Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search
Journal : JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri)

MENANGKAL HIPERTENSI PADA LANSIA: HASIL PENGABDIAN MASYARAKAT MELALUI SKRINING, EDUKASI, DAN KONSULTASI KESEHATAN Komang Noviantari; Malianti Silalahi; Mey Lona Verawaty Zendrato; Permaida Permaida; Stepanus Maman Hermawan; Ernawati Ernawati; Dian Anggraini; Yosi Marin Marpaung; Mariam Dasat
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 8, No 4 (2024): Agustus
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v8i4.24851

Abstract

Abstrak: Hipertensi, atau tekanan darah tinggi, masih menjadi masalah kesehatan utama dan penyebab kematian terbanyak di dunia, terutama pada lansia. Skrining hipertensi sangat penting untuk meningkatkan kesadaran dan deteksi dini penyakit ini. Pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran lansia tentang pentingnya hipertensi dan cara mengatasinya. Kegiatan ini dilakukan dalam bentuk skrining, edukasi, dan pemeriksaan kesehatan terkait bahaya hipertensi dengan jumlah peserta adalah 105 lansia. Kegiatan ini dilakukan melalui tiga tahap: perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Pada tahap pelaksanaan, dilakukan penyuluhan tentang bahaya hipertensi, skrining tekanan darah, gula darah sewaktu, dan kolesterol total, serta konsultasi kesehatan dengan dokter. Hasil skrining menunjukkan bahwa 37% lansia mengalami pre-hipertensi, 97,5% memiliki gula darah sewaktu normal, dan 40% memiliki hasil kolesterol total tinggi. Evaluasi menunjukkan bahwa lansia yang mengikuti kegiatan ini mendapatkan edukasi terkait bahaya hipertensi, melakukan skrining kesehatan, serta konsultasi kesehatan dari dokter untuk mengatasi hipertensi, Antusiasme lansia terhadap kegiatan ini sangat tinggi.Abstract: Hypertension, or high blood pressure, remains a prevalent health concern and a leading cause of mortality worldwide, particularly among the elderly population. Hypertension screening is crucial for promoting awareness and early detection of this condition. This community service project aimed to raise awareness among elderly individuals about the significance of hypertension and its management strategies. The project involved screening, education, and health examinations related to hypertension risks, targeting 105 elderly participants.The project was implemented in three phases: planning, implementation, and evaluation. During the implementation phase, educational sessions on hypertension risks were conducted, followed by screenings for blood pressure, random blood glucose, and total cholesterol. Additionally, participants received medical consultations with a physician.The screening results revealed that 37% of the elderly participants had pre-hypertension, 97.5% had normal random blood glucose levels, and 40% had high total cholesterol levels. The evaluation indicated that participants gained knowledge about hypertension risks, underwent health screenings, and received medical consultations from a physician to manage their hypertension. The elderly participants demonstrated high enthusiasm for the project.This community service project effectively enhanced awareness and knowledge among elderly individuals regarding hypertension. The project's success highlights the importance of targeted interventions to promote hypertension management and improve the overall health of older adults.
DETEKSI MASALAH PERKEMBANGAN ANAK USIA 0 BULAN SAMPAI DENGAN 72 BULAN DI PEMUKIMAN PADAT PENDUDUK Permaida, Permaida; Anggarini, Dian; Dasat, Marian; Hermawan, Stephanus Maman; Zendrato, Mey Lona Verawaty
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 9, No 2 (2025): April
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v9i2.29575

Abstract

Abstrak: Masalah perkembangan anak sering kali diabaikan orang tua terutama yang tinggal di pemukiman padat penduduk. Ketidaktercapaian perkembangan anak di setiap tahapan usianya akan menjadi masalah sangat serius terutama dalam mengapai kemandirian, sosial, motorik, pemahaman bahasa, dan sensorik yang berdampak pada masa depannya. Permasalahan perkembangan pada anak dapat dideteksi sejak usia 0 sampai dengan 72 bulan. Kegiatan PKM ini bertujuan mengidentifikasi masalah penyimpangan perkembangan sejak dini yang berusia 0 sampai dengan 72 bulan menggunakan kuesioner pra skrining perkembangan (KPSP) yang tinggal dipemukiman padat penduduk. Metode PKM ini adalah praktik pemeriksaan perkembangan anak menggunakan kuesioner pra skrining perkembangan (KPSP) kepada 35 anak yang diselenggarakan di wilayah kerja mitra kami Yayasan Rahmat Empati di Pondok Empati, Jakarta Barat. Hasil pemeriksaan perkembangan anak menunjukkan kategori sesuai usia sebesar 72 %, kategori perkembangan meragukan sebesar 22%, dan kategori penyimpangan perkembangan sebesar 6% pada anak yang tinggal dipemukiman padat penduduk. Kegiatan ini diharapkan mendorong semua pihak terkait untuk rutin melaksanakan kegiatan pemeriksaan perkembangan pada anak setiap 1 bulan, sehingga penanganan awal dapat diberikan kepada anak yang membutuhkan dalam mendukung program pemerintah Indonesia untuk menekan masalah perkembangan yang menghambat masa depan anak.Abstract: Parents often ignore Child development issues, especially those living in densely populated settlements. Failure to achieve child development at every stage of their age will be a serious problem, especially in achieving independence, social, motoric, language understanding, and sensory skills, which will impact their future. Developmental issues in children can be detected from 0 to 72 months. This PKM activity aims to identify developmental deviation problems early on in children aged 0 to 72 months using a pre-developmental screening questionnaire (KPSP) living in densely populated settlements. This PKM method examines child development using a pre-developmental screening questionnaire (KPSP) to 35 children held in the work area of our partner Yayasan Rahmat Empati in Pondok Empati, West Jakarta. The results of the child development examination showed an age-appropriate category of 72%, a doubtful development category of 22%, and a developmental deviation category of 6% in children living in densely populated settlements. This activity is expected to encourage all related parties to routinely carry out developmental checks on children every 1 month so that early treatment can be given to children in need in supporting the Indonesian government's program to reduce developmental problems that hinder children's future.
PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN PERAWATAN LUKA DASAR KADER PALIATIF Zendrato, Mey Lona Verawaty; Anggraini, Dian; Dasat, Mariam; Hermawan, Stepanus Maman
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 8, No 5 (2024): Oktober
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v8i5.25977

