Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

PELATIHAN KADER JUMANTIK DALAM PEMANFAATAN APLIKASI EPICOLLECT UNTUK PEMANTAUAN JENTIK BERKALA Ni Made Hegard Sukmawati (Scopus ID: 57189732715); Anny Eka Pratiwi; Luh Gede Pradnyawati
Warmadewa Minesterium Medical Journal Vol. 1 No. 2 (2022): May 2022
Publisher : Warmadewa University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (653.671 KB)

Abstract

Abstrak Kota Denpasar merupakan daerah endemis DBD, baik tingkat desanya maupun kecamatan. Upaya pemerintah dalam mengatasi DBD telah dicanangkan melalui program pengendalian vektor berbasis masyarakat yakni pelaksnaan Pembersihan sarang Nyamuk (PSN) dengan 3 M plus. Dalam pelaksanaan PSN ini, upaya pemberdayaan masyarakat dilaksanakan melalui keterlibatan kader jumantik. Para kader jumantik di wilayah ini memiliki tugas harian untuk melakukan pemeriksaan jentik berkala (PJB) di di rumah warga dengan target 20 rumah/hari dan pemeriksaan setiap minggu secara rutin bersama petugas puskesmas di rumah warga dan tempat-tempat umum. Data hasil pemeriksaan dicatat dalam kartu jentik dan direkap dalam Formulir Rekapitulasi Hasil Pemeriksaan Jentik setiap minggu dan bulannya. Berdasarkan survey pendahuluan, diidentifikasi sejumlah potensi permasalahan dalam pelaksanaan PJB dengan sistem pencatatan secara manual. Berdasarkan permasalahan tersebut, dilaksanakan pelatihan penggunaan aplikasi epicollect bagi kader jumantik di wilayah kerja Puskesmas 1 Denpasar Utara dalam paket pengabdian masyarakat oleh Tim dosen Fakultas Kedokteran Universitas Warmadewa. Program pelatihan ini diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader dalam pengumpulan data dan proses manajemen data hasil PJB, serta sebagai alat supervisi bagi kegiatan kader jumantik di lapangan. Program Pengabdian Masyarakat Pelatihan Kader Jumantik Dalam Pemanfaatan Aplikasi Epicollect untuk Pemantauan Jentik Berkala di Puskesmas 1 Denpasar Utara berjalan dengan lancar dan 90% peserta telah memiliki keterampilan yang cukup untuk menggunakan aplikasi epicollect dalam pelaksanaan pemantauan jentik berkala. Disarankan agar dilaksanakan pelatihan lebih lanjut khusus dengan sasaran koordinator jumantik ataupun pemegang program DBD untuk membuat formulir pada epicollect5 serta mendownload hasil input data ke dalam excel serta visualisasi data koordinat dalam bentuk peta. Kata Kunci: Denpasar, Epicollect, Pemeriksaan jentik berkala Abstract Workshop for Jumantik Cadres: Epicollect Application for Routine Larvae Inspection Denpasar city is an endemic area for dengue, both in village and district level. Dengue prevention measures by government has been implemented through community-based vector control program, namely mosquito nest eradication program of 3M plus. This program encourages community empowerment with the help from jumantik cadres. Each jumantik cadre has daily task of inspecting larvae at residents’ house with target of 20 houses each day and weekly inspection with primary healthcare personels at public spaces. Inspection data is recorded on the larvae card and recap it on the recapitulation larvae inspection form by weekly and monthly. According to the preliminary survey, some potential problems were identified in this manual recording data. Thus, a workshop of epicollect application for routine larvae inspection was held to trained the jumantik cadres of Denpasar 1 Primary Healthcare center as part of the community service program by The Faculty of Medicine and Health Sciences of Warmadewa University. The aim of this program was to increase the knowledge and skill of jumantik cadres in collecting and management of larvae inspection data, as well as employing this apps as a tool for jumantik supervision during their field work. The workshop was a successful program and 90% of the participants has shown knowledge and ability to use epicollect apps in order to do their routine inspection of mosquito larvae. A further advanced program needs to be carried out aiming at training the jumantik coordinator or the head of dengue program to create epicollect form and also download the data into excel and visualize the data into a map. Keywords: Denpasar, Epicollect, routine larvae inspection
Gambaran Penyebab Stunting pada Balita 24-59 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Susut 1 Bangli Ayu Usha Vedaswari Widnyana; Made Dharmesti Wijaya; Luh Gede Pradnyawati
AMJ (Aesculapius Medical Journal) Vol. 2 No. 1 (2022): June
Publisher : Fakultas Ilmu Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (384.946 KB)

