Claim Missing Document
Check
Articles

Found 33 Documents
Search

ANALISA PERBANDINGAN RANGKA ATAP BAJA RINGAN DAN RANGKA ATAP KAYU DARI SEGI ANALISIS STRUKTUR DAN ANGGARAN BIAYA Oktarina, Devi; Darmawan, Agus
Konstruksia Vol 7, No 1 (2015): Jurnal Konstruksia Vol 7. No. 1 Tahun 2015
Publisher : Konstruksia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Analisa Perbandingan Rangka Atap Baja Ringan Dan Rangka Atap Kayu Dari Segi Analisis Struktur Dan Anggaran Biaya. Rangka atap yang diteliti terdiri dari bentang 6 m dan 12 m dengan menggunakan kayu kelas II dan baja ringan dengan tipe atap pelana, sudut kemiringan atap 30°, penutup atap menggunakan genteng keramik dan genteng kodok. Pemodelan rangka atap yang digunakan merupakan pemodelan yang umum digunakan. Biaya dihitung dalam Rencana Anggaran Biaya menggunakan harga satuan Tahun 2013. Dengan berdasarkan peraturan SNI No. 3434 Tahun 2008 serta menggunakan Program SAP 2000 v.15 untuk menghitung tingkat kerusakan (ratio) dan defleksi. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah presentase pengurangan berat kuda-kuda baja ringan terhadap kayu yang menggunakan genteng keramik bentang 6 m dan 12 m mencapai 79,66% dan 78,46%, sedangkan yang menggunakan genteng kodok bentang 6 m dan 12 m mencapai 79,04% dan 77,31%. Presentase pengurangan biaya kuda-kuda baja ringan terhadap kayu yang menggunakan genteng keramik bentang 6 m dan 12 m mencapai 8,45% dan 10,72%, sedangkan yang menggunakan genteng kodok bentang 6 m dan 12 m mencapai 27,29% dan 28,78%. Kedua permodelan menggunakan baja ringan maupun kayu mempunyai tingkat kerusakan (ratio) dan defleksi yang sangat kecil sehingga sangat aman. Nilai ratio maksimum untuk kuda-kuda kayu menggunakan genteng keramik bentang 6 m dan 12 m mencapai 0,02 dan 0,044, kuda-kuda kayu menggunakan genteng kodok bentang 6 m dan 12 m mencapai 0,018 dan 0,039. Nilai ratio maksimum untuk kuda-kuda baja ringan menggunakan genteng keramik bentang 6 m dan 12 m mencapai 0,108 dan 0,303, kuda-kuda baja ringan menggunakan genteng kodok bentang 6 m dan 12 m mencapai 0,09 dan 0,243. Nilai defleksi maksimum untuk kuda-kuda kayu menggunakan genteng keramik bentang 6 m dan 12 m mencapai 0,009 dan 0,026, kuda-kuda kayu menggunakan genteng kodok bentang 6 m dan 12 m mencapai 0,008 dan 0,023. Nilai defleksi maksimum untuk kuda-kuda baja ringan menggunakan genteng keramik bentang 6 m dan 12 m mencapai 0,015 dan 0,03, kuda-kuda baja ringan menggunakan genteng kodok bentang 6 m dan 12 m mencapai 0,012 dan 0,024. Kata Kunci : Kayu, Baja Ringan, Rangka Atap, Analisis Struktur, Anggaran Biaya 
Analisis Campuran Beraspal AC-BC Terhadap Penambahan Plastik LDPE (Low Density Polyethiline) Dharmawan, Weka Indra; Oktarina, Devi; Septianto, Mendi
Rekayasa : Jurnal Ilmiah Fakultas Teknik Universitas Lampung Vol 20, No 3 (2016): Edisi Desember 2016
Publisher : UNIVERSITAS LAMPUNG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Asphalt concrete is a road construction materials that have long been known and widely used in road construction. AC-BC is one of the three kinds of asphalt concrete mix that is AC-WC, AC-BC, and AC-Base. The use of AC-BC is one part of the pavement which serves as a layer between the maximum load bearing due to traffic loads. In general, a mixture of pavement materials AC-BC is composed of coarse aggregate, fine aggregate, filler and asphalt. This study aimed to know the ef- fect of the addition of Low Density Poly plastic types Ethilene (LDPE) on the quality of recycled asphalt mixture AC-BC, in terms of the Marshall parameters based on the specification of High - ways, 2010. The study was carried out experimentally in the laboratory with LDPE levels as much as 2%, 3%, 4%, 5% and 6% of the weight of the asphalt used to mix the two methods are the dry way and the wet way. The test results stated that the asphalt mixture with the addition of plastics with levels of 5% yield optimum performance if the terms of the strength, the stability of the value of 1360.06 kg (dry method) and 1398.77 kg (wet method), but overall the addition of plastic LDPE as a substitute ingredient mix asphalt on both the dry way and the wet way, giving the effect of an increase in the quality of hot mix asphalt.
Evaluasi Penjadwalan Proyek Pengembangan Rumah Sakit Mitra Husada Pringsewu Dharmawan, Weka Indra; Oktarina, Devi; Wibowo, Tito Catur
MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL Volume 23, Nomor 1, JULI 2017
Publisher : Department of Civil Engineering, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (673.862 KB) | DOI: 10.14710/mkts.v23i1.14729

