Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

Potensi Mangrove dan Manfaatnya bagi Kelompok Etnik di Papua Agustina Arobaya; Freddy Pattiselanno
Biota : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati Vol 15, No 3 (2010): October 2010
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24002/biota.v15i3.2608

Abstract

significant contribution to those who living in and around mangrove forests. Like any othercommunities who occupied areas surrounding forest sites, Papuan ethnic groups really connectand integrate with the forest environment such as mangrove forests. This paper is a review ofrelated literatures that compiled from different research which have been conducted inUniversitas Negeri Papua (UNIPA) on utilization of mangrove by local ethnic groups and its rolefor other life biota in Papua. The results indicated that mangrove plays a very important rolefor local tribes in Papua as food sources, construction materials and source of energy,traditional medicine sources and wildlife habitat that are usually consumed by the communities.Ecology-based tourism or ecotourism as one leading sector of mangrove forests in Papua,though has a good potential, has not been optimizedly used.
Jenis Tanaman Berguna Bagi Suku Dani di Lembah Baliem, Papua (Short Communication) Agustina Arobaya; Freddy Pattiselanno
Biota : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati Vol 12, No 3 (2007): October 2007
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24002/biota.v12i3.2806

Abstract

Dua studi lapangan yang terpisah telah dilakukan di Lembah Baliem (138030’– 139030’ BT dan 3400’ – 4200’LS) Papua untuk mengidentifikasi jenis-jenis tanaman berguna bagi suku Dani yang hidup di lembah tersebut. Studi lapangan pertama dilakukan selama lima bulan (Maret – Juli 1994) di Mume-Kuyawage dan Mapnduma. Studi ini merupakan bagian dari program kajian ekologi Taman Nasional Lorentz dari WWF. Studi kedua merupakan observasi singkat (21 - 26 Mei 2005) di sekitar kota Wamena yakni Kumima, Siapkosi, Napua, Sinakma, Pisugi, Wanima, Sunili, Tulem dan Woma. Studi ini bagian dari penelitian usaha peternakan tradisional kerjasama Dinas Peternakan Kabupaten Jayawijaya, International Potato Centre (CIP) Bogor and South Australian Research and Development Institute (SARDI). Investigasi langsung dilakukan diikuti dengan wawancara semi-struktural untuk menghimpun informasi tentang jenis tanaman berguna yang biasanya dimanfaatkan oleh suku Dani.
Variasi Morfologi Bunga Anggrek Bulan Hybrida Phalaenopsisamabilis: Analisa Karakter dengan Pendekatan Numerik Agustina Yohana Setyarini Arobaya
Biota : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati Vol 7, No 1 (2022): February 2022
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24002/biota.v7i1.4207

Abstract

Informasi mengenai keanekaragaman bunga hibrida Phalaenopsis amabilis sebagai tanaman hias telah terdokumentasi secara lengkap. Namun, karakter yang menentukan varietas bunga masih belum teridentifikasi. Oleh karena itu penelitian ini akan mengeksplorasi dan mengidentifikasi karakter morfologi yang berperan dalam pembentukan keanekaragaman Phalaenopsis amabilis. Secara keseluruhan terdapat tiga puluh lima karakter morfologi yang terbagi menjadi sebelas sifat vegetatif dan dua puluh empat sifat generatif yang digunakan untuk menganalisis enam belas sampel anggrek. Enam belas sampel tanaman anggrek Phalaenopsis amabilis teridentifikasi sebagai delapan varietas. Delapan varietas tersebut kemudian dianalisis menggunakan PATN versi 4.00. Hasil analisis menunjukkan bahwa baik sifat vegetatif maupun generatif dapat digunakan sebagai indikator identifikasi dan penentuan verietas Phalaenopsis amabilis. Dua klaster hierarkis dalam setiap dendrogram analisis sifat vegetatif, sifat generatif atau gabungan keduanya menunjukkan dua kelompok varietas. Karakter morfologi batang, daun dan bunga merupakan parameter yang menentukan keanekaragaman varietas dari Phalaenopsis amabilis. 
Pemberdayaan Masyarakat Pemerhati Anggrek Melalui Pelatihan Pengenalan Jenis dan Budidaya Anggrek di Kampung Kwau Distrik Warmare Kabupaten Manokwari: Community Empowerment Efforts for Orchid Enthusiasts Through Species Introduction And Cultivation Training in Kwau Village, Warmare District, Manokwari Regency Agustina Yohana Setyarini Arobaya; Susanti Tasik; Bernadetta Margaretha Gunarsih Sadsoeitoeboen; Cicilia Maria Erna Susanti; Dina Arung Padang; Francina Frenshegty Kesaulija; Kukuh Saptoyudo; Endra Gunawan
IGKOJEI: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 2 No. 3 (2021): IGKOJEI: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46549/igkojei.v2i3.196

