Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

FAKTA POLIGAMI SEBAGAI BENTUK KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN Hikmah, Siti
Sawwa: Jurnal Studi Gender dan Anak Vol 7, No 2 (2012): April 2012
Publisher : Sawwa: Jurnal Studi Gender dan Anak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (306.124 KB) | DOI: 10.21580/sa.v7i2.646

Abstract

Poligami merupakan suatu jalan yang diambil per­empu­an karena keterpaksaan. Poligami menjadi suatu dilema, di­terima ataupun tidak tetap memiliki konse­kuensi terjadi­­nya kekerasan ter­hadap per­empu­an. Istri pertama maupun kedua, sama sama terjerat dan tertindas dalam sistem kemasyarakatan yang di­kuasai oleh sistem masya­rakat patriarkhi. Berangkat dari ana­lisa tersebut, maka segala argumen yang menyatakan bahwa poligami telah menyelamatkan per­empuan tidak benar sama sekali.Praktek perkawinan poligami lebih berdampak ke­madharatan daripada kemaslahatan. Dalam per­kawin­an poligami banyak terjadi pengabaian hak-hak kemanusia­an yang semestinya didapatkan oleh seorang istri dan anak dalam keluarga. Hal ini yang kemudian sering muncul adalah adanya permusuhan di antara keluarga para istri dalam perkawinan poli­gami. Realitasnya banyak kasus poligami yang me­micu bentuk-bentuk kekerasan dalam rumah tang­ga (KDRT) lainnya, meliputi kekeras­an fisik, psikis, seksual dan ekonomi dan sebagai­nya yang dialami oleh perempuan dan anak-anak men­jadi bukti bahwa semestinya ada peninjauan dan pertimbangan kembali tentang adanya praktek per­kawinan poli­gami.
OPTIMALISASI PERKEMBANGAN ANAK DALAM DAY CARE Hikmah, Siti
Sawwa: Jurnal Studi Gender dan Anak Vol 9, No 2 (2014): April 2014
Publisher : Sawwa: Jurnal Studi Gender dan Anak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (246.302 KB) | DOI: 10.21580/sa.v9i2.640

Abstract

Pengasuhan anak menjadi salah satu persoalan yang banyak dialami terutama oleh para ibu yang bekerja di sektor publik. Kesulitan untuk mencari pengasuh (baby sitter) yang sesuai harapan menjadikan day care menjadi pilihan alternatif. Persoalannya tidak semua day care memenuhi harapan para orang tua. Memilih day care yang baik dan memenuhi standar menjadi sebuah keharusan bagi orang tua. Jika tidak, maka perkembangan psikologis anak menjadi taruhannya. Day care menjadi sebuah pilihan yang tepat apabila mampu memainkan perannya sebagai ‘pengganti orang tua’ dalam proses perkembang­an anak dalam berbagai dimensinya baik per­kembang­an bahasa, fisik, sosial, emosi dan psikologisnya.
MENGOBATI LUKA ANAK KORBAN PERCERAIAN MELALUI PEMAAFAN Hikmah, Siti
Sawwa: Jurnal Studi Gender Vol 10, No 2 (2015): April 2015
Publisher : Pusat Studi gender dan Anak (PSGA) Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (276.367 KB) | DOI: 10.21580/sa.v10i2.1433

Abstract

Stress bias terjadi dimanapun, kapanpun, dan bagaimanapun. Salah satu stress dirasakan oleh anak-anak. Sebagian besar anak yang tumbuh dalam keluarga yang bercerai akan mengalami stress berat beresiko mengembangkan masalah masalah perilaku misalnya juvenil delequency, mall adjusment dll. Pemaafan sangat dibutuhkan bagi anak untuk mengelola dan menanggulangi disstres yang dirasakan. Alur yang ditawarkan oleh pemaafan mengarahkan anak untuk menekankan jalan damai dan cinta kasih untuk mengatasi rasa sakit yang dialami. Anak tidak lagi menimpakan beban kesalahan pada orang lain, dan dapat melihat bahwa hal yang lebih penting adalah berusaha mencapai perasaan dan kondisi damai itu sendiri. Perlu upaya mengurangi perasaan dengan menggunakan faktor analisis, mendapatkan tiga aspek kesiapan memaafkan, yaitu pemaafan versus balas dendam, situasi pribadi dan sosial, dan halangan terhadap pemaafan.  
MENGANTISIPASI KEJAHATAN SEKSUAL TERHADAP ANAK MELALUI PEMBELAJARAN “AKU ANAK BERANI MELINDUNGI DIRI SENDIRI”: Studi di Yayasan al-Hikmah Grobogan Hikmah, Siti
Sawwa: Jurnal Studi Gender Vol 12, No 2 (2017): April 2017
Publisher : Pusat Studi gender dan Anak (PSGA) Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (328.89 KB) | DOI: 10.21580/sa.v12i2.1708

Abstract

Recently, the sexual crime for children tends to increase significantly and it causes a traumatic impact on the victims. So it needs strong effort to anticipate the sexual crimes for children as early as possible. This paper describes the efforts to anticipate sexual abuse for children through learning method namely “I dare to take care of myself” at al-Hikmah Foundation, Grobogan. The method used was qualitative descriptive and field research by conducting Focus Group Discussion (FGD). The researcher used interviews and documentation technique for data collection. The teachers and students of al-Hikmah foundation Grobogan became the sources of primary data. While the secondary data sources were taken from a literature review that is relevant to this study. The result showed that one of the efforts to anticipate sexual abuse for children was by optimizing the teachers’ role and parents through Focus Group Discussion activities. Indeed, it was found ten themes to motivate children defending themselves, namely: Why different?, Where the baby came out?, Where to pee?, What kind of touch is it?, Do I tell you or not?, I’m afraid of ghost, Who is he?, Circumcision, Why is it not allowed?, Who could protect me? These activities would produce an understanding of the importance of taking care of themselves to avoid sexual crimes for children and parents._________________________________________________________Kejahatan seksual anak dari tahun ke tahun semakin meningkat, dan menyebabkan dampak traumatis terhadap korban. Maka diperlukan upaya untuk mengantisipasi kejahatan seksual pada anak sedini. Tulisan ini menjelaskan mengenai upaua meng­antisi­pasi kejahatan seksual anak melalui pembelajaran aku anak berani melindungi diri sendiri di Yayasan al-Hikmah Grobogan. metode yang digunakan ada­lah kualitatif deskriptif, jenis field research, dengan Focus Group Discussion (FGD). Teknik pe­ngumpul­­an data menggunakan wa­wan­cara dan dokumentasi. Sumber data primer adalah guru kelas dan siswa MI Yayasan al-Hikmah Grobogan. Sumber data sekunder adalah kajian pustaka dan literature review yang relevan dengan kajian ini. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi kejahatan seksual anak dilakukan dengan optimali­sasi peran guru kelas dan orang tua siswa melalui kegiatan FGD. Mengantisipasi kejahatan seksual pada anak dilakukan melalui pembelajaran aku anak berani melindungi diri sendiri melalui se­puluh tema yaitu: kenapa berbeda, dari mana keluar­­nya adik bayi, pipis dimana, sentuhan apa nih, cerita nggak ya, ih takut ada hantu, siapa itu, khitan, mengapa tidak boleh, siapa yang bisa melindungiku. Kegiatan ini menghasilkan pemahaman kepada anak dan orang tua pentingnya menjaga diri sendiri agar terhindar dari kejahatan seksual.
KONTRIBUSI KONSELING ISLAM DALAM MEWUJUDKAN PALLIATIVE CARE BAGI PASIEN HIV/AIDS DI RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG Hidayanti, Ema; Hikmah, Siti; Wihartati, Wening; Handayani, Maya Rini
RELIGIA Vol 19 No 1: April 2016
Publisher : IAIN Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (92.932 KB) | DOI: 10.28918/religia.v19i1.662

Abstract

Pasien HIV/AIDS mengalami problem yang kompleks baik fisik, psikologis, sosial, maupun spiritual. Karenanya mereka membutuhkan perawatan paliatif yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien HIV/AIDS dan keluarganya. Realitasnya, dimensi spiritual dalam perawatan paliatif, sering kali terabaikan karena tidak tersedianya rohaniawan. Tetapi dimensi spiritual mendapatkan perhatian besar pada rumah sakit “agama” seperti Rumah Sakit Islam Sultan Agung.Hal ini terlihat dari keterlibatan rohaniawan sebagai konselor Voluntary Counseling Test (VCT) HIV/AIDS. Adanya konselor dari rohaniawan inilah yang memberikan terapi psikoreligi dalam pelayanan konseling di Klinik Voluntary Counseling Test HIV/AIDS. Konseling Islam terbukti memberikan solusi bagi problem yang dialami pasien HIV/AIDS. Solusi tersebut tidak sebatas pada problem spiritual, tetapi juga problem psikologis dan sosial. Pasien HIV/AIDS yang terbebas dari problem psikososio-spiritual, selanjutnya akan memiliki fisik yang lebih sehat. Pasien yang memiliki kondisi fisik, psikologis, sosial, dan spiritual yang lebih baik berarti telah mengalami peningkatan kualitas hidup. Penjelasan tersebut menunjukkan bahwa konseling Islam memberikan kontribusi dalam mewujudkan palliative care bagi pasien HIV/AIDS
MENGENALKAN DAKWAH PADA ANAK USIA DINI Hikmah, Siti
Jurnal Ilmu Dakwah Vol 34, No 1 (2014)
Publisher : Da'wa and Communication Faculty State Islamic University Walisongo, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/jid.v34.1.64

Abstract

One of the important parts relating to education for children is teaching da’wah since their early age, so that it becomes a habit for their life till they reach adulthood. Da'wah  is regarded as a good process of education and  it really should refer to the Islamic values which is implemented to children since early age. If this education process can run well, it would generate younger generations who have strong commitment. Introducing da’wah in early childhood requires extra patience to understand the child's condition; like the pra-formal operational stage of cognitive growth process, so that it requires easily understandable methods for children in its implementation.  There are some methods to introduce da’wah for children; namely singing, role model, role playing, field trips, poetry, and speeches.***Salah satu bagian penting yang harus mendapatkan perhatian terkait dengan pendidikan yang diberikan sejak usia dini adalah mengajarkan dakwah pada anak sejak dini, sehingga  dakwah sudah menjadi kebiasaan dan menjadi bagian hidup anak ketika dewasa. Dakwah dipandang sebagai proses pendidikan yang baik dan benar-benar harus mengacu pada nilai-nilai Islam yang diterapkan sedini mungkin kepada anak-anak. Apabila proses tersebut dapat berjalan dengan baik, maka akan  muncul generasi muda yang memiliki komitmen yang kuat. Untuk mengenalkan dakwah pada anak usia dini membutuhkan kesabaran yang ekstra dengan memahami kondisi anak misalnya proses pertumbuhan kognitifnya yang masih dalam tahap pra operasional formal, sehingga membutuhkan metode dalam aplikasinya yang mudah difahami anak. Metode dalam mengenalkan dakwah pada anak melalui bernyanyi, tauladan, bermain peran, karya wisata, bersyair, dan berpidato.
SKETSA KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA Anas, Siti Hikmah
Yinyang: Jurnal Studi Islam Gender dan Anak Vol 5 No 1 (2010)
Publisher : Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) IAIN Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2499.718 KB)

Abstract

When looking at the phenomenon in newspapers, magazines, and television, a lot of adolescent reproductive healthdisorder. This phenomenon is not without cause. Environmental factors, economic factors, and the most cause is the factor that they havelack of knowledge on reproductive health. Until now, knowledge about reproduction considered taboo. In fact, that statement has become amyth among the public. This paper tried to reveal the causes of adolescent reproductive health disorder, which on the other side trying toprovide solutions. This solution is very important to enlighten the knowledge and insight readers, especially young people about reproductivehealth disorders.
EKSPLOITASI PEREMPUAN DI MEDIA MASSA Anas, Siti Hikmah
Yinyang: Jurnal Studi Islam Gender dan Anak Vol 8 No 2 (2013)
Publisher : Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) IAIN Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (446.051 KB)

