Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

Penggunaan Kata Sapaan Kekeluargaan di Kecamatan Siulak Mukai Kabupaten Kerinci Yoga Karmizi; Syofiani Syofiani; Yetty Morelent
Metafora: Jurnal Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Vol 11, No 1 (2024): April
Publisher : Lembaga Publikasi Ilmiah dan Penerbitan (LPIP)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/mtf.v11i1.21453

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) bentuk penggunaan kata sapaan kekeluargaan pada anak usia 5-20 tahun; dan (2) faktor-faktor yang melatarbelakagi terjadinya penggunaan kata sapaan kekeluargaan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Data dalam penelitian ini berupa ujaran atau kata-kata yang diujarkan oleh anak usia 5-20 tahun khususnya dalam kata sapaan kekeluargaan di Kecamatan Siulak Mukai. Jumlah responden yaitu 48 orang, berusia 5-20 tahun. Berdasarkan analisis data diperoleh hasil penelitian yaitu: (1) bentuk kata sapaan kekeluargaan yang digunakan oleh anak usia 5-20 tahun di Kecamatan Siulak Mukai, untuk kata sapaan kekeluargaan anak pertama: akak, abang, uni, dan uwo,  kata sapaan anak kedua: abang, uni, dan ngah, kata sapaan anak ketiga: pandak, kata sapaan ayah: papi, abi, papa dan  apak kata sapaan ibu: , mama, mami, ummi,bunda dan amak, kata sapaan kakek: oppa, kakek, grandpa, dan nytan,  kata sapaan nenek: omma, nenek, grandma, dan  tino,  kata sapaan ayah dan ibu dari kakek dan nenek: munyang  kata sapaan saudara laki-laki dari ayah: pak itek  dan pak cik, kata sapaan saudara perempuan dari ayah: onty, tante, latung,, kata sapaan saudara laki-laki dari ibu: oom, paman, dan tuan dan sapaan saudara perempuan dari ibu: mak itek dan tante. (2) faktor yang melatarbelakagi terjadinya penggunaan kata sapaan di Kecamatan Siulak Mukai yaitu faktor tingkat pendidikan, dan kelas sosial masyarakat. Penggunaan kata sapaan kekeluargaan di Kecamatan Siulak Mukai merupakan fenomena yang menarik dalam perkembangan bahasa, dalam hal ini penggunaan kata sapaan kekeluargaan pada anak usia 5-20 tahun. Kajian mengenai penggunaan kata sapaan kekeluargaan pada anak usia 5-20 tahun di Kecamatan Siulak Mukai Kabupaten Kerinci, dapat menambah hasil penelitian kualitatif dibidang sosiolinguistik, kajian dialektologi khususnya yang berhubungan dengan penelitian penggunaan kata sapaan.
Kearifan Lokal Budaya Mandi Balimau di Minangkabau Dalam Menyambut Bulan Suci Ramadhan Rahmat Fajri; Syofiani Syofiani; Atika Amelia Sari; Junaidial Junaidial; Muhammad Fadhil Athallah
Jurnal Ilmiah Langue and Parole Vol. 7 No. 1 (2023): Jurnal Ilmiah Langue and Parole
Publisher : Fakultas Sastra Universitas Ekasakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36057/jilp.v7i1.613

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengkaji mengenai budaya mandi balimau di minangkabau dalam menyambut bulan suci ramadhan. Penelitian ini merupakan penelitian yang mengunakan metode kajian literature dan dititik beratkan pada penggunaan data sekunder berupa jurnal, website, ertikel ilmiah yang berhubungan dengan objek penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Budaya Mandi Balimau di Minangkabau merupakan tradisi yang kaya akan makna dan nilai, terutama dalam menyambut bulan suci Ramadhan. Mandi balimau bukan sekadar mandi fisik, tetapi juga ritual yang mempunyai nilai spiritual yang dalam. Ritual ini dipercayai sebagai sarana untuk membersihkan diri dari dosa dan kesalahan, menjadikan pikiran lebih tenang, serta mempersiapkan diri secara fisik dan spiritual untuk memasuki bulan Ramadhan dengan hati yang suci
Larangan Pernikahan Sesuku di Minangkabau Fauzan Al Amin; Syofiani Syofiani; Arif Rahmat; Fidya Novita; Laras Sandi
Jurnal Ilmiah Langue and Parole Vol. 7 No. 1 (2023): Jurnal Ilmiah Langue and Parole
Publisher : Fakultas Sastra Universitas Ekasakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36057/jilp.v7i1.615

