Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

The Contribution of Indigenous State Apparatus in Building the Community of Ureng Country Laitupa, Patma Sari; Abas, Aisa; Tuharea, Jumiati
QISTINA: Jurnal Multidisiplin Indonesia Vol 2, No 2 (2023): December 2023
Publisher : CV. Rayyan Dwi Bharata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57235/qistina.v2i2.959

Abstract

Village development is an activity that covers all aspects of life in village society. Negeri Adat is a customary law community unit that is territorial genealogical in nature which has territorial boundaries, which has the authority to regulate and manage the interests of the local community based on the rights of origin and local customs which are recognized and respected within the system of government of the unitary State of the Republic of Indonesia. Every development activity carried out by government staff must be notified to the Saniri and also in the implementation of the development there must be a discussion or exchange of opinions by the government staff with the traditional land apparatus, namely the Saniri. The writing of this thesis discusses "The Contribution of Indigenous Country Apparatuses in Building the State of Ureng Society." The problems discussed in this study are: 1. The role of the Indigenous State apparatus in building the people of Negeri Ureng. 2. Efforts of Indigenous Country apparatus in building the Ureng Country Community. 3. Supporting and inhibiting factors for the Indigenous Country apparatus in developing the Negeri Ureng community. The type of research used in this research is descriptive qualitative with observation and interview techniques and using qualitative analysis techniques. The results of this study indicate that the role of the customary land apparatus in building society is very important and very necessary for the progress of the development of the Ureng Negeri community. Because the customary land apparatus plays a role in development as a supervisory institution. The efforts of the customary land apparatus in developing the Ureng country community are by always providing guidance to the existing younger generation. The supporting factors for each job need support from traditional leaders. The inhibiting factors for traditional instruments in building the Ureng country community are the time factor, the weather factor, the ADD factor, the location factor.
Pelaksanaan Tradisi Posuo (Pingitan) sebagai Simbol Budaya Suku Buton Dusun Luhulama Negeri Iha Kecamatan Huamual Kabupaten Seram Bagian Barat hariyati, Wa; Tutuarima, Fricean; Abas, Aisa
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 6 No. 2 (2022): Agustus 2022
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jptam.v6i2.3733

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tradisi posuo (pingitan) sebagai simbol budaya masyarakat suku buton di dusun luhulama, dalam penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk mengetahui Bagaimana proses tradisi posuo sebagai budaya masyarakat suku buton, Bagaimana makna simbolik tradisi posuo sebagai budaya pada masyarakat suku buton dan Bagaiman upaya pewarisan tradisi posuo pada masyarakat suku buton. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi dan wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tingkat kesadaran masyarakat Dusun Luhulama yang dilakukan mengungkapkan bahwa proses tradisi posuo budaya masyarakat suku buton. Monde dalam bahasa buton yang berarti mengislamkan (dengan cara dimandikan). Pada saat anak gadis memasuki usia 15 – 17 tahun atau ketika dia telah balig yang ditandai dengan menstruasi. Setelah dimandikan dengan air yang sudah dibacakan doa. Selain itu adapula makna simbolik tradisi Posuo sebagai budaya pada masyarakat suku buton. Simbol berupa tata cara pelaksanaan meliputi pokunde , pebaho, Berupa benda-benda perlengkapan meliputi suo (ruangan) belakang rumah, kain putih, daun laka. Adapula upaya pewarisan tradisi posuo pada masyarakat suku buton yaitu Tradisi ini masih dari sejak zaman nenek moyang sampai saat ini.
Partisipasi Masyarakat dalam Proses Pembangunan di Desa Bebar Kecamatan Damer Kabupaten Maluku Barat Daya Latunussa, Tresia; Sialana, Fatima; Abas, Aisa
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 6 No. 2 (2022): Agustus 2022
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jptam.v6i2.3939

