Claim Missing Document
Check
Articles

Pengaruh self-regulation, self-efficacy, dan study habits terhadap prestasi belajar fisika I Putu Darma Putra .; Prof. Dr I Wayan Sadia,M.Pd .; Luh Putu Budi Yasmini, S.Pd., M.Sc. .
Jurnal Pendidikan Fisika Undiksha Vol. 2 No. 1 (2015)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpf.v2i1.5802

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk 1) menganalisis pengaruh self-regulation terhadap prestasi belajar fisika, 2) menganalisis pengaruh self-efficacy terhadap prestasi belajar fisika, 3) menganalisis pengaruh study habits terhadap prestasi belajar fisika, dan 4) menganalisis pengaruh self-regulation, self-efficacy, dan study habits terhadap prestasi belajar fisika. Jenis penelitian ini adalah penelitian kausal-komparatif atau ex post facto. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri se-Kabupaten Gianyar yang terdiri dari 7 sekolah. Jumlah populasi 2017 siswa. Sampel penelitian ini berjumlah 352 siswa yang diambil dengan teknik proposional random sampling. Data self-regulation, self-efficacy, dan study habits dikumpulkan menggunakan kuisioner. Data prestasi belajar fisika siswa dikumpulkan dengan tes prestasi belajar berbentuk tes objektif. Data yang terkumpul dianalisis dengan statistik deskriptif, uji regresi sederhana, dan ganda tiga prediktor. Hasil penelitian menunjukan bahwa 1) terdapat pengaruh yang signifikan self-regulation terhadap prestasi belajar fisika dengan kontribusi sebesar 0,7% (F = 7,703; dengan p < 0,05), 2) terdapat pengaruh yang signifikan self-efficacy terhadap prestasi belajar fisika dengan kontribusi sebesar 2,2% (F = 10,520; dengan p < 0,05), 3) terdapat pengaruh yang signifikan study habits terhadap prestasi belajar fisika dengan kontribusi sebesar 7,1% (F =35,193; dengan p < 0,05), 4) terdapat pengaruh yang signifikan self-regulation, self-efficacy,dan study habits terhadap prestasi belajar fisika dengan kontribusi sebesar 10,0% (F = 12,851; dengan p < 0,05).Kata Kunci : self-regulation, self-efficacy, study habits, prestasi belajar This study aimed at 1) analysing the influence of self-regulation towards physics academic achievement, 2) analysing the influence of self-efficacy towards physics academic achievement, 3) analysing the influence of study habits towards physics academic achievement, and 4) analysing the influence of self-regulation, self-efficacy, and study habits toward physics academic achievement. This research was a causal-comparative or ex post facto study. The study population was all students of class X in Gianyar regency which consisted of 7 schools. Total population was about 2017 students. The research sample, 352 students, were taken by proportional random sampling technique. Data of self-regulation, self-efficacy, and study habits were collected by using a questionnaire. Data of student physics achievement were collected by using achievement test which was in form an objective test. Data were analyzed by using descriptive statistics, while the hypothesis were tested by using simple and multiple regression. The results shows that 1) there is a significant difference of self-regulation towards physics academic achievement with 0.7% contribution (F = 7.703; p
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI BEBAS TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X JURUSAN MIPA Ni Kade Dwi Suyastrini .; Prof. Dr I Wayan Sadia,M.Pd .; Dewi Oktofa Rachmawati,S.Si,M.Si .
