Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

POLA ASUH ORANG TUA PADA ANAKNYA YANG BERKEBUTUHAN KHUSUS DAN BERPRESTASI DALAM BELAJAR MATEMATIKA Rahayu, Sri Mulyati
EKUIVALEN - Pendidikan Matematika Vol 27, No 2 (2017): EKUIVALEN
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purworejo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (75.315 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah pola asuh orang tua pada anaknya yang berkebutuhan khusus dan berprestasi dalam belajar matematika. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dengan desain penelitian fenomenologi. Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa dan orang tua siswa berkebutuhan khusus SLB Muhammadiyah Purworejo yang berprestasi dalam pembelajaran matematika. Teknik pengambilan subjek menggunakan snowball sampling. Instrumen pengumpulan data yaitu peneliti sendiri dengan alat bantu berupa panduan observasi, panduan angket, dan panduan wawancara yang sudah divalidasi oleh dua validator. Analisis data menggunakan model Miles dan Huberman dengan menggunakan triangulasi teknik. Analisis data dalam penelitian ini meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data. Dari penelitian tersebut diperoleh pola asuh orang tua pada anaknya yang berkebutuhan khusus dan berprestasi dalam belajar matematika yaitu: (1) kontrol terhadap anak yang fleksibel, (2) terjadi komunikasi dua arah antara anak dan orang tua, (3) orang tua tidak memberikan hukuman sesuai dengan kesalahan yang dilakukan anak, (4) orang tua tidak memaksakan disiplin kepada anak. Orang tua juga memahami kondisi anak.   Kata kunci: pola asuh orang tua, prestasi belajar matematika, anak berkebutuhan khusus
Efektifitas therapy aktivitas kelompok terhadap kecemasan pada lansia penderita diabetes melitus Indarna, Asep Aep; Rahayu, Sri Mulyati
JOURNAL OF Qualitative Health Research & Case Studies Reports Vol 3 No 2 (2023): Edisi Desember 2023: Penanggulangan penyakit berpotensi kejadian luar biasa
Publisher : Published by: Indonesian Public Health-Observer Information Forum (IPHORR) Kerjasama dengan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56922/quilt.v3i2.383

Abstract

Background: Elderly people with chronic illnesses are prone to experiencing anxiety, one of which is diabetes mellitus sufferers. Efforts made to overcome anxiety in the elderly can come from family factors, environmental factors, and group activity therapy (GAT). Purpose: To determine the effectiveness of group activity therapy (GAT on anxiety levels in elderly people with diabetes mellitus at PKM Cibiru, Bandung City. Method: With a quasi-experiment research design with a pre-posttest one-group design approach. The population of all elderly people suffering from diabetes mellitus is 40, with a sample of all elderly people suffering from diabetes mellitus of 40 taken using the total sampling method. The independent variable is group activity therapy (GAT), and the dependent variable is anxiety. The instruments used were questionnaire sheets and observation sheets. Statistical tests used the Wilcoxon test with a significance value of α = 0.05. The research results before the group activity therapy (GAT) activity from 40 respondents showed a moderate anxiety level of 65.5%. After the group activity therapy (GAT) activity, there was a ligth anxiety level of 72.5%. The Wilcoxon Sign Rank test in the treatment group showed ρ = 0.001, ρ < α. Conclusion: Meaning that group activity therapy (GAT) was effective in reducing anxiety levels in elderly people with diabetes mellitus Keywords: Anxiety; Elderly; Group Activity Therapy (GAT). Pendahuluan: Lansia dengan penyakit kronis, rentan mengalami kecemasan salah satunya adalah penderita diabetesmelitus. Upaya yang dilakukan dalam mengatasi kecemasan pada lansia bisa dari faktor keluarga, kemudian faktor lingkungan dan terapi aktivitas kelompok (TAK). Tujuan: Untuk mengetahui efektifitas terapi aktivitas kelompok (TAK) terhadap tingkat kecemasan pada lansia penderita diabetes melitus di PKM Cibiru Kota Bandung. Metode: Desain penelitianQuasy-Experiment dengan pendekatanpre posttest one group design. Populasi seluruh lansia penderita diabetes melitus sebanyak 40 orang dengan sampel seluruh lansia penderita diabetes melitussebesar 40 diambil menggunakan metode total sampling. Variabel independen terapi aktivitas kelompok (TAK), variabel dependen adalah kecemasan. Instrument yang digunakan adalah lembar kuesioner dan lembar observasi. Uji statistik menggunakan Uji Wilcoxon Sign Rankdengan nilai kemaknaan α = 0,05. Hasil: Sebelum kegiatan terapi aktivitas kelompok (TAK) dari 40 responden terdapat tingkat kecemasan sedang 65,5 %, dan setelah kegiatan terapi aktivitas kelompok (TAK)terdapat tingkat kecemasan ringan72,5 %. Uji Wilcoxon Sign Rank pada lansia penderita diabetes melitus menunjukkan ρ = 0,001, ρ<α. Simpulan: Terapi aktivitas kelompok (TAK) efektif dilakukan untuk menurunkan tingkat kecemasan pada lansia penderita diabetes melitus.
MASS CIRCUMCISION AS A FORM OF TRUST IN THE COMMUNITY WITHIN THE FRAMEWORK OF GEBYAR LLDIKTI: MASS CIRCUMCISION AS A FORM OF TRUST IN THE COMMUNITY WITHIN THE FRAMEWORK OF GEBYAR LLDIKTI Pratidina, Eki; Rahayu, Sri Mulyati; Sutrisno, Entris; Muslim, Dede Nur Aziz; Manaf, Manaf; Ulfah, Diana; Amini, Nadia Ushfuri
JURNAL PENGMAS KESTRA (JPK) Vol. 2 No. 2 (2022): Jurnal Pengmas Kestra (JPK)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M) Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (675.664 KB) | DOI: 10.35451/jpk.v2i2.1461

