Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

HUBUNGAN BODY IMAGE DAN SIKAP TERHADAP MAKANAN DENGAN POLA MAKAN MAHASISWI JURUSAN GIZI POLITEKNIK Abdurrachim, Rijanti; Meladista, Eka; Yanti, Rusmini
GIZI INDONESIA Vol 41, No 2 (2018): September 2018
Publisher : PERSATUAN AHLI GIZI INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36457/gizindo.v41i2.246

Abstract

The body image of a nutritionist will have an impact on the quality of health services for nutritionists by providing evidence and examples to patients. This study aims to find out the relationship between body image, and attitude towards food with dietary pattern of the students of Banjarmasin Health Polytechnic Department. This study design was cross-sectional. The study was conducted in April - May 2017 with a sample of 132 female students at level 1, 2 and 3. The sampling method was stratified random sampling. Data analysis used Spearman rank correlation test with α = 0.05. The results showed that 44.7 percent of students had a positive body image and a negative body image of 55.3 percent of female students. 46.2 percent of students had positive attitudes towards food and 53.8 percent had negative ones. As many as 59 percent had a good diet and 41 percent had a poor one. There was no relationship between body image and attitude towards food (p = 0.725), and there was a relationship between attitudes toward food and diet (p = 0.016). The conclusion of this study was that most Nutrition Department students had a good diet, negative attitudes toward food, and negative body image. The Nutrition Department was expected to be able to provide knowledge and socialization about body image to students by increasing the intake of vegetable, vegetable and fruit dishes per day as recommended, and applying a good diet.  
Pemberdayaan Masyarakat Melalui Peningkatan Keterampilan Produk Olahan Hasil Perikanan Di Desa Lok Baintan Kecamatan Sungai Tabuk Kabupaten Banjar Syainah, Ermina; Yanti, Rusmini; Isnawati, Isnawati
Majalah Cendekia Mengabdi Vol 1 No 2 (2023): Majalah Cendekia Mengabdi
Publisher : CV. Wadah Publikasi Cendekia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (300.341 KB) | DOI: 10.63004/mcm.v1i2.158

Abstract

Pendahuluan: Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan didesa lok Baintan Kecamatan Sungai Tabuk dengan cara pemberdayaan masyarakat melalui peningkatan keterampilan produk olahan hasil perikanan (hasil olahan hewani) oleh ibu-ibu PKK dan karang taruna serta Kader. Permasalahan yang dikeluhkan oleh Mitra adalah ketidaktahuan mereka tentang tata cara pemilihan bahan pangan yang segar dan baik, tata cara penimbahan dan pengukuran yang benar seperti apa, serta persiapan dan penggunaan peralatan yang tepat dan benar, tahapan demi tahapan pengolahan produk. Permasalahan lain yaitu susahnya mendapatkan bahan baku dan bahan tambahan yang mudah dan harganya terjangkau, dikarenakan jarak yang ditempuh antara tempat pelatihan dan kota lumayan jauh sekitar 10 km, dengan demikian mereka harus mempersiapkan waktu beberapa hari sebelumnya.Tujuan: Peningkatan pengetahuan tentang manfaat mengonsumsi ikan dan keterampilan ibu-ibu anggota PKK dan anggota Karang Taruna tentang pengolahan hasil ikan di pinggiran sungai didesa Lok Baintan, untuk memproduksi produk yang bermutu dan bergizi sesuai dengan Standar Nasional Indonesia, peningkatan pengetahuan mengenai cara memproduksi yang baik dengan penerapan sanitasi dan higienis yang benar, dan terciptanya produk disukai oleh masyarakat.Metode: Sosialisasi, Penyuluhan, DiskusiHasil: Kegiatan ceramah dan edukasi untuk pertama kalinya dengan agenda kegiatan yaitu melakukan sosialisasi, perkenalan, koordinasi oleh tim pengabmas Jurusan Kesehatan Gizi kepada pihak Mitra.Simpulan: Memberikan edukasi produk olahan ikan serta melatih keterampilan kader dalam melakukan persiapan, penimbangan dan pengukuran bahan serta pengolahan produk dari hewani.
Peningkatan Pengetahuan Ibu Balita Bawah Garis Merah (BGM) Tentang Pola Asuh Dan Keterampilan Mengolah Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) Yanti, Rusmini; Syainah, Ermina; Maslani, Noorhayati
Majalah Cendekia Mengabdi Vol 1 No 3 (2023): Majalah Cendekia Mengabdi
Publisher : CV. Wadah Publikasi Cendekia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63004/mcm.v1i3.233

