, Kecamatan Botupingge, Bone Bolango Nurlia lia Djafar
Jurnal Sibermas (Sinergi Pemberdayaan Masyarakat) Vol 12, No 1 (2023): Jurnal Sibermas (Sinergi Bersama Masyarakat)
Publisher : Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37905/sibermas.v12i2.17031

Abstract

Pemberdayaan Masyarakat Melalui Gerakan Edupreneurship Berbasis Potensi Lokal di Desa Luwohu, Kecamatan Botupingge, Bone Bolango. Proposal ini bertujuan untuk membangun masyarakat di desa Luwohu agar dapat melihat potensi lokal yang ada di daerahnya. Potensi-potensi lokal yang dapat dijadikan peluang usaha baik individu ataupun berkelompok pada masyarakat desa Luwohu Kecamatan Botupingge Bone Bolango. Edupreneurship merupakan satu hal yang perlu ditumbuhkan dalam jiwa setiap mahasiswa sebagai bekal kelak ketika nanti bersinergi dengan masyarakat luas kini dan nanti. Melalui Program KKN desa membangun diharapakan mahasiswa dapat mampu memahami dan menerapkan prinsip-prinsip edupreneurship dalam diri dan masyarakat tentunya. Melihat banyaknya potensi-potensi desa itu sendiri, dengan adanya pemahaman edupreneurship sejak dini mahasiswa diharapkan mampu membangkitkan semangat wirausaha dengan melihat sumber daya alam kekhasan desa tersebut. Pemilihan desa Luwohu, Kecamatan Botupingge, Bone Bolango memiliki alasan tepat ketika nanti mahasiswa ingin menerapkan prinsip-prinsip edupreneurship. Desa Luwohu, Kecamatan Botupingge, Bone Bolango berdasarkan penilaian ketika melaksanakan survey pada beberapa waktu sebelumnya sudah memiliki potensi di bidang UMKM. Semangat berwirausaha sudah dimiliki oleh masyarakat desa Luwohu secara otodidak, tentunya dimulai dengan modal kecil terlebih dahulu. Potensi inilah yang sudah dilihat dan sudah ada di desa Luwohu, sehingga berdasarkan hal inilah kami ingin lebih memajukan potensi di desa tersebut. Pada akhirnya hal ini menjadi program utama dalam kegitan KKN desa membangun melalui edukasi yang nantinya didalamnya berisi sosialisasi, pelatihan dan penguatan di bidang wirausaha.
Pembelajaran Tari Tidi Lo O’ Ayabu Di SMK N 1 Suwawa Sebagai Bentuk Objek Pemajuan Kebudayaan di Daerah kawasan Teluk Tomini Nurlia lia Djafar
Jurnal Bahasa, Sastra, dan Budaya Vol 13, No 2 (2023): (Mei 2023)
Publisher : Jurusan Pendidikan Bahasa & Sastra Indonesia, Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37905/jbsb.v13i2.20998

