Claim Missing Document
Check
Articles

Found 28 Documents
Search

RELASI AKTIVITAS FISIK, KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KARAKTER PESERTA DIDIK: ANALISIS MODEL PERSAMAAN STRUKTURAL Scetsa Ayu Ningrum; Ali Maksum; Anung Priambodo
Jurnal Education and Development Vol 10 No 3 (2022): Vol.10. No.3 2022
Publisher : Institut Pendidikan Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (603.672 KB)

Abstract

Pendidikan olahraga di sekolah, selain untuk mencapai tujuan yang bersifat fisikal seperti kebugaran dan keterampilan gerak, juga untuk tujuan yang bersifat nonfisik seperti membentuk kemampuan berpikir kritis dan berkarakter. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi aktivitas fisik terhadap kemampuan berpikir kritis dan karakter integritas peserta didik. Subyek penelitian ini adalah 285 siswa di SMP Negeri 47 Surabaya yang terdiri dari 106 siswa laki-laki dan 179 siswa perempuan. Data dalam penelitian ini dikumpulkan menggunakan tes dan kuesioner yang disebarkan melalui google form. Untuk mengukur aktivitas fisik peserta didik usia remaja menggunakan PAQ-A (Physical Activity Questionnaire for Adolescent) dan untuk mengukur kemampuan berpikir kritis dan karakter integritas menggunakan tes obyektif. Data dianalisis dengan SEM (Structural Equation Modeling) dengan menggunakan software SmartPLS 3.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas fisik berpengaruh negatif terhadap kemampuan berpikir kritis dengan t-statistik 2,410 lebih besar dari nilai t-tabel 1,282 dengan signifikansi 5%. Selain itu variabel aktivitas fisik juga diketahui tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel karakter integritas dengan t-statisik 1,065 lebih kecil dari nilai t-tabel 1,282 dengan signifikansi 5%. Selanjutnya variabel kemampuan berpikir kritis memiliki pengaruh signifikan terhadap karakter integritas dengan t-statistik 6,560 lebih besar dibandingkan nilai t-tabel 1,282 dengan signifikansi 5%.
Implementation Of Physical Literacy Model In Physical Education, Sport And Health (PJOK) Learning In Elementary School Fifukha Dwi Khory; Ali Maksum; Rini Ismalasari; Testa Adi Nugraha; Mohammad Fathur Rohman
JUARA : Jurnal Olahraga Vol 8 No 1 (2023): JUARA: Jurnal Olahraga
Publisher : STKIP Muhammadiyah Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33222/juara.v8i1.2478

Abstract

The specific objective to be achieved in this study is to apply the physical literacy model in learning physical education, sports, and health in elementary schools (PJOK SD). With the implementation of the physical literacy model in PJOK SD learning, it is hoped that there will be an increase in the quality of physical activity with moderate to high intensity (MVPA/Moderate to Vigorous Physical Activity) with the added value of specific goals from physical literacy. The research method to achieve the research objectives was an experimental pretest-posttest control group design. The research subjects to develop instruments for implementing the physical literacy model for SD PJOK learning were physical education experts, student development experts, sports coaching experts, and Physical Education teachers. While the research subjects to test the instrument's reliability were fifth-grade elementary school students in the Surabaya area. Research data collection used tools developed based on literature studies on physical literacy models, FGD (Focus Group Discussion), and trials. Data analysis based on the nature and descriptive statistical research design, paired sample t-test, and independent sample test t-test. The results of this study showed that there was a significant difference between the pretest and posttest results in the control group. There was a substantial difference between the pretest and posttest results in the experimental group. There was no significant difference between the pretest results of the control group and the experimental group. However, looking at the mean between the control and experimental groups, there tends to be an increase in the experimental group. These results can help parents, trainers, and educators, especially PJOK SD teachers, conduct coaching and movement education for elementary school students. In addition, it is expected to be able to develop the competence of elementary school students as a whole.
PRIORITAS PERBAIKAN PRODUK MENGGUNAKAN METODE CSI (CUSTOMER SATISFACTION INDEX) DAN IPA (IMPORTANCE PERFOMANCE ANALYSIS) DI KAFE XYZ COFFEE KOTA SERANG Ali Maksum
Journal of Agricultural and Biosystem Engineering Research Vol 3 No 2 (2022): Journal of Agricultural and Biosystem Engineering Research: Regular Issue
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.jaber.2022.3.2.7236