Abstract

Gebyar LLDIKTI IV Jawa Barat Banten merupakan kegiatan yang diselenggarakan dalam menyambut HUT RI ke-77. Universitas Bhakti kencana merupakan institusi Pendidikan yang berada dibawah koordinasi LLDIKTI Jawa Barat Banten. Sebagai institusi pendidikan dengan mayoritas program studi bidang Kesehatan, Program Studi Diploma III Keperawatan, Program Studi S2 Farmasi dan Program Studi S1 Ilmu Komunikasi ikut andil dalam kegiatan sebagai Tim Kesehatan untuk kegiatan khitanan massal bagi anak-anak yang berasal dari keluarga tidak mampu yang berada di daerah sekitar wilayah LLDIKTI IV Jawa Barat Banten. Kegiatan ini merupakan bagian dari Corporate Social Responsibility (CSR) Universitas Bhakti Kencana dan Pengabdian kepada Masyarakat dosen dalam melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi dengan melibatkan mahasiswa dalam pelaksanaan kegiatannya. Khitanan massal diikuti oleh 15 anak yang mendaftar, namun 1 orang tidak hadir karena sakit, sehingga jumlah yang hadir 14 anak. Proses khitanan berjalan dengan lancar dan kondisi anak-anak sehat baik sebelum, saat khitan dan setelah khitan. Harapan untuk tahun yang akan datang kegiatan Gebyar LLDIKTI IV dapat terus terselenggara dengan baik dan dapat membantu meningkatkan derajat kesehatan dan mencegah terjadinya penyakit kelamin yang diakibatkan tidak dilakukannya khitan pada laki-laki.
Efektifitas therapy aktivitas kelompok terhadap kecemasan pada lansia penderita diabetes melitus Indarna, Asep Aep; Rahayu, Sri Mulyati
JOURNAL OF Qualitative Health Research & Case Studies Reports Vol 3 No 2 (2023): December Edition 2023: Penanggulangan penyakit berpotensi kejadian luar biasa
Publisher : Published by: Indonesian Public Health-Observer Information Forum (IPHORR) Kerjasama dengan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56922/quilt.v3i2.383