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan di Desa Bebar Kecamatan Damer Kabupaten Maluku Barat Daya dan Faktor-faktor yang menghambat dan mendukung partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan di Desa Bebar Kecamatan Damer Kabupaten Maluku Barat Daya. Penelitian ini menggunakan deskriptis kualitatif yang bertujuan untuk mengetahui bentuk partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan di Desa Bebar Kecamatan Damer Kabupaten Maluku Barat Daya dan Faktor-faktor yang menghambat dan mendukung partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan di Desa Bebar Kecamatan Damer Kabupaten Maluku Barat Daya. Teknik pengambilan data primer dilakukan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi terhadap sejumlah informan yang dianggap terlibat secara langsung dalam proses pembangunan di Desa Bebar Kecamatan Damer. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa eksitensi dari bentuk - bentuk partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan di Desa Bebar Kecamatan Damer Kabupaten Maluku Barat Daya dan Faktor-faktor yang menghambat dan mendukung partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan di Desa Bebar Kecamatan Damer Kabupaten Maluku Barat Daya. Bentuk partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan di Desa Bebar Kecamatan Damer Kabupaten Maluku Barat Daya adalah Partisipasi Pikiran, Partisipasi Tenaga, Partisipasi Keahlian, Partisipasi Barang, Partisipasi Uang. Faktor mendukung paritisipasi adalah Faktor Keterbukaan Pemerintah, Faktor Kebersamaan atau Gotong Royong, Faktor Kepercayaan, Faktor Kemampuan, Faktor Tingkat Kemauan. Faktor yang menghambat partisipasi masyarkat adalah Faktor Pendidikan, Faktor Perencanaan, Faktor Pendapatan, Faktor Waktu Luang, Faktor Kecemburuan Sosial.
Penerapan Adat Toho Wae pada Masyarakat Pulau Buru Desa Waewali Kecamatan Leksula Kabupaten Buru Selatan Hukunala, Dessy; Abas, Aisa; Tuharea, Jumiati
JAMPARING: Jurnal Akuntansi Manajemen Pariwisata dan Pembelajaran Konseling Vol 2, No 1 (2024): Februari 2024
Publisher : CV. Rayyan Dwi Bharata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57235/jamparing.v2i1.1849