Abstract

The increasing number of coffee shops in Serang City has an impact on the level of competition in the business, resulting in fluctuations in sales of each product. Efforts that can be made to win the competition are that it is necessary to analyze the level of satisfaction and interests of consumers using the marketing mix to determine the strengths and weaknesses of services and products. The methods used to measure satisfaction levels and improve attributes in this study are Importance Performance Analysis (IPA) and Customer Satisfaction Index (CSI). This study aims to: 1) Identify Kiara Coffee consumer profiles; 2) Know the priority of attribute improvement with Customer Satisfaction Index and Importance Performance Analysis. Determination of respondents in this study using random sampling technique, with a total of 125 respondents. Data analysis used was descriptive analysis to determine consumer profiles, validity and reliability tests for questionnaire trials, Importance Performance Analysis (IPA), suitability level tests, and Customer Satisfaction Index (CSI). The results of consumer identification show that Kiara Coffee consumers are dominated by consumers who are domiciled in Serang City (78.4%), women (53.6%), aged around 21-25 years (64%), unmarried (90.4%) %), graduated from high school (20.8%), worked as a student (73.6%), had an income < IDR 1,000,000 (47.2%), and last visited Kiara Coffee < 1 week ago (47 ,2%). Based on the Importance Performance Analysis (IPA), the attribute that has the highest level of satisfaction is the cleanliness of the place (5.75). While the attribute that has the highest level of importance is product cleanliness (6.39). The value of the customer satisfaction index obtained is 76.25%. This value indicates that the customer satisfaction index is included in the "satisfied" criteria
PENGARUH KEMAMPUAN MANAJERIAL GURU, DISIPLIN KERJA GURU, DAN KOMPETENSI GURU TERHADAP KINERJA GURU MA AL-MIFTAH KECAMATAN PASEAN KABUPATEN PAMEKASAN jurnalmap map; Ali Maksum; Nugroho Mawardi Wibowo; Muninghar ÔÇì
MAP (Jurnal Manajemen dan Administrasi Publik) Vol 2 No 03 (2019): MAP (Jurnal Manajemen dan Administrasi Publik)
Publisher : Program Pascasarjana Universitas Wijaya Putra Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (193.905 KB) | DOI: 10.37504/map.v2i03.201

Abstract

ABSTRACT This research was conducted at the ma al-miftah kecamatan pasean kabupaten pamekasan with a total sample of 48 people. The results showed that managerial capabilities simultaneously, teacher, the discipline of work and competence of teachers teachers had a very significant influence on performance Teacher, evidenced by the value of F is calculated with a degree of 3,135 the significance of 0.003 (less than 0.05). Partially, the managerial capabilities of the teacher, discipline and competence of teachers teacher's work has a significant influence on performance teacher on ma al-miftah kecamatan pasean kabupaten pamekasan. Keywords: Managerial abilities of teachers (X1), Discipline of work teachers (X2), Competence of teachers (X3) and Performance of the teacher (Y)
Persepsi guru terhadap kurikulum merdeka belajar: Analisis dari segi pengetahuan dan keyakinan Nanik Indahwati; Ali Maksum; Sri Wicahyani; Kolektus Oky Ristanto; Bayu Budi Prakoso
Multilateral : Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga Vol 22, No 2 (2023): June
Publisher : Lambung Mangkurat University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/multilateral.v22i2.15802