Abstract

ABSTRAK Pembelajaran Tari Tidi Lo O’ Ayabu Di SMK N 1 Suwawa Sebagai Bentuk Objek Pemajuan Kebudayaan di Daerah kawasan Teluk Tomini. Objek Budaya dalam UU Pemajuan Kebudayaan  berdasarkan Undang-Undang (UU) Pemajuan Kebudayaan, tindakan yang dilakukan terhadap objek pemajuan kebudayaan yakni inventarisasi, pengamanan, pemeliharaan, dan penyelamatan. Sepuluh objek pemajuan kebudayaan tersebut adalah tradisi lisan, manuskrip, adat istiadat, permainan rakyat, olahraga tradisional, pengetahuan tradisional, teknologi tradisional, seni, bahasa, dan ritus. Seni dalam hal ini yakni seni tari Tidi lo o’ayabu yaitu tari tradisonal yang tergolong dalam tarian klasik. Tari klasik adalah tari yang telah ada sejak zaman kerajaan-kerajaan yang ada di Indonesia. Tari klasik berkembang sejak abad ke 17 dan 18 dikalangan istana, yaitu dari raja-raja dan kaum bangsawan, yang telah memiliki kristalisasi artistik yang tinggi dan telah menempu perjalanan sejarah yang panjang hingga memiliki nilai tradisonal. Penelitian ini dilaksanakan di SMK N 1 Suwawa Kecamatan Suwawa Kabupaten Bone Bolango. Pemilihan lokasi dalam penelitian ini karena sekolah ini sudah menerapkan kurikulum 2013 yang membelajarkan mata pelajaran seni budaya khususnya seni tari. Tujuan pembelajaran dalam bidang objek pemajuan kebudayaan daerah di bidang seni khususnya seni tariuntuk meningkatkan apresiasi bagi siswa SMK terhadap seni dan budaya daerah setempat. Menumbuhkan rasa dan nilai estetis dalam jiwa peserta didik di sekolah. Memupuk kecintaan peserta didik terhadap tari tradisional dan latar belakang penciptaannya di masa lampau. Melalui Pembelajaran ini siswa dapat mengetahui dan memiliki wawasan tentang objek pemajuan kebudayaan daerah. Siswa mampu mengidentifikasi kebudayaan yang menjadi objek pemajuan kebudayaan daerah di segala bidang khususnya di bidang seni. Melalui pembelajaran ini siswa diharapkan memiliki dorongan didalam strategi pemajuan kebudayaan daerah siswa mampu terlibat langsung di dalam proses pemajuan kebudayaan daerah di bidang seni khususnya seni. Kata kunci: Objek Pemajuan Kebudayaan Daerah, Tidi Lo O’ Ayabu.
Pembelajaran Berkarya Tari Kreasi Menggunakan Metode Group Investigation pada Siswa Kelas XI Mia 1 SMA Negeri 3 Kotamobagu Shanaz Nureyka Ayu Mokodompit; La Ode Karlan; Nurlia Djafar
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Indonesia (JPPI) Vol. 4 No. 4 (2024): Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Indonesia (JPPI), 2024 (4)
Publisher : Yayasan Pendidikan Bima Berilmu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53299/jppi.v4i4.769

Abstract

Penelitian ini didasarkan pada permasalahan yang ditemui dalam proses pembelajaran, khususnya terkait pembelajaran seni budaya dengan berfokus pada seni tari di kelas XI MIA 1 SMA Negeri 3 Kotamobagu. Permasalahan yang muncul dalam proses berkarya tari kreasi siswa belum mampu dalam mencipta karya tari yang dapat dilihat melalui proses pembelajaran dalam tahapan eksplorasi, improvisasi, evaluasi dan komposisi. Dalam hal ini, siswa belum dapat melakukan secara praktek karena pada proses pembelajaran tari siswa hanya lebih dominan menerima materi secara teoritis saja, belum mengaplikasikanya secara praktikal materi pembelajaran, sebagaimana dalam buku seni budaya dengan materi pokok pembelajaran seni tari untuk kelas XI sesuai dengan kurikulum dan silabus yang ada siswa diharapkan untuk mampu mencipta karya tari kreasi berdasarkan konsep teknik dan prosedur. Dengan adanya permasaalahan tersebut, Peneliti menggunakan metode group investigation dalam proses pembelajaran dan teori dari sumandiyo hadi dalam proses berkarya tari kreasi yakni eksplorasi, improvisasi, evaluasi dan komposisi, guna untuk meningkatkan kreativitas siswa, pemahaman materi seni, dan keterampilan sosial. Tujuan dari penelitian ini untuk menguraikan proses pembelajaran dalam berkarya tari kreasi. Hasil penelitian menggunakan metode group investigation dan teori berkarya tari efektif dalam proses berkarya tari kreasi, dari satu kelas XI MIA 1 yang dijadikan sampel dan dibagi menjadi 4 kelompok menunjukan kemajuan yang cukup baik. Peserta didik mampu mencipta gerak tari kreasi, masing-masing kelompok bekerja sama untuk melahirkan gerak tari yang baru dengan mengikuti tahap-tahap yang telah ditetapkan dalam buku seni budaya. Pada proses evaluasi hasil akhir masing-masing kelompok mampu menampilkan karya tari, berdasarkan hasil evaluasi peserta didik suda cukup baik dalam penguasaan materi seni tari terutama dalam proses berkarya tari kreasi.
Pembelajaran Penerapan Gerak Tari Kreasi Monamot Menggunakan Model Kooperatif Tipe Think Pair Share di Kelas XI SMA Negeri 1 Karamat Rana Nadia Amin; Nurlia Djafar; Riana Diah Sitharesmi
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Indonesia (JPPI) Vol. 4 No. 4 (2024): Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Indonesia (JPPI), 2024 (4)
Publisher : Yayasan Pendidikan Bima Berilmu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53299/jppi.v4i4.770