Abstract

Minangkabau adalah salah satu suku budaya yang ada di Indonesia. Masyarakat Minangkabau menganut sistem kekerabatan matrilineal, yaitu mengambil garis keturunan ibu. Dalam sistem matrilineal, masyarakat Minangkabau harus menikah dengan orang luar sukunya. Oleh sebab itu artikel ini akan membahas tentang pelaksanaan perkawinan adat pada masyarakat Minangkabau sudah sesuai dan tidak melanggar hukum adat setempat, pelaksanaan perkawinan adat sesuku di masyarakat Minangkabau, perkawinan ini adalah perkawinan yang dilarang. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian hukum sosiologis, yang menekankan pada penelitian yang bertujuan untuk memperoleh pengetahuan hukum secara empiris dengan langsung menuju pada tujuannya. Hasil penelitian dan pembahasan menunjukkan bahwa pelaksanaan pernikahan adat pada masyarakat Minangkabau berlangsung melalui beberapa proses upacara adat yang melibatkan tetua adat dan tokoh adat. Prosesi pernikahan disebut Baralek. Begitu juga perkawinan sesama suku, atau perkawinan yang dilarang oleh adat, juga melibatkan beberapa prosesi yang melibatkan para tetua dan tokoh adat ketika dilakukan perundingan untuk mencari solusi bagi pelaku perkawinan sesama suku. Selain itu, pelaku perkawinan sesuku akan dikenakan sanksi sesuai adat setempat, seperti pengusiran sepanjang adat oleh penghulu suku, pengucilan dari masyarakat, hingga pembayaran denda sesuai kesepakatan.
Filosofi Nilai Budaya Matrilineal di Minangkabau dan Hubungannya Dengan Pengembangan Hak-Hak Perempuan di Indonesia Syarah Zulkifli; Syofiani Syofiani; Farhan Julyansyach; Idul Febrianda
Jurnal Ilmiah Langue and Parole Vol. 7 No. 1 (2023): Jurnal Ilmiah Langue and Parole
Publisher : Fakultas Sastra Universitas Ekasakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36057/jilp.v7i1.617

Abstract

Suku Minangkabau di Barat Sumatera dikenal dengan struktur sosial matrilineal, di mana garis keturunan dan warisan diturunkan melalui jalur ibu. Penelitian ini mengeksplorasi pengaruh sistem matrilineal terhadap kehidupan sehari-hari, struktur keluarga, dan peran perempuan di dlam masyarakat Minangkabau. Terdapat penekanan pada relevansi perspektif feminisme, mengungkapkan pergeseran dinamika gender, potensi pemberdayaan perempuan, dan tantangan dalam mencapai kesetaraan gender. Hasil penelitian ini memberikan kontribusi pada pemahaman mengenai keragaman budaya, sistem sosial, dan perjuangan gender dalam konteks lokal Minangkabau.
SPEECH ACTS AND APPLICATION OF TEACHER COOPERATION PRINCIPLES IN INDONESIAN LANGUAGE LEARNING: TINDAK TUTUR DAN PENERAPAN PRINSIP KERJA SAMA GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA Yetty Morelent; Syofiani Syofiani; Romi Isnanda; Wiwik Sundari
Jurnal Kata Vol. 7 No. 2 (2023): Jurnal Kata : Penelitian tentang Ilmu Bahasa dan Sastra
Publisher : LLDIKTI Wilayah X

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22216/kata.v7i2.2577

Abstract

A this research aims to describe the form and types of speech acts, as well as a description of the principle of cooperation in teacher speech in the Indonesian language learning process at SMAN Padang City. This type of research is qualitative research with descriptive methods, while the research data is all Indonesian language teacher speech which contains the forms and types of speech acts as well as the principles of cooperation. Data collection techniques are carried out through the observation and recording stages. Data analysis techniques are: (1) Transcribing the speech of teachers who teach Indonesian; (2) classifying the types of teacher speech and the principles of cooperation between teachers who teach Indonesian; (3) interpreting the data found, (4) drawing conclusions, and making reports related to teacher speech acts and the application of the principle of cooperation. Based on the research results, it can be concluded that speech acts and the principle of cooperation are interconnected because to find out teachers adhere to the principle of cooperation seen from the meaning of the speech spoken by the teacher to the students.
Analisis Wacana Kritis Model Teun A. Van Dijk pada Syair KIM Berjudul Damam Akiak yang Dinyanyikan oleh Nedi Gampo Randi Wahyudi; Yetty Morelent; Syofiani Syofiani
CENDEKIA : Jurnal Penelitian dan Pengkajian Ilmiah Vol. 1 No. 9 (2024): CENDEKIA : Jurnal Penelitian Dan Pengkajian Ilmiah, September 2024
Publisher : Lembaga Pendidikan dan Penelitian Manggala Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62335/rrgm6w72

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi pada pertunjukan KIM yang sudah mulai langka dan bahkan tidak banyak dikenal oleh generasi muda. Penulis memfokuskan penelitian pada wacana dalam syair KIM yang dinyanyikan oleh Nedi Gampo menggunakan Analisis Wacana Kritis (AWK) model Teun A. Van Dijk. Model Teun A. Van Dijk tidak hanya melihat wacana dari struktur teks saja, tapi juga melihatnya dari sudut pandang sosial yang berkembang di masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan (1) struktur makro, (2) skematik, (3) struktur mikro, (4) kognisi sosial dan (5) konteks sosial menggunakan metode Analisis Wacana Kritis (AWK) model Teun A. Van Dijk pada syair dari musik KIM. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kualitatif menggunakan metode deskriptif. Objek penelitian ini adalah lirik dendang KIM berupa syair berjudul "Pisau Silet", Raja Doli", "Damam Akiak", dan "Kaleng Kuncang" yang  didendangkan oleh Nedi Gampo dari kanal Youtube 'Nedi Gampo Channel'. Hasil penelitian ini menunjukan syair-syair KIM tersebut menggunakan bahasa secara terstruktur dengan tujuan untuk memberikan informasi kepada para pendengar dendang KIM atau pembaca syair KIM dalam memahami isi syairnya. Nedi Gampo sebagai penyanyi memfasilitasi kebutuhan pendengar dan penikmat KIM ini supaya tetap hangat dan menarik untuk dibahas. (5) Konteks sosial yang terdapat dalam dalam syair KIM yang dinyanyikan Nedi Gampo berfungsi mendukung kejelasan makna mengenai materi yang dibahas.
Pengaruh Model Problem Based Learning dan Motivasi Belajar terhadap Keterampilan Menulis Teks Argumentasi Siswa Fase F SMAN 1 Koto XI Tarusan Dolly Riyanti Yusda; Yetty Morelent; Syofiani Syofiani
CENDEKIA : Jurnal Penelitian dan Pengkajian Ilmiah Vol. 1 No. 11 (2024): CENDEKIA : Jurnal Penelitian Dan Pengkajian Ilmiah, November 2024
Publisher : Lembaga Pendidikan dan Penelitian Manggala Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62335/g1hf9807

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi pada kesulitan siswa dalam menulis teks argumentasi karena guru tidak menggunakan model pembelajaran yang bervariasi. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengaruh model problem based learning dan motivasi belajar terhadap keterampilan menulis teks argumentasi. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen. Instrumen penelitian ini, yaitu tes unjuk kerja dan angket. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini, yaitu angket diberikan kepada siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Selanjutnya, guru memberikan pretest untuk melihat kemampuan awal siswa. Guru kemudian melaksanakan pembelajaran menggunakan model problem based learning di kelas eksperimen dan model konvensional di kelas kontrol lalu melakukan postest untuk mengukur kemampuan akhir siswa. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil tes keterampilan menulis teks argumentasi siswa dengan motivasi belajar menggunakan model problem based learning dengan hasil tes keterampilan menulis teks argumentasi siswa dengan motivasi belajar menggunakan model konvensional. Selain itu, tidak terdapat interaksi antara model problem based learning dan motivasi belajar siswa dalam mempengaruhi keterampilan menulis teks argumentasi.
Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi dengan Teknik Pengamatan Objek secara Langsung  di Kelas XE1 SMA Negeri 1 Koto XI Tarusan Dolly Riyanti Yusda; Syofiani Syofiani; Yetty Morelent
CENDEKIA : Jurnal Penelitian dan Pengkajian Ilmiah Vol. 1 No. 11 (2024): CENDEKIA : Jurnal Penelitian Dan Pengkajian Ilmiah, November 2024
Publisher : Lembaga Pendidikan dan Penelitian Manggala Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62335/n0n2nb52

