Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

Hubungan antara Usia, Status Gizi dan Tanda Perdarahan dengan Kondisi Dengue Shock Syndrome (DSS) pada Pasien DHF Usia 0-15 Tahun di RS Sebening Kasih Tayu Pati Silviawati, Ita; Indanah, I; Sukarmin, S
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 20th University Research Colloquium 2025: Bidang MIPA dan Kesehatan
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Insiden demam berdarah global telah meningkat tajam selama dua dekade terakhir, sehingga menimbulkan tantangan kesehatan masyarakat yang substansial. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan di Indonesia pada tahun 2023 jumlah kumulatif kasus DHF di Indonesia sebanyak 114.720. Dengue Haemoragic Fever tidak melihat kategori umur. Pada pasien yang mengalami kekurangan gizi, infeksi dengue akan cenderung lebih parah karena sistem kekebalan tubuh yang menurun untuk melawan infeksi. Dampak dari infeksi dengue bila tidak ditangani dapat meningkatkan derajat keperahan yaitu Dengue Syok Sindrom (DSS) dimana keseimbangan elektrolit seperti hiponatremia, hipokalsemia dan overhidrasi.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan antara usia, status gizi dan tanda perdarahan dengan kondisi Dengue Shock Syndrome (DSS) pada pasien DHF usia 0-15 tahun di RS Sebening Kasih Tayu, Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan metode penelitian case control. Analisa Data menggunakan Uji statistic Chi-Square. Hasil penelitian didapatkan nilai p value sebesar 0,735 > (? = 0,05) bahwa tidak ada Hubungan antara usia dengan kondisi Dengue Shock Syndrome (DSS) pada pasien DHF. Pada status gizi dan tanda perdarahan didapatkan nilai p value sebesar 0,00 < (? = 0,05) artinya ada hubungan status gizi dan tanda perdarahan dengan kondisi Dengue Shock Syndrome (DSS) pada pasien DHF usia 0-15 tahun di RS Sebening Kasih Tayu.
Prediktor Nyeri Post Litotripsi pada Fase 24 Jam Paska Tindakan di RS Tk III Dr. Soetarto Yogyakarta Surastuti, Putri; Lestari, Diana Tri; Indanah, I
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 20th University Research Colloquium 2025: Bidang MIPA dan Kesehatan
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Batu saluran kemih (BSK) membutuhkan tindakan pembedahan salah satunya lithotripsi, namun dapat menyebabkan nyeri akibat pembedahan. Angka kejadian nyeri akut sering dijumpai paska operasi pada fase 24 jam paska tindakan sehingga penting untuk mengidentifikasi prediktornya. Tujuan penelitian untuk mengetahui prediktor nyeri post litotripsi pada fase 24 jam paska tindakan. Prediktor nyeri post litotripsi yang diteliti meliputi faktor demografi (usia, jenis kelamin, IMT), nyeri pre operasi, lokasi batu, lama insersi uteroskop, dan ukuran batu. Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional, bersifat analitik korelasi dengan desain penelitian cross sectional. Populasi penelitian adalah semua pasien post litotripsi pada fase 24 jam paska tindakan di Rumah Sakit dr. Soetarto (DKT). Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampel sebanyak 23 orang pasien. Teknik pengumpulan data menggunakan Numerical Rating Scale (NRS) digunakan mengukur nyeri pre dan post operasi litotripsi. Analisis data menggunakan uji Chi-Square dan regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan faktor demografi usia (P=0,041), indeks massa tubuh (P=0,047), nyeri pra operasi (P=0,040), lokasi batu (P=0,016), lama insersi uteroskop (P=0,047) dengan nyeri post litotripsi. Tidak ada hubungan jenis kelamin dengan nyeri post litotripsi (P=0,327). Faktor paling dominan prediktor nyeri post litotripsi pada fase 24 jam paska tindakan adalah ukuran batu (OR=9,024 dan; Cl = 0,412-197,406). Kesimpulan penelitian yaitu prediktor nyeri post litotripsi pada fase 24 jam paska tindakan di RS Tk III dr. Soetarto Yogyakarta meliputi faktor demografi (usia dan IMT), nyeri pre operasi, lokasi batu, lama insersi uteroskop, dan ukuran batu.
