Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

Relationship of mid-parental height, Calcium intake, and intensity of physical activity with body height growth of high school students in Malang Arif Kusuma Firdaus; Anung Putri Illahika; Annisa Hanifwati; Hanna Cakrawati
Qanun Medika - Jurnal Kedokteran FK UMSurabaya Vol 7 No 1 (2023): Qanun Medika Vol 07 No 01 January 2023
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/jqm.v7i1.13979

Abstract

Abstract  Stunting is one of Indonesia's problems, as portrayed in RISKESDAS 2018. This means the growth of Indonesian children was not optimal. Some factors that might affect body height growth were genetic factors, represented by mid-parental height, nutritional factors, especially calcium, and physical activity, which could activate pathways to stimulate growth. These factors were known to have a huge role in body height growth, especially if these factors were optimized in adolescence, as in high school students. This research aimed to explain the relationship between body height growth and the factors that might affect it: mid-parental height, calcium intake, and the intensity of physical activity. This research was observational analytic, using purposive sampling as the sampling method and collecting data using a cross-sectional questionnaire. Statistical analysis between variables shows that mid-parental height was positively related (p<0.05, r: 0,356), while calcium supplementation was not associated (p<0.05, r: -0.165), and intensity of physical activity was not related (p=0.059, r: 0.089) with the body height growth of the students. In conclusion, among the factors that were analyzed, mid-parental height was the only one that had a relationship with body height growth.
Hubungan Pengetahuan Dan Perilaku Penggunaan Masker Sebagai Usaha Pencegahan Penularan Covid-19 Anung Putri Illahika; Dwi Nurwulan Pravitasari; Feny Tunjungsari
Jurnal Infokes Vol 13 No 2 (2023): Jurnal Ilmiah Rekam Medis dan Informatika Kesehatan
Publisher : Universitas Duta Bangsa Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47701/infokes.v13i2.2287

Abstract

COVID-19 merupakan suatu penyakit menular yang disebabkan oleh salah satu jenis koronavirus. Hadirnya COVID-19 hingga menjadi suatu pandemik membutuhkan penanganan yang serius di setiap tahap, termasuk salah satunya di tahap pencegahan. Sosialisasi program 3M (mencuci tangan, memakai Masker, menjaga jarak) perlu dilakukan dengan berfokus pada kegiatan pencegahan sebagai upaya menjadikan individu memiliki pola pikir, sikap, dan disiplin dalam menerapkan adaptasi baru tersebut. Penelitian ini diharapkan dapat menggambarkan efektivitas penyuluhan penggunaan masker terhadap pencegahan penularan COVID-19 pada penghuni Panti Asuhan. Penelitian pada tahun 2022 dan dilaksanakan pada 29 orang penghuni Panti Asuhan Putri Aisyiah di Kota Malang. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner dan media penyuluhan. Sebelum dilaksanakan penyuluhan diberikan pre test dan post test setelah penyuluhan untuk menilai efektifitas penyuluhan penggunaan masker. Hasil analisis dengan uji Wilcoxonmenunjukkan bahwa ada terdapat perbedaan pengetahuan dan perilaku yang bermakna antara sebelum penyuluhan dengan sesudah dilakukan penyuluhan. Hasil uji korelasi juga menunjukkan bahwa peningkatan pengetahuan remaja tentang penggunaan masker yang baik dan benar turut serta meningkatkan perilaku mereka untuk menggunakan masker secara baik dan benar.
Comparison of Risk Factors Use Personal Protection Equipment and Exposure to Sulphate Content with Irritant Contact Dermatitis in Car Washing Officers in Malang City Pravitasari, Dwi Nurwulan; Nerdenaesti, Aliyyudestrina Windya; Danurwendra, Syahdan Millenia; Illahika, Anung Putri
Jurnal Ilmu Kesehatan dan Kesehatan Vol 7 No 01 (2023): FEBRUARY
Publisher : UNUSA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33086/mhsj.v7i01.3846

Abstract

Background: Irritant contact dermatitis (ICD) is an occupational disease that involves non-immunological inflammatory mechanisms of the skin, resulting from a response to exposure to irritants, physical, or biological. ICD disease often occurs in car wash employees who are exposed to laundry soap containing sulfate. Most of the factors that cause ICD are the length of exposure to chemicals or from the workers themselves such as knowledge, use of personal protective equipment, and personal hygiene. The purpose of this study was to determine the effect of using personal protective equipment (PPE) and exposure to sulfate content of car wash soap on the incidence of ICD in car wash employees in the city of Malang with and without a history of skin disease. Method: The research method uses an analytic observational research type with a cross sectional design. The samples studied were 84 respondents who were car wash employees in the city of Malang, both those who had a history of skin diseases (39 respondents) and those who did not have a history of skin diseases (45 respondents). Data were analyzed using univariate and bivariate tests with SPSS application. Results: The results of the chi square test showed that there were significant differences in risk factors (p < 0.05) on the incidence of ICD. Conclusion: The conclusion of this study is there is an effect of the use of PPE and exposure to sulfate content on the incidence of ICD in car wash employees in the city of Malang with and without a history of skin diseases.
Irritable bowel syndrome following infectious COVID-19: East Java, Indonesia, 2023 Hanum, Aisyah Rizki Nirmala; Illahika, Anung Putri; Santoso, Aktaruddin Arief; Putra, Probo Yudha Pratama
International Journal of Public Health Science (IJPHS) Vol 13, No 2: June 2024
Publisher : Intelektual Pustaka Media Utama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.11591/ijphs.v13i2.23547