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi pada kesulitan siswa dan rasa malas dalam menulis teks puisi karena merasa bosan dengan cara guru melaksanakan pembelajaran menulis puisi. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana teknik pengamatan objek secata langsung dapat meningkatkan hasil belajar menulis puisi siswa kelas  XE1 SMAN 1 Koto XI Tarusan. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Instrumen penelitian ini, yaitu tes unjuk kerja dan nontes yaitu observasi dan wawancara. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini, yaitu tes dilakukan dengan pemberian tugas menulis puisi berdasarkan pengamatan objek secara langsung. Tugas ini dilakukan dengan dua kali yaitu pada siklus I dan siklus II. Guru kemudian melaksanakan pembelajaran menggunakan teknik pengamatan objek secara langsung. Lalu melakukan tes, observasi dan wawancara untuk mengukur kemampuan akhir siswa. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa dalam menulis puisi dengan menggunakan objek secara langsung mengalami peningkatan. Pada tahap prasiklus nilai rata-rata siswa hanya 60, pada tindakan siklus I nilai rata-rata yang diperoleh 70,5 artinya mengalami peningkatkan sebesar 10,5 atau 17,5 %. Selanjutnya pada siklus II nilai rata-rata siswa meningkat lebih baik lagi yaitu menjadi 83,3, Dengan kata lain mengalami peningkatan sebesar 12,8 atau 18,2 % bila dibandingkan dengan hasil sebelumnya.
Nilai-Nilai Moral dan Nilai-Nilai Sosial pada Novel Guru Aini Karya Andrea Hirata dan Selembar Itu Berarti Karya Suryaman Amipriono Sebuah Kajian Intertekstual Lisma Yanti Boru Damanik; Syofiani Syofiani; Gusnetti Gusnetti
CENDEKIA : Jurnal Penelitian dan Pengkajian Ilmiah Vol. 1 No. 11 (2024): CENDEKIA : Jurnal Penelitian Dan Pengkajian Ilmiah, November 2024
Publisher : Lembaga Pendidikan dan Penelitian Manggala Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62335/t6w99h61

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan nilai-nilai moral dan nilai-nilai sosial pada pada Novel Guru Aini Karya Andrea Hirata dan Novel Selembar Itu Berarti Karya Suryaman Amipriono. Teori yang digunakan untuk menganalisis adalah teori Aeni (2018), Zubaedi (2006), Endarwarsa (2008). Jenis penelitian adalah kualitatif dengan metode deskriptif, sedangkan sumber data Novel Guru Aini Karya Andrea Hirata dan Novel Selembar Itu Berarti Karya Suryaman Amipriono. Teknik pengumpulan data yaitu membaca dan memahami novel, mencatat dan menggarisbawahi lalu mengklasifikasi data. Langkah analisis data dengan cara mengidentifikasi, menginterpretasi data, dan merumuskan kesimpulan dari analisis data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai-nilai moral dan nilai-nilai sosial pada kedua novel memiliki persamaan dan perbedaan. Nilai moral pada kedua novel berkaitan dengan empati, hati nurani, kontrol diri, rasa hormat, kebaikan hati, toleransi, dan keadilan. Ketujuh nilai ini dihadirkan oleh pengarang karena merupakan nilai moral yang harus ditanamkan semenjak pada diri seorang anak. Nilai-nilai sosial pada kedua novel menyangkut nilai sosial love (kasih sayang), Responsibility (tanggung jawab), dan life harmony (keserasian hidup). Berdasarkan analisis data dan pembahasan diperoleh hasil penelitian yaitu: nilai-nilai moral dan nilai-nilai sosial dalam novel Guru Aini karya Andrea Hirata diperoleh temuan nilai moral sebanyak 60 data dan nilai-nilai sosial 33, selanjutnya pada novel Selembar itu Berarti karya Suryaman Amipriono diperoleh temuan nilai-nilai moral sebanyak 42 data dan nilai-nilai sosial 27 data. Kajian intertekstual terhadap novel Guru Aini karya Andrea Hirata dan novel Selembar itu Berarti karya Suryaman Amipriono berhubungan dengan unsur intrinsik yang fokus pada tokoh, latar, dan alur. Hubungan intertekstual antara kedua novel ini dapat dilihat melalui prinsip intertekstual ekserp dan ekspansi, tema perjuangan dalam pendidikan, dan gaya penulisan yang kreatif. Meskipun memiliki latar dan sikap tokoh untuk menyampikan nilai-nilai toleransi dalam dialog di kedua novel disampaikan berbeda, kedua novel ini memiliki kesamaan dalam memandang pendidikan. Pendidikan itu penting dan harus semangat untuk meraih cita-cita.