Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

Production of Denatured Whey Protein Concentrate at Various pHfrom Wastewater of Cheese Industry Robi Andoyo; Anindya Rahmana Fitri; Ratih Siswanina Putri; Efri Mardawati; Bambang Nurhadi; Nandi Sukri; Rudi Saprudin Darwis
agriTECH Vol 41, No 2 (2021)
Publisher : Faculty of Agricultural Technology, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (223.126 KB) | DOI: 10.22146/agritech.55439

Abstract

Wastewater produced from cheese industry is rich in biological component such as whey protein, fat and lactose. Whey protein is the residual liquid of cheese making process with a high protein efficiency ratio. The wastewater source used in this study was whey liquid from cheese processing industry located at West Java, Indonesia. Conversion of soluble whey protein into whey protein microparticle is required to produce food with nutritional value that can be adjusted to the needs of the specific target with high digestibility and palatability. Whey protein was collected by separation technique through heat treatment at specific condition. This was done by changing the heat treatment condition and pH of the samples. Changing the pH of the samples before heat treatment affect the ionic strength of the whey protein hence, altering the properties of the concentrate. This study aims to produce whey protein concentrate heated at various pH level and to observe physicochemical and functional properties of the concentrates. The method used in this research was a descriptive method conducted on three treatments and two replications namely whey protein concentrate production in a pH condition 6.4; 6.65; and 7.0. The parameters observed were physicochemical and functional properties. Furthermore, the result showed that there were decrease in protein content, along with the increasing pH before heat treatment. Microstructure image (SEM) showed a finer particles with the increasing pH. Meanwhile, solubility of the rehydrated samples tends to increase along with the increasing pH. The measurement of functional properties of the samples showed that denatured whey protein produced at different pH before heat treatment have different water holding capacity and a tendency to form bonds between protein particles thereby increasing the viscosity value. These physicochemical and functional properties were suitable for denatured whey protein to be used as a texture controller in whey protein based-food production.
Penerapan Good Manufacturing Practices Pada Produksi Sistik Ebi Sebagai Upaya Peningkatan Kualitas Produk Olahan Ikan di Pesisir Eretan - Indramayu In-in Hanidah; Agung Tri Mulyono; Robi Andoyo; Efri Mardawati; Samsul Huda
Agricore: Jurnal Agribisnis dan Sosial Ekonomi Pertanian Unpad Vol 3, No 1 (2018): Agricore: Jurnal Agribisnis dan Sosial Ekonomi Pertanian
Publisher : Departemen Sosial Ekonomi Faperta Unpad