Abstract

Abstract [Overview of the Stunting Determinants in 24-59 Months Toddlers in Puskesmas Susut 1 Bangli] Stunting is when a toddler has shorter height than the standard height for their age due to chronic malnutrition. Indonesia is ranked third for highest prevalence of stunting in Southeast Asia. Furthermore, Bangli is the regency with the second highest stunting prevalence in Bali Province, Indonesia (28,4%). Based on survey at Puskesmas Susut 1 Bangli, there are 66 toddlers with stunting in August 2020. Maternal, child, parenting, and family socio-economic are factors that could contribute to stunting. This study aims to describe the causes of stunting in toddlers aged 24-59 months in the working area of Puskesmas Susut 1 Bangli. A descriptive qualitative method was used with 10 main informants and 15 supporting informants. Primary data from in-depth interviews and observation, as well as secondary data from toddlers’ documents were obtained. The data were analyzed by interactive analysis and presented in narrative text. The results of this study indicate that the factors that may be associated with stunting incidence are maternal and parenting factors. The low education of mothers and insufficient diet given by the mothers or guardians seemed to be stunting determinants from maternal and parenting factors. Meanwhile, no abnormalities are found in the childs’ and family socio-economic factors. In conclusions, the factors that influence the stunting incidence in this study are low maternal education and insufficient diet.
Program Kemitraan Masyarakat Kelompok Pekerja di Rumah Sakit Umum Ari Canti Made Indra Wijaya; Luh Gede Pradnyawati; I Made Aditya Mantara Putra
Warmadewa Minesterium Medical Journal Vol. 1 No. 3 (2022): September 2022
Publisher : Warmadewa University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sejak bulan Mei 2022, kasus COVID-19 masih dilaporkan terjadi di Bali, tetapi jumlah kasus dan tingkat keparahannya sudah tidak mengkhawatirkan lagi seperti tahun-tahun sebelumnya. Bali sudah terbuka untuk wisatawan, baik wisatawan domestik maupun wisatawan internasional. Pariwisata mulai bangkit dan perekonomian pun berangsur-angsur pulih. Berbagai kegiatan, yang dikenal dengan sebutan MICE (meeting, incentive, conference, and exhibition), marak diselenggarakan di Bali. MICE akan terus berlangsung hingga puncaknya pada pertemuan G20. Ubud, sebagai salah satu destinasi wisata di Bali, mulai bangkit. Tujuan program kemitraan masyarakat ini adalah mempersiapkan Rumah Sakit Umum Ari Canti untuk membuka klinik wisata (travel clinic), yaitu dengan memberdayakan kelompok pekerja sesuai dengan latar belakang mereka. Mitra pengabdiam masyarakat adalah kelompok pekerja, yang meliputi kelompok klinis dan non klinis. Kelompok klinis meliputi dokter umum, perawat, dan apoteker; sedangkan kelompok non klinis terdiri dari staf administrasi dan pemasaran. Mula-mula dilakukan telusur lapangan, telusur dokumen, dan wawancara kelompok pekerja uantuk mendapatkan gambaran umum sehingga masukan atau saran yang diberikan sesuai dengan keadaan di lapangan. Selanjutnya dilakukan bimbingan teknis kesehatan pariwisata dengan mengacu pada kerangka keilmuan yang dipublikasikan oleh The National Travel Health Network and Centre (NaTHNaC) bagi kelompok pekerja klinis dan kode etik rumah sakit mengacu pada kode etik rumah sakit yang ditetapkan oleh Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia bagi kelompok pekerja non klinis.
Pemberdayaan Kader Bina Keluarga Balita Dalam Penanggulangan Stunting Di Desa Bukian, Kecamatan Payangan Luh Gede Pradnyawati; Dewa Ayu Putu Ratna Juwita; Ni Made Hegard Sukmawati; Anny Eka Pratiwi
Paradharma: Jurnal Aplikasi IPTEK Vol. 7 No. 1 (2023): Paradharma: Jurnal Aplikasi IPTEK
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Dhyana Pura – Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (496.534 KB) | DOI: 10.36002/jpd.v7i1.2509

