Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

KERUKUNAN UMAT BERAGAMA DI KECAMATAN RANOMEETO KABUPATEN KONAWE SELATAN (KONSEL) Marhini, La Ode; Haq, Pendais; La Ode, Dinda; Rihu, Agus
Jurnal Penelitian Pendidikan Sejarah UHO Vol 6, No 2 (2021): Jurnal Penelitian Pendidikan Sejarah UHO
Publisher : Jurusan Pendidikan Sejarah, Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36709/jpps.v6i2.18693

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk kerukunan antar umat beragama dan peran tokoh-tokoh agama dalam merawat kerukunan antar umat beragama di desa Langgea. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dengan menggunakan teori struktural fungsional Talcot Parson yang disebut AGIL (Adaptation, Goal, Integration dan Latency). Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) Terdapat tiga bentuk kerukunan antar umat beragama yaitu toleransi, kerjasama dan kesetaraan agama di Desa Langgea, (2) Terdapat lima peran  tokoh agama dalam merawat kerukunan antar umat beragama di Desa Langgea yaitu (1) menjadikan rumah-rumah ibadah sebagai tempat untuk menanamkan benih perdamaian dan pendidikan kebhinekaan, (2) menghindari tema-tema khutbah yang dapat menimbulkan konflik antar agama, (3) Menepis isu-isu konflik agama di daerah lain dengan memberikan informasi yang berimbang, (4) Menyelesaikan masalah yang ada dengan mengabaikan identitas agama dan (5) Melakukan dialog antar tokoh beragama.                   
PEMETAAN KANTONG KEMISKINAN DAN POTENSI WILAYAH UNTUK PEMBERDAYAAN KELUARGA MISKIN PASCA COVID-19 DI KABUPATEN KONAWE SELATAN Sinapoy, Muhammad Sabaruddin; Moita, Salsalman; Rihu, Agus; Keke, Ahmat; Almarsaban, Almarsaban; Kiro, Muhammad Ramadan
Jurnal Ilmiah Penyuluhan dan Pengembangan Masyarakat Vol 3 (2023):
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56189/jippm.v3i0.46324

Abstract

Poverty mapping is carried out by examining the economic characteristics of a region and household, such as the poverty of families whose livelihoods are fishermen, farmers, miners, the informal sector, trade and services. This is relevant to the National Economic Recovery Program (PEN) as one of a series of activities to reduce the impact of Covid-19 on the economy, one of which is mapping pockets of poverty and recovery and empowerment policy strategies for the community, including poor families, both in rural and urban areas. The aim of this research is to examine the potential of the region and produce a Post-Covid-19 Poor Family Empowerment Strategy in South Konawe Regency. This research use desciptive qualitative approach. Referring to this design, this research was carried out in South Konawe Regency, using purportive sampling technique. The data collection techniques used were document study, in-depth interviews, questionnaires and observation. This research data processing and analysis uses two methods, namely quantitatively and qualitatively. The research results show that the socio-economic conditions of poor families in South Konawe Regency are reflected in several items, namely employment conditions, income level, house type, house size, ownership and use of toilets, clean water sources, lighting sources, education level, and types of side jobs. Of these items, there are only two different items that occurred in the research sample village communities both before the pandemic and after the pandemic. These items are employment conditions and income level. Regional Potential for Empowering Poor Families Post-Covid-19 is divided into traditional fishermen (fish catchers using simple technology) in Tinanggea District, plantation farmers and cultivators with very limited access to agricultural land in Benua District, informal sector workers in Andoolo District, stone miners traditional in North Moramo District and commuters (travel workers from out-of-town residents working in Kendari City) in Ranomeeto district. The Post-Covid-19 Poor Family Empowerment Strategy can be divided into several things, namely existing policies for poor families during the pandemic, developing KUBE, empowering the community through developing institutions and social capital, maximizing the use of village funds, and providing ease of obtaining KUR facilities.
Makna Ungkapan Adat Melamar dalam Proses Menikah (Fenagho Tungguno Karete) pada Masyarakat Muna di Desa Katobu Kecamatan Wadaga Kabupaten Muna Barat Saban, Rahmat; Samsul, Samsul; Marhini, La Ode; Rihu, Agus
LISANI: Jurnal Kelisanan, Sastra, dan Budaya Vol 7 No 2 (2024): Volume 7 No 2, Desember 2024
Publisher : Jurusan Tradisi Lisan, Fakultas Ilmu Budaya, Univeritas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/lisani.v7i2.2982