Abstract

Background: Elderly people with chronic illnesses are prone to experiencing anxiety, one of which is diabetes mellitus sufferers. Efforts made to overcome anxiety in the elderly can come from family factors, environmental factors, and group activity therapy (GAT). Purpose: To determine the effectiveness of group activity therapy (GAT on anxiety levels in elderly people with diabetes mellitus at PKM Cibiru, Bandung City. Method: With a quasi-experiment research design with a pre-posttest one-group design approach. The population of all elderly people suffering from diabetes mellitus is 40, with a sample of all elderly people suffering from diabetes mellitus of 40 taken using the total sampling method. The independent variable is group activity therapy (GAT), and the dependent variable is anxiety. The instruments used were questionnaire sheets and observation sheets. Statistical tests used the Wilcoxon test with a significance value of α = 0.05. The research results before the group activity therapy (GAT) activity from 40 respondents showed a moderate anxiety level of 65.5%. After the group activity therapy (GAT) activity, there was a ligth anxiety level of 72.5%. The Wilcoxon Sign Rank test in the treatment group showed ρ = 0.001, ρ < α. Conclusion: Meaning that group activity therapy (GAT) was effective in reducing anxiety levels in elderly people with diabetes mellitus Keywords: Anxiety; Elderly; Group Activity Therapy (GAT). Pendahuluan: Lansia dengan penyakit kronis, rentan mengalami kecemasan salah satunya adalah penderita diabetesmelitus. Upaya yang dilakukan dalam mengatasi kecemasan pada lansia bisa dari faktor keluarga, kemudian faktor lingkungan dan terapi aktivitas kelompok (TAK). Tujuan: Untuk mengetahui efektifitas terapi aktivitas kelompok (TAK) terhadap tingkat kecemasan pada lansia penderita diabetes melitus di PKM Cibiru Kota Bandung. Metode: Desain penelitianQuasy-Experiment dengan pendekatanpre posttest one group design. Populasi seluruh lansia penderita diabetes melitus sebanyak 40 orang dengan sampel seluruh lansia penderita diabetes melitussebesar 40 diambil menggunakan metode total sampling. Variabel independen terapi aktivitas kelompok (TAK), variabel dependen adalah kecemasan. Instrument yang digunakan adalah lembar kuesioner dan lembar observasi. Uji statistik menggunakan Uji Wilcoxon Sign Rankdengan nilai kemaknaan α = 0,05. Hasil: Sebelum kegiatan terapi aktivitas kelompok (TAK) dari 40 responden terdapat tingkat kecemasan sedang 65,5 %, dan setelah kegiatan terapi aktivitas kelompok (TAK)terdapat tingkat kecemasan ringan72,5 %. Uji Wilcoxon Sign Rank pada lansia penderita diabetes melitus menunjukkan ρ = 0,001, ρ<α. Simpulan: Terapi aktivitas kelompok (TAK) efektif dilakukan untuk menurunkan tingkat kecemasan pada lansia penderita diabetes melitus.
Perbedaan efektifitas pemberian teh hijau dan bawang hitam (garlic) terhadap kadar gula darah pasien DM Herawati, Ade Tika; Rahayu, Sri Mulyati; Jamiyanti, Anggi
JOURNAL OF Qualitative Health Research & Case Studies Reports Vol 4 No 2 (2024): December Edition 2024
Publisher : Published by: Indonesian Public Health-Observer Information Forum (IPHORR) Kerjasama dengan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56922/quilt.v4i2.471