Abstract

Stunting adalah salah satu bentuk gangguan gizi dari segi ukuran tubuh yang ditandai dengan kondisi tubuh yang pendek melebihi defisit -2SD menurut standar WHO. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar Provinsi Bali tahun 2007, Kabupaten Gianyar merupakan salah satu kabupaten di Bali dengan prevalensi stunting yang tinggi. Salah satunya di Desa Bukian, Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar. Berdasarkan uraian di atas, terlihat bahwa masalah stunting cukup tinggi. Dari hasil wawancara dengan kader diperoleh beberapa permasalahan terkait program pencegahan stunting yaitu minimnya informasi yang diperoleh kader dan rendahnya pengetahuan kader tentang pencegahan stunting. Mitra yang diberdayakan adalah Kader BKB (Bina Keluarga Balita). Dari hal tersebut maka pemberdayaan kader sangat diperlukan untuk pencegahan stunting di Kabupaten Payangan. Target luaran dari kegiatan ini adalah menurunkan stunting di Desa Bukian, Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar. Hasil dari kegiatan ini adalah kelompok mitra berperan aktif dalam setiap kegiatan PKM dengan persentase kehadiran 100% dan partisipasi aktif 100%. Secara umum program ini dapat dikatakan berhasil karena telah terjadi penurunan angka stunting di Desa Bukian Kecamatan Payangan. Saran yang dapat disampaikan adalah Kader BKB dapat menjadi ujung tombak keberlanjutan program penanggulangan stunting secara berkesinambungan di wilayahnya masing-masing sehingga dapat memberdayakan kader untuk mengurangi permasalahan stunting di Kabupaten Gianyar.
Klinik Wisata Dan Kode Etik Rumah Sakit Made Indra Wijaya; Luh Gede Pradnyawati; I Made Aditya Mantara Putra
Warmadewa Minesterium Medical Journal Vol. 2 No. 3 (2023): September 2023
Publisher : Warmadewa University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Sepanjang tahun 2022, COVID-19 dengan tingkat keparahan yang rendah masih dilaporkan terjadi di Bali. Walaupun demikian, wisatawan, baik nusantara maupun asing, telah mulai berdatangan ke Bali. Pertemuan, insentif, konferensi, dan pameran yang memerlukan transportasi dan akomodasi, mulai berlangsung di Bali. Menjelang pertemuan G20, pertemuan, insentif, konferensi, dan pameran semakin sering diselenggarakan di Bali. Ubud, yang menjadi tujuan wisata terkenal di Bali, juga mulai pulih. Dengan program pengabdian kepada masyarakat terhadap kelompok profesional pemberi asuhan dan karyawan yang terlibat dalam pemasaran rumah sakit, diharapkan akan memfasilitasi Rumah Sakit Payangan untuk merintis pelayanan klinik wisata. Kelompok karyawan non klinis adalah staf atau karyawan yang terlibat dalam pemasaran, sedangkan profesional pemberi asuhan terdiri dari apoteker/tenaga teknis kefarmasian, bidan, perawat, dan dokter umum. Untuk menggali informasi tentang pelayanan kesehatan bagi wisatawan, maka mula-mula dilakukan grand round. Dengan demikian, bimbingan teknis yang diberikan sesuai dengan apa yang dibutuhkan karyawan. Dari grand round ditemukan bahwa: (1) praktik kedokteran pariwisata belum mengikuti panduan dari Perhimpunan Kedokteran Pariwisata Internasional atau Jaringan dan Pusat Kesehatan Pariwisata Nasional; dan (2) kelompok karyawan non klinis belum terpapar dengan kode etik pemasaran rumah sakit.
Pemberdayaan Kader PKK Desa Bukian untuk Mendukung ASI Eksklusif melalui Manajemen ASI Perah Ni Made Hegard Sukmawati (Scopus ID: 57189732715); Anny Eka Pratiwi; Luh Gede Pradnyawati; Dewa Ayu Putu Ratna Juwita
Warmadewa Minesterium Medical Journal Vol. 2 No. 3 (2023): September 2023
