Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Jurnal Tekstil: Jurnal Keilmuan dan Aplikasi Bidang Tekstil dan Manajemen lndustri

Teori World System dan Pemenuhan Tenaga Kerja Kompeten Benteng, Abdillah; Amar
Jurnal Tekstil Vol 4 No 1 (2021): Vol 4 No 1 Juli 2021
Publisher : Akademi Komunitas Industri Tekstil Dan Produk Tekstil Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59432/jute.v4i1.13

Abstract

Artikel ini berjudul “Teori World System dan Pemenuhan Tenaga Kerja Kompeten”. Dengan menggunakan studi pustaka, penulis mencoba untuk mendeskripsikan bagaimana peran komunikasi dalam pembangunan berkaitan dengan arah perubahan, dimana teori-teori komunikasi dan pembangunan erat sekali hubungannya. Teori pembangunan mengalami perkembangan yang sangat pesat. Teori ini membagi dunia secara geografis menjadi tiga kelompok, yaitu 1) Kategori Inti (Kelompok Pusat), 2) Semi Periperi (Kelompok Antara) 3) Periperi (Kelompok Pinggiran). Indonesia pada awalnya masuk ke dalam kelompok Periperi tetapi dalam beberapa dekade belakangan ini Indonesia sudah masuk ke dalam Semi Periperi disebabkan oleh pertumbuhan ekonomi berbasis pada ekspor industri, ekspor minyak, dan statusnya sebagai negara dengan populasi terbesar keempat di dunia. Penekanan pada teori ini adalah, negara-negara di dunia bisa naik dan juga bisa turun kelas. Salah satu komponen penggerak ekonomi yang paling berpengaruh pada suatu negara adalah tenaga kerja. Pasar bebas yang diterapkan menuntut setiap negara di Asean berlomba-lomba dalam bidang perdagangan maupun tenaga kerja. Terkait dengan Tenaga Kerja Asing yang akan bekerja di Indonesia, terutama setelah dimulainya MEA, persaingan dalam dunia kerja sungguh terasa. Banyak orang asing berdatangan ke Indonesia untuk mencari pekerjaan. Tenaga kerja harus diberi informasi (melalui media personal dan non personal), dimotivasi oleh penyuluh (agen pembaharu) untuk dapat menerima ide, pengetahuan dan teknologi baru sehingga berani memutuskan masa depannya. Dalam melaksanakan berbagai program dan kebijakan pembangunan dibidang ketenagakerjaan, pemerintah perlu mengoptimalkan peran komunikasi antar berbagai pihak (pemerintah, sektor industri, lembaga pendidikan kompetensi, media massa dan masyarakat secara luas) agar tercipta suatu sinergisme dan keselarasan melalui pendekatan teori komunikasi konvergensi. This article is entitled “The Theory of the World System and the Fulfillment of a Competent Workforce”. By using literature study, the author tries to describe how the role of communication in development is related to the direction of change, where communication and development theories are closely related. The theory of development has developed very rapidly. This theory divides the world geographically into three groups, namely 1) Core Category (Central Group), 2) Semi Peripheral (Intermediate Group) 3) Periphery (peripheral group). Indonesia was originally included in the Periphery group but in recent decades Indonesia has entered the Semi Periperi group due to economic growth based on industrial exports, oil exports, and its status as the fourth most populous country in the world. The emphasis on this theory is, countries in the world can go up and down class. One of the most influential components of the economy in a country is labor. The applied free market requires every ASEAN country to compete in the fields of trade and labor. Regarding foreign workers who will work in Indonesia, especially after the start of the MEA, competition in the world of work is really felt. Many foreigners come to Indonesia in search of work. The workforce must be informed (through personal and non-personal media), motivated by extension agents (renewal agents) to be able to accept new ideas, knowledge and technology so that they dare to decide their future. In implementing various development programs and policies in the field of manpower, the government needs to optimize the role of communication between various parties (government, industrial sector, competency education institutions, mass media and society at large) in order to create a synergy and harmony through a convergence communication theory approach.
Pengendalian Aval Pakan pada Mesin Shuttle Amar; Nazar, Yunus; Titik Lestari, Heru
Jurnal Tekstil Vol 3 No 1 (2020): Vol 3 No 1 Juli 2020
Publisher : Akademi Komunitas Industri Tekstil Dan Produk Tekstil Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59432/jute.v3i1.7

Abstract

Setiap kegiatan produksi pertenunan yang dilakukan menghasilkan produk kain tenun mentah (grey, yaitu kain tenun mentah dari benang rayon, Teteron Cotton dan kain tenun mentah dari benang tetoron rayon, untuk memenuhi permintaan pasar lokal dalam negeri. Alur proses pembuatan kain tenun antara lain sebagi berikut: mulai order, bahan baku masuk warping untuk digulung benangnya dari beberapa cone ke beam warping sejajar satu sama lain, lalu diproses sizing setelah selesai masuk diproses reaching atau tying, lalu weaving (tenun), hasil kain masuk proses inspecting, folding, packing, konsumen. Pada saat melaksanakan proses produksi untuk mendapatkan kualitas yang baik diperlukan suatu perencanaan produksi, pengendalian produksi, pemeliharaan dan mesin, dan pengendalian mutu pada material, proses dan produk. Untuk meningkatkan hasil produk kain sesuai standart, dan target dari perusahaan, dan menekan tingginya aval yang di hasilkan, salah satunya adalah aval benang pakan. Dalam hal ini adalah aval benang pakan yang di hasilkan oleh mesin shuttle loom. Dengan mengendalikan aval benang pakan akan berpengaruh terhadap kwantitas dan kwalitas kain. Di dalam proses produksi masalah yang sering muncul selain cacat kain adalah tingginya aval benang pakan dari mesin shuttle yang lebih dari target yang di tetapkan oleh perusahaan. Untuk mengatasi permasalahan tersebut dipakailah metode sebab dan akibat yang dianggap salah satu metode yang baik, didalam metode sebab dan akibat terdapat pemecahan masalah yang dipakai untuk menyelesaikan masalah tingginya aval benang pakan yang terjadi di mesin shuttle loom. Untuk memecahkan masalah tingginya aval benang di mesin shuttle loom antara lain; man, material, method, machine. Pada pemecahan masalah tersebut masih harus dicari satu persatu dianalisa penyebab masalah yang mengakibatkan terjadinya aval benang pakan tinggi antara lain; man, perawatan mesin pirn winding dan kebersihan mesin pirn winding, perwatan piler, teropong. Material; bobin palet yang sudah tidak standart, holder yang aus. Method; gulungan buncing yg masih manual, Machine; awal buncing yg tidak sempurna, holder di teropong kocak.Untuk mengatasi permasalahan yang menyebabkan aval benang pakan tinggi dilakukan dengan cara perawatan dan pengawasan untuk mengendalikan aval benang pakan pada mesin shuttle loom.