Claim Missing Document
Check
Articles

Found 33 Documents
Search

PENGARUH LAMA GENANGAN TERHADAP PERTUMBUHAN VEGETATIF TANAMAN KACANG TANAH (Arachis hypogaea) Arini, Nindya; Prakoso, Tangguh
Muria Jurnal Agroteknologi (MJ-Agroteknologi) Vol 2, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Muria Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24176/mjagrotek.v2i1.10428

Abstract

Air merupakan komponen penting dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Kondisi lingkungan tertentu dapat menyebabkan air sebagai faktor pembatas atau cekaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lama cekaman genangan terhadap pertumbuhan kacang tanah Arachis hypogaea. Penelitian dilaksanakan di Rumah Kasa Fakultas Pertanian Universitas Muria Kudus pada Oktober-Desember 2022. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok lengkap (RAKL) satu faktor yang terdiri 3 aras perlakuan yaitu penyiraman setiap hari sampai kapasitas lapang (P1), Penggenangan selama 1 minggu setinggi 5 cm (P2) dan Penggenangan selama 2 minggu setinggi 5 cm (P3) dan diulang sebanyak lima kali. Data hasil pengamatan dianalisis menggunakan uji ANOVA dan apabila terdapat pengaruh nyata dilanjutkan dengan uji beda nyata terkecil (BNT) dengan taraf kepercayaan 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan penggenangan selama 2 minggu memiliki tinggi tanaman tertinggi dibandingkan perlakuan yang lain yaitu 45,7 cm pada umur 10 minggu setelah tanam (mst). Pada pengamatan panjang akar, perlakuan penggenangan selama 2 minggu memiliki panjang akar terendah yaitu 7,3 cm pada 10 mst namun tidak berbeda nyata dengan perlakuan penggenangan selama 1 minggu.
PENGARUH DOSIS KOMPOS KOTORAN SAPI DAN PUPUK KALIUM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) Arini, Nindya; Ariyanto, Shodiq Eko; Latief, Muhammad Irkham
Muria Jurnal Agroteknologi (MJ-Agroteknologi) Vol 1, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Muria Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24176/mjagrotek.v1i2.8988

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk kompos kotoran sapi dan dosis pupuk kalium terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.). Penelitian ini dilaksanakan di Desa Klumpit, Kecamatan Gebog, Kabupaten Kudus pada ketinggian tempat 16 m diatas permukaan laut (dpl), pada jenis tanah Latosol. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Agustus 2022. Penelitian ini menggunakan metode percobaan faktorial berdasar pada Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) yang terdiri atas dua faktor sebagai perlakuan dan tiga kali ulangan sebagai blok. Faktor pertama adalah dosis pupuk kompos kotoran sapi (D) yang terdiri dari tiga aras, yaitu D0 (kontrol), D1 (5 ton/ha) dan D2 (10 ton/ha). Adapun faktor kedua yaitu dosis pupuk kalium yang terdiri dari tiga aras, yaitu K0 (0 kg/ha), K1 (50 kg/ha) dan K2 (100 kg/ha). Sehingga dari dua faktor tersebut diperoleh sembilan kombinasi perlakuan. Hasil akhir penelitian ini menunjukkan bahwa perlakuan dosis pupuk kompos kotoran sapi tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil kacang hijau. Perlakuan dosis pupuk kalium berpengaruh terhadap tinggi tanaman umur dua minggu setelah tanam, jumlah cabang produktif umur lima, enam, delapan dan sembilan minggu setelah tanam, jumlah polong per tanaman pada panen ke tiga dan bobot biji kering per petak. Terdapat Interaksi antara pupuk kompos kotoran sapi dengan pupuk kalium terhadap jumlah cabang produktif delapan minggu setelah tanam, jumlah cabang produktif sembilan minggu setelah tanam dan jumlah polong per tanaman pada umur sembilan minggu setelah tanam.
Pengaruh Konsentrasi Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR) Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Dan Perkembangan Jagung Manis (Zea mays L.) Di Tanah Inceptisol Anwar, Khairul; Alpandari, Heny; Arini, Nindya; Prakoso, Tangguh
Muria Jurnal Agroteknologi (MJ-Agroteknologi) Vol 2, No 2 (2023)
Publisher : Universitas Muria Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24176/mjagrotek.v2i2.11508