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji dan menganalisi Penerapan Adat Toho Wae Pada Masyarakat Pulau Buru Desa Waewali Kecamatan Leksula Kabupaten Buru Selatan. Tradisi Toho wae merupakan suatu tindakan yang dilakukan ditenga-tenaga masyarakat dengan menggunakan peralatan seadanya tampa intrevensi medis. Sunat berasal dari basaha latin circum berati “sekilingidan caeder berati “memotongsunat adalah tindakan memotong atau menghilankan sebagian atau seluru kulit penutup penis, frenulum dari penis dapat juga dipotong secara bersamaan dalam prosdur yang dinamakan frenektoni. Tipe diskriptif kualitatif yang mengambarkan secara tepat sifat-sifat dari individu terhadap keterangan yang diberikan menyangkut fenomena/ gejala yang di amati. Subjek penelitian adalah 3 masyarakat biasa, 2 orang biang kampung, dan 3 masyarakat biasa. Menurut Miles dan Huberman dalam Mulyarto (1992:20) Bahwa aktifitas dalam analisis data, sajian data dan kesimpulan dan verifikasi. Hasil penelitian adalah proses adat Toho Wae dilakukan Toho Wae dan biasanya biang kampung mempersiapkan alat tradisional berupa Loleba atau bambu muda dan dibuat sejam mungkin, ada juga yang memakai pisau, ada juga yang memakai ruput pisau dan adat Toho Wae dilakukan sebelum anak tersebut berendam di dalam air sebelum pagi jam 4 sampai jam 6 pagi setelah sudah berendam dalam air maka Biang kampung datang untuk melaksanakan Toho Wae, Bianga kampung (Ahli Sunat) mengangakat hati serta meminta kepada Opo Lastala (Tuhan Allah) agar memberkati biang kampung dala proses toho wae agar pelaksanaan toho wae berjalan lancar dan Obat yang dipakai setelah toho wae adalah obat tradisional Buru, disebut barut.. Makna toho wae bagi orang Buru baik itu anafina (perempuan) dan anamhana (laki-laki) yaitu membersihkan alat vital baik pria maupun wanita sehingga tidak bau dan becek dan kepercayaan masyarakat bahwa apabila yang bersangkutan telah kawin ia melakukan hubungan intim ia merasakan kenikmatan karena tidak ada bau pada area alat vitalnya. Adat Toho wae dalam pendidikan PPKn kemasyarakatan diimplikasikan seacar pendidikan nonformal menyangkut etika atau sopan santun dimana orang tua menghargai dan menghormati biang kampung yang melakukan toho wae kepada anak mereka yang mana ia melaksanakan toho wae dengan suka rela tanpa meminta mahar (biaya) namun selaku orang tua anak memberikan imbilan berupa uang, pakian, makanan dan sebagainya, dan sebagai warga negara orang mempunyai hak penuh yaitu untuk melaksanakan toho wae serta mempetahankannya norma-norma adat toho wae (aturan-aturan) berupa tidak boleh bersetubuh, tidak boleh memakan darah bintang, dan juga kaki binatang, baik itu rusa, babi, dan binatang lainnya.
Eksitensi Guru Sebagai Model Dalam Meningkatkan Civic Disposition Siswa di SMP Kristen Adodo Fordata Kabupaten Kepulauan Tanimbar Walun, Desiana; Tutuarima, Fricean; Abas, Aisa
JAMPARING: Jurnal Akuntansi Manajemen Pariwisata dan Pembelajaran Konseling Vol 2, No 2 (2024): Agustus 2024
Publisher : CV. Rayyan Dwi Bharata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57235/jamparing.v2i2.3063

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh karakter kedisiplinan (Civic Disposition) dari siswadi SMP Kristen 4 Tanut yang sangat mengalami penurunan. Semakin banyaknya siswa yangtidak menaati aturan sekolah yang telah dibuat misalnya seperti; masih banyak siswa yang seringterlambat masuk sekolah, tidak berseragam sesuai dengan aturan sekolah, siswa sering bolossekolah, bahkan diketahui siswa keluar kelas tidak memberi izin gurunya. Masalah yangdijelaskan tersebut, didasarkan pada indikator pada perilaku kedisiplinan yaitu: (1), ketaatanterhadap peraturan dalam hal peraturan sekolah. Peraturan mengatakan kepada anak apa yangharus dan mesti dilakukan, dan apa yang tidak boleh dilakukan anak. (2), kepedulian terhadaplingkungan. (3), partisipasi di dalam proses belajar mengajar. dan (4), kepatuhan menjauhilarangan.Untuk mengatasi masalah rendahnya karakter kedisiplinan siswa, maka eksitensi ataukeberadaan guru sangat diperlukan dalam meningkatkan karakter kedisiplinan siswa. Gurumemikul tugas serta tanggung jawab yang sangat berat, yaitu di samping guru harus mampu danbisa membuat pandai muridnya secara akal (mengasah secara IQ) guru juga harus dapatmenanamkan nilai-nilai iman dan akhlak yang mulia bagi siswa. Untuk itu semua guru harusmemahami peran dan tugasnya masing-masing, memahami kendala-kendala pendidikan dan caramengatasinya. Guru juga harus mempunyai sifat-sifat yang positif dan menjauhi sifat-sifatnegatif agar guru juga bisa sepenuhnya memainkan peranannya dalam memberi pengaruhpositif pada anak didiknya.Hasil penelitian yang dilakukan dapat dijelaskan bahwa di SMP Kristen 4 Tanut guru telahmelakukan perannya di dalam pembentukan karakter displin siswa dengan baik. Peran tersebutsudah sesuai dengan teori dari peran guru, yaitu; sebagai pendidik, pengajar, pembimbing, modeldan teladan, penasehat, dan motivator. Kendala-kendala yang dihadapi guru dari segi internalbeupa kesadaran siswa itu sendiri, sedangkan dari segi eksternal berupa kurangnya perhatian dariorang tua siswa, sehingga guru kesulitan dalam membentuk karakter siswa. Solusi yang dilakuanyaitu dengan menerapkan pembinaan-pembinaan seperti pembinaan keteladanan, pembiasaan,dan nasehat yang baik
Kemitraan Sekolah dan Keluarga Dalam Penguatan Karakter Religius pada Peserta Didik di SMP Negeri 5 Ambon Angkotta, Herlina; Salamor, Lisye; Abas, Aisa
JAMPARING: Jurnal Akuntansi Manajemen Pariwisata dan Pembelajaran Konseling Vol 2, No 1 (2024): Februari 2024
Publisher : CV. Rayyan Dwi Bharata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57235/jamparing.v2i1.1850