Abstract

Background: Increased blood sugar levels due to impaired glucose absorption due to insulin deficiency or reduced cell sensitivity to glucose absorption are the main symptoms in DM patients. The fluctuating increase and decrease in blood sugar depends on several factors, one of which is food consumption.  Various efforts are made to reduce blood sugar levels, such as adjusting diet, exercising, doing physical activity, consuming anti-DM drugs, and controlling blood sugar regularly. Diet management is done by reducing the amount of sweet foods, carbohydrates, or foods high in glucose. Apart from that, consuming food or herbal medicines such as consuming green tea and consuming black onions (Garlic) can reduce the blood sugar levels of DM patients. Purpose: To determine the effectiveness of giving green tea and black garlic in reducing blood sugar levels in DM patients. Method: This research was a Quasi-experimental with a control group which was carried out on two groups, namely model A group which was given green tea and model B group which was given black onions regularly for 1 month. Participants in this study were DM patients in the working area of ​​the Panyileukan Community Health Center who were actively prolanist. The intervention of giving green tea was carried out twice a day in the morning and evening, while the intervention was giving 2 cloves of black onion twice a day for 1 month. Data analysis using SPSS with Paired T-Test. Results: The average blood sugar level in model A group before giving green tea was 125.7 mg/dl and in model B group given black onion (Garlic) was 155.1 mg/dl. After being given the intervention, blood sugar levels decreased, in model A group the average blood sugar level was 118.3 mg/dl and in model B group it was 131.4 mg/dl. Based on the results of the analysis carried out on the two groups, it was found that blood sugar levels decreased. The average reduction in model A group was 7.4 mg/dl and in model B group was 23.7. Conclusion: Giving green tea and black garlic can reduce blood sugar levels in DM patients. However, of the two interventions, giving black garlic was more effective in reducing blood sugar levels in DM patients than giving green tea. Suggestion: DM sufferers are advised to consume black garlic as an additional alternative to lower blood sugar levels.   Keywords: Black Garlic; Blood Sugar Levels; Green Tea.   Pendahuluan: Peningkatan kadar Gula darah akibat terganggunya penyerapan glukosa akibat kekurangan insulin atau berkurangnya kepekaan sel terhadap penyerapan glukosa merupakan gejala utama pada pasien DM. Peningkatan dan penurunan gula darah secara fluktuatif tergantung dari beberapa faktor, salah satunya adalah konsumsi makanan.  Berbagai Upaya dilakukan untuk menurunkan kadar gula darah tersebut seperti pengaturan diet, olahraga , melakukan aktivitas fisik, konsumsi obat-obatan anti DM, dan kontrol gula darah secara rutin. Pengaturan diet dilakukan dengan mengurangi jumlah makanan manis, karbohidrat, atau makanan tinggi glukosa. Selain itu, mengkonsumsi makanan atau obat-obatan herbal seperti mengkonsumsi teh hijau dan mengkonsumsi bawang hitam (Garlic) dalam mengurangi kadar gula darah pasien DM. Tujuan: Untuk mengetahui efektifitas pemberian teh hijau dan bawang hitam dalam penurunan kadar gula darah pasien DM. Metode: Penelitian ini adalah Quasi eksperiment dengan grup kontrol yang dilakukan pada dua kelompok yaitu kelompok model A dengan pemberian teh hijau dan kelompok model B pemberian bawang hitam secara teratur selama 1 bulan. Partisipan pada penelitian ini adalah pasien DM yang berada di wilayah kerja Puskesmas Panyileukan yang aktif prolanis. Intervensi pemberian teh hijau dilakukan 2x sehari pagi dan sore hari, sedangkan intervensi pemberian bawang  hitam 2x sehari sebanyak 2 siung selama 1 bulan. Analisa data menggunakan SPSS dengan pengujian Paired T-Test.   Hasil: Rata-rata kadar gula darah pada kelompok model A sebelum dilakukan pemberian teh hijau adalah 125.7 mg/dl dan pada kelompok model B yang diberikan bawang hitam (Garlic) adalah 155.1 mg/dl. Setelah diberikan intervensi terjadi penurunan kadar gula darah, kelompok model A rata-rata kadar gula darah sebesar 118.3 mg/dl dan pada Kelompok model B adalah 131.4 mg/dl. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan pada kedua kelompok didapatkan penurunan kadar gula darah. Rata-rata penurunan pada kelompok model A sebesar 7.4 mg/dl dan pada kelompok model B sebesar 23.7. Simpulan: Pemberian teh hijau dan bawang hitam dapat menurunkan kadar gula darah pasien DM. Namun dari kedua intervensi tersebut, pemberian bawang hitam lebih efektif menurunkan kadar gula darah pada pasien DM dari pada pemberian teh hijau. Saran: Penderita DM disarankan untuk mengkonsumsi bawang hitam sebagai alternatif tambahan untuk menurunkan kadar gula darah.   Kata Kunci : Kadar Gula Darah; Teh Hijau; Bawang Hitam
Pengetahuan tentang penanganan pertama cedera olahraga pada siswa akademi sepak bola Rahayu, Sri Mulyati; jamil, Maria Ulfah; Dirgahayu, Inggrid; Budiana, Wempi; Husein, Herlina; Ulfah, Diana
JOURNAL OF Public Health Concerns Vol. 3 No. 1 (2023): JOURNAL OF Public Health Concerns
Publisher : Indonesian Public Health-Observer Information Forum (IPHORR) Kerja sama dengan: Unit Penelitian dan Pengabdian Kep Akademi Keperawatan Baitul Hikmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56922/phc.v3i1.327