Abstract

Project is a unique sequence of interrelated activities to achieve particular result and done in particular time period. Due to time and budget limitation, management undertaking of a project needs to be evaluated by using a special method in order to avoid loss and retardation. CPM and S Curve are among evaluation methods. This study was to identify network, critical activities, critical event, critical line and to analyze optimum cost and duration of VVIP Building development project of Mitra Husada Hospital Pringsewu with time acceleration to avoid retardation. Result showed that after S Curve Evaluation done, implementation cost could be reduced 10% lower than realization cost from IDR 12,423,077,000.00 to be IDR 11,293,707,000.00. Mean while, after acceleration by using CPM method, the critical line decreased from three to one line and project duration shortened from 448 days to be 360 days. Evaluation of projects using the S Curve and with the CPM shows a simple way of evaluation and can be done by various actors of construction.
Perbandingan Nilai Kuat Tekan Beton Menggunakan Hammer Test dan Compression Testing Machine terhadap Beton Pasca Bakar Dharmawan, Weka Indra; Oktarina, Devi; Safitri, Mariana
MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL Volume 22, Nomor 1, JULI 2016
Publisher : Department of Civil Engineering, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (646.592 KB) | DOI: 10.14710/mkts.v22i1.12404

Abstract

The change of temperature is quite high, as was the case in the event of a fire, it will have an impact on the concrete structure. Because in the process there will be a cycle of alternately heating and cooling, which would lead to a change in phase of the complex physical and chemical basis. Using hammer test as a comparison of compression testing machine (CTM) in normal conditions the concrete now widely used and has had standardization. The objects to test consist of 60 concrete cubes beam of 15 cm x 15 cm x 15 cm which burned for 3 hours with 3 variants of temperatures. The 20 samples used as a blank test and each 20 samples burnt with temperature 300oC and 600oC. The results showed the increase in the compressive strength at the temperature of 300oC in the amount of 6.68% or 10.91 Kg/cm2, and at the temperature of 600oC has decreased by 1.57% or 2.56 Kg/cm2 on hammer test. While the testing with compression strength of concrete decreased at temperatures of 300oC and 600oC respectively is 15.77% or 51.1 Kg/cm2 and 21.89% or 70.93 Kg/cm2.
Pengaruh Penggunaan Abu Terbang (Fly Ash) Terhadap Kuat Tekan Pada Mortar Devi Oktarina; Rian Pebri
Jurnal Teknik Sipil Vol 3, No 1 (2012): April
Publisher : Universitas Bandar Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (466.595 KB) | DOI: 10.36448/jts.v3i1.272

Abstract

Telah dilakukan penelitian tentang pemanfaatan limbah abu terbang (Fly Ash) batu bara sebagai bahan substitusi semen dalam pembuatan mortar. Tujuan penelitian adalah mengetahui pengaruh penggunaan abu terbang, semen Portland dan kapur terhadap kuat tekan pada mortar. Variasi bahan substitusi semen dari 0% hingga 40% dengan kenaikan setiap 10% dengan perbandingan abu terbang sebagai substitutif semen Portland 1 : 8. Dimensi sampel uji dibuat dalam bentuk balok 5 cm x 5 cm x 5 cm dengan nilai FAS = 1,5. Waktu perawatan mortar selama 28 hari di ruang laboratorium. Pengukuran dan pengujian sampel mortar meliputi kuat tekan dan serapan air. Dari hasil pengukuran seluruh sampel mortar terlihat bahwa nilai uji tekan optimum dicapai oleh sampel dengan kadar abu terbang 20% sebagai bahan subtitusi semen (semen : pasir : kapur : fly ash = 0,8 : 8 : 1 : 0,2) sebesar 7,5 MPa. Nilai uji serapan air minimum dicapai pada sampel dengan kadar abu terbang 40% sebagai bahan subtitusi semen (semen : pasir : kapur : fly ash = 0,6 : 8 : 1 : 0,4) yaitu 9,228%.
ANALISIS KINERJA SIMPANG TAK BERSINYAL (STUDI KASUS: SIMPANG JL. IMAM BONJOL – JL. PAGAR ALAM KOTA BANDAR LAMPUNG) Weka Indra Dharmawan; Devi Oktarina; Adithia Brilianto
Prosiding SNST Fakultas Teknik Vol 1, No 1 (2018): PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 9 2018
Publisher : Prosiding SNST Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (276.294 KB)

