Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : Jurnal Farmasi Galenika

PENETAPAN KADAR FENOLAT TOTAL, FLAVONOID TOTAL, SERTA AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DENGAN METODE DPPH DAN CUPRAC PADA EKSTRAK DAUN SENDOK (Plantago major L.) Wempi Budiana; Burhanudin Burhanudin; Asep Roni
JURNAL FARMASI GALENIKA Vol 3 No 2 (2016): Jurnal Farmasi Galenika Volume 3 No. 2, 2016
Publisher : Universitas Bhakti Kencana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Daun sendok (Plantago major L.) merupakan tanaman gulma yang termasuk ke dalam famili plantaginaceae. Hasil penelitian sebelumnya dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol, fraksi air (IC50 = 80,54 μg/mL), fraksi etil asetat (IC50 = 60,37 μg/mL) dan fraksi n-heksana (IC50 = 80,54 μg/mL). Penelitian ini bertujuan untuk menetapkan kadar total fenol dan flavonoid dan aktivitas antioksidan dari ekstrak daun sendok. Sampel diperoleh dari dua lokasi tumbuh yang berbeda. Ekstraksi simplisia daun sendok dilakukan dengan metode refluks menggunakan tiga pelarut dengan polaritas yang berbeda. Pengujian antioksidan menggunakan metode DPPH dan CUPRAC, dan penentuan kadar total fenol dan flavonoid menggunakan spektrofotometri UV-sinar tampak. Ekstrak etil asetat daun sendok Bantul (IC50 16,81± 0,11 μg/mL) paling rendah dalam menghambat radikal DPPH dibandingkan dengan ekstrak etil asetat sendok Garut (IC50 17,79± 0,40 μg/mL) dan ekstrak etanol Bantul (EC50 20,83 ± 0,07 μg/mL) memiliki nilai paling rendah dalam mereduksi CUPRAC dibandingkan dengan ekstrak etanol daun sendok Garut (EC50 25,60 ± 0,11 μg/mL). Ekstrak etil asetat daun sendok memiliki aktivitas antioksidan paling kuat karena memiliki kadar total fenol dan flavonoid paling tinggi. Ekstrak etil asetat dari daun sendok Bantul memiliki kadar fenol total tertinggi (34,803 ± 0,25 mg GAE/g ekstrak) dan flavonoid (1,440 ± 0,01 mg QE/g ekstrak). Kesimpulan lokasi tumbuh tanaman mempengaruhi kandungan senyawa aktif, dimana tempat tumbuh yang rendah memiliki aktivitas yang lebih kuat.
ISOLASI SENYAWA 5, 3’,4’ TRIHIDROKSI FLAVONOL DARI DAUN BUNGUR (Lagerstroemia speciosa PERS.) Asep Roni; Asep Gana Suganda; Rika Hartati
JURNAL FARMASI GALENIKA Vol 5 No 2 (2018): Jurnal Farmasi Galenika Volume 5 No. 2, 2018
Publisher : Universitas Bhakti Kencana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bungur (Lagerstroemia speciosa Pers.) adalah salah satu tumbuhan obat yang tumbuh di Indonesia. Dalam pengobatan tradisional daun bungur digunakan sebagai obat diabetes, biasanya digunakan dalam bentuk rebusan juga digunakan untuk mengobati kencing batu, kencing manis, dan tekanan darah tinggi. Biji tumbuhan ini dapat digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi dan kencing manis, sedangkan bagian kulit kayu digunakan untuk mengobati diare, disentri dan kencing darah. Daun bungur memiliki kandungan kimia, seperti saponin, flavonoid dan tanin, sedangkan pada kulit batang bungur mengandung flavonoid dan tanin. Namun penelitian kandungan kimia tumbuhan yang bermanfaat tersebut masih sedikit dilaporkan. Oleh karena itu, eksplorasi bahan alami yang mempunyai aktivitas biologis menjadi salah satu target para peneliti, berdasarkan beberapa penelitian yang telah dikembangkan, senyawa-senyawa yang mempunyai aktivitas farmakologi diantaranya adalah senyawa flavonoid, sehingga pada penelitian ini dilakukan isolasi, karakterisasi dan identifikasi flavonoid dari daun bungur. Ekstraksi dilakukan dengan alat Refluks menggunakan tiga pelarut dengan kepolaran meningkat (n-heksana, etil asetat, dan etanol). Ekstrak etil asetat daun bungur (Lagerstroemia speciosa Pers.) difraksinasi lanjut menggunakan kromatografi kolom dengan elusi landaian (n-heksana-etil asetat-metanol). Fraksi terpilih kemudian dimurnikan dengan kromatografi lapis tipis preparatif sehingga didapatkan fraksi yang mengandung senyawa X. Setelah dimurnikan, senyawa X dikarakterisasi menggunakan penampak bercak spesifik, spektrofotometri UV. Berdasarkan hasil spektrum UV-sinar tampak panjang gelombang maksimum senyawa X adalah 361 nm dan 272 nm. Setelah penambahan pereaksi geser menimbulkan perubahan panjang gelombang maksimum (batokromik) setelah penambahan NaOH, asam borat/HCl. Ekstrak etil asetat daun bungur diperoleh senyawa X adalah suatu flavonoid, struktur yang diusulkan adalah 5,3’,4’ trihidroksi flavonol.