Jurnal Pendidikan Fisika Undiksha Vol. 4 No. 2 (2016)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpf.v4i2.7849

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan keterampilan berpikir kritis antara siswa yang mengikuti pembelajaran model pembelajaran inkuiri bebas dengan siswa yang mengikuti pembelajaran model pembelajaran langsung pada pembelajaran fisika siswa kelas X Jurusan MIPA. Penelitian ini adalah quasi eksperiment dengan menggunakan rancangan pretest posttest control group design. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X MIPA SMAN 1 Negara dengan jumlah populasi 288 orang. Penentuan sampel penelitian ditetapkan dengan teknik simple random sampling dengan jumlah sampel sebanyak 72 orang. Data keterampilan berpikir kritis dianalisis secara deskriptif menggunakan uji t (independent sample t test). Hasil analisis uji t (thitung=8,655>ttabel =1,994;p ttable=1.994;p
EFEKTIVITAS MODEL KONFLIK KOGNITIF DALAM REMEDIASI MISKONSEPSI SISWA SMP PADA MATERI TEKANAN Ni Kadek Egar Widyarani .; Prof. Dr I Wayan Sadia,M.Pd .; Drs. Slamet Haryadi Suryo Wijoyo .
Jurnal Pendidikan Fisika Undiksha Vol. 4 No. 2 (2016)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpf.v4i2.8258

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk 1) mendeskripsikan profil miskonsepsi siswa, 2) mendeskripsikan perbedaan proporsi remediasi miskonsepsi siswa antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol, dan 3) mendeskripsikan retensi miskonsepsi siswa. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu dengan pre-testpost-test nonequivalen control group desain. Sampel penelitian diambil menggunakan teknik simple random sampling dengan jumlah sampel 62 orang siswa.Teknik analisis data menggunakan teknik analisis deskriptif dan uji perbedaan proporsi (uji z) dua pihak dengan taraf signifikansi 5%. Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh bahwa profil miskonsepsi siswa pada materi tekanan bervariasi dengan rentangan konsepsi berkisar antara tiga sampai tujuh yang menunjukkan bahwa sebelum proses pembelajaran, siswa telah memiliki berbagai konsepsi. Remediasi miskonsepsi untuk kelompok eksperimen sebesar 54% (70% saat pret-test dan 16% saat post-test) sedangkan untuk kelompok kontrol sebesar 26% (73% saat pret-test dan 47% saat post-test), dengan nilai zhitung > zα/2 yaitu 2,80> 1,96. Miskonsepsi siswa masih resisten meskipun telah diterapkan model pembelajaran konflik kognitif.Kata Kunci : miskonsepsi, model konflik kognitif, model pembelajaran konvensional, retensi miskonsepsi. This study aimed at describing 1) the students’profile misconceptions, 2) the differences of students’ misconceptions remediation proportion between the experimental group and the control group, and 3) the students’ misconception retentions. This research was a quasi-experimental research with pre-test post-test nonequivalent control group design. Samples were taken by using simple random sampling which consisted of 62 students. Data were analyzed by using descriptive analysis techniques and two parts proportion difference test (z test) with 5% in significance level. The result shows that the profile of the student misconceptions in the pressure subject matter varies with concept range are about three to seven kinds of conception which indicates that before learning process, the students have different conceptions. Remediation of misconceptions for the experimental group is 54% (70% on pre-test and 16% on post-test), while for the control group is 26% (73% on pre-test and 47% on post-test), with the value of zhitung > zα /2, namely 2.80 > 1.96. The percentage of students’ misconception during a retention test increases after 3 weeks when the treatment was not given. Students’ misconceptions are still resistant although cognitive conflict learning model have been applied.keyword : misconception, cognitive conflict model, conventional learning model, retention of misconception
ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 NEGARA TAHUN AJARAN 2015/2016 AA. Gd. Ngurah Rama Indra Negara .; Prof. Dr I Wayan Sadia,M.Pd .; Dra. Ni Made Pujani,M.Si .