Abstract

Abstrak: Perawatan paliatif dilakukan melalui pencegahan dan tindakan meringankan nyeri, masalah fisik dan sosial, dan spiritual dihadapi pasien selama pengobatan. Perawatan paliatif umumnya ditujukan pada proses pengobatan kanker didiagnosis stadium lanjut. Tujuan dari pengabdian masyarakat untuk meningkatkan softskill dan hardskill para kader palliatif. Peningkatan softskill berupa kemampuan berkomunikasi kepada pasien dan hard skills meliputi kemampuan merawat luka pasien kanker. Metode pelaksanaan pengabdian yaitu penyuluhan dan pelatihan. Pelatihan yang diberikan tentang konsep luka kanker, luka tekan dan luka stoma. Pelaksanaan kegiatan di Graha Yayasan Kanker Indonesia Jakarta pada Juni 2024 melibatkan 32 peserta yang merupakan kader PKK dan kader kesehatan. Evaluasi kegiatan dilakukan dengan metode evaluasi formatif dan evaluasi kualitatif. Evaluasi formatif menggunakan lembar penilaian tindakan, lembar pre and post test. Evaluasi kualitatif merupakan evaluasi di akhir kegiatan.Hasil pre post kegiatan didapati adanya peningkatan pengetahuan kader terkait perawatan luka kanker dan stoma sebelum dan sesudah tindakan, diikuti dengan penilaian sikap > 80.00 (kategori sangat baik) Kesimpulan penting dari pengabdian masyarakat adalah adanya kesadaran dan motivasi keterlibatan kader, dan masyarakat secara maksimal dalam membantu dan merawat pasien dan keluarga penderita luka kanker.Abstract: Palliative care is provided through the prevention and relief of pain, physical and social problems, and spiritual issues faced by patients during treatment. Palliative care is generally aimed at the treatment process for cancer diagnosed at an advanced stage. The goal of community service is to enhance both soft skills and hard skills of palliative care volunteers. The improvement in soft skills involves communication abilities with patients, while hard skills include wound care for cancer patients. The method of implementing this community service involves counseling and training. The training provided covers concepts of cancer wounds, pressure ulcers, and stoma care. The activities took place at Graha Yayasan Kanker Indonesia Jakarta in June 2024, involving 32 participants, including PKK (Family Welfare Program) cadres and health cadres. Evaluation of the activities was conducted using formative and qualitative evaluation methods. Formative evaluation employed action assessment sheets and pre- and post-tests. Qualitative evaluation was performed at the end of the activities. The pre- and post-activity results showed an increase in knowledge among the cadres related to cancer and stoma wound care before and after the training, followed by an attitude assessment of >80.00 (categorized as very good). The key conclusion from the community service is the increased awareness and motivation of cadres and the community to actively assist and care for patients and families suffering from cancer wounds.
IMPORTANCE OF AUTISM DETECTION DEVELOPMENT PROBLEMS OF TODDLER-AGE CHILDREN IN DENSELY POPULATED SETTLEMENTS Permaida, Permaida; Zendrato, Mey Lona Verawaty; Noviantari, Komang; Silalahi, Malianti
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 9, No 2 (2025): April
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v9i2.29569