Abstract

Irritable bowel syndrome (IBS) is a functional disorder that causes chronic abdominal pain without a known cause. It is a common, chronic gastrointestinal (GI) motility disorder with bothersome symptoms that often lower quality of life and activity. In addition, Patients and healthcare facilities also face significant financial costs. COVID-19 directly damages the digestive system and alters the complex interaction of physical, mental, and social factors that cause digestive problems. SARS-CoV-2 survivors in personal isolation will be examined for IBS prevalence. The dates of this descriptive cross-sectional study are January through April 2023. Rome IV criteria and an online questionnaire were used to confirm the diagnosis of IBS. The principal location where polls have been sent is East Java, Indonesia. The 96 COVID-19 survivors aged 18–60 of both genders was included during self-quarantine. There were 59 females (61.46%) and 37 males (38.54%). The prevalence of IBS was discovered to be 19 (19.79%) among a total of 96 patients. This could be because self-quarantined people have more stable living conditions than hospitalized people. Based on these findings, it is suggested that future research consider gender as the primary proxy for identifying irritable bowel syndrome (IBS).
Profil pengetahuan dan penanganan awal demam anak usia pra sekolah Anung Putri Illahika; Dwi Nurwulan Pravitasari; 'Iffah Najati Ummi' Afro; Dinda Alifia Darmajik
PROMOTIF: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 1 No. 2 (2021): PROMOTIF: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um075v1i22021p125-132

Abstract

Seorang anak membutuhkan kesehatan yang baik untuk melalui fase pertumbuhan dan perkembangan. Maka dari itu, kesehatan anak harus terjaga agar dapat menjalani fase pertumbuhan dan perkembangan dengan baik. Angka kesehatan anak usia pra sekolah masih menduduki posisi yang rendah dengan rata-rata dalam 1 minggu terdapat 2 siswa mengalami keluhan kesehatan. Beberapa keluhan kesehatan termasuk demam. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan tambahan pengetahuan mengenai demam dan penanganannya. Metode yang digunakan yaitu penyuluhan dan workshop secara daring, dengan media power point, video, poster atau leaflet serta modul. Adapun tahapan pelaksanaannya adalah penyuluhan, workshop dan analisis data. Hasil dari kegiatan ini adalah 40% ibu memiliki pengetahuan yang buruk tentang demam, namun setelah kegiatan pelatihan berkurang menjadi 32,5%. Dalam pelaksanaan penanganan awal demam sebesar 55% ibu mampu melakukan dengan baik, peningkatan persentase 85% didapat setelah responden mengikuti kegiatan ini. Kesimpulan yang dapat diambil adalah metode pemahaman ibu mengenai demam dan pelaksanaan penanganan awal demam meningkat dengan adanya penyuluhan disertai workshop.
KNOWLEDGE, BEHAVIOR, EXPOSURE, AND PERCEPTION OF STRESS, ANXIETY, AND DEPRESSION AMONG HEALTH CENTER WORKERS DURING COVID-19 Prihanti, Gita Sekar; Illahika, Anung Putri; Hasna, Alifah; Natiq, Ikmalun; Hadiningtyas, Kartika Lintang; Furkan, Muhammad; Wicaksono, Trio Rizal; Drestania, Zhenna Vinenzha Linda
Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Vol. 34 No. 2 (2024): MEDIA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN
Publisher : Poltekkes Kemenkes Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34011/jmp2k.v34i2.1995

Abstract

Salah satu tantangan besar dalam pelayanan kesehatan yaitu krisis pandemi coronavirus disease (COVID-19). Petugas kesehatan di garis depan yang terlibat langsung dengan COVID-19 berisiko mengalami tekanan psikologis dan gejala kesehatan mental lebih tinggi ditambah dengan beban kerja yang semakin besar. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh pengetahuan, perilaku, paparan penyakit, persepsi risiko penyakit, dan ketakutan terhadap tingkat stres, kecemasan, dan depresi terkait COVID-19 pada petugas. Metode penelitian yang digunakan analitik observasional dengan desain cross sectional. Jumlah sampel 61 responden. Teknik sampling yang digunakan adalah total sampling. Sampel mengisi kuesioner dengan 61 item pertanyaan. Data dianalisis secara univariat untuk mengetahui karakteristik gambaran sampel, uji bivariat menggunakan uji chi-square untuk mengetahui hubungan antar variabel bebas terhadap variabel terikat, uji multivariat untuk mengetahui variabel bebas yang paling berpengaruh terhadap tingkat stres, kecemasan dan depresi. Hasil pada uji multivariat menunjukkan hubungan antara jenis kelamin perempuan dan tingkat stres (p = 0,018; OR = 14.026; CI = 1.564–125.741); terpapar terhadap tingkat stres (p = 0,012; OR = 16.319; CI = 1.848–144.095); dan persepsi risiko yang tinggi terhadap tingkat kecemasan (p = 0,003; OR = 25.288; CI = 2.953–216.543). Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat faktor signifikan yang mempengaruhi  tingkat stres petugas pada masa COVID-19, yaitu jenis kelamin, paparan, persepsi risiko penyakit dan ketakutan mempengaruhi tingkat kecemasan petugas.