Abstract

Introduction: Football is a form of physical activity that can be played by both men and women. This sport is inseparable from the use of the feet which involve body structures such as joints and muscles. The problem that often occurs in soccer players is experiencing injuries that can occur to the ankles due to sprains or collisions between players. Serious injury can occur if there is a hard impact on the neck and head area. Sports injuries can cause disturbances in physical activity, psychology, and achievement. The solution to dealing with repetitive sports injuries is by providing education about the first treatment for soccer sports injuries. Purpose: To increase knowledge in the first handling of soccer sports injuries to students at the Ebod Jaya Football Academy and Cimahi FC. Methods: Descriptive with pre-test and post-test design. Population is 60 students, sample is 35 students, with purposive sampling technique. Results: The results obtained were that more than half of the respondents had insufficient knowledge about the first handling of soccer sports injuries before being given education (54%) and more than half of the respondents had sufficient knowledge about the first handling of soccer sports injuries after being given education (69%). Conclusion: Half of the respondents had sufficient knowledge about the first treatment for soccer sports injuries after being given education.   Keywords: Knowledge; First Handling; Injury; Football.   Pendahuluan: Olahraga sepak bola merupakan bentuk aktivitas fisik yang  bisa dimainkan oleh laki-laki maupun perempuan. Olahraga ini tidak terlepas dari penggunaan kaki yang melibatkan struktur tubuh seperti sendi dan otot. Permasalahan yang sering terjadi pada pemain sepak bola adalah mengalami cedera yang dapat terjadi pada pergelangan kaki akibat terkilir atau benturan antar pemain. Cedera berat dapat terjadi jika ada benturan keras pada daerah leher dan kepala. Cedera olahraga dapat menimbulkan gangguan aktivitas fisik, psikis, dan prestasi. Solusi untuk mengatasi cedera olahraga berulang dengan diberikan edukasi tentang penanganan pertama cedera olahraga sepak bola.  Tujuan:  Untuk meningkatkan pengetahuan dalam penanganan pertama cedera olahraga sepak bola pada siswa Akademi sepak bola Ebod Jaya dan Cimahi FC. Metode: Deskriptif dengan pre-test dan post-test design. Populasi 60 siswa, sampel 35 siswa, dengan teknik purposive sampling. Hasil: Hasil yang didapatkan lebih dari setengah responden memiliki pengetahuan kurang  tentang penanganan pertama cedera olahraga sepak bola sebelum diberikan edukasi (54%) dan lebih dari setengah responden memiliki pengetahuan cukup tentang penanganan pertama cedera olahraga sepak bola setelah diberikan edukasi (69%). Simpulan: Setengah responden memiliki pengetahuan cukup tentang penanganan pertama cedera olahraga sepak bola setelah diberikan edukasi.
Complementary Therapies for Reducing Anxiety in Hemodialysis Patients: A Systematic Review Mesya, Mesya; Rahayu, Sri Mulyati; Setiyono, Erwan
Asian Journal of Healthcare Analytics Vol. 4 No. 1 (2025): May 2025
Publisher : PT FORMOSA CENDEKIA GLOBAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55927/ajha.v4i1.14226

Abstract

This study discusses the effectiveness of complementary therapies in reducing anxiety in patients with chronic kidney disease (CKD) undergoing hemodialysis (HD). Through a systematic review of 32 out of 6,711 articles obtained from various databases (2015–2025), it was found that therapies such as Benson relaxation, lavender aromatherapy, music therapy, acupressure, guided imagery, spiritual interventions (dhikr and reading the Qur'an), as well as technologies like Virtual Reality (VR) and brain stimulation (tDCS), are effective in reducing anxiety. These therapies encompass physical, psychological, spiritual, and technological aspects. Although promising, further research is needed to support their clinical implementation.
Kesiapsiagaan Siswa Sekolah Dasar Dalam Menghadapi Bencana Gempa Imam, Haerul; Jamiyanti, Anggi; Rahayu, Sri Mulyati; Irawan, Susan; Helena, Denni Fransiska
Jurnal Pengabdian Masyarakat Bhinneka Vol. 3 No. 4 (2025): Bulan Juli
Publisher : Bhinneka Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58266/jpmb.v3i4.219