Efektifitas antara Streching Exercise Intradialisis dan Leg Exercise terhadap Kram Otot pada Pasien CKD Stage V yang Menjalani Hemodialisa di Rumah Sakit Dr. Soetarto Yogyakarta Istyanti, Gabriella Sekar; Lestari, Diana Tri; Indanah, I
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 20th University Research Colloquium 2025: Bidang MIPA dan Kesehatan
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Prevalensi Chronic Kidney Disease (CKD) telah dilaporkan dalam peningkatan jumlah studi di seluruh dunia dan juga di tingkat nasional sehingga membutuhkan terapi dialisis. Kejadian penyulit selama intradialisis yang paling banyak terjadi adalah kram otot. Angka kejadian kram otot yang sering terjadi pada pasien yang menjalani hemodialisis dilaporkan 33% hingga 86% pasien hemodialysis. Pemberian exercise dapat menurunkan kram oto pada pasien hemodialisis. Tujuan umum penelitian untuk mengetahui efektifitas antara streching exercise intradialisis dan leg exercise terhadap kram otot pada pasien CKD stage v yang menjalani hemodialisa di Rumah Sakit dr. Soetarto Yogyakarta. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode kuasi eksperimental. Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien CKD stage V yang menjalani hemodialisis di Rumah Sakit dr. Soetarto Yogyakarta sebanyak 20 pasien. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik sampling jenuh sebanyak 10 orang kelompok eksperimen yang diberikan streching exercise intradialisis dan 10 orang kelompok eksperimen yang diberikan leg exercise. Teknik pengumpulan data menggunakan lembar instrument Cramp Questionnaire Chart dan lembar Satuan Operasional Prosedur (SOP). Analisis data menggunakan uji wilcoxon test dan mann withney. Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan kejadian kram otot sebelum dan sesudah stretching exercise intradialisis terhadap kram otot dengan nilai signifikan sebesar 0,005. Ada perbedaan kejadian kram otot sebelum dan sesudah leg exercise terhadap kram otot dengan nilai signifikan sebesar 0,007. Tidak ada perbedaan kejadian kram otot sebelum dan sesudah stretching exercise terhadap kram otot nilai signifikan sebesar 0,313. Kesimpulan penelitian bahwa streching exercise intradialisis dan leg exercise efektif menurunkan kram otot pada pasien CKD stage V yang menjalani hemodialisa di Rumah Sakit dr. Soetarto Yogyakarta.
Pelaksanaan Self-Care Management dan Dukungan Keluarga terhadap Perilaku Kepatuhan Pasien Penyakit Ginjal yang Menjalani Hemodialisa di RS Tk III Dr. Soetarto Yogyakarta Lastri, L; Indanah, I; Yulisetyaningrum, Y
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 20th University Research Colloquium 2025: Bidang MIPA dan Kesehatan
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penyakit ginjal kronik (PGK) masih menjadi masalah kesehatan internasional yang semakin meningkat di banyak negara. Jumlah kasus gagal ginjal di Indonesia pada tahun 2020 mencapai 1.602.059 (0,74%) jiwa, dan pada tahun 2021 mencapai 1.417.104 (0,52%). Pasien yang mengalami gagal ginjal kronis menerima terapi yang disebut hemodialisa untuk mempertahankan hidup mereka. Kegagalan terapi hemodialisis terutama disebabkan oleh rendahnya kepatuhan pasien. Tujuan umum penelitian untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan self-care management dan dukungan keluarga terhadap perilaku kepatuhan pasien gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisa di RS TK III dr. Soetarto Yogyakarta. Penelitian mempergunakan jenis penelitian observasional yang bersifat analitik dan dirancang sebagai cross-sectional. Penelitian ini melibatkan semua pasien dengan penyakit ginjal yang menjalani hemodialisa di RS dr. Soetarto (DKT). Sampling purposive digunakan untuk 32 orang. Metode pengumpulan data dengan kuesioner terdiri dari kuesioner ESRD-Adherence, kuesioner dukungan keluarga, dan kuesioner pelaksanaan manajemen kesejahteraan diri. Analisis data mempergunakan uji chi square dan analisis regresi logistik. Hasil penelitian diketahui bahwa pasien penyakit ginjal yang menjalani hemodialisa sebagian besar kategori baik (53,1%), mendapatkan dukungan keluarga kategori baik (62,5%), dan melakukan perilaku kepatuhan kategori sedang. Ada hubungan pelaksanaan self-care management terhadap perilaku kepatuhan (p-value = 0,005) dan ada hubungan dukungan keluarga terhadap perilaku kepatuhan (p-value = 0,021). Kesimpulan penelitian ada hubungan pelaksanaan self-care management dan dukungan keluarga terhadap perilaku kepatuhan pasien penyakit ginjal yang menjalani hemodialisa di RS Tk III dr. Soetarto Yogyakarta.
Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) Putri, Sheryl Nisrina Aulia; Indanah, I; Lestari, Diana Tri
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 20th University Research Colloquium 2025: Bidang MIPA dan Kesehatan
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dengue Haemoragic Fever (DHF) merupakan penyebab tertinggi kematian pada anak di negara berkembang. Demam atau hipertermi pada pasien DHF merupakan masalah utama yang sering kali muncul pada fase awal penyakit. Peningkatan suhu tubuh dapat mencapai lebih dari 40°C dan berlangsung selama beberapa hari, menyebabkan peningkatan permeabilitas pembuluh darah. Akibatnya, terjadi kebocoran plasma darah ke ruang interstitial, yang dikenal sebagai plasma leakage, yang dapat berujung pada syok dengue jika tidak segera ditangani. Studi kasus ini bertujuan untuk menerapkan asuhan keperawatan pada klien dengan dengue haemorrhagic fever (DHF). Metode penelitian adalah deskriptif yaitu melakukan dengan pendekatan proses keperawatan dengan cara mengumpulkan data langsung dari pasien dan keluarga serta dengan kolaborasi dengan tim medis,serta menggambarkan obyek yang sedang berlangsung menggunakan sampel pasien An.M dengan populasi ditujukan kepada Anak-Anak sampai dewasa. Berdasarkan hasil asuhan keperawatan pada kasus dengue haemorrhagic fever masalah yang muncul didapatkan 3 diagnosa keperawatan yaitu Hipertermi , defisit nutrisi, dan intoleransi aktivitas, Setelah dilakukan Asuhan Keperawatan sesuai intervensi yaitu kompres hangat dengan baik dari suhu pasien yang bermula 38,1ºC mengalami penurunan di hari ke 3 yaitu 36,5º maka dari itu sebagian masalah dapat teratasi sepenuhnya. Kesimpulan, dalam melakukan asuhan keperawatan ini kerja sama yang baik dengan pasien dan tenaga medis diperlukan untuk keberhasilan asuhan keperawatan. Asuhan Keperawatan dilakukan sesuai intervensi dengan baik akan mengatasi masalah yang muncul.
Asuhan Keperawatan pada Pasien Dengan Kelainan Acute Limb Ischemia (ALI) dengan Fokus Intervensi Guided Imagery di Ruang Kana RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Saadah, Ulyatus; Soesanto, Edy; Indanah, I
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 20th University Research Colloquium 2025: Bidang MIPA dan Kesehatan
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Acute Limb Ischemia (ALI) merupakan suatu kondisi penurunan perfusi ekstremitas secara tiba-tiba yang mengancam viabilitas jaringan. Secara klinis, jika menimbulkan gejala kurang dari 2 minggu disebut ALI. Sampai saat ini ALI masih menjadi masalah kesehatan karena morbiditas, keterlambatan pengobatan, amputasi, dan mortalitas masih tinggi. Iskemia tungkai akut paling banyak disebabkan karena adanya trombus dan emboli. Dampak yang terjadi pada pasien yaitu terjadinya Kerusakan jaringan pada ekstremitas yang terkena, nekrosis jaringan, amputasi, kematian, komplikasi medis utama, termasuk penyakit jantung atau stroke. Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan asuhan keperawatan dan mampu menganalisis tindakan guided imagery untuk mengurangi nyeri pada pasien dengan dengan Acute Limb Ischemia Grade IIa Digiti Pedis Dextra. Metode Penelitian yang digunakan dengan observasi keadaan pasien, wawancara pasien dan keluarga, dan study dokumentasi sebagai sumber catatan medis serta hasil dari pengkajian. Sampel penelitian ini menggunakan sampel tunggal yaitu perempuan berusia 66 tahun dengan ALI. Hasil penelitian ini adalah perempuan berusia 66 tahun, mengeluh nyeri pada kaki kanan, p: nyeri menjadi lebih intensif saat bergerak, Q: seperti tertusuk, R: pada jari kelingking kaki kanan, S: tingkat nyeri 5, T: berlangsung terus-menerus, merasakan panas tubuh, dan enggan bergerak karena merasakan nyeri saat bergerak. Diagnosis keperawatan yang teridentifikasi adalah nyeri akut, hipertermia, dan masalah mobilitas fisik. Rencana dan pelaksanaan keperawatan yang dilakukan mencakup penggunaan teknik non-farmakologis (imajinasi terbimbing) untuk mengurangi rasa sakit, yaitu melalui relaksasi dengan mengosongkan pikiran serta mengisi pikiran dengan gambaran yang menenangkan dan damai sambil memutar musik lembut selama 10-15 menit di setiap sesi pertemuan, kemudian memberikan cairal oral, dan mengajarkan mobilisasi sederhana. Evaluasi hasil setelah diberikan tindakan keperawatan selama 3x24 jam yaitu terjadi penurunan skala nyeri dari 5 menjadi 3, suhu tubuh membaik, rentang gerak meningkat. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pemberian asuhan keperawatan dapat menurunkan keluhan dan mempercepat proses penyembuhan pasien sehingga masalah dapat teratasi. Rekomendasi hasil gambaran proses asuhan keperawatan dapat diimplementasikan dengan pendekatan bukti ilmiah.
