Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : The Indonesian Journal of Islamic Law and Civil Law

Hukum Perkawinan di Masyarakat Sasak Lombok Nusa Tenggara Barat (Analisis Produk Hukum Perkawinan Masyarakat Sasak Lombok Nusa Tenggara Barat) Arif Sugitanata; Suud Sarim Karimullah; Heru Sunardi
The Indonesian Journal of Islamic Law and Civil Law Vol 4 No 1 (2023): April
Publisher : Institut Agama Islam Nahdlatul Ulama Tuban

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51675/jaksya.v4i1.344

Abstract

Artikel ini membahas mengenai Hukum Perkawinan di Masyarakat Sasak Lombok Nusa Tenggara Barat (Analisis Produk Hukum Perkawinan Masyarakat Sasak Lombok Nusa Tenggara Barat). Fokus perhatian pada kajian ini ialah apa saja Produk Hukum Perkawinan Masyarakat Sasak Lombok Nusa Tenggara Barat. dengan menggunakan studi kepustakaan sebagai pisau bedah kajian yang data-data primernya diolah secara kualitatif dengan metode deskriptif analisis di mana bersumber pada buku dan jurnal yang berkaitan dengan tema yang dikaji. Penelitian ini menyimpulkan bahwa produk hukum perkawinan dalam masyarakat suku Sasak dari sebelum merariq (perkawinan) hingga setelah merariq sampai Beseang (perceraian) dapat klarifikasi menjadi beberapa bagian yakni, Pade Saling Meleq, Midang, Pesopoq Janji, Bebait, Nyelabar, Membait bande, Bekawin, Ngantung Aji Kerame, Begawe, Nyongkolan, Beseang, Umur merariq, Bemadu.
The Role of Parental Emotional Intelligence in Enhancing Children's Resilience After Divorce: An Analysis Based on Maqāṣid al-Sharī‘ah Sairatun Nida; M. Rafli Kurniawan; Arif Sugitanata
The Indonesian Journal of Islamic Law and Civil Law Vol 5 No 2 (2024): Oktober
Publisher : Institut Agama Islam Nahdlatul Ulama Tuban

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51675/ijil and cil.v5i2.910

Abstract

Divorce has become a significant social phenomenon, impacting not only the couple but also the children involved in the process. This research aims to explore the role of parental emotional intelligence in enhancing children's resilience post-divorce, using the Maqāṣid al-Sharī‘ah framework for analysis. Previous studies have primarily focused on external factors such as social support, co-parenting, and intervention programs in fostering children's resilience. However, this study shifts the focus toward parents' internal abilities, particularly their emotional intelligence in managing emotions and its direct impact on children. Utilizing a literature review and qualitative research with a descriptive-analytical approach, this study examines data from academic literature, journals, books, and related reports. The findings show that parental emotional intelligence plays a crucial role in maintaining children's emotional stability, thereby reducing the negative effects of divorce on their psychological, social, academic, and financial well-being. Additionally, the application of Maqāṣid al-Sharī‘ah introduces a religious and spiritual dimension to emotional intelligence, emphasizing the protection of life, intellect, and lineage. Parents with high emotional intelligence are not only able to manage conflicts healthily but also create an environment that supports the emotional and social development of their children. This research contributes to the academic discourse by integrating psychological and spiritual aspects into post-divorce parenting and offers practical implications for parents to enhance their emotional intelligence for the future well-being of their children.
Menutup Jalan-Jalan yang Retak: Analisis Terputusnya Komunikasi dan Keterbukaan Anak terhadap Orang Tua dalam Perspektif Sadd adz-dzarī’ah Moh Ainul Muttaqin; Arif Sugitanata
The Indonesian Journal of Islamic Law and Civil Law Vol 6 No 2 (2025): Oktober
Publisher : Institut Agama Islam Nahdlatul Ulama Tuban

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51675/ijil and cil.v6i2.1184

Abstract

Komunikasi dan keterbukaan dalam keluarga merupakan fondasi penting bagi tumbuhnya kelekatan emosional dan kepercayaan antarpersonal. Namun tidak sedikit anak justru merasa lebih nyaman berbicara kepada orang lain daripada kepada orang tuanya sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap alasan-alasan mengapa komunikasi dan keterbukaan anak terputus dari orang tua serta menganalisis fenomena tersebut dalam perspektif Sadd adz-dzarī’ah, yaitu prinsip dalam fikih Islam yang bertujuan menutup jalan menuju kerusakan. Metode yang digunakan adalah studi kepustakaan dengan pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif-analitik-eksploratif, di mana data dikumpulkan melalui pencarian literatur kredibel dari jurnal, buku dan sumber daring melalui teknik boolean search. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterputusan komunikasi dan keterbukaan bukan semata disebabkan oleh niat buruk melainkan akibat akumulasi pola interaksi yang keliru, seperti tekanan komunikasi, respon menghakimi, absennya dialog emosional dan kelelahan psikologis orang tua. Di sisi lain, anak pun kerap mengalami kesulitan dalam mengungkapkan perasaan akibat minimnya tradisi komunikasi terbuka dalam keluarga. Analisis dengan teori Sadd adz-dzarī’ah menunjukkan bahwa bentuk-bentuk komunikasi yang tampak netral namun terus berulang secara tidak tepat dapat menjadi dzarī’ah, yakni sarana menuju keretakan relasi. Tekanan verbal, budaya diam, ketimpangan nilai antar generasi hingga keletihan emosional dibaca sebagai jalan-jalan kecil menuju mafsadah relasional yang perlu ditutup secara preventif. Temuan ini menegaskan bahwa membangun kembali komunikasi yang sehat tidak cukup hanya mengandalkan niat baik melainkan membutuhkan upaya sadar menciptakan ruang aman dan manusiawi agar keterbukaan dapat tumbuh kembali secara utuh dan bermakna.