Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Community Acquired Pneumonia (CAP) Ramadin, Fariza Ainur; Hartinah, Dewi; Rusnoto, R
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 20th University Research Colloquium 2025: Bidang MIPA dan Kesehatan
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

CAP menurut Infectious Diseases Society of America (IDSA) adalah keadaan paru dimana terdapat infeksi akut parenkim paru yang ditandai dengan adanya infiltrat baru ditemukan pada foto toraks atau ditemukannya pada perubahan bunyi napas ronkhi basah lokal pada pemeriksaan fisik paru-paru yang konsisten dengan pneumonia pada pasien yang tidak dirawat di rumah sakit dalam waktu 14 hari sebelum timbulnya gejala. Menurut World Health Organization (WHO), Pneumonia menjadi penyebab dari 14% kematian anak- anak dibawah 5 tahun dengan jumlah korban sebanyak 740.180 anak-anak di tahun 2019. Oleh karena itu dengan adanya asuhan keperawatan diharapkan dapat mengurangi adanya keluhan pada pasien dengan community acquired pneumonia atau CAP. Tujuan: Mampu menerapkan asuhan keperawatan pada klien dengan community acquired pneumonia (CAP). Metode: pengkajian diidentifikasi mulai dari identitas, riwayat kesehatan. Pola fungsional dan pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, penegakan diagnosa, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Setelah itu pendokumentasian. Hasil: Berdasarkan hasil asuhan keperawatan pada kasus community acquired pneumonia masalah yang muncul didapatkan 3 diagnosa keperawatan yaitu Bersihan jalan nafas tidak efektif , gangguan pertukaran gas, dan nyeri akut, Setelah dilakukan Asuhan Keperawatan sesuai intervensi dengan baik maka dari itu sebagian masalah dapat teratasi sepenuhnya. Kesimpulan: Dalam melakukan asuhan keperawatan ini kerja sama yang baik dengan pasien dan tenaga medis diperlukan untuk keberhasilan asuhan keperawatan. Asuhan Keperawatan dilakukan sesuai intervensi dengan baik akan mengatasi masalah yang muncul.
Asuhan Keperawatan pada Nn. A dengan Kasus Acute Myeloid Leukimia di Ruang Fresia 2 RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Putri, Aristya Vika Aprilia; Hartinah, Dewi; Rusnoto, R
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 20th University Research Colloquium 2025: Bidang MIPA dan Kesehatan
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Leukemia Myeloid Akut (AML) adalah salah satu jenis kanker darah yang ditandai dengan proliferasi sel myeloid yang tidak normal di sumsum tulang, sehingga dapat mengganggu produksi sel darah normal dan berakibat fatal jika tidak ditangani dengan cepat. Di Indonesia, AML merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi akibat kanker darah, terutama pada pria dewasa. Penulisan ini bertujuan untuk mendokumentasikan asuhan keperawatan secara komprehensif pada pasien AML di Ruang Fresia RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, meliputi proses pengkajian, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Metode yang digunakan adalah pendekatan proses keperawatan lima langkah, berdasarkan pengumpulan data primer dan sekunder dari pasien, keluarga dan rekam medis. Didapatkan data pasien mengalami nyeri, kelelahan dan gangguan pernafasan. Diagnosa keperawatan yang muncul antara lain intoleransi aktivitas, gangguan pertukaran gas, risiko perdarahan. Intervensi keperawatan fokus pada manajemen energi farmakologis dan nonfarmakologis, termasuk kegiatan pengajaran secara bertahap. Evaluasi menunjukkan perbaikan subjektif dalam kenyamanan pasien. Asuhan keperawatan yang tepat dan terpadu sangat penting dalam menunjang proses penyembuhan pasien AML. Intervensi nonfarmakologis seperti berlatih beraktivitas secara bertahap dapat menjadi alternatif yang efektif untuk manajemen energi dan meningkatkan kualitas hidup pasien.
Pengaruh Rendam Kaki dengan Air Hangat terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Pasien Hipertensi di Rumah Sakit Dr. Soetarto Yogyakarta Rachmawati, Yuaninda Astri; Siswanti, Heny; Rusnoto, R
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 20th University Research Colloquium 2025: Bidang MIPA dan Kesehatan
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang: Menurut laporan dari WHO (2022), tingkat hipertensi di seluruh dunia mencapai 22%, sedangkan di Indonesia, angka tersebut lebih tinggi, yakni 34,1% pada individu berusia di atas 18 tahun. Provinsi dengan angka tertinggi adalah Kalimantan Selatan (44,1%) sedangkan yang terendah adalah Papua (22,2%). Hipertensi diperkirakan bertanggung jawab atas 63,3 juta kasus dan 427. 218 kematian. Metode penanganannya meliputi terapi dengan obat-obatan dan juga metode non-obat, salah satunya adalah teknik merendam kaki dalam air hangat. Namun, di RS dr. Soetarto Yogyakarta, metode ini belum diterapkan secara reguler, dan penanganan hanya terbatas pada edukasi lisan dan pemberian obat untuk menurunkan tekanan darah. Tujuan: untuk mengevaluasi Pengaruh Merendam Kaki dalam Air Hangat Terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Pasien dengan Hipertensi di RS dr. Soetarto Yogyakarta. Metode: Penelitian ini mengadopsi desain pre-eksperimental dengan pendekatan kelompok kontrol pretest-posttest. Sampel yang diambil terdiri dari 46 pasien yang dirawat di RS dr. Soetarto Yogyakarta, yang dibagi menjadi dua kelompok, yaitu intervensi dan kontrol, masing-masing 23 pasien. Intervensi yang dilakukan adalah merendam kaki dalam air hangat selama 20 menit, dilakukan secara berturut-turut selama 3 hari mengacu pada SOP. Pengukuran tekanan darah dilakukan dengan sphygmomanometer analog dan dianalisis menggunakan t-test berpasangan dan t-test independen. Hasil: Pada kelompok intervensi, tekanan darah menurun dari 160,39/89,30 mmHg menjadi 145,17/79,91 mmHg, sementara pada kelompok kontrol, tekanan darah berkurang dari 152,22/88,96 mmHg menjadi 148,26/83,87 mmHg. Terdapat pengaruh yang signifikan dari terapi rendam kaki terhadap tekanan darah (p sistolik = 0,019; p diastolik = 0,003). Kesimpulan: Merendam kaki dalam air hangat memberikan dampak signifikan dalam menurunkan tekanan darah pasien hipertensi di RS dr. Soetarto Yogyakarta pada tahun 2025. Disarankan untuk penelitian selanjutnya agar membandingkan efektivitas terapi pada hipertensi dengan tingkat keparahan ringan dan berat, serta menggunakan sampel yang lebih beragam berdasarkan lokasi dan jumlah populasi.