Abstract

Pendahuluan. Bawah Garis Merah (BGM) adalah keadaan anak balita yang mengalami gangguan pertumbuhan akibat kekurangan gizi sehingga pada saat ditimbang berat badan anak balita di bawah garis merah pada KMS atau status gizi buruk (BB/U <-3 SD) atau adanya tanda-tanda klinis. Berdasarkan hasil Pemantauan Status Gizi (PSG) 2016, Kabupaten Banjar memiliki persentase status gizi kurang dan buruk sebesar 28,0%. Angka ini menunjukkan bahwa status gizi kurang dan buruk balita 0 – 59 bulan di Kabupaten Banjar melebihi standar Kalsel yaitu 25,6% (Dinas Kesehatan Provinsi Kalsel, 2016). Data Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar Tahun 2016, Kecamatan Karang Intan memiliki kasus balita BGM terbanyak se Kabupaten Banjar dengan jumlah kasus 274 kasus. Jumlah ini terdiri dari 108 kasus BGM di wilayah kerja Puskesmas Karang Intan 1 dan 166 kasus di wilayah Puskesmas Karang Intan 2. Dari data hasil penimbangan balita bulan Maret 2019 masih terdapat 83 balita BGM di wilayah Puskesmas Karang Intan 1 dan 80 balita di wilayah Puskesmas Karang Intan 2. Pelaksanaan kegiatan pada bulan September – Oktober 2022 di wilayah kerja Puskesmas Karang Intan 1 dengan sasaran ibu-ibu balita BGM yang berjumlah 30 orang. Peningkatan pengetahuan ibu tentang pola asuh dilakukan dengan penyuluhan metode ceramah dan tanya jawab serta demonstrasi mengolah menu MP-ASI. Peningkatan keterampilan mengolah MP-ASI dilakukan dengan pendampingan sebanyak 3 kali metode asuhan gizi dan konseling.Tujuan. Pengabdian masyarakat ini bertujuan meningkatkan pengetahuan ibu balita BGM tentang pola asuh dan peningkatan keterampilan mengolah MP-ASI. Metode. Penyuluhan, Demo Masak, Pedampingan.Hasil. Dari pre dan posttest tersebut terlihat adanya meningkatan pengetahuan. Hal ini tergambar dari rata-rata nilai pretest sebesar 56,7 dan postest sebesar 84,7. Evaluasi peningkatan pengetahuan dengan penilaian pretest dan posttest sedangkan penilaian keterampilan dilakukan dengan penilaian asupan zat gizi balita dan penilaian mengolah MP-ASI untuk masing-masing balita oleh ibu balitanya. Dari hasil kegiatan pengabdian masyarakat ini terlihat adanya peningkatan pengetahuan tentang pola asuh makan dan peningkatan keterampilan ibu balita dalam mengolah MP-ASI.Simpulan. Terjadi peningkatan pengetahuan tentang pola asuh makan dan mengolah MP-ASI bagi balita. Terjadi peningkatan keterampilan mengolah MP-ASI bagi balita BGM.
The Effect of Mocaf Flour and Yellow Pumpkin Flour (Cucurbita Moschata) Proportion on the Acceptability and Physicochemical Quality of Wet MI Ni’mah, Isna Khairun; Syainah, Ermina; Yanti, Rusmini; Aprianti; Nurhamidi; Farhat, Yasir
International Journal of Public Health Excellence (IJPHE) Vol. 4 No. 1 (2024): June-December
Publisher : PT Inovasi Pratama Internasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55299/ijphe.v4i1.1014