Abstract

Persimpangan merupakan tempat terjadinya konflik lalu lintas, untuk mengoptimalkan fungsi simpang perlu dilakukan penangan dengan melihat pada faktor kinerja simpang tersebut. Penurunan kinerja suatu simpang akan menimbulkan kerugian bagi pengguna jalan karena terjadinya penurunan kecepatan, peningkatan tundaan dan antrian kendaraan yang menyebabkan tingkat pelayanan jalan akan menurun. Penelitian ini menggunakan penelitian survey selama empat hari pada waktu jam puncak yaitu pagi hari pukul 07.00 – 08.00, siang hari pukul 11.30 – 12.30 dan sore hari pukul 16.30 – 17.30 serta analisis data menggunakan Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI). Hasil penelitian mendapatkan arus lalu lintas terbesar terjadi pada hari Sabtu, dengan total kendaraan bermotor yaitu 10526 smp/jam. Kapasitas (C) simpang terbesar terjadi pada hari Rabu, dengan 2641 smp/jam. Derajat kejenuhan (DS) paling terbesar terjadi pada hari Sabtu, dengan nilai 1,357 dengan klasifikasi tingkat pelayanan F. Tundaan simpang (D) yang terlama terjadi pada saat Sabtu, dengan waktu (353,69) det/smp. Peluang antrian (QP%) terbesar terjadi pada Sabtu,  dengan peluang antrian 76,52%. Kata kunci :arus lalu lintas, derajat kejenuhan, kapasitas, simpang tak bersinyal, tundaan
ANALISA PERBANDINGAN RANGKA ATAP BAJA RINGAN DAN RANGKA ATAP KAYU DARI SEGI ANALISIS STRUKTUR DAN ANGGARAN BIAYA Devi Oktarina; Agus Darmawan
Konstruksia Vol 7, No 1 (2015): Jurnal Konstruksia Vol 7. No. 1 Tahun 2015
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (478.433 KB) | DOI: 10.24853/jk.7.1.%p

Abstract

LISIS STRUKTUR KOLOM BETON BERTULANG PERSEGI DAN BULAT DENGAN PROGRAM SAP Devi Oktarina; Surya Sebayang; Qoli Paundra
Jurnal Rekayasa Teknologi dan sains Vol 3, No 1 (2019)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jrets.v3i1.1138

Abstract

Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan teknologi, maka semakin mudah untuk mendesain atau merencanakan struktur bangunan dibidang kontruksi gedung dan mudah untuk memilih desain kolom pada umumnya yang sering digunakan adalah kolom presegi dan bulat namuan penggunaan pada kolom bulat lebih jarang di gunakan dibandingkan dengan kolom persegi, ini yang melatar belakangi peneliti untuk mengetahui bagaimana perbandingan kekuatan dan efisiensi biaya antara kolom persegi dan bulat. Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisis antara kolom bertulang persegi dan kolom bertulang bulat dengan menggunakan program SAP 2000 dengan ukuran kolom 40 x 40 cm untuk kolom persegi dan diameter 451 cm untuk kolom bulat agar tersedianya bahan referensi untuk perencanaan gedung baik itu bagi owner maupun konsultan perencana. Dari perhitungan baik kekuatan maupun biaya di hasilkan bahwa kekuatan Pmax Persegi < Pmax Bulat = 0,025 %, V2 max Persegi > V2max Bulat = 3,677 % , V3 max Persegi > V3 max Bulat = 3,684 % , Tmax Persegi < Tmax Bulat = 9,244 %, M2max Persegi > M2max Bulat = 3,731 % , M3max Persegi > M3max Bulat = 3,740 %. Dan dari segi biaya kolom persegi memiliki biaya lebih kecil dibandingkan kolom bulat yaitu memliliki selisih 1,576 Persen.Kata Kunci : Kolom Persegi, Klom Bulat, SAP 2000.ABSTRACT: Structural Analysis Of Square And Round Concrete Column With Sap Programs. The devlopment of science and technology cases us desigen nor to plan a structur of a building in the field of building contruktion and also to choose a column design in general, the most used columens are rectanguler and rounded columens, but the use of the rounded is not as much often as the rectanguler .then it be the backround for the researeher to knowthe differences of the strength and cost efficiency between those columns. The researech is aimed to analyse the rectanguler and rounded columns using SAP 2000.With the size of the rectanguler column 40 x 40 cm. While, the diameter of the rounded column is 351 cm , it shows that it can be the reference for a building’s planning, whether it is for the owner or the planner consultant.as a result of the strength and cost’calculation, it show that the rectangular Pmax’s Setrength < Rounded Pmax = 0,025 %, Rectanguler V2 Max > Rounded V2 Max = 3,677, Rectangular V3 Max > Rounded V3 = 3,684%, Rectanguler T Max < Rounded T Max =9,244%, Rectanguler M2 Max > Rounded M2 Max = 3,731%, Rectanguler M3 Max > Rounded M3 Max = 3,740%, in addition, the rectanguler columen costs cheaper compared with the rounded columen which the quareeell is up to 1,576 percent.Keywords : Rectanguler colomn, Rounded Colomn, SAP 2000
EVALUASI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI: STUDI KASUS: PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG LANJUTAN SMPN 39 BANDAR LAMPUNG Fuji Lestari; Devi Oktarina; Dewi Fadilasari
Jurnal Arsitektur Kolaborasi Vol 2 No 1 (2022): Jurnal Arsitektur Kolaborasi
Publisher : Universitas Pandanaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54325/kolaborasi.v2i1.19

