Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Pengaruh Kandungan Kafein Terhadap Penambahan Kopi Arabika (Coffea arabica L.) Sebagai Variasi Rasa pada Pembuatan Kue Cucur: The Effect of Caffeine Content on the Addition of Arabika Coffee (Coffea arabica L.) as a Flavor Variation in The Making of Cucur Cake Arinil Haq; Astrina Nur Inayah; Rukmelia, Rukmelia
Perbal: Jurnal Pertanian Berkelanjutan Vol. 12 No. 2 (2024): Perbal: Jurnal Pertanian Berkelanjutan
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Cokroaminoto Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30605/perbal.v12i2.3828

Abstract

Kopi arabika (Coffea arabica L.) ialah salah satu jenis kopi yang paling populer di dunia dan Indonesia memiliki sejumlah varietas arabika yang terkenal, termasuk kopi arabika Toraja. Kandungan kafein dalam kopi berbeda-beda tergantung pada jenis kopinya. Kue cucur adalah salah satu kue khas Indonesia berbentuk bulat dengan tepi tipis dan tekstur tebal di tengahnya. Bahan dasar kue cucur adalah, tepung terigu, tepung beras, gula aren, air kelapa dan minyak goreng. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan kopi arabika terhadap kandungan kafein pada kue cucur. Metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) digunakan dalam penelitian ini, dengan 4 perlakuan dan 3 kali ulangan, yang menghasilkan dua belas unit percobaan. Taraf konsentrasi yang digunakan adalah sebagai berikut: C0 Kontrol (tanpa perlakuan), C1 (penambahan bubuk kopi arabika 10%), C2 (penambahan bubuk kopi arabika 15%), C3 (penambahan bubuk kopi arabika 20%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar kafein terhadap kue cucur meningkat dengan peningkatan komposisi bubuk kopi yang lebih tinggi. Untuk komposisi bubuk kopi 10%, 15% dan 20% diperoleh masing- masing kadar kafein rata-rata 95.87 mg; 246.26 mg; dan 318.36 mg. Hal tersebut terjadi karena penambahan bubuk kopi yang lebih tinggi mengakibatkan kadar kafein yang terkandung dalam kue cucur kopi semakin tinggi pula. Arabica coffee (Coffea arabica L.) is one of the most popular types of coffee in the world and Indonesia has a number of famous Arabica varieties, including Toraja Arabica coffee. The caffeine content in coffee varies depending on the type of coffee. Cucur cake is a typical Indonesian cake that is round in shape with thin edges and a thick texture in the middle. The basic ingredients for cucur cake are wheat flour, rice flour, palm sugar, coconut water and cooking oil. This research aims to determine the effect of adding Arabica coffee on the caffeine content of cucur cakes. The completely randomized design (CRD) method was used in this study, with 4 treatments and 3 replications, resulting in twelve experimental units. The concentration levels used are as follows: C0 Control (without treatment), C1 (addition of 10% Arabica coffee powder), C2 (addition of 15% Arabica coffee powder), C3 (addition of 20% Arabica coffee powder). The results showed that the caffeine content in cucur cakes increased with increasing coffee powder composition. For coffee powder compositions of 10%, 15% and 20%, the respective average caffeine content was 95.87 mg; 246.26 mg; and 318.36 mg. This happened because the addition of higher coffee powder resulted in the caffeine content contained in the cucur kopi cake increasing high too.
Uji Organoleptik Produk Riceball Ikan Layang (Decapterus spp) Terhadap Pengaruh Penambahan Wortel dan Daun Kelor: Organoleptic Testing of Mackerel Scad (Decapterus spp.) Riceball Products on the Effect of Adding Carrots and Moringa Leaves Astrina Nur Inayah; Rukmelia, Rukmelia; Eka Pratiwi Safri; Sulfika, Sulfika; Iranita Haryono; Astrini Padapi; Muh. Arsyad
Perbal: Jurnal Pertanian Berkelanjutan Vol. 12 No. 3 (2024): Perbal: Jurnal Pertanian Berkelanjutan
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Cokroaminoto Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30605/perbal.v12i3.4304