Abstract

Jagung manis (Zea mays L.) merupakan salah satu hasil pertanian yang disukai oleh masyarakat karena rasanya yang manis, kaya akan karbohidrat, protein, dan vitamin, serta rendah lemak Permintaan jagung manis terus meningkat seiring pertambahan jumlah penduduk dan kebutuhan yang bertambah baik untuk konsumsi langsung, bahan baku industri pangan, maupun industri pakan ternak. Perlu ada ekstensifikasi dalam penaman jagung, dengan memanfaatkan lahan Inceptisol.Tujuan penelitian ini adalah mengatahui konsentrasi PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria) dalam meningkatkan pertumbuhan dan produksi jagung manis (Zea mays L) pada tanah Inceptisol. Penelitian ini dilaksanakan di lahan Kebun Pengembangan Pembibitan Palawija Rendole Pati dan Universitas Muria Kudus (UMK). Penelitian ini mengunkan percobaan eksperimental Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) Faktor Tunggal dengan 3 perlakuan, sebagai berikut: R0: 0 ml/l, R1: 20 ml/l dan R2: 40 ml/l. Data yang diperoleh dari penelitian akan dianalis mengunakan Analysis of Variance (ANOVA), apabila terjadi perbedaan nyata dilanjutkan dengan Uji DMRT pada taraf 5%. Hasil penelitian menujukan konsentrasi PGPR berpengaruh nyata pada parameter bobot brangkasan kering dan parameter tinggi tanaman, jumlah daun, bobot tongkol tanpa kelobot, kadar kemanisan, diameter tongkol dan panjang tongkol. tidak berbeda nyata. Kesimpulan hasil penelitian pertumbuhan dan produksi jagung manis pada tanah Inceptisol tertinggi pada konsentrasi 40 ml/L.
PERTUMBUHAN STEK KUNYIT PUTIH (Curcuma zedoaria Berg.) AKIBAT PERLAKUAN PUPUK KANDANG SAPI Ariyanto, Shodiq Eko; Arini, Nindya; Sedjati, Subur
Muria Jurnal Agroteknologi (MJ-Agroteknologi) Vol 1, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Muria Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24176/mjagrotek.v1i1.8254

Abstract

White turmeric is one of the traditional medicinal ingredients that can inhibit the proliferation of cancer cells and has various other benefits. Turmeric grows well in loose, fertile soil, contains organic matter, and is well drained. Manure is an organic fertilizer derived from livestock manure, either in the form of solids (faeces) mixed with food residue or urine, has the ability to improve the physical, chemical, and biological properties of the soil. The purposes of this study were (1) to determine the effect of giving cow manure to white turmeric suppression, and (2) to determine the dose of cow manure used. The design used in this study was a randomized block design consisting of five levels of treatment with manure doses. cows per polybag, namely: A (0 g), B (100 g), C (200 g), D (300 g) and E (400 g). The results of the study of cow manure treatment had a significant effect on shoot growth rate, shoot length, number of leaves and growth 
Dampak Aplikasi Vinase terhadap Lingkungan dan Pertumbuhan Tanaman Tebu (Saccharum officinarum L.) Rivandi Pranandita Putra; Vita Ayu Kusuma Dewi; Muhammad Rasyid Ridla Ranomahera; Nindya Arini; Amnan Haris
G-Tech: Jurnal Teknologi Terapan Vol 8 No 3 (2024): G-Tech, Vol. 8 No. 3 Juli 2024
Publisher : Universitas Islam Raden Rahmat, Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33379/gtech.v8i3.4401

