Baiq Hilda Astriana
Unknown Affiliation

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Kaji Tindak Partisipatif Peningkatan Performa Budidaya Lobster Sistem Submersible Cage di Desa Ekas Buana Kabupaten Lombok Timur Muhammad Junaidi; Nunik Cokrowati; Nanda Diniarti; Dewi N. Setyowati; Salnida Y. Lumbessy; Alis Mukhlis; Baiq Hilda Astriana
Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA Vol 4 No 4 (2021)
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (576.519 KB)

Abstract

Kegiatan kaji tindak dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan performa budidaya lobster dengan sistem keramba jaring tenggelam (submersible cage). Metode pelaksanaan dimulai dengan survei lapangan,  selanjutnya analisis dan desain, perakitan, pengujian dan pemeliharaan dan pendampingan dan evaluasi. Keberhasilan program dinilai dari seberapa besar pemanfaatan teknologi dalam peningkatan performa budidaya lobster.  Kegiatan kaji tindak budidaya lobster dengan sistem submersible cage  mendapat tanggapan yang sangat positif oleh masyarakat pembudidaya dan mampu memberikan motivasi dalam peningkatan performa usahanya. Budidaya lobster dengan  sistem submersible cage diperoleh laju pertumbuhan berat 1,678 - 3,084 %/hari, laju pertumbuhan panjang karapaks 0.780 - 1,259 %/hari dan sintasan 100%. Budidaya lobster dengan sistem submersible cage lebih baik dibandingkan dengan sistem floating net cage yang selama diterapkan dalam masyarakat pembudidaya lobster di perairan Teluk Ekas. Dengan demikian, kegiatan ini perlu diperluas dalam skala yang lebih dengan melibatkan lebih dari satu kelompok dengan waktu yang relatif lebih lama.
The Pengolahan Buah Mangrove Jenis Sonneratia alba Menjadi Permen Jelly di Desa Jerowaru, Kabupaten Lombok Timur Chandrika Eka Larasati; Ayu Adhita Damayanti; Paryono; Baiq Hilda Astriana; Mahardika Rizqi Himawan; Wiwid Andriyani Lestariningsih
Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA Vol 5 No 4 (2022): Oktober-Desember 2022
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (685.525 KB) | DOI: 10.29303/jpmpi.v5i4.2204

Abstract

Mangrove fruit processing in Jerowaru Village is still not utilized properly. Whereas mangrove fruit has great potential to be processed into various products. One form of processed mangrove fruit is to make jelly candy. Its sweet and sour taste makes this product an alternative that is much in demand by children and adults because it contains nutrients such as carbohydrates, vitamin C, phenols to anti-oxidants for the body and can have economic value for the surrounding community. One alternative is to conduct training in the manufacture of jelly candy made from raw materials of mangrove fruit. This is done as an effort to increase added value in making local food that has nutritional and economic value. The approach method applied in this service activity is an active participation method, namely by involving coastal community groups in making jelly candy. The enthusiasm of the local community to be able to take part in this activity was high, so we limited the number of participants to 25 people. The participants of the activity included the PKK women's group, youth youth groups and the Bale Mangrove Pokmaswas group. The material presented was about the process of processing mangrove fruit into jelly candy that can be used. The results of this service activity are increasing the knowledge and skills of the participants in processing Sonneratia alba mangrove fruit into jelly candy that can be consumed by all types of people. Furthermore, jelly candy can be packaged as attractively as possible to increase marketability and can be used as a characteristic of Jerowaru Village.
PERTUMBUHAN DAN EFISIENSI PAKAN IKAN BAWAL BINTANG (Trachinotus blochii) YANG DIPUASAKAN SECARA PERIODIK Amri Wijaya; Ayu Adhita Damayanti; Baiq Hilda Astriana
Jurnal Perikanan Unram Vol 8 No 1 (2018): Jurnal Perikanan
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jp.v8i1.69

