Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Stunting Prevention Movement in the Cibeurem Community Area Indarna, Asep Aep; Suprapti, Tuti; Anri, Anri; Valani, Cici; Safari, Uum; Lengga, Vivop Marti; Soleha, Sri; Isviyanti, Isviyanti
Jurnal Pengabdian Masyarakat Bestari Vol. 3 No. 8 (2024): August 2024
Publisher : PT FORMOSA CENDEKIA GLOBAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55927/jpmb.v3i8.10895

Abstract

Stunting is a condition of failure to grow in children under five years old as a result of chronic malnutrition so that the child is too short for his age. Malnutrition occurs from the time the baby is in the womb and in the early days after the baby is born. Stunting in toddlers needs special attention because it can hinder children's physical and mental development. Activities. This community service aims to increase the knowledge, awareness and concern of the people of Cibeureum village about stunting. Method The method in this activity is service learning. The technique of this activity is to start with the distribution of pre-test questionnaires and continue with the provision of materials related to stunting. Furthermore, as an evaluation, a post-test is given. There is an increase in public knowledge about the results of this community service activity show an increase in the knowledge of activity participants about stunting and stunting prevention.
Peran Keluarga terhadap Pencegahan Luka Diabetes Mellitus Widyawati, Widyawati; Anri, Anri
Jurnal Penelitian Perawat Profesional Vol 6 No 3 (2024): Juni 2024, Jurnal Penelitian Perawat Profesional
Publisher : Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/jppp.v6i3.2531

Abstract

Diabetes Melitus (DM) menjadi ancaman kesehatan global di dunia dengan angka prevalensi yang terus meningkat. Komplikasi yang paling banyak dialami oleh penderita DM adalah neuropati diabetik yang dapat mempengaruhi fungsi saraf sensorik serta berisiko menyebabkan luka. Kejadian luka pada penderita DM menambah beban biaya pada keluarga dan membutuhkan perawatan yang lama. Keluarga mempunyai peran penting terhadap pencegahan luka diabetes. Tujuan Penelitian adalah mengetahui pengaruh peran keluarga dalam mencegah luka diabetes mellitus. Penelitian menggunakan desain deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Populasinya adalah keluarga penderita DM dengan rawat jalan di Puskesmas Panyileukan. Sampel berjumlah 30 dengan teknik pengambilan sample Accidental. Instumen menggunakan kuisioner dengan uji statistik spearman rank. Hasil analisis peran keluarga dalam mencegah luka diabetes mellitus adalah sebagian besar 12 (40,0%) pada kategori baik, sebagian besar responden 11 (36,7%) ketegori cukup dan sebagian kecil 7 (23,3%) pada kategori kurang dan pada variabel mencegah luka diabetes mellitus sebagian besar 20 (66,7%) pada kategori baik, sebagian kecil responden 7 (23,3%) ketegori cukup dan sebagian kecil 3 (10,0%) pada kategori kurang. Hasil pengolahan data di dapatkan bahwa Hasil uji statistik dengan nilai p-value 0,001 < dari nilai alpha (0.05). Kesimpulan dari hasil yaitu terdapat pengaruh peran keluarga dalam pencegahan luka DM.
PENINGKATAN KESEHATAN MENTAL REMAJA MELALUI TERAPI BRAIN GYM DAN ICE BREAKING DI SMK BHAKTI KENCANA SOREANG KABUPATEN BANDUNG Anri, Anri; Nurlianawati, Lia; Helena M., Denni Fransiska; Indarna, Asep Aep; Novianti, Wini Resna
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 8, No 1 (2024): March
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v8i1.21870