Abstract

Vinase merupakan limbah cair dari industri bioetanol. Vinase diketahui dapat menimbulkan pencemaran lingkungan sekaligus berpotensi dijadikan sebagai material pemupukan dan irigasi, terutama di perkebunan tebu. Penelitian ini merupakan studi literatur yang bertujuan untuk membahas mengenai dampak aplikasi vinase terhadap lingkungan dan pertumbuhan tebu. Hasil studi menunjukkan bahwa vinase dapat digunakan sebagai pupuk karena mengandung berbagai unsur hara terutama kalium (K), bahkan dosis tertentu vinase dapat mensubstitusi pupuk anorganik pada budidaya tebu. Beberapa studi menunjukkan korelasi positif antara vinase dengan pertumbuhan dan hasil tebu. Namun, aplikasi vinase dalam bentuk vinase mentah (VM) dapat berdampak negatif jika dilakukan dalam jangka panjang, antara lain degradasi tanah, pencemaran badan air, hingga kematian tebu. Berbagai dampak negatif VM ini dapat diminimalkan melalui pengaturan jumlah dan konsentrasi VM atau pengolahan VM tersebut, baik secara anaerobik, aerobik, maupun biologis. Pengolahan VM dapat mengurangi BOD, COD, serta substansi kimia yang berbahaya sehingga tidak menimbulkan pencemaran lingkungan yang serius.
Karakterisasi Morfologi Empat Kultivar Duku (Lansium domesticum) di Jawa Tengah Arini, Nindya; Fairuzia, Fazat; Murrinie, Endang Dewi; Alpandari, Heny; Yuliani, Farida
Agrotekma: Jurnal Agroteknologi dan Ilmu Pertanian Vol. 9 No. 1 (2024): Agrotekma: Jurnal Agroteknologi dan Ilmu Pertanian, 9 (1)Desember 2024
Publisher : Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31289/agr.v9i1.13068

Abstract

Karakterisasi morfologi merupakan langkah awal yang penting untuk kegiatan konservasi dan koleksi plasma nutfah sumberdaya genetik dalam tahapan kegiatan pemuliaan tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakter morfologi tanaman duku kultivar Sumber, Woro, Matesih dan Kalikajar yang berasal dari Jawa Tengah. Metode menggunakan purposive sampling method yang dilanjutkan dengan observasi secara deskriptif dengan membandingkan di buku panduan morfologi tanaman dan plant tissue colour book Munsell edisi 2012. Uji dengan principal component analysis (PCA) dilakukan untuk mengetahui pengelompokan karakter masing-masing kultivar. Hasil Analisa menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan morofologi pada karakter kualitatif daun, batang, dan bunga keempat kultivar. Pebedaan karakter terlihat pada tinggi batang utama dan kadar brix buah. Kultivar Matesih memiliki batang primer terendah diikuti oleh Sumber, Woro dan Kalikajar secara berturut-turut. Kadar brix tertinggi dimiliki oleh kultivar Matesih 20% diikuti oleh kultivar Woro 19,5, sedangkan kultivar Sumber dan Kalikajar memiliki kadar brix yang sama yaitu 18%. Analisa melalui principal component analysis menunjukkan bahwa Kultivar Sumber, Woro dan Kalikajar berada di kelompok yang sama, sedangkan Matesih berada di kelompok yang berbeda.
Pemberdayaan Petani Milenial Melalui Pengolahan Limbah Ternak Kelinci menjadi Pupuk Organik Cair: Empowering Millennial Farmers Through Processing Rabbit Livestock Waste into Liquid Organic Fertilizer Murrinie, Endang Dewi; Arini, Nindya; Widyastuti, Winda
PengabdianMu: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 10 No. 1 (2025): PengabdianMu: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : Institute for Research and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33084/pengabdianmu.v10i1.8327