Abstract

Anggrek dikenal sebagai tumbuhan eksotik memiliki daya guna dan pesona nusantara yang banyak diminati oleh penggemar tanaman hias. Kemolekan dan daya tahan Bunganya menjadi pemicu sehingga anggrek ini sering di buru dan diperdagangakan baik lokal, nasional maupun internasional. Upaya pelestarian jenis anggrek alam yang memiliki nilai ekologis dan ekonomis perlu segera mungkin diinisiasi dalam rangka perlindungan jenis tumbuhan endemic dan tergolong langka. Salah satu upaya yang dilakukan adalah melalui kegiatan penyuluhan dan pelatihan pengenalan jenis dan budidaya anggrek kepada masyarakat yang memiliki sumberdaya hayati tersebut dan menggunakannya sebagai sumber income untuk pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari. Kegiatan ini dilaksanakan selama satu minggu di Kampung Kwau, Distrik Warmare, Kabupaten Manokwari. Pendekatan yang dilakukan dalam kegiatan ini adalah penyuluhan dengan pembekalan materi dan praktek langsung di lapangan. Tiga kelompok tani anggrek tercatat sebagai peserta pelatihan yang menerima bantuan fasilitas green house dan tanaman anggrek dari Dinas Pertanian, Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Manokwari. Praktek pengenalan jenis dan pernyerbukan tanaman dilakukan langsung pada tanaman anggrek yang berbunga di dalam green house dan dipekarangan rumah masyarakat. Partisipasi aktif diperlihatkan bukan hanya oleh peserta dalam kelompok tetapi di ikuti oleh seluruh masyarakat kampung Kwau.
Konstruksi Etnoteknokonservasi Burung Pintar (Amblyornis Inornata) di Kawasan Cagar Alam Pegunungan Arfak Antoni Ungirwalu; Agustina Arobaya; M. Tokede; Mariana Peday; Dina Padang; Susanti Tasik; Zulfikar Mardiyadi; B. Sadsoetoeboen; O. Matani
Igya ser hanjop: Jurnal Pembangunan Berkelanjutan Vol 1 No 1 (2019)
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Papua Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47039/ish.1.2019.1-9

Abstract

Etnoteknokonservasi secara ideal terjadi ketika manusia secara berulang harus menyesuaikan diri dengan sistem alam dan harus mengizinkan lingkungan hutan hadir dalam pikiran masyarakat itu sendiri. Kajian ini bertujuan untuk mengkonstruksikan kearifan lokal suku Arfak dalam pemanfaatan dan pelestarian burung pintar (Bowerbird) di kawasan Cagar Alam (CA) Pegunungan Arfak. Dari 9 (sembilan) persarangan burung pintar yang ditemukan tersebar di gunung Kongoi Mokwam, ditemukan simbol etika budaya lokal suku Arfak dari proses adaptasi dan interaksi dengan alam lingkungannya. Hasil kajian menemukan bahwa kearifan lokal dalam pemanfaatan dan pelestarian burung pintar merupakan proses kreasi sosial. Adaptasi kreasi sosial masyarakat suku Arfak terhadap lingkungan akan menghasilkan bentuk-bentuk interaksi yang pada awalnya berfokus pada pemanfaatan bagi pemenuhan subsisten, kemudian beralih menjadi konsep pelestarian lokal dalam wujud simbol larangan berupa bagian tubuh hewan dan tumbuhan yang dipengaruhi oleh perubahan lingkungan alam dan kehadiran pihak luar dalam menentukan perubahan terhadap pelestarian burung pintar. Simbolisasi tanda larangan merupakan wujud etnoteknokonservasi suku Arfak dalam mendukung konsep “Igya ser Hanjob” yaitu menjaga batas keberadaan burung pintar di kawasan CA Pegunungan Arfak sebagai identitas dan entitasnya yang masih dipertahankan hingga sekarang.
BIRDS AT SEBYAR RIVER, ARANDAY, BINTUNI, WEST PAPUA Freddy Pattiselanno; Agustina Yohanna Setyarini Arobaya; Alfredo Ottow Wanma
Scripta Biologica Vol 5, No 2 (2018)
Publisher : Fakultas Biologi | Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (695.267 KB) | DOI: 10.20884/1.sb.2018.5.2.714