Abstract

Indonesia merupakan negara yang rawan gempa bumi karena berada di pertemuan tiga lempeng tektonik aktif. SDN 052 Cisaranten Wetan, yang terletak di wilayah Gedebage dekat Sesar Lembang, termasuk dalam kawasan dengan risiko tinggi terhadap bencana gempa. Namun, kesiapsiagaan bencana di sekolah ini masih rendah, ditandai dengan minimnya edukasi dan pelatihan kebencanaan kepada siswa. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan siswa dalam menghadapi bencana gempa bumi melalui edukasi dan simulasi tanggap darurat. Metode yang digunakan meliputi ceramah interaktif, diskusi, simulasi evakuasi, dan pelatihan pertolongan pertama sederhana (balut bidai). Hasil kegiatan menunjukkan peningkatan signifikan pada tingkat pengetahuan siswa berdasarkan perbandingan pretest dan posttest (p < 0,05), serta antusiasme tinggi selama pelatihan berlangsung. Kegiatan ini juga memperkuat kolaborasi antara pihak sekolah dan tenaga pendidik dalam membentuk budaya sadar bencana. Edukasi kebencanaan berbasis sekolah terbukti efektif meningkatkan kesiapsiagaan siswa dan dapat dijadikan model program berkelanjutan untuk menciptakan sekolah yang tangguh bencana.
Wound Care Using 0.9% NaCl and Aloe Vera on Bacterial Colony Count in Diabetic Rat Wounds Rahayu, Sri Mulyati; Vitniawati, Vina; Suprapti, Tuti
Dunia Keperawatan: Jurnal Keperawatan dan Kesehatan Vol 13 No 1 (2025): Dunia Keperawatan: Jurnal Keperawatan dan Kesehatan
Publisher : School of Nursing, Faculty of Medicine and Health Science, Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jdk.v13i1.776

Abstract

Inappropriate care of acute diabetic wounds increases the risk of infection. Proper wound dressing plays a crucial role in protecting wounds from microbial contamination. The principle of moist wound care is to keep the wound environment adequately hydrated. The combination of 0.9% NaCl and Aloe vera in wound care helps maintain wound moisture, while the antiseptic properties of Aloe vera inhibit bacterial growth. This study aimed to determine the effectiveness of wound care using 0.9% NaCl and Aloe vera. An experimental research method was used, involving eight rats with acute diabetic wounds. After wound induction, wound smears were taken and cultured for 24 hours to count bacterial colonies. Wound treatment was carried out for seven days using a combination of 0.9% NaCl and Aloe vera, applied every morning and evening. After the treatment period, bacterial colony counts were measured again. The results showed a significant difference in bacterial colony counts before and after treatment, with a p-value of 0.012 (< 0.05). It can be concluded that wound care using 0.9% NaCl and Aloe vera is effective in reducing bacterial colony counts.
A Quasi-Experimental Study on Lifestyle Education and Peripheral Circulation in Type 2 Diabetes Patients Rahayu, Sri Mulyati; Suprapti, Tuti; Anri, Anri
Jurnal Keperawatan Komprehensif (Comprehensive Nursing Journal) Vol. 11 No. 3 (2025): JURNAL KEPERAWATAN KOMPREHENSIF (COMPREHENSIVE NURSING JOURNAL)
Publisher : STIKep PPNI Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33755/jkk.v11i3.903

Abstract

Background: Type 2 diabetes mellitus (DM) poses a high risk for macrovascular complications such as Peripheral Arterial Disease (PAD). The Ankle Brachial Index (ABI) is a non-invasive, reliable screening tool for early detection of PAD. Lifestyle factors, particularly physical activity and dietary adherence, play a crucial role in maintaining vascular health. However, structured educational interventions integrating these aspects with ABI assessment remain limited. Objective: This study aimed to determine the effect of physical activity education and dietary compliance on ABI values in patients with type 2 diabetes mellitus. Methods: A quasi-experimental one-group pretest-posttest design was employed. Thirty type 2 DM patients from Riung Bandung Community Health Center and Bandung City Hospital participated in a 7-day structured educational intervention focusing on physical activity and diet. Data collection included a modified version of the Summary of Diabetes Self-Care Activities (SDSCA) questionnaire and ABI measurements. Statistical analyses used Wilcoxon signed-rank test and Spearman correlation. Results: Post-intervention, participants showed improved dietary adherence (fruit/vegetable consumption increased from 3.2 to 4.9 days/week) and physical activity (specific exercise increased from 3.1 to 4.7 days/week). The mean ABI value increased from 0.94 to 1.02, with 80% of participants experiencing ABI improvement. There was a significant positive correlation between improved physical activity and dietary adherence with increased ABI values (p < 0.05). Conclusion: A 7-day structured educational intervention effectively improved physical activity and dietary compliance, leading to better vascular function as indicated by ABI improvement. This approach is promising for community-based prevention of vascular complications in type 2 DM patients