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/agricore.v3i1.17585

Abstract

ABSTRAKGMP (Good Manufacturing Practices) merupakan salah satu metode mitigasi resiko dalam proses produksi pangan beresiko tinggi diantaranya produk pangan berbasis ikan yang banyak ditemui di daerah pesisir pantai khususnya di Desa Eretan Kulon Kabupaten Indramayu Jawa Barat. Sistik ebi merupakan salah satu produk olahan ikan lokal Eretan yang memiliki kelemahan diantaranya umur simpan yang relatif singkat karena terjadinya perubahan kualitas selama penyimpanan yang diakibatkan metode pengolahan dan pengemasan yang kurang baik. Penelitian ini  mengevaluasi penerapan GMP selama proses produksi sistik ebi dan memperbaiki kemasan dalam rangka meningkatkan kualitas produk dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa sistik ebi yang mengandung protein tinggi ( 59,4%) memerlukan implementasi GMP dalam memitigasi resiko selama pengolahan. Hasil observasi menunjukkan bahwa terdapat ketidaksesuaian terhadap persyaratan GMP dengan jumlah ketidaksesuaian mayor (MA) 5 elemen dan minor (MI) 21 elemen dari total keseluruhan 37 elemen pemeriksaan yang meliputi elemen lokasi, bangunan, dan sanitasi pekerja, peralatan produksi, sanitasi peralatan dan ruangan produksi, penyimpanan, pengendalian proses, pelabelan, dokumentasi dokumen dan legalitas produk. Proses pendampingan mampu mereduksi ketidaksesuaian elemen sebesar 96,16%. Penerapan GMP didalam produksi sistik ebi membuka peluang bagi pelaku usaha dalam meningkatkan kualitas produk sekaligus meningkatkan peluang bagi produk tersebut dalam memasuki pasar global.Kata kunci: GMP, sistik ebi, sanitasiABSTRACTGMP (Good Manufacturing Practices) is one of the risk mitigation in food production such as fish-based food product which is found mainly in coastal area such as in Eretan Kulon Village, Indramayu Regency, West Java. Sistik ebi is one of Eretan local processed fish products that have weaknesses such as shelf life which is relatively short due to quality change during storage caused by poor processing and packaging method. This study evaluates the application of GMP during the Sistik ebi production and applying a proper packaging in order to improve product quality thus improve the welfare of the community. The results of the study showed that sistik ebi contain high protein (59.4%) thus required GMP implementation in mitigating risks during processing. The observation results show that there are some deviations to the GMP requirement with the number of major non-conformities (MA) 5 elements and minor (MI) 21 elements out of the total 37 inspection elements covering site elements, building and sanitation, production equipment, room sanitation production, storage, process control, labeling, documentation and legal aspect of the product. The GMP mentoring process reduces the non-conformity of the elements by 96.16%. The application of GMP in the production of sistik ebi opens opportunities for business actors in improving product quality while increasing the opportunity for the product to enter the global market.Keywords: GMP, sistik ebi, sanitation
PELATIHAN CARA PRODUKSI PANGAN OLAHAN YANG BAIK (CPPOB) PADA PELAKU USAHA KECIL MENENGAH DI DESA CIMEKAR, KABUPATEN BANDUNG Subroto, Edy; Andoyo, Robi; Indiarto, Rossi; Pangawikan, Aldila Din
Jurnal Agro Dedikasi Masyarakat (JADM) Vol 4, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jadm.v4i1.12624

Abstract

Desa Cimekar merupakan salah satu Desa di Kabupaten Bandung yang memiliki berbagai usaha kecil menengah (UKM) yang memproduksi berbagai produk olahan pangan, seperti keripik dan aneka cemilan, aneka sambal, madu, kopi, dan lain-lain. Beberapa UKM tersebut belum mengaplikasikan prinsip cara produksi pangan olahan yang baik (CPPOB). Kegiatan pengabdian pada masyarakat (PPM) ini bertujuan memberikan edukasi atau pelatihan CPPOB kepada kelompok UKM olahan pangan di Desa Cimekar agar dapat meningkatkan daya saing dan kualitas produk. Kegiatan PPM ini merupakan bagian dari program pengabdian yang didukung oleh Universitas Padjadjaran dengan dibantu beberapa mahasiswa yang terlibat. PPM yang dilakukan meliputi survey kondisi UKM olahan pangan di Desa Cimekar, penyampaian materi pelatihan dan diskusi terkait berbagai permasalahan UKM, dan pendampingan serta evaluasi program. PPM ini telah meningkatkan pemahaman pada pelaku UKM terhadap penerapan CPPOB, sanitasi, keamanan pangan, dan aturan penggunaan bahan tambahan pangan (BTP). Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi UKM olahan pangan di Desa Cimekar untuk meningkatkan daya saing dan kualitas produknya sehingga diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan usaha.
PEMANFAATAN TEKNOLOGI VIRTUAL MEETING DALAM UPAYA PENINGKATAN EFEKTIFITAS KEGIATAN PENYULUHAN KESEHATAN: EDUKASI PENCEGAHAN STUNTING DENGAN PANGAN TINGGI PROTEIN DI DESA MARGAJAYA, KECAMATAN TANJUNGSARI, KABUPATEN SUMEDANG JAWA BARAT Andoyo, Robi; Huda, Syamsul; Nurhasanah, Siti; Irza, Damar
Jurnal Agro Dedikasi Masyarakat (JADM) Vol 4, No 2 (2023)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jadm.v4i2.7345

