Upaya pemerintah Kota Bandung dalam mengatasi permasalahan sampah dengan mengeluarkan berbagai program seperti Bank Sampah, Kang Pisman, hingga Kawasan Bebas Sampah dengan tujuan agar sampah selesai dari sumbernya, tetapi program-program tersebut belum menunjukkan hasil yang optimal salah satunya di wilayah Kecamatan Panyileukan karena kurangnya partisipasi masyarakat sebagai sumber daya modal sosial. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan pengumpulan data diantaranya observasi, wawancara dan dokumentasi serta studi kepustakaan, analisis data menggunakan model Miles dan Huberman. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana pemanfaatan modal sosial dilakukan dalam pengolahan sampah rumah tangga berbasis komunitas. Hasil temuan di lapangan ditemukan bahwa untuk membangun kepercayaan di masyarakat dibentuklah lembaga skala tapak yang memberikan sosialisasi dan edukasi mengenai pengolahan sampah tetapi belum semua warga mau mengolah sampahnya sendiri. Lembaga mampu membangun jaringan di tingkat lokal, perguruan tinggi, hingga dinas tetapi masih lemah membangun jaringan dengan dunia usaha dan non governmental organization, selain itu lembaga belum mampu melakukan administrasi dengan baik. Baik lembaga, masyarakat, perguruan tinggi, dan pemerintah melalui dinas terkait merasakan dampak positif berupa hubungan kerjasama. Pemanfaatan modal sosial dapat meningkatkan partisipasi masyarakat, peningkatan kapasitas dan kemandirian kelembagaan masyarakat dalam menyelesaikan permasalahan sampah di Kota Bandung khususnya di Kecamatan Panyileukan. The Bandung City government’s efforts to address the waste problem by issuing various programs such as Bank Sampah (Waste Bank), Kang Pisman, and Kawasan Bebas Sampah (Waste-Free-Zone) aim to resolve waste at its source; however these programs have not yielded optimal results, as seen in the Panyileukan district, due to the lack of community participation as a source of social capital. This research aims to examine how social capital is utilized in community-based household waste management. The research method used is qualitative research with data collection including observation, interviews, and documentation, as well as a literature study. Data analysis was conducted using the Miles and Huberman model. Field findings using Putnam’s social capital theory indicators-which consist of trust, networks of civil involvement, and norms of reciprocity (Sudarmono, 2021)-indicate that building trust in the community, a local-scale institution was formed to provide socialization and education on waste management, but not all residents are willing to process their own waste. The institution has been able to build networks at the local level, universities, and government through relevant agencies, but it is still weak in building networks with the business sector and non-governmental organizations. Furthermore the institution has not been able to manage administration properly. The institution, the community, universities, and the government all feel.