Abstract

Overcoming dependence on wheat flour as raw material, researchers want to develop a wet noodle product by using mocaf flour to substitute wheat flour and adding pumpkin flour to increase the nutritional value of wet noodles, namely potassium minerals as an alternative main food that can help lower blood pressure in hypertension sufferers.To determine the effect of the proportion of mocaf flour and pumpkin flour on the physicochemical quality of wet noodles. This type of research uses an experimental study design with a Completely Randomized Design (CRD). The comparison of the proportions of mocaf flour and pumpkin flour is P0 (100g : 0g), P1 (95g : 5g), P2 (90g :10g), P3 (85 g :15g), P4 (80g :20g). Physical quality and chemical quality test data were analyzed using the Independent T-test. The research results show that the percent water absorption capacity; percent elongation; potassium levels; and sodium levels, namely P0 (58.5% ; 19.8% ; 16.5mg/100 g; 5.64 mg/100g), P2 (70.3% ; 8.8% ; 55.95 mg/100g ; 5.55 mg/100g). The best treatment P2 does not meet the adult RDA percentage and cannot be classified as high in potassium. Wet noodle products cannot yet be used as an alternative to foods high in potassium for preventing hypertension.
NUGGET IKAN DAN DIMSUM IKAN SAYUR MENGATASI STUNTING DAN WASTING Dewi, Zulfiana; Sajiman; Syainah, Ermina; Mas'odah, Siti; Magdalena; Andres, Mailla Dwi; Yanti, Rusmini; Rahmani; Hariati, Niken Widyastuti; Emelia, Herizka Risty; Fathurrahman; Nisa, Nurun
JURNAL RAKAT SEHAT (JRS) : Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 3 No 1 (2024): Jurnal Rakat Sehat
Publisher : UPPM Poltekkes Kemenkes Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31964/jrs.v3i1.60

Abstract

Stunting, often called stunting, is a condition of failure to grow in children under five years old (toddlers) due to chronic malnutrition and recurrent infections, especially during the First 1,000 Days of Life (HPK), namely from the fetus to a 2-year-old child. Other studies show that the problem of stunting in Indonesia is related to food consumption, namely the low consumption of food sources of animal protein that are consumed daily. Data from the Food and Agriculture Organization of the United Nations (FAO) shows that consumption of animal protein per day in Indonesia is 20.30 grams, lower than other ASEAN countries such as Malaysia, Brunei, the Philippines, and Thailand. This community service activity takes the form of education about animal protein to prevent stunting and a cooking demonstration on fish nuggets and vegetable fish dim sum. The target group is cadres and mothers of toddlers in the working area of the East Martapura Community Health Center, Banjar Regency, South Kalimantan Province. The results of this community service activity show an increase in knowledge about stunting and how to prevent it.
Hubungan Perilaku Emotional Eating, Restraint Eating, dan Tingkat Stres dengan Status Gizi Remaja Fathimatuzzahra, Nadia; Nurhamidi; Yanti, Rusmini
Jurnal Riset Pangan dan Gizi Vol. 6 No. 2 (2024): JURNAL RISET PANGAN DAN GIZI (JR-PANZI)
Publisher : Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31964/jr-panzi.v6i2.228

Abstract

Permasalahan status gizi pada remaja di SMA Negeri 1 Kandangan sebesar 41,3% kurus dan gemuk sebesar 12,3%. Beberapa faktor seperti perilaku emotional eating, restraint eating, dan tingkat stres dapat memengaruhi status gizi. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan perilaku emotional eating, restraint eating, dan tingkat stres dengan status gizi remaja di SMA Negeri 1 Kandangan. Jenis penelitian adalah observasional analitik dengan rancangan bangun cross sectional. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2024 dengan populasi seluruh siswa dan siswi kelas X dan XI di SMA Negeri 1 Kandangan dengan jumlah sampel 85 siswa. Data emotional eating dan restraint eating didapat dari pengisian Dutch Eating Behaviour Questionaire (DBEQ), tingkat stres diperoleh dari pengisian kuesioner Perceived Stress Scale (PSS)-10, status gizi diperoleh dari pengukuran antropometri. Variabel yang diteliti dianalisis menggunakan uji korelasi rank Spearman pada tingkat kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan remaja memiliki status gizi baik (61,2%), tingkat emotional eating ringan (44,7%), tingkat restraint eating ringan (54,1%) dan tingkat stres sedang (74,1%). Terdapat hubungan signifikan antara emotional eating (ρ=0,039) dan restraint eating (ρ=0,002) dengan status gizi. Tidak tedapat hubungan signifikan antara tingkat stres dengan status gizi (ρ=0,850). Diharapkan remaja dapat menerapkan perilaku makan sehat, mengontrol berat badan dan tinggi badan, serta dapat terbuka tentang masalah yang dihadapi. Sekolah diharapkan dapat mengadakan konseling, promo kesehatan, dan cek kesehatan secara rutin. Untuk peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang memengaruhi status gizi.
Edukasi Kesehatan Dan Pendampingan Gizi Untuk Meningkatkan Pengetahuan Dan Keterampilan Tentang Pola Asuh Dan Mengolah Menu Seimbang Bagi Ibu Balita Wasting Di Kelurahan Landasan Ulin Selatan Yanti, Rusmini; Abdurrachim, Rijanti; Sajiman, Sajiman
Majalah Cendekia Mengabdi Vol 3 No 1 (2025): Majalah Cendekia Mengabdi
Publisher : CV. Wadah Publikasi Cendekia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63004/mcm.v3i1.508