Abstract

Abstrak: Stunting merupakan permasalahan kekurangan gizi kronis pada anak. Sampai saat ini, stunting masih menjadi masalah yang cukup besar yang dihadapi pemerintah Indonesia. Pelaksanaan KKN-PPM adalah untuk untuk berkontribusi dalam upaya menurunkan angka stunting berbasis penyuluhan kesehatan. Penulisan laporan ini adalah untuk meningkatkan kesadaran penggunaan teknologi yang ada dan cukup mudah dipakai dalam program-program stakeholder terkait, seperti penyuluhan kesehatan. Penggunaan aplikasi virtual meeting dalam kegiatan pendampingan dan workshop “Edukasi Pencegahan Stunting dengan Pangan Tinggi Protein Kepada Kader Posyandu” di wilayah sasaran Desa Margajaya Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Sumedang, sebagai salah satu metode penyuluhan kesehatan di masa  pandemi. Pengetahuan di kalangan kader posyandu Desa Margajaya mengenai stunting sudah cukup baik. Hal ini dibuktikan dengan pre-test awal kegiatan rata-rata nilai yang didapatkan adalah 80,88 dari 18 perwakilan kader daring 18 RT. Setelah diberikan edukasi, angka tersebut meningkat menjadi rata-rata 100. Namun, pada prosesnya didapatkan bahwa salah satu hal krusial yakni masih terbatasnya metode yang digunakan dalam kegiatan posyandu di masa pandemi. Selain itu, ketidaktahuan bagaimana mengindikasikan seorang anak dikatakan stunting, menjadikan seringkali peserta tidak menyadarinya. Terdapat peningkatan pengetahuan di kalangan peserta, terutama kader posyandu terkait permasalahan stunting, dari sebelum dan setelah pelaksanaan edukasi kesehatan.
STUDI KELAYAKAN USAHA BUDIDAYA JAMUR TIRAM BAGI WARGA TERDAMPAK PROYEK DI KECAMATAN PATROL KABUPATEN INDRAMAYU Huda, Syamsul; Andoyo, Robi
Jurnal Agro Dedikasi Masyarakat (JADM) Vol 1, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (422.678 KB) | DOI: 10.31764/jadm.v1i2.3089

Abstract

AbstrakPembangunan PLTU II di Indramayu menyebabkan berkurangnya lahan pertanian terutama lahan persawahan karena adanya alih fungsi lahan. Salah satu upaya pembekalan dan pemberdayaan yang diberikan pada warga terdampak proyek yaitu dengan melakukan peningkatan ekonomi di bidang agribisnis salah satu caranya adalah dengan budidaya jamur tiram. Budidaya jamur tiram kelompok “Kepuh Makmur” telah beroperasi selama 3 bulan dan telah melakukan proses budidaya, pemanenan, dan pemasaran.  Proses evaluasi perlu dilakukan untuk melihat budidaya jamur tiram ini sebagai sebuah bisnis yang berkelanjutan bukan dilihat hanya sebagai program hibah. Pengumpulan data dalam kegiatan ini dilakukan dengan beberapa cara yaitu melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis yang digunakan untuk menilai kelayakan usaha budidaya meliputi aspek pasar dan pemasaran; aspek teknis dan produksi; aspek organisasi dan manajemen; aspek keuangan : payback period (PP), net present value (NPV), internal rate of return (IRR), dan profitability index (PI). Aspek pasar, aspek teknis, dan aspek organisasi Kepuh Makmur dinilai sudah cukup layak untuk menjalankan usaha budidaya jamur tiram. Namun aspek keuangan masih belum layak, berdasarkan analisis cash flow dengan jumlah baglog 5000 buah selama 3 bulan terjadi minus dimana pengeluaran lebih besar dibandingkan pendapatan. Agar usaha budidaya jamur tiram layak dijalankan sebagai bisnis yang berkelanjutan, jumlah minimal baglog dalam satu kali musim panen minimal 9000 buah baglog dan produktivitas hasil panen ditingkatkan. Hasil analisis kriteria kelayakan investasinya meliputi PBP di 2 tahun 5 bulan, NPV positif di Rp 4.756.750, IRR 23,5%, dan PI 1,07 kali.
TRANSFORMASI GIZI BALITA STUNTING: PENGARUH BISKUIT TINGGI PROTEIN BERBASIS WHEY PROTEIN TERHADAP KADAR SCFA Adhimah, Ayu Fauziyyah; Afifah, Diana Nur; Mexitalia, Maria; Margawati, Ani; Noer, Etika Ratna; Andoyo, Robi; Hatimah, Ihat; Nuryanto, Nuryanto; Endrinikapoulos, Ariana
Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Vol. 34 No. 3 (2024): MEDIA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN
Publisher : Poltekkes Kemenkes Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34011/jmp2k.v34i3.2083