Publisher : Warmadewa University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Bukian merupakan salah satu desa sasaran program Community Oriented Medical Education (COME) 1000 Hari Awal Kehidupan (HAK) Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Warmadewa. Berdasarkan survey yang dilakukan pada program COME 1000 HAK tingkat keberhasilan asi eksklusif pada Ibu di wilayah ini hanya sebesar 25.47%, dan sebagian besar (54.39%) memberikan alasan karena bekerja. Dengan adanya pelatihan bagi kader PKK tentang manajemen ASI perah, maka pengetahuan mengenai manajemen ASI perah dapat ditingkatkan guna mendukung suksesnya asi eksklusif terutama pada ibu pekerja. Metode pelaksanaan kegiatan ini meliputi pemaparan materi melalui presentasi, penayangan video, dan diskusi. Rancangan evaluasi kegiatan meliputi evaluasi kehadiran, partisipasi aktif kader, membandingkan pengetahuan dan kemampuan mitra terkait manajemen ASI perah melalui pre-test dan post-test. Hasil: Program Pengabdian Masyarakat Pemberdayaan Kader PKK Desa Bukian Untuk Mendukung Asi Ekslusif Pada Ibu Pekerja Melalui Manajemen Asi Perah di Desa Bukian berjalan dengan lancar dan peserta telah memiliki pengetahuan yang cukup baik terkait manajemen asi perah. Hasil evaluasi terhadap pengetahuan peserta terkait manajemen asi perah, menunjukkan kenaikan skor pengetahuan dari rerata 32 (pre-test) dan terjadi kenaikan skor rerata menjadi 80.0 (post-test). Area pengetahuan yang masih dapat ditingkatkan yakni terkait pengetahuan mengenai lama simpan asi perah berdasarkan jenis lemari pendingin/freezer yang digunakan. Evaluasi terhadap kepuasan peserta terhadap keberlangsungan program dilakukan secara kualitatif melalui dialog dan secara umum peserta menyatakan puas dengan kegiatan ini dan menyatakan telah memberikan pengetahuan baru bagi peserta.
Pelatihan Bantuan Hidup Dasar dalam Upaya Peningkatan Kesiapsiagaan Pertolongan Pertama di Puskesmas Ratna Juwita Dewa Ayu Putu; Luh Gede Pradnyawati; Anny Eka Pratiwi; Ni Made Hegard Sukmawati
Warmadewa Minesterium Medical Journal Vol. 2 No. 3 (2023): September 2023
Publisher : Warmadewa University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Pelatihan bantuan hidup dasar adalah suatu tindakan darurat untuk membebaskan jalan napas, membantu pernapasan, dan mempertahankan sirkulasi darah tanpa menggunakan alat bantu. Kondisi medis kegawatdaruratan ini merupakan kondisi yang memerlukan pertolongan medis yang cepat untuk menyelamatkan nyawa dan mencegah kecacatan lebih lanjut. Tenaga medis di Instalasi Gawat Darurat merupakan lini pertama penolong pasien dengan keadaan emergensi. Tenaga medis ini memiliki alur penerimaan pasien, triase, resusitasi, dan stabilisasi. Sebagai unit yang memberikan pelayanan emergensi, tenaga medis yang ditugaskan haruslah memiliki pengetahuan dan keterampilan yang cukup dan cekatan untuk melakukan pertolongan pertama. Puskesmas III Denpasar Selatan merupakan Puskesmas yang terletak di Kota Denpasar yang juga melakukan pelayanan kegawatdaruratan di dalamnya. Pelatihan rutin kegawatdaruratan penting untuk dilakukan sebagai dasar ilmu penatalaksanaan pasien gawatdarurat di Puskesmas. Kegiatan ini berlangsung selama satu hari dengan sasaran tenaga medis di Puskesmas. Kegiatan ini dilakukan dalam bentuk workshop kegawatdaruratan. Kegiatan ini dilakukan diawali dengan pemberian materi kegawatdaruratan, elektrokardiogram dan pelatihan skill batuan hidup dasar (BHD). Kegiatan juga diawali dengan pre test dan diakhiri dengan post test. Pelatihan diikuti oleh 22 tenaga medis dengan rentang usia 20-40 tahun dan nilai pre tes awal 83% dan nilai akhir 96%. Dari hasil observasi juga didapatkan peningkatan keterampilan elektrokardiogram dan teknik basic life support. Kegiatan ini berjalan dengan baik dan diharapkan untuk rutin diselenggarakan.
BARRIERS TO STUNTING PRIMORDIAL PREVENTION THROUGH PROSPECTIVE BRIDE’S ADVISORY SERVICE: A QUALITATIVE STUDY USING SOCIAL ECOLOGICAL MODEL Wijaya, Made Indra; Komang Triyani Kartinawati; Luh Gede Pradnyawati; I Gusti Ngurah Made Bayuningrat; Tanjung Subrata; I Made Pariartha; A.A. Gede Indraningrat; Made Dharmesti Wijaya; Kartika Sari
Muhammadiyah International Public Health and Medicine Proceeding Vol. 3 No. 1 (2023): PROCEEDING MUHAMMADIYAH INTERNATIONAL PUBLIC HEALTH AND MEDICINE CONFERENCE - T
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61811/miphmp.v3i1.355