Asuhan Keperawatan pada Tn. F dengan Kompres Hangat pada Pasien Kolik Abdomen di Ruang Fresia 2 RSUP Dr. Hasan Sadikin Lismawati, Dini; Indanah, I; Lestari, Diana Tri
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 20th University Research Colloquium 2025: Bidang MIPA dan Kesehatan
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kolik abdomen adalah nyeri perut akut yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk obstruksi usus. Di Indonesia, keluhan nyeri perut termasuk kolik abdomen menjadi salah satu alasan utama pasien mencari pertolongan medis, dengan angka kejadian mencapai 69,1%. Hal ini menunjukkan bahwa kolik abdomen merupakan masalah kesehatan yang cukup signifikan dan memerlukan penanganan yang tepat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisia asuhan keperawatan dengan kompres hangat pada pasien kolik abdomen. Penelitian ini mendokumentasikan asuhan keperawatan dan mengevaluasi efektivitas kompres hangat dalam mengurangi nyeri. Dengan metode deskriptif studi kasus di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, data dikumpulkan melalui wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, dan dokumentasi. Hasil menunjukkan bahwa pasien mengalami nyeri akut, gangguan tidur, dan ansietas. Setelah intervensi kompres hangat selama 3x24 jam, skala nyeri menurun dari 7 menjadi 4-5, pola tidur membaik, dan kecemasan berkurang. Kesimpulannya, kompres hangat efektif sebagai terapi non-farmakologis untuk mengurangi nyeri pada pasien kolik abdomen.
Pengaruh Tes Kesegaran Jasmani terhadap Tekanan Darah pada Pasien Hipertensi di Klinik Kesehatan Pusdikter Kartikasari, Gerhani; Indanah, I; Rahmawati, Ashri Maulida
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 20th University Research Colloquium 2025: Bidang MIPA dan Kesehatan
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hipertensi pada anggota militer dapat memiliki konsekuensi serius, termasuk peningkatan risiko penyakit jantung, stroke, dan masalah kesehatan lainnya, selain itu hipertensi juga mempengaruhi kinerja fisik dan mental, serta membahayakan keselamatan anggota militer dalam tugas. penelitian ini untuk mengetahui perbedaan tekanan darah (hipertensi) sebelum dan sesudah menjalani tes kesegaran jasmani pada anggota militer Pusdikter. Metode Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh militer dan PNS yang diagnosis hipertensi di Klinik Kesehatan Pusdikter yang mengikuti tes kesegaran jasmani. Jumlah militer dan PNS yang di diagnosa hipertensi ada 39 orang dari jumlah seluruhnya 170 orang menggunakan teknik sampling accidental sampling. Cara yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah dengan pengukuran tekanan darah dan tes kesegaran jasmani dengan melakukan observasi langsung. Analisa data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis univariat dan bivariat penelitian ini menggunakan Wilcoxon test. Hasil penelitian menunjukkan Sebelum diberikan tes kesegaran jasmani, tekanan darah pada pasien hipertensi adalah 150/ 90 mmHg. Sesudah diberikan tes kesgaran jasmani, tekanan darah pada pasien hipertensi adalah 140/ 90 mmHg Ada pengaruh tes kesegaran jasmani terhadap tekanan darah sistolik pada pasien hipertensi (p-value 0,000 < 0,05) dan ada pengaruh tes kesegaran jasmani terhadap tekanan darah diastolik pada pasien hipertensi (p-value 0,000 < 0,05). Kesimpulan penelitian yaitu ada pengaruh tes kesegaran jasmani terhadap tekanan darah pada pasien hipertensi di Klinik Kesehatan Pusdikter. Disarankan tes kesegaran jasmani dilakukan secara komprehensif yang terdiri dari latihan fisik berupa latihan aerobic. Kekuatan, fleksibilitas, lari kecil, jalan kaki dan push up.