Jurnal Pendidikan Fisika Undiksha Vol. 4 No. 2 (2016)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpf.v4i2.8307

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan profil keterampilan berpikir kritis, (2) mendeskripsikan keterampilan identifikasi masalah, (3) mendeskripsikan keterampilan merumuskan hipotesis, (4) mendeskripsikan keterampilan menganalisis masalah, (5) mendeskripsikan keterampilan menarik kesimpulan, dan (6) mendeskripsikan keterampilan melakukan evaluasi. Jenis penelitian adalah deskriptif analitik. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan subjek penelitian adalah kelas X di SMAN 2 Negara yang berjumlah 346 siswa. Data penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan observasi, wawancara, dan tes keterampilan berpikir kritis yang dianalisis secara deskriptif analitik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) tingkat keterampilan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran fisika rata-rata mendapat nilai 30,65 dengan kualifikasi sangat rendah, (2) tingkat mengidentifikasi masalah masih berada dengan rata-rata sebesar 39,64 dengan kualifikasi sangat rendah, (3) tingkat merumuskan hipotesis dengan rata-rata sebesar 43,24 dengan kualifikasi rendah, (4) tingkat menganalisis masalah memperoleh nilai 27,04 dengan kualifikasi sangat rendah, (5) tingkat menarik kesimpulan memperoleh rata-rata sebesar 20,56 dengan kualifikasi sangat rendah, dan (6) tingkat melakukan evaluasi memperoleh rata-rata sebesar 22,73 dengan kualifikasi sangat rendah. Sehingga disimpulkan keterampilan berpikir kritis siswa masih berada pada kategori sangat rendah.Kata Kunci : keterampilan berpikir kritis, pembelajaran fisika This research aimed at (1) describing the profile of critical thinking skills, (2) describing the skills of problem identification, (3) describing the skills to formulate a hypothesis, (4) describing the skills to analyze problems, (5) describing the skills to draw conclusions, and (6) describing the skills to evaluate. The type of this research was descriptive and analytic. This research subject was 346 clas X students of SMAN 2 Negara. Data of the research were collected by using observation, interviews, and critical thinking skills tests which were analyzed by descriptive analytic. The results show that (1) the average level of students’ critical thinking skills in physics is 30.65 with a very low qualification, (2) the level of identifying the problems is averagely still at the score 39.64 with a very low qualification, (3) the degree to formulate hypotheses is averagely at 43.24 with low qualification, (4) the level of analyzing the problem gets score 27.04 with a very low qualification, (5) the level of drawing the conclusions gains the average score 20.56 with a very low qualification, and (6) the levels to evaluate gains the average score 22.73 with a vey low qualification. Thus it can be concluded that the students' critical thinking skills is still at the very low category.keyword : critical thinking skills, learning physics
ANALISIS KONSEPSI SISWA PADA MATERI SUHU DAN KALOR DI SMA NEGERI 1 TABANAN Ni Made Suci Bhakti Karya Utami .; Prof. Dr I Wayan Sadia,M.Pd .; Drs. Slamet Haryadi Suryo Wijoyo .
Jurnal Pendidikan Fisika Undiksha Vol. 4 No. 2 (2016)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpf.v4i2.8362

Abstract

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan: (1) profil miskonsepsi siswa SMA, (2) penyebab timbulnya miskonsepsi, dan (3) mendeskripsikan retensi miskonsepsi siswa SMA pada materi suhu dan kalor. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik. Subjek penelitian adalah 65 siswa kelas X MIPA-9 & 11, serta seorang guru fisika di SMA Negeri 1 Tabanan. Pengumpulan data menggunakan tes miskonsepsi, pedoman wawancara dan check list. Hasil penelitian adalah sebagai berikut: (1) persentase rata-rata hasil tes miskonsepsi siswa mengalami peningkatan konsepsi ilmiah, kategori sound understanding mengalami perubahan dari 2,7% menjadi 17,5%, kategori partial understanding mengalami perubahan dari 19,5% menjadi 19,3%, kategori specific misconception mengalami perubahan dari 21,8 menjadi 19,1%, kategori no understanding mengalami perubahan dari 23,3% menjadi 17,7%, dan kategori no response mengalami perubahan dari 32,8% menjadi 26,4%. (2) penyebab miskonsepsi siswa didominasi dari siswa dan pengalam pribadi siswa, buku teks, dan metode mengajar guru. (3) retensi menunjukkan miskonsepsi siswa masih bersifat resisten. Kata Kunci : konsep, konsepsi, miskonsepsi, suhu dan kalor, retensi The research aimed at describing: (1) the students’ misconceptions profile, (2) the causes of misconceptions, and (3) misconceptions retentions of the senior high school students on temperature and heat material. This research used descriptive analytic method. The subjects were 65 students at class X MIPA-9 & 11, and a physics teacher. Data were collected by using a misconceptions test, an interview, and check list. The results are as follow: (1) the average percentage of students’ misconception test results increases to be scientific conception, sound understanding category changes from 2.7% to 17.5%, partial understanding category changes from 19.5% to 19.3%, specific misconception category changes from 21.8 to 19.1%, no understanding category changes from 23.3% to 17.7%, and no response categor changes from 32.8% to 26.4%; (2) the causes of misconception are dominated from the students theirselves, personals experiences, textbooks, and teaching methods; (3) The retention of the studens’ misconceptions is still resistent.keyword : concept, conception, misconceptions, temperature and heat, retention
ANALISIS KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS X MIPA SEBUAH SMA NEGERI TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Ni Luh Eka Rusmadewi .; Prof. Dr I Wayan Sadia,M.Pd .; Dewi Oktofa Rachmawati,S.Si,M.Si .
