Seiring meningkatnya aktivitas masyarakat, kebutuhan akan infrastruktur transportasi yang andal dan efisien semakin mendesak. Titik pertemuan antar moda transportasi, seperti perlintasan sebidang, sering kali menjadi sumber konflik lalu lintas. Di Kota Bandar Lampung, permasalahan tersebut terjadi pada perlintasan sebidang kereta api di ruas Jalan Urip Sumoharjo, Jalan Ki Maja, dan Jalan Pajajaran yang merupakan kawasan perkotaan dengan intensitas kendaraan tinggi setiap hari. Penelitian ini bertujuan menganalisis volume lalu lintas dan kinerja jaringan jalan di sekitar perlintasan tersebut secara komprehensif menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan studi kasus. Pengumpulan data dilakukan selama tujuh hari pada jam sibuk di empat titik sekitar ruas jalan utama. Hasil penelitian menunjukkan volume lalu lintas tertinggi sebesar 1.915,4 SMP/jam, derajat kejenuhan tertinggi sebesar 0,77 dengan tingkat pelayanan D yaitu arus mendekati tidak stabil, tundaan tertinggi sebesar 174 detik/kendaraan dengan tingkat pelayanan F, dan panjang antrian tertinggi sebesar 255 meter. Kondisi ini dipengaruhi oleh tingginya volume kendaraan, keterbatasan dimensi jalan, serta frekuensi penutupan palang pintu kereta api. Rekomendasi yang diberikan meliputi menerapkan sistem informasi lalu lintas berbasis teknologi untuk memberi informasi real-time kepada pengendara, serta mengatur ulang jadwal perjalanan kereta api khususnya babaranjang, dari jam sibuk ke malam hari guna mengurangi durasi penutupan palang.