Asuhan Keperawatan Pada Tn. M dengan Ca Laring Post Laringectomy dengan Perawatan Trakeostomi di Ruang Kana RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Callista, Haibah Clara; Soesanto, Edy; Indanah, I
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 20th University Research Colloquium 2025: Bidang MIPA dan Kesehatan
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kanker laring adalah penyakit yang menyerang pita suara, kotak suara, atau area lain ditenggorokan . pada kasus ini yaitu mengevaluasi tindakan pembebasan jalan napas dengan cara perawatan trakeostomi. mengapa perawatan trakeostomi di perlukan karena untuk menjaga kebersihan area trakeastomi , untuk mengatasi penyumbatan saluran napas dan untuk mencegah resiko infeksi pada pasien trakeastomi dan pasien merasa nyaman. Mampu melakukan asuhan keperawatan mulai pengkajian sampai evaluasi pada Tn. M dengan Ca Laring Post Laringectomy di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Mampu menganalisis perawatan trakeostomi pada Tn. M dengan Ca Laring Post Laringectomy di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Teknik pengambilan data menggunakan data primer dan skunder , metode penulisan pada kasus Tn. M dengan Ca Laring Post Laringectomy dilakukan selama 3 hari. Analisis : Tindakan asuhan keperawatan yang dilakukan sudah sesuai dengan standar asuhan keperawatan pada pasien Ca Laring Post Laringectomy dan tidak ditemukan adanya kesenjangan antara teori dan praktik pada kasus Tn. M dengan Ca Laring Post Laringectomy. Ditemukan diagnosa 6 namun penulis hanya mengangkat 3 diagnosa sesuai dengan kondisi yang dialami pasien . Intervensi keperawatan telah disusun dengan teori asuhan keperawatan pada pasien Ca Laring Post Laringectomy yang mengacu pada SLKI 2018. Implementasi keperawatan dilakukan pada tanggal 3,4,5 Desember 2024, pada akhir evaluasi tujuan dapat dicapai karena adanya kerja sama baik antara pasien, keluarga, dan tim kesehatan lainnya. Pemberian asuhan keperawatan dengan perawatan trakeostomi dapat menurunkan keluhan dan mempercepat proses penyembuhan pada Tn. M.
Kualitas Hidup Pasien dengan Gagal Ginjal Indanah, I; Sukarmin, S; Rusnoto, R
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 7th University Research Colloquium 2018: Bidang MIPA dan Kesehatan
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pasien yang menjalani hemodialisa dalam jangka waktu panjangharus menghadapi berbagai masalah, seperti finansial, kesulitanuntuk bekerja, dorongan seksual yang menurun, depresi danketakutan menghadapi kematian, juga gaya hidup yang harusberubah, kondisi gagal ginjal dan hemodialisa mempengaruhisemangat hiduppenderitanya. Kualitas hidup pasien gagal ginjalkronis yang menjalani hemodialisa menjadi sangat penting dalampemberian layanan keperawatan yang menyeluruh bagi pasien,dengan harapan pasien dapat menjalani hemodialisa dan mampubertahan hidup walau dengan bantuan mesin dialisa. TujuanPenelitian ini untuk mengetahui hubungan lama, frekuensi, durasihemodialisa, dukungan keluarga dan mekanisme koping pasiendengan kualitas hidup pasien gagal ginjal yang menjalanihemodialisa di Rumah Sakit Islam Sunan Kudus. Penelitian inimerupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional.Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien gagal ginjal yangmenjalani hemodialisa di RSI Sunan Kudus dan berjumlah 60responden dengan teknik accidental sampling dalam pengambilansampel Hasil penelitian menunjukan bahwa ada hubungan yangsignifikan antara lama, frekuensi dan mekanisme koping dengankualitas hidup pasien gagal ginjal yang menjalani hemodialisa. (pvalue < 0,05). Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada hubunganyang signifikan anatara lama, frekuensi dan mekanisme kopingdengan kualitas hidup pada pasien gagal ginjal yang menjalanihemodialisa.