Jurnal Pendidikan Fisika Undiksha Vol. 4 No. 2 (2016)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpf.v4i2.8364

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tingkat kecerdasan emosional, tingkat kesadaran diri, pengelolaan emosi, memotivasi diri, mengenali emosi orang lain, dan membina hubungan siswa kelas X MIPA SMA Negeri 2 Semarapura. Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan desain penelitian survei. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner dan pedoman wawancara. Subjek pada penelitian ini berjumlah 186 siswa dan jumlah siswa yang diwawancarai adalah 10 orang per dimensi diambil menggunakan teknik purposive sampling. Data kecerdasan emosional dikumpulkan dengan kuesioner dan wawancara. Data penelitian dianalisis secara deskriptif analitik. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa tingkat kecerdasan emosional, tingkat kesadaran diri, tingkat mengelola emosi, tingkat memotivasi diri, tingkat mengenali emosi orang lain, dan tingkat membina hubungan siswa kelas X MIPA SMA Negeri 2 Semarapura berkategori tinggi.Kata Kunci : deskripsi, kecerdasan emosional, siswa. This study aimed at: (1) describing the level of emotional intelligence, (2) describing the level of self-awareness, (3) managing the emotions, motivating oneself, recognizing other students’ emotions, and building the inter class X MIPA students relationships of SMAN 2 Semarapura. The type of this research was descriptive analytic with survey research design. The instrument used of this research was a questionnaire and an interview guide. Subjects in this study consisted of 186 students, and the number of students interviewed was 10 people per-dimensional taken by using purposive sampling technique. Data of motional intelligence were collected by using questionnaires and interviews. Data were analyzed analytic-descriptively. The results obtained show that: (1) the level of emotional intelligence, the level of self-awareness , the level of managing the emotions, motivating their selves , the level of recognizing other students’ emotions, and the degree of inter class X MIPA students relationship of SMAN 2 Semarapura are in high category.keyword : description, emotional intelligence, students.
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA SISWA KELAS X MIA 2 SMA NEGERI 3 DENPASAR Made Meita Puspadewi .; Prof. Dr I Wayan Sadia,M.Pd .; Drs. Putu Yasa,M.Si .