Abstract

The River Sebyar is known as the home for particular aquatic birds and the wintering ground for migrant birds. The mass transportation along the river most likely impacted by the presence of wildlife species including birds. The research investigated the presence of water birds along the river. The study was done at six villages along the River Sebyar at the Aranday District of Bintuni Bay Regency of West Papua. The methods involved direct observation to the study sites by canoe-transect line along the river length with the assistance of binoculars, taxonomic description guide, and daily diary updated. Twenty-three birds were observed during the survey. Ten out of 23 bird species recorded in this survey have been observed that consisted of five species of Ardeidae, four of Anatidae, and one of Laridae. The escalation of human activities along the riverside especially during sago harvesting and a busy boat traffics within the Bintuni Bay tended to decrease spaces for particular bird species that usually occupied the areas for roosting and foraging assemblages.
Kepadatan Populasi, Frekuensi Relatif dan Kemampuan Spathoglottis papuana Hidup pada Berbagai Ekosistem di Cagar Alam Pegunungan Cycloop, Papua Agustina Yohana Setyarini Arobaya; Abigail Florence Pattiselanno
JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA Vol 8 No 1 (2022): Jurnal Kehutanan Papuasia
Publisher : Fakultas Kehutanan UNIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46703/jurnalpapuasia.Vol8.Iss1.286

Abstract

Cagar Alam Pegunungan Cycloop (CAPC) menjadi tempat hidup berbagai macam flora fauna. Anggrek merupakan salah satu kekayaan hayati yang sering dijumpai tumbuh dalam kawasan tersebut. Spathoglottis papuana yang hidup secara terestrial pada kawasan CAPC pada berbagai tipe ekosistem yang ada di dalamnya mulai dari hutan hujan dataran rendah sampai dataran tinggi dan pegunungan. Paper ini membahas mengenai potensi S. papuana dan habitatnya yang belum banyak diketahui dari kawasan tersebut. Metode pendekatan yang digunakan adalah eksplorasi dan pembuatan 6 plot pengamatan berukuran 0,1 hektar yang diletakan pada 6 lokasi dijumpai anggrek untuk melihat populasi dan densitas anggrek tanah S. papuana. 30 petak berukuran 20 × 20 diletakan secara sistematis pada plot pengamatan berukuran 300 × 200 meter persegi pada dua lokasi masing-masing di bagian barat dan timur kawasan CAPC untuk analisis vegetasi pada habitat anggrek. Hasil analisis populasi S. papuana di bagian barat CAPC terdata lebih banyak dari yang dijumpai di bagian timur. Kerapatan individu S. papuana di bagian barat juga lebih tinggi dari pada di bagian timur CAPC. Sebaliknya kehadiran S. papuana di bagian barat lebih rendah dari pada di bagian timur CAPC. Profil habitat berdasarkan analisa vegetasi di bagian barat masih ditutupi oleh tumbuhan tingkat pohon Albizia falcataria, Pometia pinnata dan Casuarina equisetifolia. Pada bagian timur ditutupi oleh perdu, tumbuhan dari paku-pakuan (Pteridophyta) dan rumput-rumputan (Poacea).
EKSPLORASI DAN INDENTIFIKASI JENIS-JENIS ANGGREK DI KAWASAN HUTAN PULAU MANSINAM KABUPATEN MANOKWARI NIKSON REZALL BIETH; AGUSTINA Y.S. AROBAYA
JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA Vol 6 No 1 (2020): Jurnal Kehutanan Papuasia
Publisher : Fakultas Kehutanan UNIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46703/jurnalpapuasia.Vol6.Iss1.202

Abstract

This study was focusing on identifying types of epiphytic orchid species through field survey by establishing plots and tracks for observation. The main parameter in the study was morphological characteristic of epiphytic orchid that covers shape, root, stem, leaf, fruit, and flower as well as its growing habitat. From the result standpoint, 6 epiphytic orchid species were identified that consisted of Dendrobium bifalce Lindl, Dendrobium mirbelianum Gaudich, Dendrobium schulleri J.J.Sm, Grammatophylum scriptum (Lindl.) Blume, Grammatophylum speciosum Blume, and Pomatocalpa sp aff Marsupial. In addition to their hosted plant, the result found several species of plant such as Mangifera indica, Alstonia scholaris, Baringtonia asicatica, Pometia sp, and Terminalia catappa which their growth was mostly sticking to the main stem and branch.
KUSKUS (Phalangeridae) DI PAPUA: ANTARA PEMANFAATAN DAN KONSERVASI Agustina Y.S. Arobaya; Johan F.Koibur; Maria J.Sadsoeitoeboen; Evie W. Saragih; Jimmy F. Wanma; Freddy Pattiselanno
Jurnal Hutan Tropis Vol 3, No 1 (2015): Jurnal Hutan Tropis Volume 3 Nomer 1 Edisi Maret 2015
Publisher : Lambung Mangkurat University-Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jht.v3i1.4167

