Pergeseran minat masyarakat, khususnya generasi Z dan Alpha, terhadap konten digital menjadi tantangan dalam pelestarian budaya lokal yang masih disajikan secara konvensional. Kondisi ini menyebabkan kurangnya pemahaman pada generasi muda terhadap warisan budaya mereka. Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, memiliki kekayaan budaya yang beragam namun menghadapi kendala dalam pelestariannya, terutama karena keterbatasan pemanfaatan platform digital yang ada serta kurangnya pendekatan interaktif yang relevan. Untuk mengatasi permasalah tersebut, penelitian ini bertujuan mengembangkan aplikasi game edukatif dua dimensi (2D) bergenre Role-Playing Game (RPG) berjudul “Kulon Progo: The Lost Artifact” sebagai media inovatif untuk pelestarian budaya lokal. Metode Prototyping diadopsi dalam pengembangan game ini, didukung dengan pendekatan Object-Oriented Design (OOD) menggunakan UML. Game ini mengintegrasikan narasi budaya Kulon Progo ke dalam sistem quest, perolehan artefak, dan mekanisme leveling. Aplikasi game ini berhasil dikembangkan dengan fungsionalitas yang sesuai desain, menciptakan pengalaman gameplay yang interaktif dan menarik. Berdasarkan kuesioner kepuasan pengguna, diperoleh 95 % respon positif yang menunjukkan efektivitas gamifikasi dalam meningkatkan minat terhadap budaya Kulon Progo. Penelitian ini berkontribusi pada pengembangan model game edukatif berbasis budaya lokal, sekaligus menjadi langkah awal dalam mengevaluasi potensi game sebagai media pelestarian budaya yang menjembatani generasi muda dengan warisan budaya mereka.