Jurnal Pendidikan Fisika Undiksha Vol. 7 No. 2 (2017)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpf.v7i2.11529

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan hasil belajar siswa dalam penerapan model pembelajaran berbasis masalah, (2) meningkatkan keterampilan berpikir kritis, dan (3) mendeskripsikan tanggapan siswa terhadap penerapan model pembelajaran berbasis masalah dalam pembelajaran fisika. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang dilakukan dalam dua siklus pembelajaran. Setiap siklus terdiri dari 4 tahap, yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi/evaluasi, dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X MIA 2 SMA Negeri 3 Denpasar tahun ajaran 2016/2017 yang berjumlah 38 orang siswa dengan jumlah laki-laki sebanyak 21 orang siswa dan perempuan sebanyak 17 orang siswa. Teknik pengumpulan data keterampilan berpikir kritis siswa dengan menggunakan lembar observasi pada setiap pertemuan dan tes pada setiap akhir siklus. Data tanggapan siswa dikumpulkan dengan menggunakan angket tanggapan. Data dianalisis secara deskriptif. Hasil dari penelitian ini adalah (1) Siswa mengalami peningkatan pada hasil belajar dengan nilai rata-rata pada siklus I adalah 67,93 dengan kategori cukup meningkat menjadi 82,00 dengan kategori baik. (2) Keterampilan berpikir kritis siswa meningkat pada siklus I nilai rata-rata yang di peroleh 71,12 dengan kategori baik meningkat menjadi 82,63 dengan kategori baik. (3) Tanggapan siswa terhadap penerapan model pembelajaran berbasis masalah berada pada kategori positif dengan nilai rata-rata 77,95.Kata Kunci : Hasil Belajar, dan Keterampilan Berpikir Kritis This research aimed at (1) describing the student learning results in the implementation of problems based learning model, (2) improving the critical thinking skills, and (3) describing the responses of students towards the application of problems based learning model in learning physics. The type of this research was classroom action research. The research was done through two cycles of learning. Each cycle consisted of four stages, the action planning, the implementation of the action, observation/evaluation, and reflection. The subject of this research was 38 grade X MIA 2 students at SMA Negeri 3 Denpasar in academic year 2016/2017 which consisted of 21 boys and 17 girls. The technique of data collection of critical thinking skills students used observation sheets at each meeting and tests at the end of the cycle. The students’ response data were collected by using questionnaires. The data was analyzed descriptively. The results of this research are (1) the learning results af the student who use problem based learning model increase from 67,93 (fair) in cycle I to 82,00 in cycle II. (2) the critical thinking skills of the students who use problem based learning model increase from 71,12(good) in cycle I to 82,63(good) in cycle II. (3) the students’ responses towardst the application of the problem based learning model is positive category with an average rating of 77.95.keyword : The results of the study, and critical thinking skills
PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP BELAJAR FISIKA SISWA SMA Ni Kd. Aristawati; I Wayan Sadia; A. A. I. A. R. Sudiatmika
Jurnal Pendidikan Fisika Undiksha Vol. 8 No. 1 (2018)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpf.v8i1.20573

Abstract

Penelitian ini bertujuan menganalisis perbedaan pemahaman konsep fisika antara siswa yang belajar dengan model problem based learning dan siswa yang belajar dengan model pembelajaran langsung. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi eksperimen) dengan desain penelitian one way non-equivalent pretes-posttest control group design. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Susut Tahun Pelajaran 2018/2019 yang terdiri dari 5 kelas dengan jumlah populasi 173 siswa. Jumlah sampel penelitian terdiri dari 2 kelas dengan jumlah 69 siswa yang ditentukan secara assigment random. Data pemahaman konsep fisika dikumpulkan dengan tes pilihan ganda diperluas 20 butir tes pemahaman konsep. Data analisis secara deskriptif dan statistik uji-t (independent sample). Pengujian hipotesis nol dilakukan pada taraf signifikansi 0,05. Semua analisis dilakukan dengan memanfaatkan SPSS 16.0 for windows. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pemahaman konsep fisika antara siswa yang belajar dengan model problem based learning dengan siswa yang belajar dengan model pembelajaran langsung (t = 4,577; p < 0,05). Kelompok siswa yang belajar dengan model problem based learning menunjukkan pemahaman konsep fisika yang lebih baik dibandingkan dengan kelompok siswa yang belajar dengan model pembelajaran langsung. Adapun saran untuk penelitian selanjutnya yaitu agar meneliti permasalahan ini secara lebih mendalam dengan sampel yang lebih luas dan variabel yang lebih bervariasi sehingga diperoleh hasil penelitian yang lebih baik.