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemuasaan dan menentukan pola pemuasaan periodik yang paling optimal terhadap tingkat efisiensi pakan dan laju pertumbuhan yang paling tinggi pada ikan bawal bintang Trachinotus blochii.Penelitian ini dilaksanakan di Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL) Sekotong Lombok Barat dari bulan Juli 2017 sampai Agustus 2017. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari lima perlakuan dan tiga ulangan, yaitu: : (P1) pemberian pakan tanpa pemuasaan, (P2) 1 hari di puasakan 1 hari diberi pakan, (P3) 1 hari dipuasakan 2 hari diberi pakan, (P4) 1 hari dipuasakan 3 hari di beri pakan, dan (P5) 1 hari dipuasakan 4 hari di beri pakan. Data pertumbuhan dan kelangsungan hidup dianalisis menggunakan ANOVA dengan taraf 5% dan uji lanjut BNT dengan taraf yang sama. Data parameter kualitas air dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemuasaan secara periodik yang dilakukan pada ikan bawal bintang (T. blochii) dapat menyebabkan lambatnya laju pertumbuhan dan efisiensi pakan lebih rendah.Akan tetapi bila dilihat dari segi kelangsungan hidup setelah dilakukan uji analisa sidik ragam, pemuasaan pada ikan bawal bintang tidak memberikan pengaruh nyata.
PENGARUH PENGGUNAAN PROBIOTIK YANG DIFERMENTASI DENGAN SUMBER KARBON YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN UDANG VANNAME (Litopenaeus vannamei) Ika Citria; Zaenal Abidin; Baiq Hilda Astriana
Jurnal Perikanan Unram Vol 8 No 1 (2018): Jurnal Perikanan
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jp.v8i1.71

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan karbon yang berbeda dalam perbanyakan probiotik terhadap jumlah koloni bakteri, dan aplikasinya dalam pemeliharaan udang vanammei (Litopenaeus vannamei). Penelitian ini dilakukan di Balai Pengembangan Budidaya Perikanan Pantai (BPBPP) Sekotong, Lombok Barat. Sumber karbon yang digunakan dalam fermentesi bakteri probiotik adalah tapioka, dedak halus, dan jagung. Probiotik hasil perbanyakan kemudian diujikan ke udang post larva 20 untuk mengetahui tingkat pertumbuhan udang yang diberikan probiotik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah koloni bakteri mengalami peningkatan yang lebih tinggi dari kontrol pada masing-masing media fermentasi yang dihitung pada hari ke-7dan hari ke 30. Penggunaan tapioka sebagai sumber karbon menghasilkan jumlah bakteri paling banyak yaitu 3.69x1011 CFU/ml dibandingkan dengan sumber karbon dari dedak dan jagung. Hasil uji penggunaan probiotik tersebut ke udang menunjukkan bahwa probiotik dengan sumber karbon tapioka menghasilkan pertumbuhan harian udang tertinggi yaitu 4,36% dibandingkan dengan dua probiotik lainnya.
KELIMPAHAN FITOPLANKTON SEBAGAI INDIKATOR KUALITAS PERAIRAN DI PERAIRAN LAUT LABANGKA, KABUPATEN SUMBAWA Baiq Hilda Astriana; Aryan Perdana Putra; Muhammad Junaidi
Jurnal Perikanan Unram Vol 12 No 4 (2022): JURNAL PERIKANAN
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jp.v12i4.400

Abstract

Salah satu kecamatan dengan produksi udang terbesar saat ini di Kabupaten Sumbawa adalah kecamatan labangka. Mengingat akan dikembangnya kegiatan tambak budidaya udang secara ekstensif di Kecamatan tersebut, maka perlu diketahui kondisi existing dari perairan laut di wilayah ini. Hal ini dibutuhkan sebagai bahan pertimbangan dalam pengelolaan tambak budidaya udang agar produksi udang serta kualitas perairan dapat terjaga. Salah satu indicator perubahan lingkungan perairan yang dapat diamati yaitu fitoplankton. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelimpahan fitoplankton dan parameter kualitas air lainnya di perairan laut Labangka sehingga dapat diketahui kondisi awal dari perairan laut Labangka sebelum dimulainya kegiatan pengembangan tambak udang di kawasan ini. Sampling plankton maupun air laut menggunakan purposive sampling. Analisis data Fitoplankton meliputi penghitungan kelimpahan (D), indeks diversitas (H’), indeks keseragaman E, dan indeks dominansi (D). Sedangkan parameter kualitas air yang diukur yaitu pH, total ammoniak, fosfat, nitrat, nitrit, dan BOT. Hasil perhitungan kelimpahan fitoplankton dan hasil pengukuran parameter kualitas air selanjutnya dianalisis secara statistik menggunakan korelasi Pearson untuk melihat hubungan antar variable yang diukur. Hasil pengamatan sampel fitoplankton menunjukkan bahwa terdapat 11 genera yaitu Coscinodiscus, Biddulphia, Nitzschia, Rhizosolenia, Pleurosigma, Triceratium, Ceratium, Pelagothrix, Trichodesmium, Dinophysis, dan Thallasionema. Selain itu, diketahui bahwa perairan ini masih dapat dikatakan aman karena kelimpahan fitoplankton terhitung kurang dari 15.000 ind/L. Sementara itu, nilai pH, total ammoniak, fosfat, nitrat, nitrit, dan BOT masih dalam kisaran aman walaupun ada parameter yang memiliki nilai melebihi baku mutu. Dapat disimpulkan bahwa perairan Labangka memiliki kualitas perairan yang baik dan sesuai untuk pengembangan kegiatan budidaya.
PENGELOLAAN KEGIATAN BUDIDAYA RUMPUT LAUT OLEH PEMBUDIDAYA DI PERAIRAN LABUHAN SANGORO, TELUK SALEH, KABUPATEN SUMBAWA Baiq Hilda Astriana; Aryan Perdana Putra
Jurnal Perikanan Unram Vol 14 No 2 (2024): JURNAL PERIKANAN
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jp.v14i2.806