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap persepsi guru PJOK tentang kurikulum merdeka belajar dan implikasinya pada capaian pembelajaran. Penelitian deskriptif ini dilakukan di wilayah Surabaya dengan melibatkan guru PJOK SD, SMP, SMA sebanyak 135 orang. Data dikumpulkan menggunakan angket dalam bentuk google form dan dianalisis dengan statistik deskriptif dan inferensial (Anova). Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi guru sangat tinggi pada pengetahuan tentang adanya perubahan kurikulum, mean 3.42. Diikuti pengetahuan tentang apa itu kurikulum, mean 2,82. Pengetahuan tentang tujuan kurikulum, mean 2,87. Pengetahuan tentang isi kurikulum, mean 2,76. Selanjutnya adalah pengetahuan tentang proses kurikulum, mean 2,78. Pengetahuan tentang penilaian, mean 2,56. Guru telah memiliki pemahaman yang memadai dan memiliki keyakinan bahwa KMB dapat mengantarkan peserta didik mencapai tujuan pembelajaran. Sayangnya, terjadi perbedaan pengetahuan guru berdasarkan tingkat satuan pendidikan dan status sertifikasi. Guru SMP memiliki pengetahuan lebih tinggi dibandingkan SD (p < 0,05), dan SD lebih tinggi dibandingkan SMA (p < 0,05). Guru yang telah tersertifikasi memiliki pengetahuan lebih tinggi dibandingkan dengan yang belum tersertifikasi. Selain itu, KMB berimplikasi pada capaian pembelajaran yang meliputi aspek: meningkatkan mutu pendidikan, meningkatkan kebugaran jasmani, keterampilan gerak, membentuk karakter, perilaku gotong royong, kemandirian, meningkatkan kreativitas dan berpikir kritis serta membentuk sikap kebinekaan siswa. Keyakinan guru SD, SMP, dan SMA sama (p > 0,05).
National Mental Model and Competitiveness: Transformation Towards Achieving and Progressive Behavior Ali Maksum
ANIMA Indonesian Psychological Journal Vol. 29 No. 2 (2014): ANIMA Indonesian Psychological Journal (Vol. 29, No. 2, 2014)
Publisher : Faculty of Psychology, Universitas Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Mental Model is believed to be a crucial issue for turning this nation to be a developed nation. There are seven mental qualities that delay development, which are quality- despising mentality, shortcut mentality, vertical-feudalistic dependency, easy to complain and to find excuses mentality, power-oriented, extrinsic-oriented, myth and fate believer. It will require reconstruction and transformation to have an achieving and progressive mental model. There are seven mental qualities required to improve this nation, which are adaptive to changes, appreciative of time and resources, independent and responsible, achieving- oriented, trusting science, having self-control and committed to morality. In order to bring about this constructive mental model, quality education and constructive habits are needed to optimize critical thinking. Hence it will strengthen the process of constructive habits and reinforce culture of accountability, starting from family upbringing, school education and interaction in the society. Model mental diyakini merupakan persoalan krusial bangsa ini untuk menjadi negara maju. Ada tujuh kualitas mental yang menghambat kemajuan, yakni mental yang meremehkan mutu, suka jalan pintas, ketergantungan vertikal-feodalistik, gampang mengeluh dan mencari alasan, orientasi kekuasan, orientasi ekstrinsik, dan percaya mitos dan nasib. Dibutuhkan rekonstruksi dan transformasi menuju model mental yang lebih prestatif dan progresif. Ada tujuh kualitas mental yang dibutuhkan bangsa ini untuk menjadi lebih baik, yakni adaptif terhadap perubahan, menghargai waktu dan sumberdaya, kemandirian dan tanggung jawab, berorientasi capaian, percaya pada ilmu pengetahuan, pengendalian diri, dan komitmen moral. Untuk mewujudkan model mental yang konstruktif tersebut dibutuhkan pendidikan yang bermutu dan akuntabel, dengan mengoptimalkan fungsi berpikir kritis, memperkuat proses pembiasaan konstruktif, dan memperkokoh kultur akuntabilitas, mulai dari pengasuhan di keluarga, pembelajaran di sekolah, dan interaksi di masyarakat.
Teacher performance and student fitness: is there a significant relationship? Bella Shasi Saraswara; Ali Maksum; Advendi Kristiyandaru; Muhammad Labib Siena Ar Rasyid
Journal Of Sport Education (JOPE) Vol 6, No 2 (2024)
Publisher : Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31258/jope.6.2.126-138

Abstract

(English)This research aims to reveal the level of PF of students in ten JHS based on the results of PE teachers' performance based on four competencies. Fitness of JHS students in the city of Pekanbaru and the influence of PE teacher performance on fitness student physical. An Ex Post Facto approach was used in this survey research. The instrument to see the performance of PE teachers is to use a questionnaire. Meanwhile, to measure students' PF, the test used is the bleep test. The principal, deputy principal for public relations, deputy principal for curriculum, and one student in class VIII (eight) whose physical fitness data was taken randomly from each school were used as samples in this study. The results of this research include: (1) the performance of JHS PE teachers in Pekanbaru City has met expectations because the four competencies are in the very good category, where personality competency has the highest percentage, (2) Lack of PA inside and outside school will causes low PF of students (Vo2Max), (3) From the results of the regression test which shows a figure of 14.3%, it shows that the high quality of PE teachers' performance does not have a direct impact on students' PF. The conclusion of this research is that the competence of PE teachers does not have a significant impact on students' PF levels because there are other factors that influence it, such as the level of active participation of students inside and outside school. These findings recommend, among other things: (1) the need for consistency in the quality of PE teachers and the professionalism of teachers in schools, (2) the need to maintain the quality of students' PF to improve the quality of life, (3) the need to determine or select PE materials that are adapted to the characteristics of children so that students can be more active in the learning process so that the goals of PE are achieved. (Indonesian)Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap tingkat kebugaran jasmani siswa di sepuluh sekolah menengah pertama didasarkan pada hasil kinerja guru pendidikan jasmani berdasarkan empat kompetensi. kebugaran siswa sekolah menengah pertama di kota Pekanbaru dan pengaruh kinerja guru pendidikan jasmani terhadap kebugaran. fisik siswa.  Pendekatan Ex Post Facto digunakan dalam penelitian survei ini. Instrumen untuk melihat kinerja guru pendidikan jasmani adalah dengan menggunakan angket. Sedangkan untuk mengukur kebugaran jasmani siswa, tes yang digunakan adalah bleep test.  Kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang humas, wakil kepala sekolah bidang kurikulum, satu siswa kelas VIII (delapan) yang data kebugaran jasmaninya diambil secara acak disetiap sekolah dijadikan sampel dalam penelitian ini. Hasil penelitian ini antara lain: (1) kinerja guru pendidikan jasmani JHS di Kota Pekanbaru sudah memenuhi harapan karena keempat kompetensi berada pada kategori sangat baik, dimana kompetensi kepribadian mempunyai persentase paling tinggi, (2) Kurangnya aktivitas fisik di dalam dan di luar sekolah akan menyebabkan rendahnya kebugaran jasmani siswa (Vo2Max), (3) Dari hasil uji regresi yang menunjukkan angka 14,3% menunjukkan tingginya kualitas kinerja guru penjas tidak berdampak langsung terhadap kebugaran jasmani siswa. Kesimpulan dari penelitian ini adalah kompetensi guru PE tidak berdampak secara signifikan terhadap tingkat kebugaran jasmani siswa karena ada faktor lain yang mempengaruhinya seperti tingkat partisipasi aktif siswa di dalam maupun luar sekolah. Temuan tersebut merekomendasikan antara lain: (1) diperlukan konsistensi kualitas guru pendidikan jasmani dan profesionalitas guru di sekolah, (2) perlunya menjaga kualitas kebugaran jasmani siswa untuk meningkatkan kualitas hidup, (3) perlunya menetapkan atau memilih materi pendidikan jasmani yang disesuaikan dengan karakteristik anak sehingga siswa dapat lebih aktif dalam proses pembelajaran sehingga tujuan pendidikan jasmani tercapai.Copyright © The Author (s) 2024Journal of Sport Education (JOPE) is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Minat Siswa terhadap Ekstrakurikuler Sepak Takraw Rike Alifianda Firlilah; Ali Maksum
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 8 No. 2 (2024)
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Minat siswa terhadap ekstrakurikuler di sekolah merupakan faktor penting dalam pengembangan potensi dan bakat siswa. Adapun faktor tertentu yang mempengaruhi minat siswa, antara lain yaitu faktor dari dalam diri atau intrinsik, dan juga faktor dari luar diri atau dorongan dari luar yaitu faktor ekstrinsik. Pada penelitian yang berjudul minat siswa terhadap ekstrakurikuler sepak takraw ini, peneliti mempunyai 2 rumusan masalah yang pertama yaitu untuk mengetahui apa yang menjadi penyebab ekstrakurikuler sepak takraw sepi peminat, dan juga untuk mengetahui apakah ada perbedaan minat siswa putra dan putri dalam mengikuti ekstrakurikuler sepak takraw. Penelitian ini termasuk dalam penelitian survei, dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif, untuk teknik pengumpulan data peneliti menggunakan angket yang berisikan pertanyaan intrinsik dan ekstrinsik yang di bagikan secara tertulis kepada siswa kelas 7B dan 7F dengan jumlah sampel sebanyak 73 siswa. Setelah dilakukan penelitian dan mendapatkan data dari hasil angket yang di isi oleh siswa, data tersebut diolah lalu mendapatkan hasil rata rata minat siswa terhadap ekstrakurikuler sepak takraw yaitu 3,02 atau sebesar 1,36% siswa yang berminat kepada ekstrakurikuler sepak takraw ini, perolehan tersebut menandakan bahwa minat siswa tergolong masih rendah karena hanya memperoleh 1,36% dari skor maksimal. Melihat hal tesebut bisa terjadi dikarenakan kurangnya optimalisasi pada faktor ekstrinsik minat siswa terutama bagian keluarga dan lingkungan, yang pada saat di uji linearitas regresi berganda memperoleh nilai signifikan 0.00 < 0.05 yang berarti tidak ada hubungan yang signifikan pada minat siswa. Lalu untuk melihat perbedaan minat siswa laki-laki dan perempuan pada uji independent minat siswa memperoleh nilai sig sebesar 0.391>0.05 yang berarti tidak ada perbedaan yang signifikan antara minat siswa laki-laki dan perempuan terhadap minat sepak takraw.