Abstract

Abstrak Lebih dari 12 juta orang yang berusia di atas 15 tahun menderita  selama periode ini, sementara lebih dari 19 juta orang di bawah usia 15 tahun enghadapi kesulitan mental yang serius (Rikerdas, 2018). Perubahan prilaku dan pola pikir, gangguan konsentrasi, penurunan nafsu makan, dan bahkan menyakiti diri sendiri adalah beberapa indikasi penyakit mental pada anak muda. Bekrja untuk mempromosikan kesejahtraan emotional anak muda melalui program Brain Gym dan pemecah kebekuan. Brain Gym adalah program Latihan yang mengitegrasikan fungsi otak kiri dan kanan, hal ini meningkatkan aliran darah dan oksigenasi ke otak, yang pada gilirannya meningkatkan hormone serotonin, endrfin, dan dopamine yang membuat perasaan senang, dan pemecah kebekuan adalah kegiatan yang menghangatkan anda saat anda merasa tidak enak badan. Dalam upaya untuk menumbuhkan  dinamika kelompok yang ada. Hasil analisis sebelum dan sesudah  edukasi yaitu sebelum edukasi dan kegiatan brains gym dan ice breaking, sebagian besar siswa mengalami tekanan ringan sebanyak 62 (38,27%) dan sebagian kecil mengalami tekanan sedang. tekanan 56 (34,27%) dan normal 44 (27,26%). Dan sesudah dilakukan kegiatan edukasi dan praktek brains gym dan ice breaking hamper seluruh reponden 88 (54,32%) normal, Sebagian besar 64 (39,51%) stress ringan dan Sebagian kevil 10 (6,17%) stress sedang. Penerapan senam otak dan ice breaking setelah kegiatan edukasi Pendamping dapat membangun fokus belajar siswa Kata kunci: kesehatan mental; brain gym; ice breaking AbstractMore than 12 million people over the age of 15 suffered during this period, while more than 19 million people under the age of 15 faced serious mental difficulties (Rikerdas, 2018). Changes in behavior and thought patterns, impaired concentration, decreased appetite, and even self-harm are some indications of mental illness in young people. Working to promote the emotional well-being of young people through the Brain Gym and icebreaker programs. Brain Gym is an exercise program that integrates left and right brain functions, this increases blood flow and oxygenation to the brain, which in turn increases the hormones serotonin, endrphin, and dopamine which make you feel happy, and icebreakers are activities that warm you up when you feel feeling unwell. In an effort to grow existing group dynamics. The results of the analysis before and after education, namely before education and brains gym and ice breaking activities, the majority of students experienced mild pressure, 62 (38.27%) and a small number experienced moderate pressure. pressure 56 (34.27%) and normal 44 (27.26%). And after carrying out educational activities and brain gym and ice breaking practices, almost all of the respondents, 88 (54.32%) were normal, most of them, 64 (39.51%) were mildly stressed and a small number of 10 (6.17%) were moderately stressed. Applying brain exercises and ice breaking after accompanying educational activities can build students' learning focus Keywords: mental health; brain gym; ice breaking
Pengaruh brisk walking exercise terhadap tekanan darah pada lansia dengan hipertensi Dede Azim, Dede Nur Aziz Muslim; Anri, Anri; Suprapti, Tuti
JOURNAL OF Mental Health Concerns Vol. 2 No. 1 (2023): April Edition 2023
Publisher : Indonesian Public Health-Observer Information Forum (IPHORR) Kerjasama dengan Unit Penelitian dan Pengabdian Kep Akademi Keperawatan Baitul Hikmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56922/mhc.v2i1.321

Abstract

Background: The number of people suffering from high blood pressure continues to increase from year to year, and it is estimated that 1.5 billion people will experience high blood pressure by 2025. West Java ranks second as the province with the highest number of hypertension cases in Indonesia with 39.60%. Hypertension therapy includes therapy using drugs containing anti-hypertensive, while non-pharmacological therapy is treatment that comes from natural ingredients, and also exercise therapy. Brisk Walking Exercise is a form of aerobic exercise with a form of moderate activity exercise for hypertensive patients using the technique brisk. Purpose: To determine the effect of Brisk Walking Exercise on blood pressure in elderly people with hypertension. Method: A quasi-experimental design with a pretest-posttest approach was used as the research design. Results: Research shows that brisk walking exercise can make a difference in blood pressure. The more often you do this brisk walking exercise, the more likely it is that blood pressure in people with hypertension will decrease. Conclusion: Brisk Walking Exercise has an influence on changes in blood pressure in hypertension sufferers in the Gunungsari Health Center working area so it needs to be used as a reference to be implemented in the community of hypertension sufferers. Suggestion: It is hoped that the community can apply the Brisk Walking Exercise to lower blood pressure in hypertension sufferers. Keywords: Brisk Walking Exercise; Blood Pressure; Elderly Pendahuluan: Jumlah penderita tekanan darah tinggi terus meningkat dari tahun ke tahun, dan diperkirakan 1,5 miliar orang akan mengalami tekanan darah tinggi pada tahun 2025. Jawa Barat menempati urutan kedua sebagai provinsi dengan jumlah kasus hipertensi tertinggi di Indonesia dengan 39,60%. Terapi hipertensi meliputi terapi menggunakan obat-obatan yang mengandung anti hipertensive, sedangkan terapi non farmakologis adalah pengobatan yang berasal dari bahan-bahan alami, dan juga terapi olahraga Brisk Walking Exercise merupakan salah satu bentuk latihan aerobic dengan bentuk latihan aktivitas sedang pada pasien hipertensi dengan teknik jalan cepat. Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh Brisk Walking Exercise terhadap tekanan darah pada lansia penderita hipertensi. Metode: Rancangan eksperimen semu dengan pendekatan pretest-posttest digunakan sebagai rancangan penelitian. Hasil: Penelitian menunjukan bahwa brisk walking exercise dapat memberikan perubahan pada tekanan darah. Semakin sering melakukan olahraga brisk walking exercise ini, maka semakin berpotensi pula tekanan darah pada penderita hipertensi akan menurun. Simpulan: Brisk Walking Exercise memberikan pengaruh terhadap perubahan tekanan darah pada penderita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Gunungsari sehingga perlu dijadikan referensi untuk bisa dilaksanakan di komunitas penderita hipertensi. Saran: Diharapkan bagi masyarakat dapat menerapkan latihan Brisk Walking Exercise untuk menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi.