Catarina Budyono, Catarina
Unknown Affiliation

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Peran Dukungan Keluarga Pasien HIV yang Menjalani Terapi Anti Retroviral di Klinik VCT RSUD Provinsi NTB terhadap Outcome Klinis Wardoyo, Eustachius Hagni; Budyono, Catarina; Asmara, I Gede Yasa
Jurnal Kedokteran Vol 7 No 1 (2018)
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang: Jumlah kasus HIV di Provinsi NTB semakin meningkat setiap tahun. Pemberian terapi antiretroviral pada pasien HIV secara signifikan dapat memperpanjang ketahanan hidup yang tergambar secara obyektif dari gambaran klinis. Namun belum ada data yang menilai peran dukungan keluarga terhadap outcome klinis pasien HIV khususnya di klinik VCT RSUD Provinsi NTB. Oleh sebab itu dilakukan penelitian untuk mengetahui peran dukungan keluarga terhadap outcome klinis pasien HIV yang menjalani Terapi Anti Retroviral di klinik VCT RSUD Provinsi NTB Metode: Studi ini merupakan studi case-control yang terdiri atas dua tahap, yaitu 1) pendataan pasien HIV yang menjalani terapi ARV, dengan kesuksesan terapi sebagai kasus, kegagalan terapi sebagai kontrol dan 2) pendekatan dengan wawancara mendalam terhadap pasien mengenai peran dukungan keluarga. Kriteria inklusi pada penelitian ini, yaitu pasien HIV yang berusia di atas 12 tahun yang telah mengkonsumsi ARV minimal 6 bulan dengan data rekam medis lengkap dan setuju dilakukan wawancara. Hasil: Dari 230 pasien, sebanyak 70 memenuhi kriteria inklusi. Outcome klinis baik sejumlah 58 orang dan 12 sisanya memiliki outcome klinis buruk. Sebanyak 26 orang perempuan dan 44 laki-laki. Faktor risiko penularan didominasi oleh heteroseksual (67,1%) dan pendukung utama yang dianggap memberikan kontribusi paling besar adalah pasangan (45,7%). Penelitian ini membagi 4 fase yang sudah dilalui subjek penelitian yaitu sebelum terdiagnosis, saat terdiagnosis, saat mulai ARV dan saat monitoring ARV. Bentuk dukungan yang memiliki pengaruh terhadap outcome klinis baik (OR; interval) dari tiap fase: sebelum terdiagnosis: memberikan nasehat yang selalu dapat diterima (3.8 [1.01814.178]); saat terdiagnosis: memberikan nasehat yang selalu dapat diterima (5.20 [1.387-19.874]); sedangkan fase saat mulai dan monitoring ARV tidak didapatkan bentuk dukungan yang signifikan. Kesimpulan: Dukungan yang memberikan efek positif bagi outcome klinis pada pasien HIV dimulai dari keluarga. Bentuk dukungan yang diharapkan dari populasi penelitian ini adalah nasihat yang dapat diterima, terutama pada fase sebelum terdiagnosis dan saat terdiagnosis HIV.
HUBUNGAN PENYAKIT DIABETES MELLITUS DENGAN LEVEL HOMOSISTEIN PADA PENYAKIT ARTERI PERIFER PADA POPULASI DI KOTA MATARAM Anthony, Lalu Muhammad; Indrayana, Yanna; Irawati, Deasy; Budyono, Catarina; Harahap, Herpan Syafii
E-Jurnal Medika Udayana Vol 11 No 9 (2022): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2022.V11.i9.P16

Abstract

Latar Belakang: Penyakit Arteri Perifer (PAP) adalah tersumbatnya pembuluh darah perifer sebagian atau total akibat oklusi aterosklerosis terutama pada ekstremitas bawah. Hiperhomosisteinemia merupakan salah satu tanda penyakit kardiovaskular (PKV) yakni menunjukkan proses terbentuknya aterosklerosis. Penelitian sebelumnya telah melaporkan bahwa terdapat peningkatan level homosistein pada pasien dengan Diabetes Mellitus (DM). Namun, data mengenai level homosistein pada penderita PAP dengan DM tipe 2 terbatas. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mencari hubungan antara DM dengan level homosistein pada pasien PAP di Kota Mataram. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang yang dilakukan di Rumah Sakit Islam Siti Hajar Kota Mataram. Sampel penelitian adalah subjek dengan PAP dengan nilai Ankle Brachial Index (ABI) <0,90 dan DM tipe 2. Hasil penelitian ini adalah level homosistein pada pasien DM dengan PAP dan non DM dengan PAP. Analisis data menggunakan uji T tidak berpasangan. Hasil: Lima puluh dua pasien PAP berpatisipasi dalam penelitian ini, dengan 39 sampel (75%) berjenis kelamin wanita dan rata-rata usia 57,4 tahun. Rerata level homosistein pada pasien DM tipe 2 dengan PAP (5,7±0,9 µmol/L) lebih tinggi secara signifikan dibandingkan level homosistein pada pasien non DM tipe 2 dengan PAP (4,8±1,0 µmol/L) (p=0,001). Kami menemukan bahwa riwayat hipertensi (p=0,012) dan nilai ankle brachial index (p=0,0049) berhubungan dengan DM dan PAP. Jenis kelamin, usia dan merokok tidak berhubungan dengann DM dan PAP. Kesimpulan: Terdapat perbedaan yang signifikan antara rerata level homosistein pada kelompok subjek PAP dengan DM dan non DM. Kata Kunci: Penyakit Arteri Perifer, Diabetes Mellitus Tipe 2, Level Homosistein.
Clinical Outcomes of Cholangioscopy as a Minimally Invasive Intervention for Common Bile Duct Stones Putri, Septy Rianty Salsabilla Dwi; Wahyudi, Reza Rizwandipa; Prameswari, Devi Shanti; Dwiandika, Rizky Ary; Tahriani, Ridha; Salsabila, Ruhania Najwa; Sena, Cantika Brilian; Jibriel, Diaz Azhalea; Budyono, Catarina
The Indonesian Journal of Gastroenterology, Hepatology, and Digestive Endoscopy Vol 26, No 2 (2025): VOLUME 26, NUMBER 2, AGUSTUS, 2025
Publisher : The Indonesian Society for Digestive Endoscopy