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA PEMBELAJARAN FISIKA KELAS X IPA SMA NEGERI M. Hajrin; I Wayan Sadia; I Gede Aris Gunadi
Jurnal Pendidikan Fisika Undiksha Vol. 9 No. 1 (2019)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpf.v9i1.20650

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) perbedaan keterampilan berpikir kritis antara siswa yang belajar dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing dan siswa yang belajar dengan model pembelajaran langsung, (2) perbedaan keterampilan berpikir kritis antara siswa yang belajar dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing dan siswa yang belajar dengan model pembelajaran langsung setelah dilakukan pengendalian terhadap skor pretest, (3) kontribusi yang signifikan skor pretest terhadap keterampilan berpikir kritis antara siswa yang belajar dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing dan siswa yang belajar dengan model pembelajaran langsung. Penelitian ini termasuk penelitian quasi eksperiment menggunakan desain one way non-equivalent pretest-posttest control group design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X MIPA di SMA Negeri 3 Singaraja tahun ajaran 2018/2019 sebanyak 4 kelas, sejumlah 117 siswa dengan sampel sebanyak 59 siswa yang meliputi 30 siswa di kelas eksperimen dan 29 siswa di kelas kontrol. Data dianalisis menggunakan analisis deskriptif dan analisis kovarian (ANAKOVA) satu jalur. Hasil penelitian menunjukkan beberapa temuan, yaitu: (1) terdapat perbedaan yang signifikan keterampilan berpikir kritis fisika antara siswa yang belajar dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing dan siswa yang belajar dengan model pembelajaran langsung (F=20,173; p<0,05). 2) setelah dilakukan pengendalian terhadap skor pretest, terdapat perbedaan yang signifikan keterampilan berpikir kritis fisika antara siswa yang belajar dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing dan siswa yang belajar dengan model pembelajaran langsung (F*=44,215; p<0,05). Uji lanjut menunjukkan nilai rata-rata (LSD=2,362; Δμ =8,089) kelompok MPIT signifikan lebih tinggi dibandingkan kelompok MPL. 3) terdapat kontribusi yang signifikan skor pretest terhadap keterampilan berpikir kritis fisika siswa yang belajar dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing dan siswa yang belajar dengan model pembelajaran langsung (Freg = 13,941; p<0,05). Variabel kovariat (pretest) memberikan kontribusi terhadap posttest sebesar 33% dan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain. Kata kunci: inkuiri terbimbing, keterampilan berpikir kritis.
PENDIDIKAN KARAKER TERINTEGRASI PEMBELAJARAN SAINS MENUJU BANGSA YANG CERDAS, BERDAYASAING DAN BERBUDAYA I Wayan Sadia
Prosiding Seminar Nasional MIPA 2011: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MIPA UNDIKSHA 2011