Abstract

Abstrak: Perkembangan media massa di era globalisasi ini berdampak pada peran gender dalam fakta sosialnya. Dunia periklanan sedang berkembang pesat dan membuat masyarakat seakan terhipnosis akan maraknya iklan yang bermunculan tanpa henti. Banyak iklan yang dibuat dengan mengadopsi berbagai macam ide. Sayangnya, iklan tersebut diproduksi dengan tidak memperhatikan norma-norma kesusilaan, moral dan etika. Ada semacam kekhawatiran tersendiri mengenai perubahan iklan di masyarakat. Seperti misalnya munculnya budaya konsumerisme secara besar-besaran dalam kehidupan masyarakat, adanya stereotipe yang buruk terhadap kaum perempuan dan eksploitasi secara tidak lansung atas tubuh kaum perempuan. Untuk menghentikan eksploitasi perempuan dimedia dibutuhkan upaya penyadaran dan kesadaran dari berbagai pihak, baik masyarakat sebagai pengguna media, wartawan, redaksi dan pemilik media sebagai pemroduksi berita di media serta perempuan sebagai model dari media, sehingga berita yang dimunculkan bisa berimbang, dengan tidak mengeksploitasi tubuh perempuan tapi menampilkan sisi kekuatan perempuan sebagai obyek yang layak menjadi inspirasi bagi masyarakat. The development of the mass media in the globalization era has an impact on the role of gender in social facts. The world of advertising is growing rapidly and making the community hypnotized as advertisements are popping up endlessly. Many advertisements are created by adopting a wide range of ideas. Unfortunately, these advertisements are created with little regard for the norms of decency, morality and ethics. There is a kind of concerns about the changes in the advertising community. Such as the rise of consumer culture on a large scale in public life, the existence of bad stereotypes against women and exploitation indirectly over women's bodies. To stop the exploitation of women in mass media, it need an effort to raise awareness of the various parties, both public as users of media, journalists, editors and media owners as the news producers media, as well as women as the model of media. So the news appear can be balanced, without exploiting women's bodies but show the power of women as objects worthy of being the inspiration for the community . Kata Kunci: Eksploitasi, Perempuan, Media massa.
MENGKOMUNIKASIKAN PERCERAIAN KEPADAANAK Anas, Siti Hikmah
KOMUNIKA: Jurnal Dakwah dan Komunikasi Vol 5 No 1 (2011)
Publisher : Fakultas Dakwah IAIN Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1285.247 KB) | DOI: 10.24090/komunika.v5i1.771

Abstract

Divorce of parents brings much negative impad on children. However, it can be minimized by creating an optimal environment. Although it is notalways easily achieved by the parents, an optimal environment is very importantforfuture development of their children. Communicating the divorce to the children is not an easy thing for parents. It takes courage to hold back anger, the courage to say what adually happens, the choice of the language appropriate to the psychology of children, and the ability to find the right time. Communicating it properly will reduce the psychological impad on children afterthe divorce of their parents.
FAKTA POLIGAMI SEBAGAI BENTUK KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN Hikmah, Siti
Sawwa: Jurnal Studi Gender Vol 7, No 2 (2012): April 2012
Publisher : Pusat Studi gender dan Anak (PSGA) Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (306.124 KB) | DOI: 10.21580/sa.v7i2.646

Abstract

Poligami merupakan suatu jalan yang diambil per­empu­an karena keterpaksaan. Poligami menjadi suatu dilema, di­terima ataupun tidak tetap memiliki konse­kuensi terjadi­­nya kekerasan ter­hadap per­empu­an. Istri pertama maupun kedua, sama sama terjerat dan tertindas dalam sistem kemasyarakatan yang di­kuasai oleh sistem masya­rakat patriarkhi. Berangkat dari ana­lisa tersebut, maka segala argumen yang menyatakan bahwa poligami telah menyelamatkan per­empuan tidak benar sama sekali.Praktek perkawinan poligami lebih berdampak ke­madharatan daripada kemaslahatan. Dalam per­kawin­an poligami banyak terjadi pengabaian hak-hak kemanusia­an yang semestinya didapatkan oleh seorang istri dan anak dalam keluarga. Hal ini yang kemudian sering muncul adalah adanya permusuhan di antara keluarga para istri dalam perkawinan poli­gami. Realitasnya banyak kasus poligami yang me­micu bentuk-bentuk kekerasan dalam rumah tang­ga (KDRT) lainnya, meliputi kekeras­an fisik, psikis, seksual dan ekonomi dan sebagai­nya yang dialami oleh perempuan dan anak-anak men­jadi bukti bahwa semestinya ada peninjauan dan pertimbangan kembali tentang adanya praktek per­kawinan poli­gami.