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24871/2622025176-183

Abstract

Choledocholithiasis is a condition of obstruction in the bile duct due to stones, which is classified into primary and secondary. Primary choledocholithiasis occurs due to obstruction of bile flow that triggers stone formation, while the secondary form is caused by gallstones that have formed previously and moved to the common bile duct, causing obstruction. This condition can cause various serious complications that require different treatments. This article discusses the role of cholangioscopy as a minimally invasive intervention in the diagnosis and therapy of choledocholithiasis. The results of the study showed that cholangioscopy plays an important role in endoscopic therapy and lithotripsy. However, the availability of cholangioscopy equipment in Indonesia is still limited, so its current use is more as a supporting procedure for Endoscopic Retrograde Cholangiopancreatography (ERCP). The purpose of this study was to evaluate the clinical effectiveness of cholangioscopy in the treatment of choledocholithiasis, especially in complex cases that are difficult to treat with conventional methods.
Effectiveness of Combination Therapy of Stereotactic Body Radiation Therapy with Lenvatinib in Advanced Hepatocellular Carcinoma Putri, Alifia Sabira; Nuriasti, Rovera; Pambudi, Balqis Prudena Kurnia; Fauzan, Naufal Revaldy; Maudina, Baiq Zaskia; Prawira, Yoga; Larasati, Anak Agung Ayu Regina; Budyono, Catarina
The Indonesian Journal of Gastroenterology, Hepatology, and Digestive Endoscopy Vol 26, No 2 (2025): VOLUME 26, NUMBER 2, AGUSTUS, 2025
Publisher : The Indonesian Society for Digestive Endoscopy

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24871/2622025168-175

Abstract

Hepatocellular carcinoma (HCC) is the most common type of primary liver cancer and has a high mortality rate, especially in advanced stages. Treatment of advanced HCC remains a significant challenge due to limited effective therapeutic options. This study examines the effectiveness of combining Stereotactic Body Radiation Therapy (SBRT) and Lenvatinib in advanced HCC patients. SBRT is a high-precision radiation technique that allows high-dose irradiation of tumor targets with minimal damage to surrounding healthy tissues. At the same time, Lenvatinib is a multikinase inhibitor that inhibits several critical molecular pathways in angiogenesis and tumor cell proliferation. The results showed that the combination of SBRT and Lenvatinib significantly improved overall survival (OS) by reducing the risk of death by 63%, progression-free survival (PFS) reduced the risk of tumor progression by 67%, intrahepatic tumor progression-free survival (IHPFS) showed a decrease of 71%, objective remission rate (ORR) was also higher in the combination group (56.8%), and disease control rate (DCR) of 91.9% which was higher than the use of Lenvatinib alone. However, this combination therapy also carries a higher risk of side effects, including hypertension and diarrhea, which require close monitoring and dose adjustment. This study suggests combining SBRT and Lenvatinib may be a more practical approach to treating advanced HCC. However, the treatment strategy needs to be tailored to the patient's condition to minimize the risk of toxicity.
PENGENALAN DAN EDUKASI PENCEGAHAN DM TIPE 2 DI RS UNIVERSITAS MATARAM Budyono, Catarina; Asmara, I Gede Yasa; Wedayani, Anak Agung Ayu Niti; Putri, Novia Andansari; Amalia, Emmy; Sudharmawan, Anak Agung Ketut; Abdiman, I Made Tobias
Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA Vol 6 No 4 (2023): Oktober-Desember 2023
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jpmpi.v6i4.5972

Abstract

Diabetes mellitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya. Pada tahun 2017 diperkirakan sebanyak 415 juta orang menderita DM, dan diprediksi pada tahun 2040 sebanyak 642 juta orang akan menderita DM di seluruh dunia. Pada tahun 2019, IDF (International Diabetes Federation) memperkirakan lebih dari 10 juta orang di Indonesia mengidap DM. Tujuan dilakukan pengabdian ini adalah untuk mencegah terjadinya Diabetes Tipe 2 untuk meningkatkan kualitas hidup. Tahapan pendekatan yang dilakukan dalam program ini adalah penyuluhan atau pemberian edukasi. Penyuluhan Tentang Pengenalan dan Edukasi pencegahan DM tipe 2 di RS Universitas Mataram diadakan di depan poli penyakit dalam dan dihadiri oleh pasien ataupun keluarga pasien yang ada pada saat itu. Selain penyuluhan dilakukan juga pembagian flyer tentang DM tipe 2 yang berisi tanda gejala dan cara pencegahannya.