Abstract

Stunting, characterized by impaired growth and development in children under five, is a major health issue caused by chronic malnutrition and recurrent infections during the first 1000 days of life. Protein intake is crucial for the provision of essential amino acids necessary for optimal growth and immune function. This study aimed to analyze the effect of whey protein-based high-protein biscuits on short-chain fatty acids (SCFA) levels in stunted children. A quasi-experimental design with a pre-post test group was used. Thirty-six stunted children were divided into two groups: the intervention group received whey protein-based high-protein biscuits, while the control group received an equivalent protein source from eggs and tempeh. SCFA levels were measured before and after the intervention. Paired T-tests and Wilcoxon tests were used for statistical analysis. The study found that high-protein biscuits significantly increased SCFA levels (acetate, propionate, and butyrate) in the intervention group (p-value < 0.001). These findings suggest that high-protein biscuits can positively influence gut microbiota and overall health in stunted children. High-protein biscuits can effectively increase SCFA levels in stunted children, contributing to improved gut health. Future studies should explore the long-term effects and potential risks associated with this intervention
Optimasi Proses Produksi Biskuit Tinggi Protein Berbasis Soy Protein Concentrate (SPC) Khairina, Zahidah; Djali, Mohamad; Andoyo, Robi
Jurnal Mutu Pangan : Indonesian Journal of Food Quality Vol. 12 No. 1 (2025): Jurnal Mutu Pangan
Publisher : Department of Food Science and Technology (ITP), Faculty of Agricultural Technology, Bogor Agricultural University (IPB) in collaboration with the Indonesian Food and Beverage Association (GAPMMI), the National Agency of Drug and Food Control, and th

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jmpi.2025.12.1.37

Abstract

Most biscuits contain an unbalanced macronutrient composition, high in carbohydrates and fat but low in protein. Additional protein sources can be incorporated to enhance their protein content. Soy protein concentrate is a highly digestible plant-based protein source. However, adding high amounts of protein can result in a harder biscuit texture, which may reduce consumer acceptance. The increased hardness caused by the natural properties of protein can be modified by altering its structure through preheating treatment. This study aimed to determine the optimal formulation based on the protein concentration and preheating temperature of soy protein concentrate to produce high-protein biscuits with good acceptability. Optimization was performed using response surface methodology (RSM) with a central composite design (CCD), evaluating biscuit hardness, stiffness, porosity, and fractal dimension. According to the RSM design, 13 experimental runs with 5 center points were conducted using Design Expert 13 software. Based on biscuit attributes such as hardness, stiffness, fractal dimension, and porosity, the optimal formulation was achieved with a protein content of 12.614% and a preheating treatment at 72.93 °C.