Abstract

Kegiatan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh persentase penambahan wortel dan daun kelor terhadap tingkat kesukaan (warna, aroma, rasa dan tekstur) riceball ikan layang. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Timoreng Panua dengan (25 orang panelis) Kecamatan Panca Rijang. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni tahun 2024. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata varian yang banyak disukai panelis adalah varian wortel. Peresentase nilai dari segi warna adalah 4.92, aroma 4.84, rasa 4.84 dan tekstur 4.92. Kesimpulannya, produk riceball ika layang ini memiliki potensi yang baik untuk dikembangkan lebih lanjut. Berdasarkan hasil uji organoleptik kedua sampel dengan dua perlakuan yang dapat dilihat dari warna, aroma, rasa, dan tekstur bahwa penambahan wortel banyak disukai oleh panelis dapat diterima dimasyarakat. This research activity aims to determine the effect of the percentage of added carrots and Moringa leaves on the level of liking (color, aroma, taste and texture) of mackerel scad riceballs. This research was carried out in Timoreng Panua Village with (25 panelists) Panca Rijang District. This research was carried out on June 2024. The results of the research showed that the average value of the variant that most panelists liked was the carrot variant. The percentage value in terms of color is 4.92, aroma 4.84, taste 4.84 and texture 4.92. In conclusion, the ika layang riceball product has good potential for further development. Based on the results of organoleptic tests of two samples with two treatments, as observed through color, aroma, taste, and texture, the addition of carrots was highly favored by the panelists and is acceptable to the public.
Analisis Kandungan Kalsium Pada Tapai Pisang Mas (Musa acuminata L.) Dengan Variasi Jenis Ragi Fermentasi Anas, Fauziah; Rukmelia, Rukmelia; Nurwidah, Andi
Gorontalo Agriculture Technology Journal Volume 7 Nomor 2 Oktober 2024
Publisher : Universitas Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32662/gatj.v0i0.3769