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk melakukan kajian tentang kemitraan sekolah dan kelurga dalam penguatan karakter religius dan toleransi pada peserta didik di SMP Negeri 5 Ambon . dengan memaksimalkan peran sekolah dan orang tua. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif. Dari hasil penilitian terlihat bahwa kemitraan sekolah dan keluarga dalam penguatan karakter religius dan toleransi pada peserta didik di SMP Negeri 5 Ambon. Kemitraan sekolah dan keluarga menjalin kemitraan dengan  keluarga  agar sekolah berkerjasama dengan keluarga untuk melakukan sebuah kerja sama agar tercapainya sebuah tujuan proses pembelajaran yang baik dan dengan berbagai cara diantaranya adalah dengan mensosialisasikan program sekolah untuk mewujudkan visi dan misi sekolah yakni berprestasi, terampil berdasarkan iman dan taqwa, dan menjalin komunikasi yang efektif antara orang tua dan guru.
Meningkatkan Motivasi Belajar PKn Melalui Penggunaan Pendekatan Media Tpack pada Siswa Kelas VII MTSN 1 Seram Bagian Timur Kelwarani, Abu Sofyan; Abas, Aisa; Tuharea, Jumiati
JAMPARING: Jurnal Akuntansi Manajemen Pariwisata dan Pembelajaran Konseling Vol 2, No 1 (2024): Februari 2024
Publisher : CV. Rayyan Dwi Bharata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57235/jamparing.v2i1.1864

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi dan hasil belajar PKn pada siswa Kelas VII MTs N 1 Seram Bagian Timur. Motivasi dan hasil belajar merupakan salah satu unsur penting yang sangat berpengaruh dalam proses pembelajaran PKn, Dengan demikian ketika siswa memiliki motivasi yang tinggi terhadap pembelajaran PKn maka dapat dipastikan bahwa hasil belajrnya pun akan tinggi, namun sebaliknya ketika siswa tersebut tidak memiliki motivasi belajar PKn maka otomatis siswa tersebut akan selalu acuh dengan Pembelajaran PKn dan hal itu akan berpengaruh juga terhadap Hasil belajarnya untuk itu kedua variabel tersebut penting untuk di tingkatkan. Rancangan penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas. yang dilaksanakan dalam dua siklus. Tiap siklusnya terdiri dari dua kali pertemuan. Satu siklus terdiri dari 4 tahap kegiatan yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap pengamatan dan tahap refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII MTs N 1 Seram Bagian Timur dengan jumlah 34 peserta didik terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 20 siswi perempuan, Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kuantitatif. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa aktivitas belajar peserta didik pada tindakan awal (Pre Test) menunjukan Motivasi belajar sebesar 54,07 % (Sangat Rendah) dan Hasil Belajar Sebesar 38,2% (sangat rendah). Siklus I Motivasi belajar sebesar 74,31% (Sedang) sedangkan Hasil Belajar sebesar 50% (Rendah) dan pada siklus II mengalami peningkatan Motivasi belajar sebesar 90,54% (Tinggi) dan Hasil Belajar juga mengalami peningkatan sebesar 100% (Tinggi). Untuk hasil yang di peroleh peserta didik tersebut telah mencapai KKM yakin 70%, Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah adanya peningkatan Motivasi dan hasil belajar siswa ditandai dengan tercapainya kriteria ketuntasan minimum (KKM)
Keberlanjutan Sasi Dalam Tatanan Adat Masyarakat Negeri Laimu Soa, Marsya; Abas, Aisa; Tuharea, Jumiati
JAMPARING: Jurnal Akuntansi Manajemen Pariwisata dan Pembelajaran Konseling Vol 2, No 1 (2024): Februari 2024
Publisher : CV. Rayyan Dwi Bharata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57235/jamparing.v2i1.1865