Abstract

Suatu proyek mengalami keterlambatan apabila dalam kegiatan pelaksanaan dan pengendalian tidak terlaksana dengan tepat. Seperti dalam pelaksanaan proyek kontruksi di SMPN 39 Bandar Lampung, yang mengalami perbedaan dalam waktu rencana: 17 minggu dengan waktu realisasi: 35 minggu. Tujuan utama dari penelitian ini, untuk mengidentifikasi faktor-faktor penyebab keterlambatan pelaksanaan proyek kontruksi dan menganalisis faktor dominan yang mempengaruhi keterlambatan pada pelaksanaan proyek kontruksi dengan menggunakan CPM. Dari hasil penelitian ini didapatkan faktor-faktor penyebab keterlambatan pelaksanaan proyek kontruksi, yaitu; dana, keterlambatan pengiriman barang, cuaca, produktivitas tenaga kerja yang menurun, ketidaktepatan waktu pemesanan barang, mobilitas alat berat, perubahan desain penggunaan pondasi dari tapak ke bor pile dan setelah dianalisis didapatkan 4 faktor dominan penyebab keterlambatan, yaitu; dana, keterlambatan pengiriman barang, cuaca, produktivitas tenaga kerja yang menurun. Faktor penyebab keterlambatan didapatkan dari analisis CPM, melalui alur lintasan kritis gedung A: A-B-D-F-H-K dan lintasan kritis gedung B: A-B-C-F-I-J-K. Dari alur lintasan kritis tersebut didapatkan item pekerjaan yang mengalami keterlambatan dan termasuk dalam jalur kritis pada pelaksanaan proyek kontruksi, yaitu; Gedung A: Pekerjaan arsitektural lantai 1, 2, 3, Pekerjaan finising dan asblut drawing, Gedung B: Pekerjaan tanah dan pasir, Pekerjaan pondasi, Pekerjaan arsitektural lantai 1, 2, 3, Pekerjaan sanitasi dan plumbing, Pekerjaan finising dan as built drawing.
RENCANA ANGGARAN BIAYA PERBAIKAN GEDUNG BERDASARKAN PENILAIAN DAN EVALUASI KONDISI FISIK BANGUNAN: STUDI KASUS : GEDUNG RAWAT INAP VIP RUMAH SAKIT BHAYANGKARA POLDA LAMPUNG Pratiwi Pratiwi; Devi Oktarina; Dewi Fadilasari
Jurnal Arsitektur Kolaborasi Vol 2 No 1 (2022): Jurnal Arsitektur Kolaborasi
Publisher : Universitas Pandanaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54325/kolaborasi.v2i1.24

Abstract

Sebuah bangunan tidak akan terlepas dari suatu permasalahan. Karena semakin bertambahnya usia sebuah bangunan dapat mempengaruhi penurunan atau degradasi pada kualitas material dan kekuatan struktur bangunan itu sendiri. Oleh karenanya, untuk mengurangi permasalahan tersebut maka diperlukannya pemeliharaan dan perawatan, guna menjaga keandalan bangunan gedung agar dapat berfungsi dengan layak. Penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi kerusakan bangunan, menentukan indeks kondisi bangunan dan untuk menghitung biaya perbaikan gedung. Penelitian ini dilakukan dengan cara survei langsung pada gedung rawat inap VIP Rumah Sakit Bhayangkara Polda Lampung. Analytical Hierarchy Process (AHP) digunalan sebagai alat untuk mengetahui bobot indeks bangunan dari setiap komponen, sedangkan untuk memperoleh nilai indeks kondisi bangunan menggunakan Expert Choice versi 11. Berdasarkan analisa menghasilkan bahwa indeks kondisi gedung rawat inap VIP Rumah Sakit Bhayangkara Polda Lampung sebesar 99,9% termasuk kedalam kategori rusak ringan, dan biaya yang dibutuhkan untuk melakukan perbaikan adalah Rp. 58.230.234,00.