Abstract

Pisang mas di Kabupaten Sidenreng Rappang belum dimanfaatkan sebagai produk olahan makanan karena biasanya pisang mas hanya dikonsumsi langsung tanpa adanya pengolahan lebih lanjut. Pisang Mas merupakan buah yang mengandung kalsium cukup tinggi yakni 61,48 mg. Sehingga tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh variasi jenis ragi fermentasi (ragi kering dan ragi basah) terhadap kadar kalsium, rendemen dan kadar pH tapai pisang mas. Penelitian ini dilakukan dengan membuat tapai pisang mas dalam rancangan acak lengkap (RAL) dengan 2 faktor perlakuan. Masing-masing faktor menggunakan 3 perlakuan. Faktor pertama adalah penambahan  ragi kering (A) dengan dosis ragi yang berbeda yaitu (A1: 0,5 gram, A2: 1 gram, A3: 1,5 gram). Faktor kedua adalah penambahan ragi basah (B) dengan dosis ragi yang berbeda yaitu (B1: 0,5 gram, B2: 1 gram, B3: 1,5 gram). Berdasarkan faktor  terbentuk 6 perlakuan dengan 3 kali pengulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ragi kering dan ragi basah tidak memberikan pengaruh nyata terhadap kadar kalsium, kadar rendemen dan kadar ph. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa kadar kalsium terbaik terdapat pada perlakuan A1 jenis ragi kering konsentrasi ragi 0,5 gram (126,333). Kadar rendemen terbaik terdapat pada perlakuan A2 jenis ragi kering konsentrasi ragi 1 gram (93,72). pH akhir yang dihasilkan tapai pisang mas yaitu pH 5, dan rentang  pH tersebut bersifat asam. Perlakuan terbaik tapai pisang mas  didapatkan pada perlakuan jenis ragi kering dengan konsentrasi ragi 0,5 gram dan 1 gram.Mas bananas in Sidenreng Rappang Regency have not been used as a processed food product because usually mas bananas are only consumed directly without any further processing. Banana Mas is a fruit that contains quite high calcium, namely 61.48 mg. So the aim of this research is to determine the effect of various types of fermentation yeast (dry yeast and wet yeast) on calcium levels, yield and pH levels of golden banana tapai. This research was carried out by making tapai banana mas in a completely randomized design (CRD) with 2 treatment factors. Each factor uses 3 treatments. The first factor is the addition of dry yeast (A) with different yeast doses, namely (A1: 0.5 grams, A2: 1 gram, A3: 1.5 grams). The second factor is the addition of wet yeast (B) with different yeast doses, namely (B1: 0.5 grams, B2: 1 gram, B3: 1.5 grams). Based on the factors, 6 treatments were formed with 3 repetitions. The research results showed that giving dry yeast and wet yeast did not have a real effect on calcium levels, yield levels and pH levels. Based on the results of the analysis that was carried out, it was found that the best calcium levels were found in the A1 type of dry yeast treatment with a yeast concentration of 0.5 grams (126.333). The best yield level was found in treatment A2 type of dry yeast with a yeast concentration of 1 gram (93.72). The final pH produced by banana mas tapai is pH 5, and this pH range is acidic. The best treatment for golden banana tapai was obtained from dry yeast treatment with a yeast concentration of 0.5 grams and 1 gram.
Pengaruh Penambahan Tepung Ubi Jalar Ungu (Ipomoea batatas L.) pada Pembuatan Roti Bagel Surianti, Surianti; Rukmelia, Rukmelia; Nurwidah, Andi
Gorontalo Agriculture Technology Journal Volume 8 Nomor 1 April 2025
Publisher : Universitas Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32662/gatj.v0i0.3867

Abstract

Bagel merupakan salah satu jenis roti beragi yang saat ini sedang popular dan sedang diminati oleh masyarakat Indonesia. Roti bagel merupakan makanan khas yang berasal dari New York, Amerika Serikat. Roti ini memiliki tekstur yang chewy (kenyal). Penggunaan tepung ubi jalar ungu sangat potensial sebagai bahan baku pembuatan produk pangan berbasis tepung dan mampu bersaing dari segi kualitas produk yang akan dihasilkan.  Sebagai bahan baku bolu dan kue kering penggunaan tepung ubi jalar ungu dapat mencapai 50-100%. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui formula yang tepat pada produk roti bagel dengan subtitusi tepung ubi jalar ungu. Penelitian ini dilakukan dengan 4 perlakuan 3 pengulangan. Perlakuan yang dimaksud pertama yaitu A0 (tanpa penambahan tepung ubi jalar ungu) A1 (penambahan tepung ubi jalar ungu 10%) A2 (penambahan tepung ubi jalar ungu 20%) dan A3 (penambahan tepung ubi jalar ungu 30%). Parameter yang diamati meliputi kadar rendemen, kadar antioksidan dan kadar air. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) apabila ada beda nyata dipakai uji lanjut Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan tepung ubi jalar ungu memiliki pengaruh yang nyata terhadap parameter kadar rendemen dengan hasil tertinggi terdapat pada perlakuan A3 yaitu 67.73%, pada parameter kadar antioksidan berpengaruh sangat nyata dengan hasil tertinggi terdapat pada perlakuan A0 yaitu 535.71, pada parameter kadar air berpengaruh nyata dengan hasil tertinggi terdapat pada perlakuan A0 yaitu 42.31%. Berdasarkan hasil parameter didapatkan perlakuan terbaik pada roti bagel dengan penambahan ubi jalar ungu yaitu pada perlakuan A0 (Tanpa penambahan tepung ubi jalar ungu)