Abstract

The agricultural sector is an important sector that contributes to economic growth of 13.28%. However, the farm industry is currently experiencing an imbalance in the age of farmers because most farmers have reached old age, the number of farmers aged 19-39 years (millennial farmers) is only 21.93%. In addition, the occurrence of climate change also affects land productivity. One way to reduce climate change is to use organic fertilizers to reduce chemical fertilizers. The purpose of the activity is to increase and strengthen the capacity of the Pagar Bersemi Young Farmers Group through the use of rabbit livestock liquid waste into rabbit urine liquid organic fertilizer to increase land productivity and realize sustainable agriculture. The activity was carried out through (1) socialization of rabbit livestock waste processing technology into rabbit urine liquid organic fertilizer; (2) training in rabbit livestock waste processing technology into liquid organic fertilizer; (3) mentoring and evaluation; and (4) activities for program sustainability. The results of the activity showed that (1) increasing the knowledge and skills of partners about processing rabbit livestock liquid waste into liquid organic fertilizer, (2) partners can process rabbit livestock liquid waste into rabbit urine liquid organic fertilizer.
REVIEW: PEMANFAATAN BIOCHAR UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS TANAH DAN PRODUKTIVITAS TEBU Rivandi Pranandita Putra; Vita Ayu Kusuma Dewi; Muhammad Rasyid Ridla Ranomahera; Nindya Arini; Amnan Haris
Agros Journal of Agriculture Science Vol 26, No 2 (2024): Edisi Juli
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37159/jpa.v26i2.4651

Abstract

Biochar is a solid material resulting from biomass carbonization which is generally made through a pyrolysis process, namely the thermal decomposition of biomass under anoxic conditions. Various previous studies have shown that biochar can have multiple positive impacts on soil quality and sugar cane productivity. Biochar can increase plant growth and development through several mechanisms, namely increasing nutrient use efficiency, increasing the amount and availability of nutrients, reducing nutrient leaching and nutrient loss through evaporation, promoting plant growth hormones, and reducing salinity stress. What is interesting is that improving the physical, chemical, and biological quality of soil by biochar allows for reducing the dose of inorganic fertilizer that must be applied to sugarcane. Biochar can be made from various local materials, including unused sugar cane biomass (dry leaves, stem shoots, litter, etc.) and sugar factory waste. Biochar can be applied together with various other materials, such as organic, biological, and inorganic fertilizers to create a more positive synergistic effect on soil quality and plant growth and development. The results of the strength-weakness-opportunity-threat (SWOT) analysis show that the advantages of using biochar based on sugar cane biomass and sugar factory waste, are 1) it is cheap and easy to obtain, 2) contributes to reducing the volume of waste, 3) is one of the carbon sequestration methods effective, and 4) can improve the physical, chemical and biological quality of the soil. The disadvantages are 1) it requires high costs for collection, storage, and transportation to the field and 2) there is high variability in the content of biochar-making materials and soil conditions. Opportunities include the need for farmers to reduce production costs, including fertilizer costs, and increasing awareness of various parties regarding environmental issues, for example about the importance of carbon sequestration and environmentally friendly agriculture. Meanwhile, the threat is that biochar production on a large scale still seems difficult and some farmers still lack confidence or trust in biochar products.. Key-words: biochar, sugarcane biomass, sugar mill waste
PENGARUH KONSENTRASI IAA DAN JUMLAH DAUN ENTRES TERHADAP PERTUMBUHAN SAMBUNG PUCUK BIBIT JAMBU AIR (Syzygium aqueum) VAR. LUMUT KAYEN Joko Saputro; Endang Dewi Murrinie; Nindya Arini
Agros Journal of Agriculture Science Vol 26, No 2 (2024): Edisi Juli
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37159/jpa.v26i2.4726

Abstract

Lumut Kayen Variety Guava is a local variety of guava from Pati Regency with a greenish color, a fruit weight of 60-100 g, and a sweet taste. Research on the application of auxin and the number of entres leaves on the graft shoots of the Lumut Kayen variety has never been carried out, therefore a study was carried out to determine the effect of Indole Acetic Acid (IAA) concentration and the number of entres leaves on the growth of the graft of the Lumut Kayen variety guava shoots. The research was carried out in Jatimulyo Village, Wedarijaksa, Pati in June - August 2023. The research is a two-factor factorial experiment using a Complete Randomize Block Design. The first factor is the concentration of auxin, consisting of three levels, namely: 0, 100, and 200 ppm. The second factor is that the number of entres leaves consists of three levels, namely: 0, 2, and 4 leaves, so that 9 combinations of treatments are repeated three times. The results showed that IAA concentration had an effect on the time of bud appearance, but had no effect on the number of shoots and the number of leaves. The fastest budding time was obtained at IAA concentration treatment of 200 ppm, which was 8.22 days. The number of entres leaves affects the time of bud appearance, the number of buds, and the number of leaves. The number of 4-leaf entres gives the fastest budding time (7.65 days), the number of shoots, and the highest number of leaves at 8 weeks after grafting, which is 7.46 buds and 20.89 leaves respectively. There was no interaction between IAA concentration and the number of entres leaves on the growth of guava seedlings.
PENGARUH PEMOTONGAN UMBI DAN JENIS MULSA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L. ) Nindya Arini; Nova Laili Wisuda; Fera Fahriyani
Agros Journal of Agriculture Science Vol 26, No 1 (2024): Januari
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37159/jpa.v26i1.3987