Publisher : Prosiding Seminar Nasional MIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak: Pelaksanaan pendidikan karakter didasarkan atas tiga alasan penting yaitu: 1) Perlunya karakter yang baik untuk menjadi bagian yang utuh dalam diri manusia. Setiap manusia harus memiliki pikiran yang kuat, hati nurani, dan kemauan untuk berkualitas seperti memiliki kejujuran, empati, perhatian, disiplin diri, ketekunan dan dorongan moral; 2) Sekolah merupakan tempat yang baik dan kondusif untuk melaksanakan proses pembelajaran dan pendidikan nilai-nilai; dan 3) Pendidikan karakter sangat esensial untuk membangun masyarakat bermoral. Penyelengggaraan pendidikan  karakter untuk membangun manusia yang berkarakter, maka perlu pemahaman yang komprehensif tentang hakikat manusia dan dimensi-dimensi hakikat manusia. Sifat hakikat manusia dimaksudkan sebagai cirri-ciri karakteristik yang secara prinsipiil membedakan manusia dengan hewan. Terdapat delapan sifat hakikat manusia yaitu 1) kemamapuan menyadari diri, 2) kemampuan bereksistensi, 3) pemilikan kata hati, 4) moral, 5) kemampuan bertanggung jawab, 6) rasa kebebasan, 7) kesediaan melaksanakan kewajiban dan menyadari hak, dan 8) kemampuan menghayati kebahagiaan. Sasaran  pendidikan karakter adalah menumbuhkembangkan kedelapan sifat hakikat manusia yang  merupakan benih-benih kemanusiannya manusia, sehingga terwujud menjadi manusia seutuhnya. Pendidikan karakter memiliki dua tujuan utama yaitu kebijakan dan kebaikan. Pendidikan tentang kebaikan merupakan dasar demokrasi, karena itu dua nilai moral penting yang harus diajarkan dalam pendidikan karakter adalah rasa hormat dan tanggung jawab (respect and responsibility). Di samping itu ada sejumlah nilai yang perlu diajarkan melalui pendidikan karakter yaitu: 1 ) kejujuran (honesty), 2) keterbukaan (fairness), 3) toleransi (tolerance), 4) kehati-hatian (prudence), 5) disiplin-diri (self-dicipline), 6) membantu dengan tulus (helpfulness), 7) rasa haru (compassion), 8) bekerjasama (cooperation), 9) keteguhan hati (courage), dan 10) nilai-nilai demokrasi (democratic values). Karakter berkaitan dengan pengetahuan moral (moral knowing), perasaan moral (moral feeling) , dan perilaku moral (moral action). Karakter yang baik terdiri atas pengetahuan tentang kebaikan, keinginan untuk berbuat baik, dan berbuat kebaikan. Ketiga hal inilah yang menentukan kehidupan bermoral. Pendidikan Sains pada hakekatnya dapat digunakan untuk membekali subyek didik dengan pengetahuan dan keterampilan proses, tetapi juga dapat digunakan untuk menanamkan sikap dan nilai. Jadi, pendidikan Sains dapat digunakan sebagai wahana klarifikasi nilai, yang selama ini kurang mendapat perhatian para guru Sains. Sains diyakini berperan penting bagi pengembangan karakter warga masyarakat dan negara, karena kemajuan produk sains yang amat pesat dan keampuhan proses sains yang dapat ditransfer pada berbagai bidang ilmu yang lain serta proses sains yang sarad dengan muatan nilai, sikap, dan moral.