Abstract

Pendahuluan: Wasting merujuk pada balita yang beratnya terlalu rendah untuk ukuran tinggi mereka. Salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur wasting pada balita yaitu BB/TB atau BB/PB. Wasting biasanya ditandai dengan kehilangan berat badan yang mendadak karena asupan makanan yang tidak mencukupi atau penyakit akut sehingga meningkatkan risiko kematian pada balita. Balita yang mengalami wasting atau kurus disebabkan karena kejadian tersebut baru terjadi atau berlangsung dalam waktu yang pendek yang sifatnya akut seperti penurunan asupan gizi yang drastis atau menderita penyakit sehingga berat badannya berkurang.   Tujuan: Tujuan dari pengabdian masyarakat ini adalah memberikan edukasi kesehatan dan pendampingan gizi untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tentang pola asuh dan mengolah menu seimbang bagi ibu balita wasting. Metode: Solusi yang dilakukan adalah kegiatan pengabdian masyarakat berupa peningkatan pengetahuan ibu balita melalui penyuluhan, peningkatan keterampilan mengolah menu seimbang melalui demontrasi dan pendampingan gizi melalui asuhan gizi. Kegiatan ini dilakukan oleh dosen-dosen Poltekkes Kemenkes Banjarmasin dibantu oleh beberapa mahassiswa dan pihak puskesmas Liang Anggang. Sasaran dari kegiatan pengabdian nasyarakat ini adalah 20 orang ibu balita wasting di Kelurahan Banjarbaru Selatan. Hasil: Hasil dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah terjadinya peningkatan pengetahuan ibu balita wasting dari rata-rata 56,5 menjadi 91,5 pada saat pretest dan postest dan terjadi peningkatan keterampilan ibu dalam mengolah menu seimbang balita dengan penilaian kategori baik untuk aspek penampilan umum makanan, variasi bahan makana, porsi makanan dan kategori baik sekali untuk aspek tekstur makanan sesuai usia balita. Simpulan: Hendaknya dilakukan pendampingan yang berkesinambungan sehingga peningkatan berat badan balita wasting cepat tercapai dan hendaknya ibu balita dengan berat badan yang sudah normal dapat menjadi role model bagi ibu balita lainnya.
The Relationship Between Mother’s Knowledge and Diversity of Complementary Feeding Aged 6-23 Month in Karang Mekar Village Banjarmasin City Noraini; Putri Fauziah Bilqis; Yanti, Rusmini
Jurnal Riset Pangan dan Gizi Vol. 7 No. 1 (2025): JURNAL RISET PANGAN DAN GIZI (JR-PANZI)
Publisher : Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31964/jr-panzi.v7i1.204