Abstract

Shallot is a strategic horticultural crop that has many uses, so the demand is high. Fulfilling the needs for shallots is associated with the need for improvements or enhancements in technical terms of shallot cultivation. This research, which aims to study the effect of cutting tubers and the type of mulch on the growth and yield of shallots (Allium ascalonicum L.), has been carried out in Ngemplak Village, Nalumsari District, Jepara Regency with an elevation of 50 meters above sea level from March to June. 2020. This study used a factorial experiment method on the basis of a Randomized Complete Block Design (RCBD) consisting of 2 (two) factors as treatment with 3 (three) repetitions (blocks as repetitions). The first factor, cutting shallot bulbs (P), is divided into 3 levels, namely: without cutting (P0), cutting 1/3 part (P1) and cutting ¼ part (P2). The second factor, the type of mulch (M), was also divided into 3 levels, namely: Without mulch (M0), silver black plastic mulch (M1) and rice straw mulch (M2). The results of this study indicate that cutting tubers has a significant effect on the growth and yield of shallot plants, as indicated by the parameters of the number of leaves at the age of 2 to 6 weeks after planting (MST) and the weight of fresh tubers per hill. The type of mulch also significantly affected the growth and yield of shallot plants as indicated by the parameters of plant height at 6 WAP, number of leaves at 4 and 6 MST and fresh tuber weight per plot. Keywords : mulch, shallot, tubers INTISARIBawang merah merupakan tanaman hortikultura startegis yang memiliki banyak kegunaan sehingga permintaannya tinggi. Pemenuhan kebutuhan bawang merah dikaitkan dengan perlunya perbaikan atau peningkatan dalam hal teknis budidaya bawang merah. Penelitian ini yang bertujuan untuk mempelajari pengaruh pemotongan umbi dan jenis mulsa terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah (Allium ascalonicum L.), telah dilaksanakan di Desa Ngemplak, Kecamatan Nalumsari, Kabupaten Jepara dengan ketinggian tempat 50 meter diatas permukaan laut sejak bulan Maret hingga Juni 2020. Penelitian ini menggunakan metode percobaan faktorial dengan dasar Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) yang terdiri atas 2 (dua) faktor sebagai perlakuan dengan 3 (tiga) ulangan (blok sebagai ulangan). Faktor yang pertama, pemotongan umbi bawang merah (P), terbagi dalam 3 taraf, yakni:Tanpa pemotongan (P0), pemotongan 1/3 bagian (P1) dan pemotongan ¼ bagian (P2). Adapun faktor kedua, jenis mulsa (M), juga terbagi dalam 3 taraf, yakni: Tanpa mulsa (M0), mulsa plastik hitam perak (M1) dan mulsa jerami padi (M2). Hasil penelitian ini menujukkan, bahwa pemotongan umbi berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah, sebagaimana yang ditunjukkan oleh parameter jumlah daun pada umur 2 sampai 6 minggu setelah tanam (MST) dan bobot umbi segar per rumpun. Adapun jenis mulsa juga berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah seperti yang ditunjukkan oleh parameter tinggi tanaman pada umur 6 MST, jumlah daun pada umur 4 dan 6 MST dan bobot umbi segar per petak Kata Kunci : bawang merah, mulsa, umbi