Co-Authors ., AA. Gd. Ngurah Rama Indra Negara ., Drs. Putu Yasa,M.Si ., I MADE SIRING ., Made Meita Puspadewi ., Ni Kade Dwi Suyastrini ., Ni Kadek Egar Widyarani ., Ni Luh Eka Rusmadewi ., Ni Made Suci Bhakti Karya Utami A. A. Istri Agung Rai Sudiatmika AA. Gd. Ngurah Rama Indra Negara . ABDUL MALIK FAJAR . Adi Prana, I Gusti Lanang Agung ANAK AGUNG GEDE NGURAH SUCIPTA . ANDRI AFRIANI . Ani Dwi Lestari . Ani Dwi Lestari ., Ani Dwi Lestari ANIK ARIANI . Aristawati, Ni Kd. BASUKI RAHMAD COKORDA GEDE ANOM WIRATMAJA . Darma, I Ketut Dewi Oktofa Rachmawati Dr. I Nyoman Tika,M.Si . Dr. Ni Made Pujani,M.Si . Drs. I Made Wirta, M.Pd . Drs. I Nyoman Subratha,M.Pd . Drs. I Wayan Darsana,M.Ed . Drs. Putu Yasa,M.Si . Drs. Slamet Haryadi Suryo Wijoyo . EKA DORA RIANI . GEDE SUADNYANA . GEDE YOHANES ARYGUNARTHA . Hajrin, M. I Gede Aris Gunadi I GEDE KARIAWAN . I GEDE KARIAWAN ., I GEDE KARIAWAN I GST AGUNG AYU NOVA DWI MARHAENI . I Gusti Agung Nyoman Setiawan I GUSTI LANANG AGUNG ADI PRANA . I Kadek Sukarsa . I KETUT SUASTIKA . I Ketut Supir I Ketut Wiratana I KOMANG AGUS EKA PUTRA . I Made Ari Winangun I Made Candiasa I MADE HARDIYASA . I MADE JAYA . I MADE KEDAP . I MADE WIDYA ASTAWA . I Made Yudana I Nyoman Natajaya I NYOMAN TRY UPAYOGI . I PUTU ASTIKA . I Putu Darma Putra . I PUTU SUDIRTA . I Wayan Antara Yasa . I WAYAN DARMA . I WAYAN EKA PUTRA . I WAYAN IWANTARA . I Wayan Karyasa I Wayan Muderawan I Wayan Suastra I WAYAN WIDIADNYANA . Ida Ayu Kade Sastrika Ida Bagus Jelantik Swasta Ida Bagus Putu Arnyana Ida Bagus Putu Mardana K. S. K. Wardani KADEK DWI HENDRATMA GUNAWAN . Kadek Lina Indriani . Kadek Lina Indriani ., Kadek Lina Indriani Kadek Rihendra Dantes KADEK YULI ARTAMA . KETUT SRI KUSUMA WARDANI . Ketut Suma Komang Gede Yudi Arsana . Koyan I Wayan Laras Oktaviani Luh Putu Budi Yasmini M. Hajrin M.Pd Drs. I Made Wirta . MADE KRISNA WISESA YUDA . Made Meita Puspadewi . MADE SUSI ASTINI . Mahardana Alit Putra Misrun Mauke MS Prof. Dr. Ketut Suma . N. Sundoro Katili Ni Kade Dwi Suyastrini . NI KADEK DWI KARINA . Ni Kadek Egar Widyarani . Ni Kadek Pujiastuti . NI KADEK SRI MAHAYANI . Ni Kd. Aristawati NI KETUT DHARMAWATI GERIA PUTRI . Ni Ketut Rapi NI KOMANG TRISNAYANTI . Ni Luh Eka Rusmadewi . NI LUH MADE DIAH ERNAWATI . Ni Luh Putu Mahaputri NI LUH PUTU WIDYA DHARMAYANTHI . Ni Luh Wiwin Arya Juniari . Ni Luh Wiwin Arya Juniari ., Ni Luh Wiwin Arya Juniari Ni Made Juni Darmayanti . NI MADE SARI SUNIATI . NI MADE SRI NUYAMI . Ni Made Sruti Rahayu Ni Made Suci Bhakti Karya Utami . NI MADE YANI PRASTIWI . NI MADE YULIANI . NI NYOMAN NGERTINI . NI PUTU TITIN PRIYANTINI . NI PUTU TITIN PRIYANTINI ., NI PUTU TITIN PRIYANTINI NI WAYAN ADNYANI . NI WAYAN RINA LESTARI . Ni Wayan Yuniartini Nyoman Dantes Prof. Dr. Gde Anggan Suhandana . PROF. DR. I B. PUTU ARNYANA, M.Si. . PROF. DR. KETUT SUMA, M.S. . Prof. Dr. Ketut Suma, MS . PUTU ARIMBAWA S. . Putu Artawan Putu Ayu Wulandari . Putu Budi Adnyana Putu Eva Yustini PUTU FANNY SASTRADEWI . PUTU FANNY SASTRADEWI ., PUTU FANNY SASTRADEWI Putu Ririn Hitayani . PUTU RUSMILA DEWI KESIMAN . Putu Saswita Utami Dewi . Putu Saswita Utami Dewi ., Putu Saswita Utami Dewi PUTU SRI UTAMI DEWI . Riani, Eka Dora RIKA RAHMAYANI . SAGUNG RATIH SARASWATI ANTARI . Siti Nurhayati . Siti Nurhayati ., Siti Nurhayati SURATNI . SURAYANAH . Wardani, K. S. K. Wayan Suastra