Abstract

Keberlanjutan sasi pada Masyarakat negeri laimu merupakan hukum adat yang sudah berlangsung sejak dahulu, sasi pada Masyarakat negeri laimu di awasi oleh Saniri negeri yang terdiri dari tiap-tiap marga. Proses pelaksanaan sasi biasanya di awali dengan pertemuan antara ketua Saniri negeri beserta anggotanya yang kemudian akan pempersiapkan syarat-syarat pelaksanaan sasi di antaranya yaitu ranting kelapa, pala, coklat dan kain merah untuk di jahitkan ke ranting-ranting tersebut untuk di pasangkan ke tiap-tiap masjid dan perbatasan negeri sebagai tanda atau symbol bahwa sasi akan segerah di terapkan sebelum adanya pengumuman maka Masyarakat di larang untuk mengambil hasi hutan. Penulisan skripsi ini membahas tentang “ Keberlanjutan sasi dalam tatanan adat Masyarakat negeri laimu”. Adapun permasalahan yang dibahas pada penelitian ini yaitu : Keberadaan sasi saat ini pada masyarakat negeri laimu dan tantangan dalam mempertahankan  sasi pada masyarakat negeri laimu dan Upaya Saniri negeri dalam mempertahankan keberlanjutan sasi pada masyarakat negeri laimu. Tipe penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dimana data-data di peroleh melaluli proses observasi dan wawancara dan data penelitian di analisis secara kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Keberadaan sasi pada Masyarakat negeri laimu sudah di laksanakan sejak berdirinya negeri laimu, sasi sampai saat ini masih di jalankan oleh Masyarakat negeri laimu karena dengan adanya sasi yang di terapkan oleh Saniri negeri dapat membawakan kemakakmuran kepada Masyarakat negeri laimu.Tantangan dalam mempertahankan sasi pada Masyarakat negeri laimu yang sering di hadapi oleh Saniri negeri yaitu  pelaku pencurian yang di lakukan oleh sekelompok anak mudah dalam melakukan pencurian atau hasil hutan milik Masyarakat lain.Upaya Saniri negeri mempertahankan keberlanjutan sasi  pada Masyarakat negeri laimu merupakan sebuah Tindakan yang di haruskan untuk mempertahankan tradisi yang sudah di wariskan oleh nenek moyang kita agar sumber daya alam yang di miliki dapat di pertahankan dan di wariskan kepada generasi berikutnya. Saniri negeri mempertahankan sasi pada Masyarakat negeri laimu di mulai dengan memberikan pemahaman kepada Masyarakat pentinya pelaksanaan sasi karena dengan adanya sasi hasil hutan yang di miliki dapat di lindungi dan di awasi agar terhindar dari pencurian dan Masyarakat dapat mendaptkan hasil yang maksimal dari sasi tersebut Adapun sanksi yang di buat oleh Saniri negeri sebagai teguran kepada Masyarakat untuk tidak melakukan pencurian hasil hutan pada saat berjalannya sasi
Traditional Marriage System (Fa'ha) in the Study of Citizenship Education in East Tamher State, Kesuy Watubela District Kelkulat, Sahrul; Abas, Aisa; Tuharea, Jimiati
AURELIA: Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Indonesia Vol 3, No 2 (2024): July 2024
Publisher : CV. Rayyan Dwi Bharata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57235/aurelia.v3i2.2653