Abstract

Since the Faculty of Medicine and Health Sciences, University of Warmadewa, launched community-oriented medical education (COME), the stunting prevalence in Gianyar Residence decreased from 12.1% (2018) to 11.1% (2019). In 2021, it decreased to 5.1% which was lower than Bali province (10.9% in 2021) and much less than the Republic of Indonesia (24.4%). The PentaCOME (Pentahelix Community-Based Medical Education) project, the modification of COME, was the collaboration of the Indonesian Ministry of Education, Culture, Research, and Higher Education, the Warmadewa University, as well as PT. Sido Muncul is implemented to further lower stunting prevalence via the “Stunting Primordial Prevention Through Prospective Brides Advisory Service” initiative in Payangan District. The present study was intended to figure out barriers to implementing such initiatives. This is a qualitative study using in-depth interviews and focus group discussions (FGDs) in obtaining data. Purposive sampling was used to select informants who represented academicians (3), businessmen (2), community (9), government (3), and media (3) (i.e., Penta helix components). Twenty in-depth interviews and two FGDs involving academician, community, government, and media were conducted during the 1 September 2022 – 15 October 2022 period. Two coders transcribed and coded independently. The social-ecological model was used to categorize the codes. Informants described that they never heard about the ELSIMIL application (ELSIMIL stands for Electronic Siap Nikah dan Hamil which means ‘prepared to get married and pregnant application’) at the personal level. The “No pregnancy, no marriage” motto (i.e., social pressure to get pregnant before marriage among Balinese) was found a barrier at the interpersonal level. At the institutional level, key informants stated the prospective bride’s advisory service and ELSIMIL application campaign were not adequate. At the community level, the family support team community has been established, however, they could not fulfill their function properly due to the “no pregnancy, no marriage” motto. At the policy level, the traditional village assembly (i.e., “Majelis Desa Adat”) has not issued regulations regarding the prospective bride’s advisory service.  A lack of cross-sector collaboration was also reported as a barrier to this initiative. A well-planned promotion could socialize ELSIMIL application among prospective brides. Advocacy to the traditional village assembly might diminish the “no pregnancy, no marriage” motto. Pentahelix collaboration needs to be established to achieve the “zero stunting for golden generation” goal.
Sexual Behavior and Perceptions of the Risk of Transmission of STIs and HIV/AIDS among Female Traders at the Largest Traditional Market in Bali, Indonesia Luh Gede Pradnyawati; Diaris, Ni Made; Ni Made Umi Kartika Dewi
Jurnal Yoga dan Kesehatan Vol 7 No 1 (2024)
Publisher : UHN IGB Sugriwa Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25078/jyk.v7i1.3183