AKTIVITAS ANTIBAKTERI DARI EKSTRAK ETANOL TONGKOL JAGUNG LOKAL (Zea mays L) , JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata) dan JAGUNG HIBRIDA ( Zea mays indurate ) TERHADAP BAKTERI Staphylococcus epidermidis dan Propionibacterium acnes Aris Suhardiman; Asep Roni; Deanty Eka Utami
JURNAL FARMASI GALENIKA Vol 5 No 3 (2018): Jurnal Farmasi Galenika Volume 5 No. 3, 2018
Publisher : Universitas Bhakti Kencana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Jagung secara tradisional bisa digunakan untuk kosmetik dan obat jerawat Penelitian ini dilakukan untuk menguji aktivitas antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis dan Propionibacterium acnes dari tongkol jagung lokal (Zea mays L), jagung manis (Zea mays saccharata) dan jagung hibrida (Zea mays indurate). Ekstraksi dilakukan menggunakan metode refluks dengan pelarut etanol 96% dan difraksinasi dengan metode ekstraksi cair-cair. Uji Aktivitas antibakteri dari ekstrak dan fraksi menggunakan metode mikrodilusi menggunakan tetrasiklin sebagai pembanding. Hasil pengujian menunjukkan nilai KHM terhadap bakteri Propionibacterium acnes dan Staphylococcus epidermidis dari ketiga ekstrak tongkol yaitu konsentrasi 128 μg/mL, nilai khm untuk bakteri Propionibacterium acnes diperoleh dari ketiga tongkol jagung yaitu pada konsentrasi 256 μg/mL sedangkan nilai kbm untuk bakteri Staphylococcus epidermidis dari ekstrak jagung hibrida, jagung manis yaitu pada konsentrasi 256 μg/mL dan ekstrak Jagung lokal yaitu pada konsentarasi 512 μg/mL, kemudian uji aktivitas antibakteri pada fraksi ekstrak tongkol jagung lokal, jagung manis dan jagung hibrida menunjukkan bahwa fraksi etil asetat paling aktif sebagai antibakteri dengan nilai khm yaitu pada konsentrasi 128 μg/mL terhadap bakteri Propionibacterium acnes. Maka dapat disimpulkan yang memiliki aktivitas antibakteri paling aktif yaitu ekstrak dan fraksi etil asetat terhadap bakteri Propionibacterium acnes dan golongan senyawa yang bersifat antibakterinya yaitu senyawa golongan fenol.
UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN, PENETAPAN KADAR TOTAL FLAVONOID DAN SENYAWA FENOLIK EKSTRAK DAUN DAN BATANG SUBONG-SUBONG (Scaevola taccada L.) Wempi Budiana; Hilda Novianti; Asep Roni
JURNAL FARMASI GALENIKA Vol 6 No 1 (2019): Jurnal Farmasi Galenika Volume 6 No. 1
Publisher : Universitas Bhakti Kencana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tanaman subong-subong (Scaevola taccada L.) merupakan tanaman yang termasuk dalam famili Goodeniaceae, Penelitian ini bertujuan untuk menetapkan kadar total fenol dan flavonoid dan aktivitas antioksidan dari ekstrak daun dan batang tanaman Subong-Subong. Ekstraksi simplisia dilakukan dengan metode refluks menggunakan tiga pelarut dengan polaritas yang berbeda. Pengujian antioksidan menggunakan metode DPPH dan CUPRAC, dan penentuan kadar total fenol dan flavonoid menggunakan spektrofotometri UV-sinar tampak. Ekstrak etanol daun memiliki nilai IC50 DPPH (IC50 109,81 ± 0,707 ?g/mL) dan nilai EC50 CUPRAC (EC50 102,75 ± 0,443 ?g/mL), flavonoid total (2,160 ± 0,041 mg QE/100 mg ekstrak), fenol total (4,695 ± 0,008 mg GAE/100 mg ekstrak). Ekstrak etanol batang memiliki nilai IC50 DPPH (IC50 87,15 ± 0,707 ?g/mL) dan nilai EC50 CUPRAC (EC50 153,72 ± 1,595 ?g/mL), flavonoid total (1,663 ± 0,029 mg QE/100 mg ekstrak), fenol total (5,499 ± 0,014 mg GAE/100 mg ekstrak). Dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol batang memiliki aktivitas antioksidan yang paling kuat.