Abstract

Kuskus adalah salah satu satwa yang menjadi target perburuan yang dari waktu ke waktu yang cukup marak dilakukan di Papua.  Tetapi menurut peraturan yang berlaku di Indonesia, kuskus termasuk dalam jenis hewan yang dilindungi dengan undang-undang. Tulisan ini mengkompilasi hasil berbagai studi tentang pemanfaatan kuskus dan dampaknya terhadap usaha pelestarian kuskus dalam menunjang konservasi satwa liar di Papua. Tujuan pemanfaatan kuskus yaitu dijual sebagai hewan peliharaan dan dikonsumsi sumber protein hewani keluarga. Perburuan kuskus dilakukan dengan menggunakan alat buru yang bervariasi mulai dari tradisional sampai modern. Perburuan kuskus dengan cara menebang pohon pakan dan tempat berlidung kuskus berdampak negatif terhadap perusakan habitat dan penurunan populasi kuskus di alam. Oleh karena itu tindakan perlindungan kuskus perlu terus dilakukan dengan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya perlindungan plasma nutfah yang ada, aplikasi kearifan tradisional masyarakat setempat dan mendukung usaha domestikasi kuskus.Kata kunci: Kuskus, konservasi, perburuan, Papua
Pelatihan pemanfaatan limbah sabut kelapa sebagai media tanam anggrek bagi pelajar sekolah menengah atas di Kabupaten Manokwari: Training on the utilization of coconut shell waste as a growing media for orchids for high school students in Manokwari Regency Agustina Y. S. Arobaya; Meliza S. Worabai; Matheus Beljai
IGKOJEI: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 3 No. 3 (2022): IGKOJEI: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46549/igkojei.v3i3.327

Abstract

ABSTRACT  The ex-school program was conducted as early as possible to the pupils and students from many levels of education from kinder garden to the high schools. One of the ex-school activities conducted by study program of diploma in the Faculty of Forestry at University Papua is an extension program on how to use the disposal materials from coconut fiber to create an environmentally friendly pot to grow orchid plants. Method employs in this activity is tutorials and a direct practice that took place in the classroom of the Faculty of Forestry. Participants come from three high schools in Manokwari Regency i.e. SMU Oikumene, SMU Anu Beta Tuba and SMK 3 Conservation Department. Each school sent their  20 students as a representative from their schools. Results from this activity is pots in many size (small, medium and large) and planting orchid on the pot. Orchid plants are collected by academic member during the fieldwork in many areas in Papua and are deposite in the screen house of Fahutan Unipa. Keywords: Capacity-building; Coco-fiber; Extention-program; High school students; Orchids   ABSTRAK  Program ekstra kurikuler dilaksanakan sejak dini pada berbagai tingkatan pendidikan mulai dari kelompok bermain hingga sekolah menengah atas. Salah satu aktivitas ko-kurikuler yang dilakukan oleh Prodi D3 KSH Fakultas Kehutanan Universitas Papua terhadap siswa-siswa SMU di Kabupaten Manokwari adalah dengan melakukan kegiatan pelatihan pemanfaatan limbah sabut kelapa untuk diolah menjadi produk ekonomi kreatif yang dapat dikembangkan oleh siswa SMU di sekolah mereka sebagai media tanam ramah lingkungan dan ekonomis. Metode pendekatan yang dilakukan dalam kegiatan ektra kurikuler adalah dengan ceramah dan praktek kerja langsung pada saat berlangsungnya kegiatan di Fakultas Kehutanan Universitas Papua. Peserta berasal dari SMU Oikumene, SMU Anu Beta Tuba, dan SMK 3 Jurusan Konservasi di Kabupaten Manokwari. Hasil dari pelatihan berupa pot media tanam dengan berbagai ukuran (kecil, sedang dan besar) dan penanam langsung spesies anggrek yang sudah dikoleksi oleh staf dosen di Fakultas Kehutanan Unipa. Kata kunci: Anggrek; Media serabut kelapa; Pelajar SLTA; Pemberdayaan masyarakat; Program pelatihan