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan makna ungkapan adat melamar dalam proses pernikahan (feenagho tungguno karete) pada masyarakat Desa Katobu, Kecamatan Wadaga, Kabupaten Muna Barat. Penelitian ini secara khusus mendeskripsikan ungkapan-ungkapan yang terdapat dalam adat melamar serta makna simbolik yang terkandung di dalamnya. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Data dikumpulkan melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Pemilihan informan dilakukan secara purposive sampling, yaitu memilih informan yang dianggap mengetahui secara mendalam adat melamar. Analisis data dilakukan melalui tahapan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adat melamar dalam masyarakat Muna dikenal dengan istilah feenagho tungguno karete, yang secara harfiah berarti "menanyakan penjaga pekarangan." Proses penyampaian adat ini dilakukan dalam forum atau pertemuan adat menggunakan bahasa Muna antara delegasi pihak pelamar dan pihak yang dilamar. Adat ini memiliki makna simbolik, di mana kata tungguno menyimbolkan seseorang yang menjaga, merawat, atau mengikat/melamar, sedangkan karete menyimbolkan pekarangan tempat bunga berada, yang menjadi simbol seorang gadis. Proses adat melamar terdiri dari tiga tahapan, yaitu musyawarah (rompu), membawa janji (deowa too), dan melamar secara resmi (fofeena).
KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT MUNA DALAM PENGELOLAAN HASIL PANEN JAGUNG SEBAGAI UPAYA MENJAGA KETAHANAN PANGAN Marhini, La Ode; Harjoprawiro, La; Malik, Elmy Selfiana; Saputri, Shinta Arjunita; Rihu, Agus
Seshiski: Southeast Journal of Language and Literary Studies Vol 1 No 2 (2021): Volume 1, Issue 2, December 2021
Publisher : Himpunan Sarjana Kesusastraan Indonesia, Komisariat Sulawesi Tenggara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53922/seshiski.v1i2.23

Abstract

Limited resources require people to be wise and creative to exist in the particular demographic circumtances. This is also perceived by the people in Liangkabhori village, Muna Regency. The condition of the karst hilly soil and the limited supply of water as well as seasonal changes that are sometimes uncertain require the community to maximize harvest and effective storage so that food supplies are always available. This study aims to describe the vocabulary of corn hasrvest and local wisdom of the Muna community in Liangkabhori village in managing corn harvests as an effort to maintain food sustainability. The research method uses a qualitative descriptive approach. The results show that in an effort to maintain food security, the community has local knowledge in the process of managing corn harvests so that the harvest can still be consumed in the long term. The series of harvest management processes are (1) knowledge of the estimated harvest period of corn which is determined by three things, namely the age of corn, the appearance or visuality of corn fruit or corn leaves and weather conditions at harvest. (2) knowledge of the harvesting process (detongka) and initial treatment of newly harvested corn, (3) knowledge of sorting corn (Depinde), namely corn is selected and sorted and categorized into five types, namely perapi corn, kampuru corn, obunta corn, kamansighonu-ghonu corn and obhoka corn, (4) cleaning of corn cobs and hairs (Detoto) and (5) Storage (Kasoria)
PENINGKATAN KESIAPAN KERJA ALUMNI JURUSAN TRADISI LISAN MELALUI PELATIHAN USAHA KECIL DAN MENENGAH Saputri, Shinta Arjunita; Marhini, La Ode; Rihu, Agus; Salniwati, Salniwati; Lestari, Dian Trianita; Said, Taufiq
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 5 No. 6 (2024): Vol. 5 No. 6 Tahun 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v5i6.37907

Abstract

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesiapan kerja alumni jurusan Tradisi Lisan melalui pelatihan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Peningkatan kesiapan kerja tersebut diwujudkan dalam bentuk pembekalan pengetahuan dan skill alumni melalui sosialisasi dan pelatihan terkait dengan UMKM berbasis kearifan lokal khususnya kerajinan nentu di Kota Kendari. Hal ini penting dilakukan karena berdasarkan analisis hasil tracer study dan FGD diperoleh informasi bahwa mahasiswa jurusan Tradisi Lisan mengalami kesulitan mencari pekerjaan di periode awal kelulusan. Pengabdian ini dilaksanakan dengan tiga tahapan yaitu 1) tahapan persiapan terdiri dari: a) pembentukan tim, b) koordinasi kegiatan baik secara teknis dan administrasi dengan stakeholder terkait, dan c) identifikasi masalah secara parsial, 2) tahapan pelaksanaan kegiatan terdiri dari: a) Pelaksanaan FGD, b) Pelaksanaan Sosialisasi, dan c) Pelatihan (Praktik), dan 3) tahap evaluasi. Peserta dalam kegiatan ini adalah alumni yang tercatat sebagai lulusan baru pada Jurusan Tradisi Lisan. Lokasi pelaksanaan kegiatan dilaksanakan di UPPKS Kerajinan Nentu Hati Mulia. Hasil kegiatan pengabdian menunjukkan bahwa peserta sangat antusias baik dalam kegiatan sosialisasi dan pelatihan dan berdasarkan hasil kuesioner dan wawancara yang dilakukan terdapat 80 % dari total peserta sangat tertarik untuk menekuni kerajinan nentu baik dalam konteks pemasaran maupun menjadi pengrajin nentu. Oleh karena itu, kegiatan pengabdian ini memiliki peran penting dalam mengatasi atau mengurangi masa tunggu kerja alumni yang dapat berdampak positif pada peningkatan mutu lulusan dan mutu jurusan.