Abstract

West Nusa Tenggara (NTB) is one of the largest seaweed producers in Indonesia. Seaweed farming locations can be found in Lombok Island and Sumbawa Island waters. This activity has become one of the livelihoods, even the main livelihood for coastal communities. Apart from that, the NTB government is also encouraging the development of seaweed production through PIJAR (cattle, corn and seaweed) program. Saleh Bay, as one of the bays known as a megabiodiversity area, has long been used as an area for seaweed farming activities. However, recently, there have been problems related to seaweed diseases causing losses for farmers. To be precise, significant cases of this disease appeared in one of the waters in Saleh Bay, namely the waters of Labuhan Sangoro. Various predictions have emerged regarding the seaweed disease. However, it cannot be confirmed precisely. Therefore, a research regarding seaweed cultivation management by farmers in Labuhan Sangoro needs to be conducted. The method used in this research was interview using a questionnaire (primary data). Respondents were selected purposively. Those selected were seaweed farmers and the number of respondents was as many as farmers who were still actively cultivating seaweed. The data obtained was then analyzed descriptively and qualitatively. The result of this research shows that respondents have good knowledge in managing seaweed seaweed farming, and have a tendency to continue carrying out seaweed farming even though there are some obstacles they often face related to financial and natural factors. However, education is still needed regarding the potential causes of seaweed diseases and efforts to treat them.
INDEKS PENCEMARAN PERAIRAN LAUT: STUDI KASUS PERAIRAN LABUHAN SANGORO, TELUK SALEH KABUPATEN SUMBAWA Baiq Hilda Astriana; Aryan Perdana Putra; Baiq Fadila Arlina
Jurnal Perikanan Unram Vol 14 No 4 (2024): JURNAL PERIKANAN
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jp.v14i4.1277

Abstract

Saleh Bay is a region in West Nusa Tenggara Province known for its significant marine resource potential, on which most coastal communities rely for their livelihoods. One of the most important activities for these communities is seaweed cultivation. Besides supporting the local economy, this activity has also made West Nusa Tenggara one of the largest seaweed producers in Indonesia. However, declining water quality has led to a decrease in seaweed production. This issue has occurred in certain areas of Saleh Bay, such as Labuhan Sangoro. This decline commonly happens during specific seasons (the rainy season) and as a result of ice-ice disease. Monitoring water conditions is essential to provide a reference for seaweed farmers on the water quality in their cultivation areas. This study was conducted in February 2024, coinciding with the rainy season. Water sampling was carried out using purposive sampling at six stations, which were cultivation locations (sampling stations from the previous year). Measurements of seawater chemical and physical parameters were conducted in situ and at the Lombok Marine Aquaculture Center Laboratory. The data obtained from these measurements were then analyzed descriptively using the Pollution Index method based on the Indonesian Minister of Environment’s Decree No. 115 of 2003. The Pollution Index evaluation indicated that in February 2024, the waters of Labuhan Sangoro remained at a moderate pollution level (PI=6.1), with some stations showing parameter values exceeding the quality standards.