Abstract

Perilaku seksual berisiko dan pencegahannya lebih banyak dilakukan pada kelompok populasi berisiko tinggi padahal laporan dari layanan IMS dan HIV/AIDS menunjukkan adanya perilaku berisiko pada populasi dengan risiko lebih rendah seperti pedagang perempuan. Penelitian bertujuan untuk mengetahui secara mendalam perilaku seksual berisiko dan pencegahan IMS dan HIV/AIDS pada pedagang perempuan di pasar tradisional terbesar di Bali. Penelitian ini menggunakan metode studi eksploratif dengan menggunakan pendekatan mix-methods quantitative prelimenary pada pedagang perempuan di Pasar Badung Kota Denpasar. Survei dengan quota sampling melibatkan 100 responden dan wawancara mendalam pada 20 responden pemilik dagang, asisten dagang dan buruh dagang yang dipilih secara purposive dilakukan pada bulan Oktober. Data kuantitatif dianalisis secara deskriptif sedangkan data kualitatif dianalisis dengan pendekatan tematik. Hasil survei menunjukkan 60% dari responden tidak merasa berisiko tertular IMS dan HIV/AIDS meskipun ditemukan 22% dari responden melakukan hubungan seksual berganti pasangan dalam setahun terakhir. Terkait perilaku pencegahan hanya 41% yang memakai kondom pada saat berhubungan seks terakhir dengan pasangan bukan suami. Analisis hasil wawancara mendalam menemukan hubungan seksual dengan pasangan bukan suami dilakukan berdasarkan hubungan suka sama suka tanpa meminta atau mengharapkan imbalan. Terdapat juga perilaku hubungan seks dengan menerima hadiah untuk pemenuhan kebutuhan ekonomi. Kedua perilaku tersebut tidak diikuti dengan perilaku pencegahan memakai kondom, hal ini sesuai dengan persepsi rendahnya risiko hubungan seksual yang dilakukan karena hingga waktu penelitian tidak menunjukkan gejala dan tanda kesakitan. Meskipun tidak terlalu besar, terdapat perilaku seksual berisiko di kalangan perempuan pedagang Pasar Badung akibat hubungan seksual dengan pasangan bukan suami tanpa menggunakan kondom. Diperlukan program edukasi pencegahan dan layanan IMS dan HIV/AIDS dengan seting populasi umum.
Pengaruh Latihan Peregangan terhadap Gangguan Muskuloskeletal dan Kelelahan Kerja pada Pengerajin Ukiran Kayu di Desa Siangan I Kadek Indra Partawiguna; Luh Gede Pradnyawati; Ni Wayan Rusni
Aesculapius Medical Journal Vol 4 No 2 (2024): June
Publisher : Fakultas Ilmu Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22225/amj.4.2.2024.282 - 286

Abstract

[The Effects of Stretching Exercises on Musculoskeletal Disorders and Work Fatigue among Woodcarvers in Siangan Village] Stretching training or stretching exercise is an administrative action to limit the danger of mischief in the workplace. The danger risk can be experienced by workers is musculoskeletal disorders and work fatigue. The motivation behind this investigation was to decide the impact of stretching exercises on musculoskeletal disorders and work fatigue on woodcarvers at Siangan Village. The assessment of musculoskeletal disorders and work fatigue was measured using Nordic Body Map questionnaire with Likert scales and 30 Items also with Likert Rating Scales. The technique for this examination was quassy trial with One Groups Pretest-Posttest Design. The examples were chosen by purposive inspecting strategy, and information were analyzed using SPSS 22. The data were normally distributed (p = 0.081) so that it could be continued for analysis by T-Paired test. The outcomes were as per the following: the normal pre and post musculoskeletal disorders and work fatigue were 97.55 plus minus 9.55 ; 66.plus minus 3.77 and 59.53 plus minus 3.96 ; 5.06 plus minus 3.1 respectively. The conclusion could be drawn that there was critical impact of extending exercise on musculoskeletal disorders and work fatigue. It was recommended that ergonomics approach should be done to another labourS carvers.