Abstract

The practice of giving MP-ASI is an important factor for children's nutritional needs because starting at the age of 6 months there is a nutritional inequality between the amount needed and the energy and nutritional substances available from breast milk that it must from MP-ASI. World Health Organization (WHO) in 2018 stated 32% of toddlers in developing countries suffer from stunting and 10% wasting is caused MP-ASI which is not optimal. In theory knowledge will determine person's behavior including a mother. In maintaining the health of the baby, especially in the provision of proper complementary feeding, mother is required to have high knowledge so that complementary feeding is varied and has appropriate nutrients. This research aims to find out the Relationship of Mother's Knowledge with the Diversity of Feeding 6-23 Months in Karang Mekar. The method in this study is a quantitative method using a cross sectional design. The population is all toddlers aged 6-23 months in Karang Mekar Village. The collection of maternal knowledge data and the diversity of MP-ASI by interviewing using a questionnaire. Data analysis using spearman test rank. The results showed that toddlers in the study were 8.7% 6-8 months, 15.2% 9-11 months, and 76.1% 12-23 months with 1:1 male and female gender ratio. Characteristics of toddler mothers based on knowledge 43.5% good, 39.1% moderate, and 17.4% less. Toddlers get MPASI vary 69.6% and not vary 30.4%. Research shows that there is a relationship between mother's knowledge and the diversity of MP-ASI in toddlers 6-23 months
The Level of Knowledge, Mother's Employment Status, and Family Support on Toddler Visits to Posyandu in Banjar Regency Muhammad Syarwani; Yanti, Rusmini; Anwar, Rosihan; Aprianti
Jurnal Riset Pangan dan Gizi Vol. 7 No. 1 (2025): JURNAL RISET PANGAN DAN GIZI (JR-PANZI)
Publisher : Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31964/jr-panzi.v7i1.245

Abstract

Posyandu plays a crucial role in bringing promotive and preventive efforts closer to the community, especially in improving nutritional status and maternal and child health. However, low community participation in visiting Posyandu remains an issue in the working area of the Sambung Makmur Community Health Center. This study aims to analyze the factors influencing toddler visits to Posyandu in this area. This research employs a cross-sectional approach. The sampling technique used is purposive sampling, with a total of 76 respondents from 305—mothers with toddlers aged 12–59 months registered at five Posyandu in the working area of the Sambung Makmur Community Health Center. Data were collected through interviews using a questionnaire that measured variables such as the mother's knowledge level, employment status, family support, and toddler visits to Posyandu. Bivariate analysis showed that the mother's knowledge level (p-value = 0.000, correlation coefficient 0.529), the mother's employment status (p-value = 0.000, correlation coefficient 0.547), and family support (p-value = 0.000, correlation coefficient 0.549) all had significant relationships with the frequency of toddler visits to Posyandu. These findings indicate the importance of improving maternal knowledge, considering maternal employment status, and strengthening family support to increase toddler visits to Posyandu.
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU HIGIENE SANITASI PENJAMAH MAKANAN DAN SANTRI (STUDI DI ASRAMA PUTRA PONDOK PESANTREN UMMUL QURA AMUTAI) HELMINA, RISA; Dewi, Zulfiana; Yanti, Rusmini; Anwar, Rosihan
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 6 No. 3 (2025): SEPTEMBER 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v6i3.47585

Abstract

Diare masih menjadi masalah utama dalam kesehatan masyarakat, terutama di lingkungan pesantren yang memiliki kepadatan penghuni dan keterbatasan fasilitas sanitasi. Rendahnya perilaku higiene dan sanitasi pada penjamah makanan dan santri diduga berkontribusi terhadap tingginya angka kejadian diare. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap dengan perilaku higiene dan sanitasi pada penjamah makanan dan santri di Asrama Putra Pondok Pesantren Ummul Qura Amuntai. Penelitian menggunakan desain cross-sectional dengan pendekatan kuantitatif. Sampel terdiri dari 5 penjamah makanan yang diambil secara total sampling dan 58 santri melalui proportionate stratified random sampling. Variabel independen meliputi tingkat pengetahuan dan sikap, sedangkan variabel dependen adalah perilaku higiene dan sanitasi. Instrumen yang digunakan berupa kuesioner dan lembar observasi. Data santri dianalisis menggunakan uji korelasi Rank Spearman, sedangkan data penjamah makanan dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan signifikan antara tingkat pengetahuan (p = 0,000) dan sikap (p = 0,000) dengan perilaku higiene dan sanitasi pada santri (p < 0,05). Pada penjamah makanan, peningkatan pengetahuan berasosiasi dengan perilaku higiene dan sanitasi yang lebih baik, meskipun sikap yang cukup positif belum sepenuhnya diikuti oleh perilaku yang konsisten. Penelitian ini menegaskan bahwa pengetahuan dan sikap berpengaruh signifikan terhadap perilaku higiene dan sanitasi. Oleh karena itu, edukasi dan pelatihan berkelanjutan sangat penting untuk memperbaiki dan mempertahankan perilaku higiene dan sanitasi pada penjamah makanan dan santri guna mencegah diare di lingkungan pesantren.