Abstract

Pada kurikulum 2013 mengacu pada buku seni budaya edisi 2017 salah satu sub materi yaitu menerapkan gerak tari kreasi. Namun, pada proses pembelajaran tari di SMA Negeri 1 Karamat masih banyak peserta didik yang belum mengetahui tentang gerak tari kreasi monamot karena materi penerapan belum pernah diajarkan dan masih banyak peserta didik yang kurang ikut serta aktif dalam proses pembelajaran seni budaya. Penggunaan model kooperatif tipe think pair share diasumsikan menjadi solusi terhadap permasalahan tersebut. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode kualitatif deskiptif. Data-data dalam penelitian dikumpulkan melalui observasi, dokumentasi, wawancara dan instrument penelitian. Populasi dalam penelitian ini yaitu kelas XI SMA Negeri 1 Karamat, dan yang menjadi sampel penelitian yaitu peserta didik kelas XI, berjumlah 20 Peserta didik, yang terdiri dari 4 peserta didik laki-laki dan 16 peserta didik perempuan. Hasil yang diperoleh yaitu, Metode pembelajaran tipe think pair share berhasil membuat seluruh peserta didik ikut aktif dalam pembelajaran seni budaya, terlebih pada saat peserta didik melakukan praktek gerak tari kreasi monamot. Pada evaluasi dan penilaian akhir pada peserta didik terdapat 2 peserta didik memperoleh nilai rata-rata 100, 3 peserta didik memperoleh nilai rata-rata 90, 10 peserta didik memperoleh nilai rata-rata 80, 2 peserta didik memperoleh nilai rata-rata 70, 2 peserta didik memperoleh nilai rata-rata 60 dan 1 peserta didik memperoleh nilai rata-rata 50. Adapun aspek-aspek penilaian pada penelitian ini Peserta didik mampu mendeskripsikan secara umum fungsi tari, bentuk dan jenis, nilai estetis dan iringan tari dan peserta didik mampu memperagakan gerak tari kreasi monamot berdasarkan hitungan dan iringan.
Pelatihan Tari Tidi Lo O’Ayabu di SMP Negeri 1 Kabila Bone Sebagai  Bentuk Objek Pemajuan Kebudayaan Daerah Kawasan Teluk Tomini Djafar, Nurlia
Jurnal Pengabdian Sosial Vol. 2 No. 2 (2024): Desember
Publisher : PT. Amirul Bangun Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59837/8v9y7z50

Abstract

Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk melestarikan dan mempromosikan Tari Tidi Lo O’Ayabu sebagai bagian dari kebudayaan daerah di kawasan Teluk Tomini melalui pelatihan di SMP Negeri 1 Kabila Bone. Tari ini memiliki nilai historis dan sosial yang penting bagi masyarakat setempat. Dalam pelatihan ini, peserta diajarkan teknik dasar tari, filosofi di balik gerakan, serta pentingnya menjaga warisan budaya. Metode yang digunakan meliputi pendekatan partisipatif dengan melibatkan siswa dan guru. Hasil kegiatan menunjukkan peningkatan pemahaman siswa terhadap budaya lokal dan rasa bangga terhadap warisan daerah. Selain itu, kegiatan ini berhasil membangun kesadaran kolektif dalam upaya pelestarian seni tradisional. Diharapkan, inisiatif ini dapat menginspirasi program serupa di sekolah lain dan mendukung pemajuan kebudayaan di Teluk Tomini. Tari tradisional adalah representasi budaya lokal. Peserta didik dapat memperoleh pemahaman tentang prinsip budaya yang terkandung dalam gerakan dan ekspresi tarian tradisional dengan mempelajarinya mereka dapat merasakan dan menghargai keberagaman budaya dalam konteks yang lebih luas. Melalui pelatihan yang diadakan, siswa tidak hanya diajarkan gerakan tari, tetapi juga nilai-nilai budaya dan sejarah yang terkandung di dalamnya.