Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Musica: Journal of Music

Nyanyian Kromong : Komposisi Musik Dua Bagian (Nyanyian Kromong : Two Part Musical Composition) Nurbaiti, Eliza; Sidik, Hadaci; Anggraini, Nora
Musica: Journal of Music Vol 3, No 1 (2023): MUSICA : JOURNAL OF MUSIC
Publisher : Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/musica.v3i1.2848

Abstract

ABSTRAK Kromong adalah salah satu instrumen musik tradisional dan kesenian yang berada didaerah Setangguk Remas, desa Mandiangin Tuo, Kecamatan Mandiangin, Provinsi Jambi. Kromong memiliki idiom musik yang unik dan menarik untuk dikembangkan sebagai ide musikal dalam penciptaan komposisi musik baru. Kromong ditampilkan bersamaan dengan gong, dan gendang pada acara adat penyambutan dan kedatangan keluarga kerajaan serta para pejabat pemerintahan. Dimainkan juga pada ritual acara perkawinan, khitan, dan pengiring tari kain kromong dan serta acara kesenian lainnya. Dari salah satu potongan ritme dan melodi yang dimainkan oleh kromong pada ritual acara perkawinan, dan pengiring tari kain kromong diambil sebagai dasar terciptanya sebuah tematik komposisi musik baru yang digarap ke dalam format orkestra dengan bentuk dua bagian. Komposisi ini digarap melalui identifikasi, eksplorasi, dan eksperimentasi terhadap unsur-unsur musikal, sehingga menjadi musikal baru.Kata kunci: Kromong; komposisi; dua bagianABSTRACTKromong is one of the traditional musical instruments and arts located in Setangguk Remas area, Mandiangin Tuo village, Mandiangin district, Jambi province. Kromong has a unique and interesting musical idiom to develop as a musical idea in creating new musical compositions. Kromong is displayed along with gongs and drums during traditional welcome and arrival ceremonies by the royal family and government officials. It is also played during wedding ceremonies, circumcision ceremonies and accompanies the kromong cloth dance and other artistic events. From one of the rhythms and melodies of the kromong played at the wedding ceremony, and the accompaniment of the kromong dance was taken as the basis to create a new thematic musical piece elaborately orchestrated in the form of an orchestra. the form of two pieces of music. This composition is made possible through the identification, discovery and experimentation of musical elements, so that it becomes a new musical.Keywords:  : Kromong; composition; two parts  
Fantasia Melengking Alpan, Deny; Sidik, Hadaci; Surayya, Yade; Adha, Yasril; Hendri, Yon
Musica: Journal of Music Vol 4, No 1 (2024): MUSICA : JOURNAL OF MUSIC
Publisher : Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/musica.v4i1.4271

Abstract

Seni bertutur atau sering dikenal dengan sastra lisan merupakan satu diantara wujud ekpresi dari Masyarakat. seni bertutur yang tumbuh dan berkembang di Desa Mudung Darat, Kab. Muaro Jambi, yaitu Jolo Mudung. Jolo memiliki makna sebuah nyanyian, sedangkan Mudung merupakan nama sebuah desa. Seni bertutur Jolo Mudung berisikan pantun yang sesuai dengan konteks yang terjadi pada masyarakat. Metode dalam penggarapan karya ini menggunakan: persiapan, tahap proses penciptaan. Hasil penggarapan ini yaitu Jolo mudung adalah sebuah komposisi musik yang terbagi dalam 2 bagian. Komposisi musik Melengking berangkat dari lantunan sahutan Jolo Mudung , yang menggembangkan melodi sahutan Jolo Mudung diwujudkan menjadi sebuah komposisi musik dengan format World musik serta bentuk musik Fantasia.
Trance Dalam Pertunjukan Rentak Kudo di Desa Sangir Koto Menanti Kecamatan Kayu Aro Kabupaten Kerinci Wani, Telya; Sriwulan, Wilma; Sidik, Hadaci; Kumala, Ofa Yutri; Surraya, Yade
Musica: Journal of Music Vol 5, No 1 (2025): MUSICA : JOURNAL OF MUSIC
Publisher : Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/musica.v5i1.5314

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pertunjukan Rentak Kudo yang merupakan perpaduan antara musik dan tarian. Pertunjukan ini merupakan warisan khas budaya Kerinci yang dianggap sakral karena dapat menghubungkan parapemain dan penonton dengan arwah para leluhur. Saat pertunjukan berlangsung Pengasuh sebagai tetua yang memimpin pertunjukan membakar kemenyan agar suasana pertunjukan lebih khidmat dan diyakini oleh masyarakat setempat sebagai pemanggil arwah nenek moyang atau nenek salih. Efek yang ditimbulkan selanjutnya memberikan pengaruh kepada penonton maupun penari, karena ada beberapa penari atau penonton yang mengalami kerasukan atau trance. Di antara mereka ada yang menari sambil menghentak-hentakkan kaki ke tanah secara spontan, mencakar tanah seperti harimau, dan ada juga yang melakukan gerakan-gerakan silat. Tidak semua orang yang bisa mengalami trance dalam pertunjukan tersebut, tetapi masyarakat percaya bahwa orang yang mempunyai keturunan nenek lah yang dapat mengalami trance. Dari sisi teori musikologis menyatakan bahwa kekuatan music (beat, rhythm, harmony) yang berulang-ulang dapat mempengaruhi jiwa dan roh manusia. Metode penelitian ini menggunakan metode etnografi yang merupakan pekerjaan mendeskripsikan suatu kebudayaan, memahami suatu pandangan hidup dari sudut pandang penduduk asli. mempelajari Masyarakat sekaligus belajar dari masyarakat yang diteliti.