Abstract

Marriage in the East Tamher community begins with an engagement process which is carried out through an application process. After the application process is complete, the man comes to meet the woman's family to discuss the marriage dowry. After determining the dowry, the man brings 5 trays containing five dowries, the five dowries are marked with five hamlets and seven etar (clans), after the process of handing over the 5 trays has been completed, the traditional marriage has been carried out, followed by a religious marriage. Fa'ha marriage is a marriage based on the customs that apply in East Tamher. Fa'ha itself is a regional language which means marriage. The marriage customs of the Tamher Timur community are no longer preserved, most of these people choose to marry by only paying a dowry without having to carry out a traditional marriage. This means that habits arise which are carried out repeatedly, causing the marriage tradition to disappear by itself. The type of research used in this research is descriptive qualitative where the data is obtained through the process of observation and interviews and the research data is analyzed qualitatively. The traditional marriage process will be carried out by the community, namely first sitting down to talk about customs because the people of East Tamher State believe that custom is something sacred and is inherent in the people of the State because it is also something that culture is a whole system of ideas, actions and results of human work in the framework of community life that belongs to humans and students. Traditional marriages viewed from citizenship education show that traditional marriages in East Tamher State are no longer preserved. Marriages carried out in the people of East Tamher State are carried out like marriages in society in general. If viewed from citizenship education, it is something that is not good to carry out continuously because traditional marriages is a tradition that must be maintained and preserved.
Pengaruh Pendapatan Orang Tua Terhadap Kemampuan Membayar Biaya Pendidikan Anak di Dusun Waitomu Wance, Hamin; Abas, Aisa; Tuharea, Jumiati
Jurnal Akuntansi Hukum dan Edukasi Vol 1, No 2 (2024): November 2024
Publisher : CV. Rayyan Dwi Bharata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57235/jahe.v1i2.3691

Abstract

Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan untuk mengembangkan pengetahuan membentuk kemampuan intelektual, sikap perilaku, dan keterampilan yang kemudian menempatkan keberadaan pendidikan penting bagi kemajuan suatu negara  yang mendorong setiap orang tua, guru, dan peserta didik berupaya dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah sebagai usaha menciptakan potensi kualitas dari masing-masing individu. Biaya pendidikan yang mahal membuat sebagian anak-anak di Dusun Waitomu memilih untuk tidak melanjutkan pendidikannya. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Adakah pengaruh yang signifikan pendapatan orang tua terhadap kemampuan membayar biaya pendidikan anak. Penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kuantitatif, karena penelitian ini membahas ada tidaknya keterkaitan antara pengaruh dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Hal ini sesuai dengan tujuan penelitian kuantitatif itu sendiri, yaitu “sebuah penelitian yang bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan dan apabila ada seberapa eratnya, serta berarti tidaknya hubungan tersebut. Yang menjadi variabel X yaitu pendapatan orang tua dan Variabel Y kemampuan membayar biaya pendidikan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwasanya pengaruh pendapatan orang tua tidak berpengaruh singnifikan pada kemampuan membayar biaya pendidikan anak di Dusun Waitomu, hal ini dapat diketahui dengan ditolaknya  hipotesis yang diajukan yaitu pengaruh pendapatan orang tua terhadap kemampuan membayar biaya pendidikan anak di Dusun Waitomu, dengan nilai hasil uji Mann-Whitney dimana diperoleh nilai signifikansi (Asymp Sig 2-tailed) 0,326 0,05.