Abstract

Abstrak: Masalah perkembangan anak terutama autis sering kali diabaikan di wilayah pemukiman padat penduduk dikarenakan tingginya tuntutan pekerjaan dan hipitan ekonomi orang tua sehingga anak berisiko tinggi mengalami keterlambatan penanganan. Autisme merupakan kesulitan dalam interaksi sosial, perilaku dan komunikasi terutama non verbal. Tanda dan gejala muncul pada anak berusia sebelum 36 bulan. Kegiatan PKM ini bertujuan mengidentifikasi masalah perkembangan anak autism dipemukiman padat penduduk menggunakan modified checklist for autism in toddlers (M - CHAT). Metode PKM ini adalah praktik pemeriksaan perkembangan anak menggunakan alat deteksi modified checklist for autism in toddlers (M - CHAT) kepada 13 anak toodler yang dilaksanakan di tempat mitra kami Yayasan Rahmat Empati di Pondok Empati, Jakarta Barat. Hasil pemeriksaan alat deteksi modified checklist for autism in toddlers (M - CHAT) pada anak toodler sebesar 100% tidak ditemukan masalah autisme. Penggunaan Modified checklist for autism in toddlers (M - CHAT) menjadi alat skrining pencegahan autisme yang mudah digunakan dan dilakukan secara rutin oleh mitra karena telah ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Pemeriksaan perkembangan sejak dini pada anak toodler sangat penting untuk mendukung kesejahteraan mereka.Abstract: Child development issues, especially autism, are often ignored in densely populated residential areas due to high work demands and the economic pressures of parents, so children are at high risk of experiencing delays in treatment. Autism is a difficulty in social interaction, behavior, and communication, especially non-verbal. Signs and symptoms appear in children under 36 months of age. This PKM activity aims to identify developmental problems of autism children in densely populated residential areas using the modified checklist for autism in toddlers (M - CHAT). This PKM method examines child development using the modified checklist for autism in toddlers (M - CHAT) detection tool for 13 toddlers, which was carried out at our partner Yayasan Rahmat Empati in Pondok Empati, West Jakarta. The results of the examination of the modified checklist for autism in toddlers (M - CHAT) detection tool in toddlers were 100% found to have no autism problems. A modified checklist for autism in toddlers (M - CHAT) is an easy-to-use autism prevention screening tool. It is carried out routinely by partners because it has been determined by the Ministry of Health of the Republic of Indonesia. Early developmental examinations in toddlers are very important to support their well-being.
PENTINGNYA KESEHATAN JIWA ANAK SEJAK DINI: DETEKSI MASALAH EMOSI DAN PERILAKU PADA ANAK PRASEKOLAH DI PEMUKIMAN PADAT PENDUDUK Permaida, Permaida; Noviantari, Komang; Silalahi, Malianti; Zendrato, Mey Lona Verawaty
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 8, No 5 (2024): Oktober
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v8i5.25725

Abstract

Abstrak: Masalah kesehatan jiwa anak menjadi isu penting yang tidak boleh diabaikan. Skrining masalah kesehatan jiwa menjadi langkah awal identifikasi. Kegiatan PKM ini bertujuan mengindentifikasi masalah kesehatan jiwa pada anak usia pra sekolah berupa masalah emosi dan perilaku anak yang tinggal di wilayah pemukiman padat penduduk. Metode PKM ini adalah melakukan skrining kesehatan jiwa kepada 15 orang usia pra sekolah yang diselenggarakan di wilayah kerja mitra kami, Yayasan Rahmat Empati di Pondok Empati, jalan Pekojan II no 129 c, Kecamatan, Tambora, Jakarta Barat. Data masalah kesehatan jiwa anak mengenai emosi dan perilaku anak usia pra sekolah dievaluasi menggunakan kuesioner masalah perilaku emosional (KMPE) melalui wawancara terpimpin. Data dianalisis dan disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi. Evaluasi dalam kegiatan ini dengan pengisian lembar kuesioner oleh peserta. Hasil penilaian terhadap 15 anak menunjukkan 6,7% anak mengalami masalah perilaku emosional dan direkomendasikan untuk rujukan ke rumah sakit, 26,7% anak memperlihatkan potensi masalah dan dipantau dalam kunjungan berikutnya dalam 3 bulan, dan 66,6% anak lainnya dikategorikan normal. Kegiatan ini diharapkan mendorong semua pihak terkait untuk rutin melaksanakan deteksi dini masalah emosional dan perilaku pada anak pra sekolah, sehingga penanganan awal dapat diberikan.Abstract: Children's mental health problems are an important issue that should not be ignored. Screening for mental health problems is the first step in identification. This PKM activity aims to identify mental health problems in preschool children in the form of emotional and behavioral problems in children who live in densely populated residential areas. This PKM method is to carry out mental health screening on 15 preschool-age people held in the work area of our partner, the Rahmat Empati Foundation in Pondok Empati, Jalan Pekojan II no 129 c, District, Tambora, West Jakarta. Data on children's mental health problems regarding the emotions and behavior of preschool-aged children was evaluated using the Emotional Behavior Problems Questionnaire (KMPE) through guided interviews. The data is analyzed and presented in the form of a frequency distribution. Evaluate this activity by filling out a questionnaire sheet by participants. The assessment results of 15 children showed that 6.7% of children experienced emotional behavior problems and were recommended for referral to hospital, 26.7% of children showed potential problems and were monitored at the next visit in 3 months, and 66.6% of other children were categorized as normal. This activity is expected to encourage all related parties to routinely detect emotional and behavioral problems in preschool children so that early treatment can be provided.